KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan dengan 3 (tiga) pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Akses terhadap obat, terutama obat esensial, merupakan salah satu hak asasi manusia, sehingga pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauannya. Obat esensial merupakan obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat, yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). DOEN yang disusun untuk seluruh strata pelayanan kesehatan, merupakan perangkat manajerial utama untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Selain menjadi acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan, DOEN 2015 merupakan referensi utama untuk penyusunan Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Konsep Obat Esensial diterapkan pada Formularium Nasional sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan, sehingga tercapai pelayanan kefarmasian yang cost-effective. Selanjutnya DOEN ditinjau dan disempurnakan setiap 2(dua) tahun yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Revisi DOEN dilaksanakan oleh Komite Nasional Penyusunan DOEN yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/141/2015 tanggal 7 April 2015. Diharapkan dengan DOEN tahun 2015, upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, menjamin ketersediaan obat Daftar Obat Esensial Nasional 2015
i
yang aman, bermutu, berkhasiat dan terjangkau dapat terlaksana dengan baik. Akhirnya kepada Tim Komite Nasional Penyusunan DOEN 2015, kontributor serta semua pihak terkait yang telah memberikan kontribusi, saran dan masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan DOEN 2015 ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Besar harapan kami bahwa DOEN 2015 ini dapat diterapkan dan bermanfaat bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ttd, Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD NIP. 19580503 198303 2 001
ii
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
DAFTAR ISI
Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan................................................................................... i Daftar Isi ..................................................................................... iii Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional ....................................................................... 1 Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional ....................................................................... 5 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.02.02/Menkes/141/2015 Tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional .............................. 83 Penyusunan dan Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) ....................................................................................... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN I.
Daftar Obat dalam DOEN yang mengalami perubahan ...... 119
II. Daftar Pemberi Usulan DOEN ............................................ 139 III. Daftar Peserta Rapat Penyusunan DOEN .......................... 141 IV, Pernyataan Kesediaan Menjadi Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota Tim Ahli Komite Nasional Penyusunan DOEN ...... 153 V. Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan .................... 155 VI. Rekapitulasi Usulan Revisi DOEN ....................................... 157 VII. Daftar Singkatan .................................................................. 159 VIII. Indeks Kelas Terapi ............................................................. 161 IX. Indeks Nama Obat ............................................................... 171
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
iii
iv
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Mengingat :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata dan terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar Obat Esensial Nasional; b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional 2013 yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013 harus disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, serta program kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Obat Esensial Nasional; 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2
2.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nornor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044); 9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/ Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/ Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741); MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.
KESATU
:
KEDUA
:
KETIGA
:
Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanaan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. DOEN harus diterapkan secara konsisten dan terus menerus dalam pemberian pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
3
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KEEMPAT
:
Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/ Menkes/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA
:
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2015 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd, NILA FARID MOELOEK
4
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/320/2015 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL A. Rumah Sakit KELAS TERAPI NAMA GENERIK 1.
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK fentanil
cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL
kodein
tab 10 mg tab 20 mg
morfin
tab 10 mg tab SR (lepas lambat)10 mg cairan inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL
petidin
cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
5
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK sufentanil
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inj i.v. 5 mcg/mL
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen
tab 200 mg tab 400 mg susp 100 mg/5 mL
ketoprofen
sup 100 mg
natrium diklofenak
tab sal enterik 25 mg tab sal enterik 50 mg
parasetamol
tab 500 mg sir 120 mg/5 mL drops 60 mg/0,6 mL
1.3 ANTIPIRAI alopurinol
tab 100 mg tab 300 mg
kolkisin
tab 500 mcg
2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL bupivakain
6
cairan inj p.v. 0,5%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
bupivakain heavy
cairan inj 0,5% (HCl) + glukosa 8%
etil klorida
spray 100 mL
lidokain
cairan inj 5% + glukosa 5% cairan inj 2% jeli 2% spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN halotan
ih
isofluran
ih
ketamin
cairan inj i.v. 50 mg/mL cairan inj i.v. 100 mg/mL
nitrogen oksida
ih, gas dalam tabung
oksigen
ih, gas dalam tabung
propofol
cairan inj i.v., bolus 1%
tiopental
serb inj i.v. 0,5 g
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL
7
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
diazepam
cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
midazolam
cairan inj i.v. 1 mg/mL cairan inj i.v. 5 mg/mL
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason
cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
epinefrin (adrenalin)
cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin
tab 4 mg
loratadin
tab 10 mg
setirizin
sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin
cairan inj 0,25 mg/mL
kalsium glukonat
cairan inj 10%
nalokson
cairan inj 0,4 mg/mL
natrium bikarbonat
tab 500 mg cairan inj i.v. 8,4%
natrium tiosulfat
8
cairan inj i.v. 25%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK protamin sulfat
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inj i.m. 10 mg/mL
4.2 UMUM karbon aktif
tab
magnesium sulfat
serb
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam
cairan inj i.v. 5 mg/mL lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
fenitoin
kaps 30 mg kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital
tab 30 mg tab 100 mg
karbamazepin
tab 200 mg sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat
cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
9
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK valproat
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg sir 250 mg/5 mL
6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol
tab 400 mg
mebendazol
tab 100 mg tab 500 mg sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat
tab 250 mg susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria dietilkarbamazin
tab 100 mg
6.1.3 Antisistosoma prazikuantel
10
tab 600 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin
tab 250 mg tab 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL
ampisilin
serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial serb inj i.v. 1000 mg/vial
benzatin benzil penisilin
cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V)
tab 250 mg
prokain benzilpenisilin
serb inj i.m. 3 juta IU/vial
sefadroksil
kaps 250 mg
tab 500 mg
kaps 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL sefazolin
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
serb inj 1 g/vial
11
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK sefiksim
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab sal selaput 100 mg tab sal selaput 200 mg
seftriakson
serb inj 1 g/vial
6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin doksisiklin
kaps 100 mg
tetrasiklin
kaps 250 mg (HCl) kaps 500 mg (HCl)
6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol
kaps 250 mg susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL: a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg
susp 240 mg
kotrimoksazol (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg
tab 480 mg
12
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 960 mg
6.2.2.4 Makrolid eritromisin
kaps 250 mg tab 500 mg sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida gentamisin
cairan inj 10 mg/mL cairan inj 40 mg/mL
6.2.2.6 Kuinolon siprofloksasin
tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus metronidazol
tab 250 mg tab 500 mg susp 125 mg/5 mL lar inf 5 mg/mL
vankomisin
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
serb. inj 500 mg/vial
13
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson
tab 100 mg
klofazimin, micronized
kaps dalam minyak 50 mg kaps dalam minyak 100 mg
rifampisin
kaps 300 mg
6.3.2 Antituberkulosis isoniazid
tab 100 mg tab 300 mg
streptomisin
serb inj 1000 mg/vial
kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg
kapl sal selaput
14
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK kombinasi untuk dewasa:
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kapl sal selaput
Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid
150 mg
kombinasi untuk anak:
kapl sal selaput
Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin
75 mg
b. isoniazid
50 mg
c. pirazinamid 150 mg kombinasi untuk anak:
kapl sal selaput
Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
15
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 450 mg b. isoniazid 300 mg c. pirazinamid 500 mg d. etambutol 250 mg dan 500 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 350 mg b. isoniazid 300 mg c. etambutol 400 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg c. pirazinamid 200 mg
kapl sal selaput
16
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kapl sal selaput
6.4 ANTIFUNGI amfoterisin B
cairan inj i.v. 5 mg/mL
flukonazol
kaps 50 mg kaps 150 mg cairan inf 2 mg/mL
griseofulvin, micronized
tab 125 mg tab 250 mg tab 500 mg
ketokonazol
tab 200 mg
nistatin
tab sal gula 500.000 IU susp 100.000 IU/mL
6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol
tab 250 mg tab 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
17
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin
kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan artemether
cairan inj 80 mg/mL
artesunat
cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL
kombinasi: a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg
tab sal selaput
kuinin
tab 200 mg tab 250 mg cairan inj i.v. 25%
primakuin
tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS 6.6.1 Antiherpes asiklovir
tab 200 mg tab 400 mg
18
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.6.2 Antiretroviral 6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) kombinasi: a. zidovudin 300 mg b. lamivudin 150 mg
tab
lamivudin (3TC)
tab 150 mg
stavudin
tab 30 mg
zidovudin
kaps 100 mg
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) efavirens
tab 200 mg tab 600 mg
nevirapin
kapl 200 mg
kombinasi FDC (anak): a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg
tab dispersible
6.6.2.3 Protease Inhibitor kombinasi: a. lopinavir 200 mg b. ritonavir (LPV/r) 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
tab sal selaput
19
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
7. ANTIMIGREN kombinasi: a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg
tab
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF 8.1 HORMON dan ANTIHORMON anastrozol
tab sal selaput 1 mg
deksametason
tab 0,5 mg tab 1 mg tab 2 mg cairan inj 5 mg/mL
metilprednisolon
tab 4 mg tab 16 mg
tamoksifen
tab 20 mg
8.2. IMUNOSUPRESAN azatioprin
tab 50 mg
hidroksiklorokuin
tab 200 mg cairan inj 50 mg/mL
20
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
metotreksat
tab 2,5 mg
siklosporin
kaps lunak 25 mg kaps lunak 50 mg cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
8.3 SITOTOKSIK asparaginase
serb inj 10.000 IU/vial
bleomisin
serb inj 15 mg/amp
busulfan
tab 2 mg
dakarbazin
serb inj 200 mg/vial
daktinomisin
cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
daunorubisin
serb inj 20 mg/vial
doksorubisin
serb inj i.v. 10 mg/vial serb inj i.v. 50 mg/vial
dosetaksel
cairan inj 40 mg/mL
etoposid
kaps lunak 100 mg cairan inj 20 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
21
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK fluorourasil
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inj 25 mg/mL cairan inj 50 mg/mL
hidroksi urea
kaps 500 mg
ifosfamid
serb inj 500 mg/vial serb inj 1000 mg/vial
klorambusil
tab sal selaput 5 mg
melfalan
tab 2 mg
merkaptopurin
tab 50 mg
metotreksat
tab 2,5 mg cairan inj 2,5 mg/mL cairan inj 10 mg/mL cairan inj 25 mg/mL
paklitaksel
cairan inj 6 mg/mL
siklofosfamid
tab sal gula 50 mg serb inj i.v. 200 mg/vial serb inj i.v. 500 mg/vial serb inj i.v. 1000 mg/vial
22
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK sisplatin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
sitarabin
cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
vinblastin
cairan inj 1 mg/mL
vinkristin
cairan inj 1 mg/mL
8.4 LAIN-LAIN kalsium folinat (leukovorin, Ca)
cairan inj 3 mg/mL cairan inj 5 mg/mL tab 15 mg
mesna
cairan inj 100 mg/mL
9. ANTIPARKINSON antiparkinson, kombinasi: a. benserazid 25 mg b. levodopa 100 mg
tab
triheksifenidil
tab 2 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
23
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat
tab 0,4 mg tab 1 mg
ferro sulfat
tab sal selaput 300 mg sir 150 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12)
tab 50 mcg
10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1)
tab sal gula 10 mg cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL
heparin, Na
cairan inj i.v./s.k. 5000 IU/mL
protamin sulfat
cairan inj 10 mg/mL
warfarin
tab 1 mg tab 2 mg
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI deferoksamin mesilat
24
serb inj 500 mg/vial
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH faktor VIII (konsentrat)
serb inj 250 IU/vial + pelarut 10 mL serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
faktor IX kompleks
serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL serb inj 1000 IU/vial + pelarut 10 mL
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER fraksi protein plasma
lar infus 5%
hydroxyl ethyl starch
lar infus 6%
pengganti plasma golongan gelatin
lar infus
12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI barium sulfat
serb susp 2,2% susp 55% susp 65%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
25
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
gadodiamid
cairan inj 287 mg/10 mL
ioheksol
cairan inj 140 – 350 I mg/mL
iopamidol
cairan inj 200 – 370 I mg/mL
12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Ginjal natrium aminohipurat
cairan inj i.v. 200 mg/mL
12.2.2 Mata fluoresein
tts mata 2,5 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative
serb inj 2 TU /0,1 mL
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida
cairan 3%
klorheksidin
lar 15%
povidon iodin
lar 100 mg/mL
13.2 DISINFEKTAN etanol 70% 26
cairan 70% Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kalsium hipoklorit
serb
paraformaldehid
larutan buffer 10%
14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI eugenol
cairan
formokresol
cairan
gutta percha dan paper points
15 mm - 40 mm 45 mm - 80 mm
kalsium hidroksida
bubuk, pasta
klorfenol kamfer mentol (CHKM)
cairan
klorheksidin
lar 0,2%
natrium hipoklorit
cairan konsentrat 5%
pasta pengisi saluran akar
pasta
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
susp 100.000 IU/mL
27
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor
kapl 1 mg sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara
lar, serb
glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment)
serb lar cocoa butter 5 g
komposit resin
set
14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi kombinasi: a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000
cairan inj 2 mL
articulating paper
kertas warna penanda oklusi
etil klorida
spray 100 mL
lidokain
cairan inj 2% (HCl) salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
28
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
pasta devitalisasi (non arsen)
pasta
surgical ginggival pack
pasta
15. DIURETIK furosemid
tab 40 mg cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hidroklorotiazid
tab 25 mg
manitol
lar infus 20%
spironolakton
tab 25 mg tab 100 mg
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK desmopresin
tab 0,1 mg tab 0,2 mg
vasopresin
cairan inj i.m./s.k. 20 IU/mL
16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid
tab 2,5 mg tab 5 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
29
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK glipizid
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 5 mg tab 10 mg
metformin
tab 500 mg tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral insulin intermediate (human insulin)
cairan inj 100 IU/mL
insulin regular (human insulin)
cairan inj 100 IU/mL
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS 16.3.1 Androgen testosteron
cairan inj 250 mg/mL
16.3.2 Estrogen estrogen terkonjugasi
tab sal gula 0,625 mg
etinilestradiol
tab 0,05 mg
16.3.3 Progestogen depo medroksi progesteron asetat
cairan inj 150 mg/mL
noretisteron
tab 5 mg
30
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg
tab sal gula
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat
cairan inj 150 mg/mL
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel
implan 2 rods 75 mg (3-4 tahun)
16.3.5 Lain-lain klomifen sitrat
tab 50 mg
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID levotiroksin
tab 50 mcg tab 100 mcg
lugol
lar
propiltiourasil
tab 100 mg
16.5 KORTIKOSTEROID deksametason
tab 0,5 mg cairan inj 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
31
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
hidrokortison
serb inj 100 mg/vial
metilprednisolon
tab 4 mg tab 8 mg serb inj 125 mg/2 mL
prednison
tab 5 mg
17. OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA atenolol
tab 50 mg
diltiazem
tab 30 mg (HCl)
gliseril trinitrat
tab 0,5 mg
isosorbid dinitrat
tab sublingual 5 mg tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA amiodaron
tab 200 mg cairan inj 50 mg/mL
digoksin
tab 0,25 mg cairan inj 0,25 mg/mL
32
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
lidokain
cairan inj i.v.100 mg/mL
propranolol
tab 10 mg
verapamil
tab 80 mg cairan inj 2,5 mg/mL
17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin
tab 5 mg tab 10 mg
atenolol
tab 50 mg tab 100 mg
diltiazem
tab 30 mg (HCl) serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
hidroklorotiazid
tab 25 mg
kaptopril
tab12,5 mg tab 25 mg tab 50 mg
klonidin
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
cairan inj i.v. 0,15 mg/mL
33
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK lisinopril
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 5 mg tab 10 mg tab 20 mg
metildopa
tab 250 mg
nifedipin
tab 10 mg
nikardipin
cairan inj 10 mg/mL
valsartan
tab sal selaput 80 mg
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET asam asetilsalisilat (asetosal)
tab 80 mg
17.5 TROMBOLITIK streptokinase
serb inj 1,5 juta IU/vial
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG digoksin
tab 0,25 mg cairan inj 0,25 mg/mL
furosemid
tab 40 mg cairan inj i.v./i.m.10 mg/mL
34
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK kaptopril
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 12,5 mg tab 25 mg
isosorbid dinitrat
cairan inj 1 mg/ mL
karvedilol
tab 6,25 mg tab 25 mg
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS dobutamin
cairan inj 25 mg/mL
dopamin
cairan inj 40 mg/mL
epinefrin (adrenalin)
cairan inj i.v. 0,1%
norepinefrin
cairan inj 1 mg/mL
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA fenofibrat
kaps 100 mg
gemfibrozil
kapl 300 mg kapl 600 mg
simvastatin
tab sal selaput 10 mg tab sal selaput 20 mg tab sal selaput 40 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
35
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat
krim 0,1% krim 0,05%
18.2 ANTIBAKTERI kloramfenikol
salep 2%
perak sulfadiazin
krim 1%
18.3 ANTIFUNGI antifungi kombinasi : a. asam benzoat 6% b. asam salisilat 3%
salep
ketokonazol
krim 2% scalp sol 2%
mikonazol
serb 2% krim 2%
nistatin
tab vaginal 100.000 IU
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason
salep 0,1% krim 0,1%
36
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
hidrokortison
krim 2,5%
kalamin
lotio
mometason furoat
krim 0,1%
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin
krim 5%
salep 2-4
salep
18.6 KAUSTIK perak nitrat
lar 20%
podofilin
tingtur 25%
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK asam salisilat
salep 5%
coal tar
lar 5%
urea
krim 10%
18.8 LAIN-LAIN bedak salisil
serb 2%
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL dialisa peritoneal
lar intraperitonial
hemodialisa
lar
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
37
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 20.1 ORAL garam oralit
serb
kalium klorida
tab lepas lambat 600 mg
natrium bikarbonat
tab 500 mg
20.2 PARENTERAL larutan mengandung asam amino larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat larutan mengandung karbohidrat + elektrolit larutan mengandung lipid 20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi
cairan inj
21. OBAT untuk MATA manitol
38
lar inf 20%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain
tts mata 0,5%
21.2 ANTIMIKROBA amfoterisin B
salep mata 3%
gentamisin
salep mata 0,3% tts mata 0,3%
kloramfenikol
tts mata 0,5% tts mata 1% salep mata 1%
siprofloksasin
tts mata 3 mg/mL
21.3 ANTIINFLAMASI betametason
tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK atropin
tts mata 0,5% tts mata 1%
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA asetazolamid
tab 250 mg
pilokarpin
tts mata 2%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
39
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK timolol
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tts mata 0,25% tts mata 0,5%
22. OKSITOSIK metilergometrin
tab sal selaput 0,125 mg cairan inj 0,2 mg/mL
oksitosin
cairan inj 10 IU/mL
23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA diazepam
tab 2 mg tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
lorazepam
tab 0,5 mg tab 1 mg tab 2 mg
23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin
tab sal selaput 25 mg
fluoksetin
kaps 10 mg tab 20 mg
40
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI klomipramin
tab 25 mg
23.4 ANTIPSIKOSIS flufenazin
cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat)
haloperidol
tab 1,5 mg tab 2 mg tab 5 mg tts 2 mg/mL cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat)
klorpromazin
tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
klozapin
tab 25 mg tab 100 mg
risperidon
tab 1 mg tab 2 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
41
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) metilfenidat
tab SR (lepas lambat) 10 mg
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR litium karbonat
tab 200 mg
valproat
tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN metadon
sir 50 mg/5 mL
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER atrakurium
cairan inj i.v. 10 mg/ mL
neostigmin
cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
rokuronium
cairan inj i.v. 10 mg/mL
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS neostigmin
42
cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK piridostigmin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 60 mg
25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida
tab kunyah
omeprazol
kaps 20 mg serb inj 40 mg/vial
ranitidin
tab 150 mg
25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat
tab 50 mg
domperidon
tab 10 mg sir 5 mg/5 mL
klorpromazin
tab sal selaput 25 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL cairan inj i.m. 25 mg/mL
metoklopramid
tab 5 mg tab 10 mg cairan inj 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
43
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK ondansetron
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 4 mg tab 8 mg cairan inj 2 mg/mL
25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida
sup
25.4 ANTISPASMODIK atropin
tab 0,5 mg cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL
hiosin butilbromid
tab 10 mg
25.5 OBAT untuk DIARE atapulgit
tab
garam oralit
serb
zinc
tab dispersible 20 mg
44
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.6 KATARTIK bisakodil
tab 5 mg sup 5 mg sup 10 mg
gliserin
cairan obat luar 100 mg/mL
laktulosa
sir 3.335 g/5 mL
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI sulfasalazin
kapl sal enterik 500 mg
26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin
tab 150 mg tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL
budesonid
cairan inhalasi 100 mcg/dosis cairan inhalasi 200 mcg/dosis
deksametason
tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
45
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
epinefrin (adrenalin)
cairan inj 0,1%
ipratropium bromida
MDI 0,02 mg/dosis
metilprednisolon
tab 4 mg cairan inj 125 mg/2 mL
salbutamol
tab 2 mg tab 4 mg MDI/aerosol 100 mcg/dosis cairan inhalasi 1 mg/mL
terbutalin
cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
26.2 ANTITUSIF kodein
tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein
kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS indakaterol maleat
serb inhalasi 150 mcg serb inhalasi 300 mcg
ipratropium bromida
aerosol 20 mcg/semprot cairan inhalasi 0,025%
46
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK kombinasi: a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inhalasi
27. OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN human tetanus immunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
serum anti bisa ular: A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua)
cairan inj i.m/i.v
A.B.U.II (khusus ular dari Papua) serum antidifteri (A.D.S)
cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
serum antirabies
cairan inj 200 – 400 IU/mL
serum antitetanus (A.T.S)
Untuk pencegahan: cairan inj i.m. 1500 IU/mL cairan inj i.m. 5000 IU/mL Untuk pengobatan: cairan inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL cairan inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
47
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
27.2 VAKSIN vaksin BCG
serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut
vaksin campak
serb inj s.k
vaksin jerap difteri tetanus (DT)
cairan inj i.m. 40/15 lf / mL
vaksin jerap difteri tetanus (Td)
cairan inj i.m. 4/15 lf / mL
vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid)
cairan inj i.m.
vaksin kombinasi DPThepatitis B
cairan inj i.m.
vaksin polio
drops
vaksin rabies, untuk manusia
serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN hidrogen peroksida
cairan 3%
karbogliserin
tts telinga 10%
lidokain
spray oral 10%
oksimetazolin
tts hidung 0,025% tts hidung 0,050%
48
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
29.VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C)
tab 50 mg tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2)
kaps 50.000 IU susp 10.000 IU/mL
kalsium glukonat
cairan inj 10%
kalsium karbonat
tab 500 mg
kalsium laktat (kalk)
tab 500 mg
kombinasi: a. ferro sulfat 200 mg b. asam folat 0,25 mg
tab sal gula
kombinasi: a. ferro sulfat/ferro fumarat/ ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg
tab sal selaput
piridoksin (vitamin B6)
tab 10 mg tab 25 mg cairan inj 100 mg/mL
retinol (vitamin A)
kaps lunak 100.000 IU kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) Daftar Obat Esensial Nasional 2015
tab 50 mg 49
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
B. Puskesmas FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK 1.
ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK kodein
tab 10 mg tab 20 mg
petidin
cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl)
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen
tab 200 mg tab 400 mg susp 100 mg/5 mL
natrium diklofenak
tab sal enterik 25 mg tab sal enterik 50 mg
parasetamol
tab 500 mg sir 120 mg/5 mL drops 60 mg/0,6 mL
50
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
1.3 ANTIPIRAI alopurinol
tab 100 mg tab 300 mg
kolkisin
tab 500 mcg
2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL etil klorida
spray 100 mL
lidokain
cairan inj 2% jeli 2% spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN ketamin
cairan inj i.v. 50 mg/mL cairan inj i.v. 100 mg/mL
oksigen
ih, gas dalam tabung
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin
cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL
diazepam
cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
51
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason
cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
epinefrin (adrenalin)
cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin
tab 4 mg
loratadin
tab 10 mg
setirizin
sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin
cairan inj 0,25 mg/mL
natrium bikarbonat
tab 500 mg
natrium tiosulfat
cairan inj i.v. 25%
4.2 UMUM karbon aktif
tab
magnesium sulfat
serb
5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam
cairan inj i.v. 5 mg/mL lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
52
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK fenitoin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kaps 30 mg kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital
tab 30 mg tab 100 mg
karbamazepin
tab 200 mg sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat
cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40%
valproat
tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg sir 250 mg/5 mL
6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
tab 400 mg
53
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK mebendazol
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 100 mg tab 500 mg sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat
tab 250 mg susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria dietilkarbamazin
tab 100 mg
6.1.3 Antisistosoma prazikuantel
tab 600 mg
6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin
tab 250 mg tab 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL
ampisilin
serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial serb inj i.v. 1000 mg/vial
54
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK benzatin benzil penisilin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V)
tab 250 mg
prokain benzilpenisilin
serb inj i.m. 3 juta IU/vial
tab 500 mg
6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin doksisiklin
kaps 100 mg
tetrasiklin
kaps 250 mg (HCl) kaps 500 mg (HCl)
6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol
kaps 250 mg susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL: a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
susp 240 mg
55
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kotrimoksazol (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg
tab 480 mg
kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg
tab 960 mg
6.2.2.4 Makrolid eritromisin
kaps 250 mg tab 500 mg sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida 6.2.2.6 Kuinolon siprofloksasin
tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus metronidazol
tab 250 mg tab 500 mg susp 125 mg/5 mL lar inf 5 mg/mL
56
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson
tab 100 mg
klofazimin, micronized
kaps dalam minyak 50 mg kaps dalam minyak 100 mg
rifampisin
kaps 300 mg
6.3.2 Antituberkulosis isoniazid
tab 100 mg tab 300 mg
streptomisin
serb inj 1000 mg/vial
kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg
kapl sal selaput
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
57
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi untuk anak: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) b. rifampisin 75 mg c. isoniazid 50 mg d. pirazinamid 150 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk anak: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 450 mg b. isoniazid 300 mg c. pirazinamid 500 mg d. etambutol 250 mg dan 500 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 350 mg b. isoniazid 300 mg c. etambutol 400 mg
kapl sal selaput
58
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniaszd 100 mg c. pirazinamid 200 mg
kapl sal selaput
kombinasi untuk anak: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg
kapl sal selaput
6.4 ANTIFUNGI griseofulvin, micronized
tab 125 mg tab 250 mg tab 500 mg
ketokonazol
tab 200 mg
nistatin
tab sal gula 500.000 IU susp 100.000 IU/mL
6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol
tab 250 mg tab 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
59
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin
kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan artemether
cairan inj 80 mg/mL
artesunat
cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL
kombinasi: a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg
tab sal selaput
kuinin
tab 200 mg tab 250 mg cairan inj i.v. 25%
primakuin
tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS 6.6.1 Antiherpes asiklovir
tab 200 mg tab 400 mg
60
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK 6.6.2. Antiretroviral
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) 6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) 6.6.2.3 Protease Inhibitor 7. ANTIMIGREN kombinasi: a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg
tab
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF 8.1 HORMON DAN ANTIHORMON 8.2 IMUNOSUPRESAN -
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
61
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
8.3 SITOTOKSIK 8.4 LAIN-LAIN 9. ANTIPARKINSON 10. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat
tab 0,4 mg tab 1 mg
ferro sulfat
tab sal selaput 300 mg sir 150 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12)
tab 50 mcg
10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1)
tab sal gula 10 mg cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL
62
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH 11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI 12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Ginjal 12.2.2 Mata fluoresein
tts mata 2,5 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative Daftar Obat Esensial Nasional 2015
serb inj 2 TU /0,1 mL
63
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK 13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida
cairan 3%
klorheksidin
lar 15%
povidon iodin
lar 100 mg/mL
13.2 DISINFEKTAN etanol 70%
cairan 70%
kalsium hipoklorit
serb
paraformaldehid
larutan buffer 10%
14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI eugenol
cairan
formokresol
cairan
gutta percha dan paper points
15 mm - 40 mm 45 mm - 80 mm
kalsium hidroksida
bubuk, pasta
klorfenol kamfer mentol (CHKM)
cairan
64
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK klorheksidin
lar 0,2%
natrium hipoklorit
cairan konsentrat 5%
pasta pengisi saluran akar
pasta
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin
susp 100.000 IU/mL
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor
kapl 1 mg sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara
lar, serb
glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment)
serb lar cocoa butter 5 g
komposit resin
set
14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi kombinasi: a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
cairan inj 2 mL
65
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
articulating paper
kertas warna penanda oklusi
etil klorida
spray 100 mL
lidokain
cairan inj 2% (HCl) salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
pasta devitalisasi (non arsen)
pasta
surgical ginggival pack
pasta
15. DIURETIK furosemid
tab 40 mg cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hidroklorotiazid
tab 25 mg
spironolakton
tab 25 mg
16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK 16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid
tab 2,5 mg tab 5 mg
66
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK glipizid
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 5 mg tab 10 mg
metformin
tab 500 mg tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral 16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS 16.3.1 Androgen 16.3.2 Estrogen 16.3.3 Progestogen 16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
tab sal gula
67
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK 16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat
cairan inj 150 mg/mL
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel
implan 2 rods 75 mg (3-4 tahun)
16.3.5 Lain-lain 16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID lugol
lar
propiltiourasil
tab 100 mg
16.5 KORTIKOSTEROID deksametason
tab 0,5 mg cairan inj 5 mg/mL
hidrokortison
serb inj 100 mg/vial
prednison
tab 5 mg
17. OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA atenolol
68
tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
diltiazem
tab 30 mg (HCl)
gliseril trinitrat
tab 0,5 mg
isosorbid dinitrat
tab sublingual 5 mg tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA digoksin
tab 0,25 mg
propranolol
tab 10 mg
17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin
tab 5 mg tab 10 mg
atenolol
tab 50 mg tab 100 mg
diltiazem
tab 30 mg (HCl)
hidroklorotiazid
tab 25 mg
kaptopril
tab 12,5 mg tab 25 mg tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
69
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK nifedipin
tab 10 mg
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET asam asetilsalisilat (asetosal)
tab 80 mg
17.5 TROMBOLITIK 17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG digoksin
tab 0,25 mg cairan inj 0,25 mg/mL
furosemid
tab 40 mg cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL
kaptopril
tab 12,5 mg tab 25 mg
isosorbid dinitrat
cairan inj 1mg/ mL
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA fenofibrat
70
kaps 100 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK simvastatin
tab sal selaput 10 mg tab sal selaput 20 mg
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat
krim 0,1% krim 0,05%
18.2 ANTIBAKTERI perak sulfadiazin
krim 1%
18.3 ANTIFUNGI antifungi
salep
ketokonazol
krim 2% scalp sol 2%
mikonazol
krim 2% serb 2%
nistatin
tab vaginal 100.000 IU
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason
salep 0,1% krim 0,1%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
71
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK hidrokortison
krim 2,5%
kalamin
lotio
mometason furoat
krim 0,1%
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin
krim 5%
salep 2-4
salep
18.6 KAUSTIK perak nitrat
lar 20%
18.7 KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK asam salisilat
salep 5%
coal tar
lar 5%
urea
krim 10%
18.8 LAIN-LAIN bedak salisil
serb 2%
19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL -
72
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 20.1 ORAL garam oralit
serb
natrium bikarbonat
tab 500 mg
20.2 PARENTERAL larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat 20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi
cairan inj
21. OBAT untuk MATA 21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain
tts mata 0,5%
21.2 ANTIMIKROBA kloramfenikol
tts mata 0,5% tts mata 1% salep mata 1%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
73
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
21.3 ANTIINFLAMASI betametason
tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK 21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA 22. OKSITOSIK metilergometrin
tab sal selaput 0,125 mg cairan inj 0,2 mg/mL
oksitosin
cairan inj 10 IU/mL
23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA diazepam
tab 2 mg tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin
tab sal selaput 25 mg
fluoksetin
tab 20 mg
74
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI 23.4 ANTIPSIKOSIS flufenazin
cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat)
haloperidol
tab 1,5 mg tab 2 mg tab 5 mg tts 2 mg/mL cairan inj i.m.5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat)
klorpromazin
tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m.5 mg/mL
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) -
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
75
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR valproat
tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN 24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida
tab kunyah
omeprazol
kaps 20 mg
ranitidin
tab 150 mg
76
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK 25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat
tab 50 mg
domperidon
tab 10 mg sir 5 mg/5 mL
klorpromazin
tab sal selaput 25 mg
metoklopramid
tab 10 mg
25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida
sup
25.4 ANTISPASMODIK atropin
tab 0,5 mg cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/ mL
hiosin butilbromid
tab 10 mg
25.5 OBAT untuk DIARE atapulgit
tab
garam oralit
serb
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
77
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK zinc
tab dispersible 20 mg
25.6 KATARTIK bisakodil
tab 5 mg sup 5 mg sup 10 mg
gliserin
cairan obat luar 100 mg/mL
laktulosa
sir 3.335 g/5 mL
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI 26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin
tab 150 mg tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL
deksametason
tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin)
78
cairan inj 0,1%
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK salbutamol
tab 2 mg tab 4 mg MDI/aerosol 100 mcg/dosis
26.2 ANTITUSIF kodein
tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein
kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS ipratropium bromida
aerosol 20 mcg/semprot cairan inhalasi 0,025%
kombinasi:
cairan inhalasi
a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol
2,5 mg
27. OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN human tetanus immunoglobulin
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
cairan inj i.m. 250 IU/mL
79
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK serum anti bisa ular: A.B.U. I (khusus ular dari luar Papua)
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inj i.m./i.v.
A.B.U.II (khusus ular dari Papua) serum antidifteri (A.D.S)
cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
serum antirabies
cairan inj 200 - 400 IU/mL
serum antitetanus (A.T.S)
Untuk pencegahan: cairan inj i.m. 1500 IU/mL cairan inj i.m. 5000 IU/mL Untuk pengobatan: inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
27.2 VAKSIN vaksin BCG
serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut
vaksin campak
serb inj s.k.
vaksin jerap difteri tetanus (DT)
cairan inj i.m. 40/15 lf/mL
vaksin jerap difteri tetanus (Td)
cairan inj i.m. 4/15 lf/mL
80
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid)
cairan inj i.m.
vaksin kombinasi DPT-hepatitis B
cairan inj i.m.
vaksin polio
drops
vaksin rabies, untuk manusia
serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN hidrogen peroksida
cairan 3%
karbogliserin
tts telinga 10%
lidokain
spray oral 10%
oksimetazolin
tts hidung 0,025% tts hidung 0,050%
29.VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C)
tab 50 mg tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2)
kaps 50.000 IU susp 10.000 IU/mL
kalsium glukonat
cairan inj 10%
kalsium karbonat
tab 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
81
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kalsium laktat (kalk)
tab 500 mg
kombinasi: a. ferro sulfat 200 mg b. asam folat 0,25 mg
tab sal gula
kombinasi: a. ferro sulfat/ferro fumarat/ ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg
tab sal selaput
piridoksin (vitamin B6)
tab 10 mg tab 25 mg cairan inj 100 mg/mL
retinol (vitamin A)
kaps lunak 100.000 IU kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1)
82
tab 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.02.02/MENKES/141/2015 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang :
a. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/MENKES/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013 perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, program kesehatan, serta perbaikan status kesehatan masyarakat;
b. bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
83
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244), sebagimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/ III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
84
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312/MENKES/SK/ IX/2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013; MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL KESATU : Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini; KEDUA
:
Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari Tim Ahli dan Tim Pelaksana, yang masing-masing bertugas: 1. Tim Ahli bertugas a. melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial Nasional 2013; dan b. menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar Obat Esensial Nasional 2013 dan dimasukkan ke dalam Daftar Obat Esensial Nasional. 2. Tim Pelaksana bertugas: a. mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan; b. mengkompilasi usulan/masukan; c. mempersiapkan usulan rancangan Daftar Obat Esensial Nasional; d. memfasilitasi rapat-rapat pembahasan teknis dan sidang pleno; dan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
85
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
e. melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran Daftar Obat Esensial Nasional. KETIGA
: Dalam melakukan tugasnya Komite bertanggung jawab dan menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir masa tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang tugas dan fungsinya di bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
KEEMPAT : Segala pembiayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas Komite dibebankan pada DIPA Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Tahun 2015. KELIMA
: Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 184/MENKES/SK/V/2013 tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KETUJUH :
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 April 2015 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ttd NILA FARID MOELOEK
86
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.02.02/MENKES/141/2015 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL Penasehat : 1. Menteri Kesehatan 2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah : 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan 3. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 4. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 5. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza Badan Pengawas Obat dan Makanan I. TIM AHLI Ketua : Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi) Wakil Ketua : Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik) Anggota : 1. Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologi Medik)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
87
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2. Dede Gunawan (Neurologi) 3. Erna Kristin (Farmakologi) 4. Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi) 5. Gatot Purwoto (Obstetri Ginekologi) 6. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi) 7. Hanafi Trisnohadi (Kardiologi) 8. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik) 9. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi) 10. Retno Widowati (Kulit dan Kelamin) 11. Robert Reverger (Psikiatri) 12. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik) 13. Sawitri Darmiati (Radiologi) 14. Sri Rezeki S.Hadinegoro (Kesehatan Anak) 15. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut) 16. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak) 17. Wulyo Rajabto (Hemato-Onkologi) 18. Virna Dwi Oktariana (Mata) 19. Cissy RS Prawira (Kesehatan Anak) 20. Parlindungan Siregar (Ginjal-Hipertensi) 21. Faisal Yunus (Pulmonologi) 22. Sumariyono Sarmidi (Rheumatologi) 23. Arini Setiawati (Farmakologi) 24. Armen Muchtar (Farmakologi Klinik) 25. Sri Suryawati (Farmakologi) 26. Nafrialdi (Farmakologi) 27. Sugito Wonodirekso (Dokter Keluarga) 28. Rizki Rahayuningsih (Dokter Keluarga)
88
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
29. Dwiana Andayani (BPOM) 30. Triyekti Hidayati (BPOM) 31. Santi Rosamarlia (Puskesmas) 32. Darus Sahmedi (Puskesmas) 33. Tisna Misnawati (Puskesmas) 34. Irma Ardiana (BKKBN) 35. Cicik Agustina (BKKBN) II. TIM PELAKSANA Ketua : Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian Wakil Ketua : Kepala Subdirektorat Standarisasi Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Sekretaris : 1. Kepala Seksi Standarisasi Pelayanan Kefarmasian 2. Kepala Seksi Standarisasi Penggunaan Obat Rasional Anggota : 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2. Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 3. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan 4. Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar 5. Direktur Bina Kesehatan Ibu 6. Direktur Bina Kesehatan Anak 7. Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung 8. Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular 9. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang 10. Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
89
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
11. Kepala Subdirektorat Farmasi Klinik, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 12. Kepala Subdirektorat Farmasi Komunitas, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 13. Kepala Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian 14. Kepala Subdirektorat Penyediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Sekretariat : 1. Endah Septni Restiati 2. Rengganis Pranandari 3. Vitri Sariati
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ttd, NILA FARID MOELOEK
90
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
PENYUSUNAN dan PENERAPAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN) A. Umum Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang pertama pada tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN direvisi secara berkala sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka DOEN akan direvisi setiap 2 (dua) tahun. DOEN yang terbit pada tahun 2015 ini merupakan revisi dari DOEN 2013. Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia - World Health Organization (WHO) telah melaksanakan program Good Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia dengan melakukan survey tentang proses transparansi 5 (lima) fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang memadai. Pada pertemuan peringatan 30th Essential Medicine List WHO di Srilanka (2007), diberikan tekanan kembali pentingnya transparansi proses seleksi baik dari tim ahli yang melakukan revisi, proses revisi, dan metode revisi yang harus semakin mengandalkan Evidence Based Medicine (EBM), dan pentingnya pernyataan bebas conflict of interest dari para anggota tim ahli. Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan DOEN 2015: 1. Pemilihan tim ahli dan konsultan telah melalui proses seleksi yang cukup ketat, termasuk penilaian terhadap kemungkinan konflik kepentingan. Anggota Tim Ahli harus menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan (conflict of interest). Hasil rapat pembahasan teknis dijaga kerahasiaannya dan tidak akan dibicarakan kembali di luar forum dengan pihak manapun (confidential).
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
91
2.
Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan telah terlibat secara aktif, mengingat pentingnya peran DOEN dalam penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria obat esensial dicantumkan dalam DOEN.
3.
Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan data bukti ilmiah terkini (evidence based medicine) sangat diutamakan.
4.
Revisi bersifat menyeluruh dalam arti mengkaji seluruh obat dan bentuk formulasinya dalam DOEN edisi sebelumnya, termasuk catatan yang sudah tidak sesuai lagi.
5.
Adanya transparansi dalam keseluruhan proses penyusunan, termasuk prosedur pelaksanaan dan kriteria pemilihan obat. Bentuk transparansi juga ditunjukkan dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan mengapa suatu obat perlu dikeluarkan dan ditambahkan, ataupun adanya perubahan bentuk sediaan dan kekuatan.
6. Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam proses pemilihan obat. Tidak semua obat yang tercantum dalam WHO Essential Medicines List (EML) dimasukkan dalam DOEN. 7. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam penerapan DOEN di fasilitas kesehatan. Sehingga dalam proses pembahasan, ketersediaan obat di pasaran menjadi salah satu pertimbangan suatu obat dimasukkan dalam DOEN. Untuk selanjutnya draft akhir DOEN dilakukan pengecekan ulang ke data obat yang terdaftar di Badan POM. B.
Obat Esensial Nasional DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
92
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. 1. Pemilihan Obat Esensial a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut: 1) Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh BPOM. 2) Memiliki khasiat dan keamanan terbaik berdasarkan bukti ilmiah terkini dan sahih. 3)
Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan pasien.
4)
Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
5) Mutu terjamin, bioavailabilitas. 6)
termasuk
stabilitas
dan
Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
7) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan. 8) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien. 9)
Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada: - Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan bukti ilmiah; - Obat dengan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik yang diketahui paling menguntungkan; - Obat yang stabilitasnya lebih baik; - Mudah diperoleh;
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
93
10) Untuk obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi persyaratan: - Obat hanya bermanfaat bagi pasien jika diberikan dalam bentuk kombinasi tetap; - Menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada masingmasing komponen; - Perbandingan dosis merupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar pasien yang memerlukan kombinasi tersebut; - Memiliki kemampuan meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio); - Untuk antibiotik, harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya; 11) Obat tradisional dan suplemen makanan tidak dimasukkan sebagai usulan obat esensial. b.
Kriteria Penambahan dan Pengurangan 1) Dalam hal penambahan obat baru, harus dipertimbangkan untuk menghapus obat dengan indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan pilihan, kecuali terdapat alasan yang kuat untuk mempertahankannya. 2) Obat program diusulkan oleh Pengelola Program dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat esensial. 3) Dalam pelaksanaan revisi seluruh obat yang ada dalam DOEN edisi sebelumnya dikaji oleh Komite Nasional (Komnas) Penyusunan DOEN, hal ini memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat yang dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah ada pengganti yang lebih baik.
94
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
4) Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran namun tetap dibutuhkan, maka akan tetap dicantumkan dalam DOEN. Selanjutnya diupayakan Pemerintah untuk menjamin ketersediaannya. 5) Obat yang baru diusulkan harus memiliki bukti ilmiah terkini (evidence based medicine), telah jelas efikasinya dan keamanan, serta keterjangkauan harganya. Dalam hal ini obat yang tersedia dalam nama generik menjadi prioritas pemilihan. c.
Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency for Health Care Policy and Research, sebagai berikut : TINGKAT PEMBUKTIAN (STATEMENTS OF EVIDENCE) Ia
Ib II
IIb
III
IV
Fakta diperoleh dari analisis meta (meta analysis) atau telaah sistematik (systematic review) terhadap uji klinik acak dengan kontrol. Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak dengan kontrol. Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi dengan kontrol, tanpa acak, yang dirancang dengan baik. Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi quasi-eksperimental jenis lain yang dirancang dengan baik. Fakta diperoleh dari studi observasional yang dirancang dengan baik seperti studi kohort, kasus kontrol, potong lintang. Fakta yang diperoleh dari laporan kasus dan opini Komite Ahli dan/atau pengalaman klinik dari pakar yang disegani.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
95
C.
Penerapan Konsep Obat Esensial Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan diperlukan obat di luar DOEN, dapat disusun dalam Formularium Rumah Sakit. Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar Obat Esensial Nasional, Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, dan Formularium Spesialistik, yang merupakan komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan ketersediaan dan kerasionalan penggunaan obat. 1. Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan. Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus-menerus di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan yang diadakan untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan distribusinya dikaitkan dengan penggunaan. 2. Formularium Nasional Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
96
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
Daftar obat disusun oleh Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional didasarkan pada bukti ilmiah terkini, aman, berkhasiat, dan harga terjangkau. Obat yang tercantum dalam Formularium Nasional harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. Dengan adanya Fornas pasien akan mendapatkan obat terpilih yang aman, tepat, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau. 3. Formularium Rumah Sakit Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta infomasinya yang harus diterapkan di rumah sakit. Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan Terapi (KFT) rumah sakit berdasarkan DOEN dan Fornas dan disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit tersebut. Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. 4. Formularium Spesialistik Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan pasien dengan indikasi penyakit tertentu. Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan ketaatan para dokter spesialis rumah sakit terhadap Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja mempunyai banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang spesialisasi yang mempunyai banyak subspesialisasi, sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Daftar Obat Esensial Nasional 2015
97
Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik asosiasi profesi dokter spesialis terkait maupun masingmasing subspesialisasinya. Dengan keikutsertaan serta peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat diterapkan dengan baik. D.
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat untuk mendorong penggunaan obat dan penulisan resep yang rasional oleh tenaga kesehatan. KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka peningkatan penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terus-menerus melalui jalur berikut: 1. Instansi pemerintah/swasta 2. Organisasi profesi yang terkait 3. Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan 4. Jalur lain yang memungkinkan
E.
Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang proses penyusunan dan penyempurnaan DOEN. Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi, dan pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan sebagai masukan dalam proses revisi dan penyempurnaan DOEN secara berkala.
F. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan DOEN melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan. Pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
98
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
G.
Jaga Mutu Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap pengembangan produk, Cara Pembuatan Obat yang Baik (OB), monitoring mutu obat pada rantai distribusi dan penggunaannya,merupakan elemen penting dalam penerapan konsep obat esensial.
H.
Resistensi Antibiotik Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan ini dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksi yang baru muncul (emerging) maupun muncul kembali (reemerging). Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik oleh tenaga kesehatan maupun pasien. Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan upaya: 1. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba sehingga diperoleh pola resisten bakteri terhadap antibiotik. 2. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan antibiotik. Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik adalah institusi penelitian dan rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan serta institusi kesehatan, pendidikan dan lembaga penelitian lain. 3. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien dan penyakit yang dideritanya, dengan pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua, ketiga dan antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya. 4.
Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik petugas kesehatan maupun pasien atau masyarakat luas tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional dan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
99
bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional. I. Terminologi 1. Isi dan Format DOEN a. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan. b. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun berdasarkan abjad nama obat. 2. Tata Nama a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan International Nonproprietary Names (INN) /nama generik yang diterbitkan WHO. b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya: garam oralit. c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat aktifnya disertai kekuatan masingmasing komponen. d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama sinonim, dituliskan di antara tanda kurung. e. Penulisan istilah teknis atau bahasa asing digunakan huruf miring. f. Singkatan yang ada dalam DOEN dapat berupa Bahasa Indonesia maupun singkatan khusus seperti yang lazim.
100
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
3. Pengertian a. Bentuk sediaan Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya. b. Kekuatan sediaan Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam sediaan obat jadi, misalnya: isoniazid tablet 300 mg, kuinin tablet 200 mg. J.
Proses Revisi DOEN Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi DOEN 2015 yang sangat diperlukan untuk terwujudnya proses transparansi dan akuntabilitas. Acuan ini berisi kepanitiaan, penetapan kriteria proses rekrutmen anggota tim ahli penyusunan DOEN, tugas dan kewajiban anggota tim ahli, jenis dan penyelenggaraan rapat pembahasan dan cara penyebarluasan DOEN. 1. Kepanitiaan a. Organisasi 1)
Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional (Komnas Penyusunan DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari : a) Tim Ahli b) Tim Pelaksana, dan c) Sekretariat
2) Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN bersifat tetap sampai terbentuk Komite pada revisi DOEN berikutnya. Komnas Penyusunan DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan mencantumkan tugas-tugasnya.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
101
3) Nama anggota tim ahli yang terpilih disusun dan ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang keahliannya. 4) Tidak semua kelas terapi membutuhkan ahli yang harus tercantum dalam Komnas Penyusunan DOEN. 5)
Apabila diperlukan, Komnas Penyusunan DOEN dapat diundang ahli di bidang spesialisasi tertentu untuk menjadi narasumber yang memberikan pandangannya dalam proses revisi tetapi tidak termasuk dalam tim ahli dan tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan.
6)
Tugas tim ahli melakukan evaluasi obat dalam DOEN 2013 dan menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari DOEN 2013 dan dimasukkan ke dalam DOEN.
7)
Tugas Tim Pelaksana: a) mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan; b) mengkompilasi usulan/masukan; c) mempersiapkan usulan rancangan DOEN; d) memfasilitasi rapat pembahasan teknis dan sidang pleno; dan e) melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran DOEN.
8) Sekretariat adalah Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan. b.
Proses Pemilihan Anggota Tim Ahli 1)
Persyaratan anggota Tim Ahli: a)
102
Memiliki integritas dan standar profesional tinggi.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
b)
Anggota tim ahli adalah klinikus dari berbagai bidang spesialisasi, farmakologi (klinik), dokter gigi, apoteker, dokter umum/ puskesmas dan dokter keluarga.
c) Demi memperoleh tim ahli yang profesional dan tidak berpihak, maka yang bersangkutan tidak mewakili asosiasi profesi, departemen/bagian di rumah sakit, atau jabatan lain yang potensial menimbulkan konflik kepentingan. d)
Menyatakan kesediaan secara tertulis.
e) Bersedia menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan. Namun, orang yang memiliki konflik kepentingan masih dapat dipertimbangkan oleh tim menjadi anggota tim ahli, bila dinilai oleh panitia dapat menjaga integritasnya. Jika memiliki konflik kepentingan terhadap obat tertentu yang sedang dibahas, maka yang bersangkutan diminta untuk meninggalkan ruangan rapat, dan kembali setelah obat tersebut selesai dibahas. Namun hal ini belum pernah terjadi selama proses pembahasan. 2) Proses Rekrutmen Anggota Tim Ahli a) Sekretariat menyampaikan permintaan kesediaan tertulis dari yang bersangkutan, paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rapat perdana. b)
Yang bersangkutan menyatakan kesediaan tertulis 1 (satu) minggu setelah mendapat surat permintaan tersebut di atas, disertai pernyataan bebas konflik kepentingan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
103
2. Tahapan Kegiatan Penyusunan DOEN a. Pengusulan Penyampaian surat usulan permintaan tertulis kepada fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit provinsi, rumah sakit TNI-POLRI, rumah sakit swasta terpilih, rumah sakit kabupaten terpilih, puskesmas rawat inap), Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/ Kota, puskesmas dan pengelola program (direktorat terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan) dan organisasi profesi. Proses revisi DOEN 2015 dimulai pada tahun 2014 dengan mengirimkan surat kepada institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit tipe A, B, C, puskesmas) pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, unit pengelola program pengobatan di lingkungan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan pengiriman, dari sejumlah 799 instansi yang diberikan surat, 74 instansi memberikan jawaban. Meskipun dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa pengusul harus memberikan data pendukung (bukti ilmiah) dan alasan, namun hanya 5 usulan yang memberikan data pendukung. Tim ahli disepakati tidak dapat memberikan usulan nama obat baru kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat. Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang beredar diperoleh dari Badan POM. b.
Kompilasi Usulan Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi. Kompilasi dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah tanggal batas usulan masuk.
c.
Materi revisi Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan Daftar Obat Esensial WHO edisi tahun 2013, DOEN 2013 dan hasil kompilasi usulan. Materi revisi diserahkan kepada tim ahli 1 (satu) minggu sebelum rapat pembahasan teknis.
104
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
d.
Kriteria Pembahasan Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang lengkap. Ketersediaan di pasaran juga menjadi pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan dalam daftar.
e.
Cara pembahasan materi revisi 1)
Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan yang masuk dan keseluruhan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya (2013). Hasil pembahasan adalah menerima atau menolak usulan atau mengeluarkan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya berdasarkan permintaan atau pendapat dari anggota tim ahli. Obat dikeluarkan dapat berdasarkan ketersediaan di pasaran, alasan keamanan atau efikasinya.
2)
Jenis rapat pembahasan a)
Rapat Perdana berisi tentang: (1) Penjelasan tentang pengertian obat esensial (batasan, kriteria, jumlah obat esensial yang ideal dalam DOEN dan lain-lain). (2) Implementasi DOEN. (3) Tata cara revisi DOEN. (4) Tata cara dan kesepakatan dalam rapat pembahasan teknis dan rapat pleno. (5) Kriteria pemilihan obat esensial. (6) Peserta rapat: tim ahli, pengelola program, pelaksana.
b)
Rapat-rapat pembahasan teknis (1) Merupakan rapat-rapat bahasan materi revisi.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
pem-
105
(2) Rapat pembahasan teknis harus dihadiri oleh ahli yang terkait dengan kelas terapi yang akan dibahas. (3) Membahas usulan penambahan/ pengurangan obat esensial dari fasilitas pelayanan kesehatan (kompilasi usulan dari berbagai institusi pelayanan kesehatan dan DOEN 2013 disediakan oleh pelaksana). (4) Mencermati secara khusus obat yang diusulkan di luar daftar obat esensial WHO terakhir yang harus dipertimbangkan secara seksama. (5) Usulan memasukkan suplemen makanan dan herbal ke dalam DOEN tidak akan dipertimbangkan. (6) Apabila tim ahli tidak dapat mengambil keputusan pada suatu masalah, maka dapat mengundang narasumber di luar tim ahli. (7) Peserta rapat: - Tim Ahli - Tim Pelaksana - Narasumber terkait. (8) Hasil rapat pembahasan teknis adalah draft yang akan disampaikan dalam rapat pleno. c)
Rapat Pleno (1) Berfungsi untuk mengesahkan mensosialisasikan 2015.
106
menyepakati, dan draft DOEN
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
(2)
Pimpinan sidang adalah ketua tim Komnas DOEN.
(3) Pengesahan draft DOEN menjadi DOEN revisi baru, dilakukan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili. (4) Hasil pengesahan rapat pleno tidak dapat diubah selain revisi redaksional. (5)
Peserta rapat pleno selain mereka yang berfungsi sebagai pengambil keputusan di institusi masingmasing juga diharapkan berperan aktif dalam penyebarluasan DOEN.
(6)
Peserta rapat pleno adalah - Peserta rapat perdana - Peserta rapat pembahasan teknis - RS Provinsi terpilih dan rumah sakit lain yang memberi usulan revisi - Dinas Kesehatan Provinsi terpilih - Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota terpilih yang memberikan usulan - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) - Organisasi profesi (IDI, IDAI, PAPDI, IAI, PDGI, POGI, IKABI, PERHATI-KL, PERHOMPEDIN, PERDOSKI, PERDAMI) - Industri farmasi BUMN.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
107
K. Penjelasan Perubahan Obat
Perubahan obat dalam DOEN 2015 baik nama generik atau formulasinya, berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai berikut:
6. Antiinfeksi 6.1 Antelmintik 6.1.1 Antelmintik Intestinal Prazikuantel tablet 300 mg dan tablet 600 mg dikeluarkan dari kelas terapi ini karena prazikuantel diindikasikan untuk sistosomiasis. Untuk antelmintik intestinal sudah tersedia pilihan obat yang lain. 6.2 Antibakteri 6.2.1 Beta Laktam Prokain benzil penisilin serbuk injeksi i.m. 1 juta IU/vial dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Penambahan amoksisilin tablet 250 mg dan sirup kering 250 mg/5 mL serta sefadroksil kapsul 250 mg dan sirup kering 250 mg/5 mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk mencukupi kebutuhan antibiotik pada anak dengan berat badan yang melampaui berat badan normal pada usianya.
Sefiksim tablet salut selaput 200 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
6.2.2.1 Tetrasiklin Oksitetrasiklin cairan injeksi i.m. 250 mg/3 mL (HCl) dan cairan
108
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
injeksi i.m. 50 mg/mL (HCl) dikeluarkan dari DOEN 2013 karena penggunaannya semakin terbatas. 6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim
Kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: sulfametoksazol 800 mg dan trimetoprim 160 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
6.2.2.4 Makrolid
Eritromisin tablet 500 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
6.2.2.7 Penggunaan Khusus
Metronidazol suppositoria 500 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
6.3 Antiinfeksi Khusus 6.3.1 Antilepra Klofazimin, micronized kapsul dalam minyak 50 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 karena dibutuhkan untuk mengatasi kasuskasus lepra di pelayanan kesehatan dasar. 6.3.2 Antituberkulosis
Kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk kombipak) rifampisin 350 mg, isoniasid 300 mg dan etambutol 400 mg dengan bentuk sediaan kaplet salut selaput diterima masuk
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
109
dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. 6.3.3 Antiseptik Saluran Kemih Metenamin mandelat (heksamin mandelat) tablet salut enterik 500 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM, sehingga sub sub kelas terapi 6.3.3 dihilangkan dari kelas terapi ini.
6.4 Antifungi Griseofulvin, micronized tablet 500 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
6.5 Antiprotozoa
6.5.2 Antimalaria 6.5.2.2 Untuk Pengobatan Kuinin tablet 222 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena setara dengan kuinin tablet 200 mg yang telah tersedia. Kombinasi dihidroartemisinin 40 mg dan piperakuin 320 mg dalam bentuk sediaan tablet salut selaput diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menggantikan kombinasi (kombipak): artesunat tablet 50 mg dan amodiakuin tablet 200 mg yang dikeluarkan dari DOEN 2013. Obat ini harus disimpan ditempat yang tidak terkena sinar matahari untuk mencegah penurunan potensi obat
110
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
yang akan berpengaruh manfaat klinisnya.
pada
6.6 Antivirus 6.6.2. Antiretroviral 6.6.2.2 Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Penambahan efavirens tablet 200 mg diterima masuk dalam DOEN 2015, untuk pengobatan HIV/AIDS.
Kombinasi FDC: zidovudin 60 mg, lamivudin 30 mg dan nevirapin 50 mg tablet dispersible diterima dalam DOEN 2015, untuk penderita HIV/AIDS pada anak.
7. Antimigren
7.1
Profilaksis Propranolol tablet 10 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak mendapatkan persetujuan untuk indikasi profilaksis migren oleh Badan POM.
8. Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi Paliatif 8.1 Hormon dan Antihormon Deksametason tablet 4 mg, medroksi progesteron asetat tablet 250 mg dan cairan injeksi 200 mg/mL, serta testosteron kapsul lunak 40 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Deksametason tablet 1 mg dan tablet 2 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai pengganti tablet 4 mg yang dikeluarkan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
111
8.2 Imunosupresan
Hidroksiklorokuin tablet 200 mg dan cairan injeksi 50 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk penatalaksanaan SLE (Systemic Lupus Erythematosus).
Siklosporin kapsul lunak 50 mg dan cairan injeksi 100 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
8.3 Sitostatik
Dosetaksel cairan injeksi 20 mg/0,5 mL dan cairan injeksi 80 mg/2mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena merupakan sediaan yang sama dengan cairan injeksi 40 mg/mL.
Fluourasil cairan injeksi 500 mg/10 mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena merupakan sediaan yang sama dengan cairan injeksi 50 mg/mL.
Sitarabin serbuk injeksi 500 mg/vial dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Sitarabin cairan injeksi 50 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
8.4 Lain-Lain
10.
112
Kalsium folinat cairan injeksi 5 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
Obat yang Mempengaruhi Darah 10.2 Obat yang Mempengaruhi Koagulasi
Fitomenadion (vitamin K1) cairan injeksi i.m 10 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 karena dibutuhkan bagi ibu hamil yang menderita anemia.
Warfarin tablet 1 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada. Daftar Obat Esensial Nasional 2015
11.
Produk Darah dan Pengganti Palsma
11.1 Produk Darah
12.
Faktor VIII (konsentrat) serbuk injeksi 500 IU/vial + pelarut 5 mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada
Diagnostik 12.1 Bahan Kontras Radiologi
Amidotrizoat 370 mg I/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
15. Diuretik
Amilorid tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Hidroklorotiazid tablet 12,5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
16.
Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi
16.2 Antidiabetes 16.2.1 Antidiabetes, Oral
Glipizid tablet 10 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
Metformin tablet 850 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
16.3 Hormon Kelamin dan Obat yang Mempengaruhi Fertilitas 16.3.2 Estrogen
Etinilestradiol tablet 0,5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
113
16.3.3 Progesteron
Hidroksi progesteron dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM
16.3.4.3 Kontrasepsi, AKDR (IUD) Copper T dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak termasuk dalam kategori obat.
17. Obat Kardiovaskuler 17.1 Antiangina
Isosorbid dinitrat tablet sublingual 10 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
17.3 Antihipertensi
Diltiazem serbuk injeksi 10 mg/vial dan serbuk injeksi 50 mg/vial diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah bentuk sediaan yang sudah ada.
17.6 Obat untuk Gagal Jantung Karvedilol tablet 25 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
17.8 Antihiperlipidemia
18.
Simvastatin tablet salut selaput 40 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk menambah kekuatan sediaan yang sudah ada.
Obat Topikal untuk Kulit
18.2 Antibakteri
114
Antibakteri kombinasi basitrasin 500 UI/g dan polimiksin B 10.000 UI/g dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM. Daftar Obat Esensial Nasional 2015
18.3 Antifungi Ketokonazol scalp sol 2% diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk mengobati pityriasis yang luas.
20. Larutan Elektrolit, Nutrisi dan Lain-Lain
20.2 Parenteral Penetapan larutan parenteral dalam 5 (lima) kategori yaitu larutan mengandung asam amino, larutan mengandung elektrolit, larutan mengandung karbohidrat, larutan mengandung karbohidrat+elektrolit, dan larutan mengandung lipid dengan tujuan untuk menghindari kerancuan dalam pemilihan larutan parenteral yang sangat bervariasi kandungannya.
21.
Obat untuk Mata
21.2 Antimikroba
Siprofloksasin tetes mata 3 mg/mL diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk infeksi bakteri pada mata.
21.4 Midriatik
Homatropin tetes mata 2% dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
23. Psikofarmaka
23.2 Antidepresi dan Antimania
Perubahan sub kelas terapi ini menjadi Antidepresi mengingat Antimania sudah tercakup dalam sub kelas terapi Gangguan Bipolar.
23.4 Antipsikosis
Haloperidol tablet 0,5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena dosis terlalu kecil sebagai antipsikosis.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
115
Trifluoperazin tablet 5 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena fungsinya sebagai antipsikosis sudah digantikan oleh haloperidol.
23.5 Obat untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
24.
Metilfenidat tablet SR 20 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase
24.1 Penghambat dan Pemacu Transmisi Neuromuskuler
25.
Suksinilkolin cairan injeksi i.v/i.m. 50 mg/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Obat untuk Saluran Cerna
25.2 Antiemetik
Deksametason cairan injeksi 5 mg/mL dikeluarkan dari kelas terapi ini karena merupakan kortikosteroid general yang tidak digunakan sebagai antiemetik, dan sudah tersedia antiemetik yang lain.
Metoklopramid tablet 5 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk melengkapi sediaan yang sudah ada.
25.4 Antispasmodik
Atropin cairan injeksi i.m./i.v./s.k. 1 mg/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
25.6 Katartik
116
Bisakodil tablet 5 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai katartik.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
Gliserin tetes 10 mg/mL dikeluarkan dari DOEN 2013 karena sudah ada sediaan lain yang lebih baik manfaat klinisnya.
26. Obat untuk Saluran Napas
26.1 Antiasma
Salbutamol larutan inhalasi 0,5% dikeluarkan dari DOEN 2013, karena tidak terdaftar di Badan POM.
Ipratropium bromida dengan bentuk sediaan MDI 0,02 mg diterima masuk dalam DOEN 2015 karena diperlukan untuk pengobatan serangan asma akut.
26.4 Obat untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronis
29.
Metilprednisolon cairan injeksi 125 mg/2 mL diterima masuk dalam DOEN 2015 sebagai obat emergency pada pasien asma yang tidak memungkinkan untuk diberikan peroral, dan sediaan ini juga dibutuhkan pada kasus eksaserbasi.
Indakaterol maleat serbuk inhalasi 150 mcg dan serbuk inhalasi 300 mcg diterima masuk dalam DOEN 2015 untuk penatalaksanaan PPOK.
Vitamin dan Mineral
Nikotinamid tablet 5 mg dan tab 20 mg dikeluarkan dari DOEN 2013 karena tidak terdaftar di Badan POM.
Vitamin B komplek dikeluarkan dari DOEN 2013 karena telah tersedia vitamin B1, B6, dan B12.
L. Penyerbarluasan DOEN
Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, maka DOEN harus
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
117
disebarluaskan ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan ketersediaan obat maupun penggunaannya di fasilitas kesehatan. DOEN perlu disosialisaikan kepada pihak produsen untuk menjamin ketersediaannya di pasaran, disamping sosialisasi kepada pengambil kebijakan untuk penyediaannya dan kepada pengguna (fasilitas kesehatan), serta kepada penulis resep (dokter) untuk meningkatkan peresepan obat secara rasional. Penyebarluasan dilakukan dengan distribusi dalam bentuk edaran Surat Keputusan Menteri Kesehatan maupun buku dan dipublikasikan melalui media elektronik.
118
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
DAFTAR OBAT DALAM DOEN YANG MENGALAMI PERUBAHAN
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
1
air untuk injeksi
cairan inj
2
amfoterisin B
cairan inj i.v. 5 mg/mL
3 4 5
amidotrizoat amilorid aminofilin
370 mg/mL tab 5 mg cairan inj 24 mg/mL
6
amiodaron
tab 200 mg cairan inj 50 mg/mL
7
amitriptilin
tab sal selaput 25 mg
8
amoksisilin
tab 250 mg sir kering 250 mg/5 mL tab 500 mg
9
anastrozol
tab sal selaput 1 mg
10
anestetik lokal gigi kombinasi: a. lidokain HCl 2% b. epinefrin1:80.000 antasida
cairan inj 2 mL
11
tab kunyah
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan tanpa komposisi
119
NO 12
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
14
antibakteri, kombinasi: salep basitrasin 500 UI/g polimiksin B 10.000 UI/g antihemoroid, sup kombinasi: a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida artemether cairan inj 80 mg/mL
15
artesunat
16
atrakurium
17
atropin
18
asam retinoat
19
asiklovir
20
benzatin benzil penisilin (penisilin V)
21
bisakodil
13
120
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI -
Perubahan penulisan tanpa kadar zat aktif
Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.v./i.m. 60 mg/ Perubahan penulisan mL bentuk sediaan cairan inj i.v. 10 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.v./i.m./s.k.0,25 Perubahan penulisan mg/mL bentuk sediaan cairan inj 1mg/mL Pengurangan kekuatan sediaan krim 0,05% Penambahan kekuatan sediaan tab 200 mg Perubahan penulisan bentuk sediaan tab 400 mg cairan inj i.m. 1,2 juta Perubahan penulisan IU/mL bentuk sediaan cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL tab 5 mg Penambahan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
NAMA GENERIK
22
budesonid
23
bupivakain
24
bupivakain heavy
25 26
copper T
27
daktinomisin
28
dapson
29
deferoksamin mesilat
30
deksametason
31 32
depo medroksi progesteron asetat diazepam
33
difenhidramin
34
digoksin
dakarbazin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) cairan inhalasi 100 mcg/ dosis cairan inhalasi 200 mcg/ dosis cairan inj p.v. 0,5%
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan
Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj 0,5% (HCl) + Perubahan penulisan glukosa 8% bentuk sediaan set/buah serb inj 200 mg/vial Perubahan kekuatan sediaan cairan inj i.v. 0,5 mg/vial Perubahan penulisan bentuk sediaan tab 100 mg Perubahan penulisan bentuk sediaan serb inj 500 mg/vial Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan tab 1 mg Penambahan kekuatan sediaan tab 2 mg tab 4 mg Pengurangan kekuatan sediaan cairan inj 150 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.v./i.m. 10 mg/ Perubahan penulisan mL bentuk sediaan cairan inj 0,25 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
121
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
35
diltiazem
36
dobutamin
serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial cairan inj 25 mg/mL
37
domperidon
sir 5 mg/5 mL
38
dopamin
cairan inj 40 mg/mL
39
dosetaksel
cairan inj 40 mg/mL
40
efavirens
tab 200 mg
41
epinefrin (adrenalin)
42
eritromisin
cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1% tab 500 mg
43
estrogen terkonjugasi
tab sal gula 0,625 mg
44
etil klorida
spray 100 mL
45
etinilestradiol
tab 0,5 mg
46
etoposid
47
48
122
kaps lunak 100 mg cairan inj 20 mg/mL faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + pelarut 10 mL serb inj 500 IU/ vial + pelarut 5 mL faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL serb inj 1000 IU/vial + pelarut 10 mL
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Pengurangan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO 49
NAMA GENERIK fenitoin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kaps 30 mg cairan inj 50 mg/mL
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
50
fenofibrat
kaps 100 mg
51
fentanil
52
ferro sulfat
cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL tab sal selaput 300 mg sir 150 mg/5 mL
Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
53
fitomenadion (vitamin K1)
cairan inj i.m 2 mg/mL
54
flufenazin
55
flukonazol
cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat) cairan inf 2 mg/mL
56
fluoksetin
kaps 10 mg
57
fluoresin
cairan inj 100 mg/mL
58
fluorourasil
59
furosemid
60
gadodiamid
cairan inj 25 mg/mL cairan inj 50 mg/mL cairan inj i.v./i.m. 10 mg/ mL cairan inj 287 mg/10 mL
61
garam oralit
serb
Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan tanpa komposisi
cairan inj i.m 10 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
123
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
62
gemfibrozil
63
gentamisin
64
glipizid
kapl 300 mg kapl 600 mg cairan inj 10 mg/mL cairan inj 40 mg/mL tab 10 mg
65
gliseril trinitrat
tab 0,5 mg
66
gliserin
tts 10 mg/mL
67
68
griseofulvin, micronized
haloperidol
cairan obat luar 100 mg/ mL tab 250 mg tab 500 mg tab 0,5 mg
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Pengurangan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Pengurangan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
69
heparin, Na
70
hidroklorotiazid
cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat) cairan inj i.v./s.k. 5000 IU/mL tab 12,5 mg
71
hidroksi progesteron
inj 125 mg/mL
Perubahan penulisan bentuk sediaan Pengurangan kekuatan sediaan -
72
hidroksiklorokuin
tab 200 mg
+
cairan inj 50 mg/mL
124
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
73
hiosin butilbromid
inj 20 mg/mL
74
homatropin
tts mata 2%
75
human tetanus imunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
76
ibuprofen
susp 100 mg/5 mL
77
indakaterol maleat
serb inhalasi 150 mcg
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Pengurangan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan +
serb inhalasi 300 mcg 78
insulin intermediate
cairan inj 100 IU/mL
79
insulin regular
cairan inj 100 IU/mL
80
(human insulin) ioheksol
81
iopamidol
82
ipratropium bromida
cairan inj 140 – 350 I mg/mL cairan inj 200 – 370 I mg/mL MDI 0,02 mg/dosis
isosorbid dinitrat
aerosol 20 mcg/semprot cairan inhalasi 0,025% tab sublingual 10 mg
83
(human insulin)
cairan inj i.v.1 mg/mL 84
kalium klorida
tab lepas lambat 600 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
125
NO 85
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kalsium folinat (leukovorin, Ca)
cairan inj 3 mg/mL
86
kalsium glukonat
cairan inj 10%
87
kaptopril
88
karvedilol
tab 12,5 mg tab 25 mg tab 25 mg
89
ketamin
cairan inj i.v. 50 mg/mL
90
ketokonazol
cairan inj i.v. 100 mg/mL scalp sol 2%
91 92
klofazimin, micronized klonidin
93
klorambusil
94
klorpromazin
95
kombinasi: a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg kombinasi: tab sal gula a. ferro sulfat 200 mg b. asam folat 0,25 mg
96
126
cairan inj 5 mg/mL
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Penambahan bentuk sediaan kaps dalam minyak 50 mg Penambahan kekuatan sediaan cairan inj i.v. 0,15 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan tab sal selaput 5 mg Perubahan kekuatan sediaan cairan inj i.m. 5 mg/mL Perubahan penulisan cairan inj i.m. 25 mg/mL bentuk sediaan tab sal selaput +
Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO 97
NAMA GENERIK
kombinasi: a. ferro sulfat/ferro fumarat/ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg 98 kombinasi: a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg 99 kombinasi: a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg 100 kombinasi: a. lopinavir 200 mg b. ritonavir (LPV/r) 50 mg 101 kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL: a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg 102 kotrimoksazol (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab sal selaput
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI +
cairan inhalasi
Perubahan penulisan bentuk sediaan
tab sal gula
Perubahan penulisan bentuk sediaan
tab sal selaput
Perubahan penulisan bentuk sediaan
susp 240 mg
Perubahan penulisan bentuk sediaan
tab 480 mg
Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
127
NO
NAMA GENERIK
103 kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi: a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg 104 kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg 105 kombinasi untuk dewasa: Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin150 mg b. isoniazid 150 mg 106 kombinasi untuk anak : Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg c. pirazinamid 150 mg 107 kombinasi untuk anak : Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg
128
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 960 mg
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Penambahan kekuatan sediaan
kapl sal selaput
Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
kapl sal selaput
Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
kapl sal selaput
Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
kapl sal selaput
Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
NAMA GENERIK
108 kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 450 mg b. isoniazid 300 mg c. pirazinamid 500 mg d. etambutol 250 mg dan 500 mg 109 kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 350 mg b. isoniazid 300 mg c. etambutol 400 mg 110 kombinasi untuk anak : (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg c. pirazinamid 200 mg 111 kombinasi untuk anak : (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 100 mg 112 kombinasi FDC (anak) a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) kapl sal selaput
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
kapl sal selaput
Penambahan kekuatan bentuk sediaan
kapl sal selaput
Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
kapl sal selaput
Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan
tab dispersible
+
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
129
NO 113
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
114
kombinasi (kombipak): tab artesunat tab 50 mg amodiakuin tab 200 mg kuinin cairan inj i.v. 25%
115
laktulosa
116
sir 3.335 g/5 mL
larutan mengandung asam amino 117 larutan mengandung elektrolit 118 larutan mengandung karbohidrat 119 larutan mengandung karbohidrat + elektrolit 120 larutan mengandung lipid 121 lidokain cairan inj 5% + glukosa 5% cairan inj 2% cairan inj i.v. 100 mg/mL jeli 2% salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl) 122 magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40% 123 mebendazol sir 100 mg/5 mL
130
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan kekuatan sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
NAMA GENERIK
124 medroksi progesteron asetat
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) tab 250 mg cairan inj 200 mg/mL cairan inj 150 mg/mL
125 mesna
cairan inj 100 mg/mL
126 metenamin mandelat (heksamin mandelat) 127 metformin
tab sal enterik 500 mg
128 metilergometrin 129 metilfenidat 130 metilprednisolon
131 metoklopramid
132 metotreksat
133 metronidazol
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Pengurangan bentuk kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan -
tab 850 mg
Penambahan kekuatan sediaan cairan inj 0,2 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan tab SR (lepas lambat) Pengurangan 20 mg kekuatan sediaan tab 8 mg Penambahan kekuatan sediaan cairan inj 125 mg/2 mL serb inj 125 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan tab 5 mg Penambahan kekuatan sediaan cairan inj 5 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj 2,5 mg/mL Penambahan kekuatan sediaan cairan inj 25 mg/mL cairan inj 10 mg/mL Perubahan penulisan kekuatan sediaan serb inj iv./i.m/i.t 5 mg/vial Pengurangan bentuk sediaan sup 500 mg Pengurangan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
131
NO
NAMA GENERIK
134 midazolam
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
136 nalokson
cairan inj i.v. 1 mg/mL cairan inj i.v. 5 mg/mL cairan inj i.m/s.k/i.v 10 mg/mL tab SR (lepas lambat) 10 mg cairan inj 0,4 mg/mL
137 natrium aminohipurat
cairan inj i.v. 200 mg/mL
138 natrium bikarbonat
cairan inj i.v 8,4%
139 natrium diklofenak 140 natrium tiosulfat
tab sal enterik 25 mg tab sal enterik 50 mg cairan inj i.v. 25%
141 neostigmin
cairan inj i.v. 0,5 mg/mL
142 nevirapin
kapl 200 mg
143 nifedipin
tab 10 mg
144 nikardipin
cairan inj 10 mg/mL
145 nikotinamid
tab 5 mg tab 20 mg susp 100.000 IU/mL
135 morfin
146 nistatin
tab sal gula 500.000 IU
132
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan _ Perubahan penulisan bentuk satuan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
147 norepinefrin
cairan inj 1 mg/mL
148 oksitetrasiklin
inj i.m 50 mg/mL (HCl) inj i.m 250 mg/3 mL (HCl)
149 oksitosin
cairan inj 10 IU/mL
150 omeprazol
serb inj 40 mg/vial
151 ondansetron
cairan inj 2 mg/mL
152 paklitaksel
cairan inj 6 mg/mL
153 parasetamol
drops 60 mg/ 0,6 mL
154 pengganti plasma
lar infus
155 petidin 156 pirantel pamoat
cairan inj i.m./i.v.50 mg/ mL (HCl) tab 250 mg
157 prazikuantel
tab 300 mg
158 prokain benzilpenisilin
serb inj i.m. 1 juta IU/vial
159 propiltiourasil
tab 100 mg
160 propofol
cairan inj i.v., bolus 1%
161 protamin sulfat
cairan inj i.m. 10 mg/mL
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan zat aktif tanpa BM Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Pengurangan kekuatan sediaan Pengurangan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
133
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
162 rokuronium
cairan inj i.v. 10 mg/mL
163 salbutamol
MDI/aerosol 100 mcg/ dosis cairan inhalasi 1 mg/mL lar ih 0,5%
164 salep 2-4
salep
165 sefadroksil
kaps 250 mg sir kering 250 mg/5 mL sir kering 125 mg/5 mL
166 sefiksim
tab sal selaput 100 mg tab sal selaput 200 mg
167 serum anti bisa ular: A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua) A.B.U.II (khusus ular dari Papua) 168 serum antidifteri (A.D.S) 169 serum antirabies
134
cairan inj i.m/i.v
cairan inj i.m. 20.000 IU/ mL cairan inj 200 – 400 IU/ mL
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Pengurangan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO 170
171
172
173
174
175
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), NAMA GENERIK PERUBAHAN FORMULASI serum antitetanus Untuk pencegahan: Perubahan penulisan (A.T.S) cairan inj i.m. 1500 IU/mL bentuk sediaan cairan inj i.m. 5000 IU/mL dan penambahan kekuatan sediaan Untuk pengobatan: Perubahan penulisan cairan inj i.m./i.v. 10.000 bentuk sediaan IU/mL cairan inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL siklofosfamid tab sal gula 50 mg Perubahan penulisan bentuk sediaan serb inj i.v 200 mg/vial serb inj i.v 500 mg/vial serb inj i.v 1000 mg/vial siklosporin cairan inj 50 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj 100 mg/mL Penambahan kekuatan sediaan kaps lunak 50 mg simvastatin tab sal selaput 10 mg Perubahan penulisan bentuk sediaan tab sal selaput 20 mg tab sal selaput 40 mg Penambahan bentuk sediaan siprofloksasin tts mata 3 mg/mL Penambahan bentuk sediaan tab sal selaput 500 mg Perubahan penulisan bentuk sediaan sitarabin cairan inj 50 mg/mL Penambahan kekuatan sediaan cairan inj 100 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan serb inj 500 mg/vial Pengurangan kekuatan sediaan FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
135
NO
NAMA GENERIK
176 sisplatin
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan) serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
177 streptokinase
serb inj 1,5 juta IU/vial
178 sufentanil
cairan inj i.v. 5 mcg/mL
179 suksinilkolin
inj i.v/i.m. 50 mg/mL
180 terbutalin
cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/ mL kaps lunak 40 mg
181 testosteron
182 tiopental 183 trifluoperazin 184 tuberkulin protein purified derivative
185 vaksin BCG
186 vaksin campak 187 vaksin jerap difteri tetanus (DT) 188 vaksin jerap difteri tetanus (Td) 189 vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid)
136
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan -
Perubahan penulisan bentuk sediaan Pengurangan bentuk kekuatan sediaan cairan inj 250 mg/mL Perubahan penulisan bentuk sediaan serb inj i.v.0,5 g Perubahan penulisan bentuk sediaan tab 5 mg serb inj 2 TU /0,1 mL Perubahan penulisan bentuk sediaan serb inj i.k. 0,75 mg/mL + Perubahan penulisan pelarut bentuk sediaan serb inj s.k Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.m. 40/15 lf / mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.m. 4/15 lf / mL Perubahan penulisan bentuk sediaan cairan inj i.m Perubahan penulisan bentuk sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
190 vaksin kombinasi DPT- cairan inj i.m hepatitis B drops 191 vaksin polio 192 vaksin rabies, untuk manusia 193 valproat
194 valsartan 195 vasopresin
serb inj s.k./i.k. 2,5 IU tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg tab sal selaput 80 mg
196 verapamil
cairan inj i.m./s.k. 20 IU/ mL cairan inj 2,5 mg/mL
197 vinblastin
cairan inj 1 mg/mL
198 vinkristin
serb inj i.v. 1 mg/mL
199 vitamin B kompleks
tab
200 warfarin
tab 1 mg
201 zidovudin
kaps 100 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-), PERUBAHAN FORMULASI Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Perubahan penulisan bentuk kekuatan sediaan Perubahan penulisan kekuatan sediaan Perubahan penulisan bentuk sediaan Penambahan kekuatan sediaan Perubahan penulisan kekuatan sediaan
137
138
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
DAFTAR PEMBERI USULAN DOEN 2015 1. Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML), Ditjen P2PL 2. RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat 3. RSUP Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur 4. RSUP Sanglah, Denpasar, Bali 5. RS Ulin, Kalimantan Selatan 6. RS Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor 7. RSUD Balangan, Kalimantan Selatan 8. RSUD Datu Sanggul, Kalimantan Selatan 9. RSUD Depok, Jawa Barat 10. RSUD Dompu, Nusa Tenggara Barat 11. RSUD DR. Kanujoso, Djatiwibowo, Kalimantan Timur 12. RSUD dr. MM. Dunda, Gorontalo 13. RSUD Dr. Rasidin, Padang, Sumatera Barat 14. RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur 15. RSUD dr. Soeselo, Tegal, Jawa Tengah 16. RSUD dr. TC Hollery Maumere 17. RSUD H. Abdul Manap, Kota Jambi, Jambi 18. RSUD H. Boejasin, Kalimantan Selatan 19. RSUD H. Damnhuri, Kalimantan Selatan 20. RSUD I.A. Moeis, Samarinda, Kalimantan Timur 21. RSUD Jend. A. Yani, Metro, Lampung 22. RSUD Kab Kudus, Jawa Tengah 23. RSUD Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan 24. RSUD Kota Bekasi, Jawa Barat 25. RSUD Kota Bengkulu, Bengkulu 26. RSUD Merauke, Papua 27. RSUD Palembang Bari, Sumatera Selatan 28. RSUD Praya, Nusa Tenggara Barat 29. RSUD Pumbalah Batung Amuntai, Kalimantan Selatan 30. RSUD Ratu Zalecha, Kalimantan Selatan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
139
31. RSUD Sulawesi Tengah 32. RSUD Sunan Kalijaga, Jawa Tengah 33. RSUD Sungai Liat, Bangka Belitung 34. RSUD Tulehu, Maluku Tengah, Ambon 35. RS Stroke Nasional, Bukit Tinggi, Sumatera Barat 36. RS Bakti Wira Tamtama, Semarang, Jawa Tengah 37. RS Ernaldi Bahar, Sumatera Selatan 38. RS Jiwa Muhamad Ildrem Provinsi Sumatera Utara 39. RS Jiwa Menur, Surabaya, Jawa Timur 40. RS Jiwa Provinsi Bali 41. RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, Lampung Selatan 42. Puskesmas Cikalong Wetan, Bandung 43. Puskesmas Jentis I Natul, DI Yogyakarta 44. Puskesmas Ruter, Bandung, Jawa Barat 45. Puskesmas Sulawesi Tengah 46. Puskesmas Tegalrejo, DI Yogyakarta 47. Puskesmas Tinoor, Tomohon Utara, Sulawesi Utara 48. Puskesmas Wara Kota, Palopo, Sulawesi Tengah 49. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 50. Dinas Kesehatan Kota Jawa Barat 51. Dinas Kesehatan Kota Jawa Timur 52. Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Tengah 53. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 54. Perhimpunan Gastroenterologi Indoneisa (PGI)
140
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
DAFTAR PESERTA RAPAT PENYUSUNAN DOEN 1.
Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2.
Drs. Bayu Teja Muliawan, M.Pharm., MM., Apt
Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian
3.
Dra. R. Dettie Yulianti, Apt., M.Si
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
4.
drg. Arianti Anaya Indradjid, MKM
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
5.
Dra. Engko Sosialine Magdalena, Apt, M. Biomed
Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
6.
Dra. Evrina, Apt
Dit. Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
7.
Sandy Wifaqah, S.Farm., Apt
Sesditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
8.
Dra. Nurma Hidayati, M.Epid
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
9.
dr. Irma Ardiana, MAPS
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
10.
Tedo Arya
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesesehatan)
11.
Iqbal
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesesehatan)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
141
12.
Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.MedSc., Ph.D
Ketua Tim Ahli
13.
Prof. dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK
Wakil Ketua Tim Ahli
14.
Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD., KHOM
Anggota Tim Ahli
15.
Prof. dr. Taralan Tambunan, Sp.A(K)
Anggota Tim Ahli
16.
Prof. dr. Armen Muchtar, Sp.FK(K)
Anggota Tim Ahli
17.
Prof. dr. Hanafi B Trisnohadi, Sp.PD, KKV, FINASIM
Anggota Tim Ahli
18.
Prof. DR. dr. Retno Widowati Soebaryo, Sp.KK(K)
Anggota Tim Ahli
19.
Prof. Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A (K)
Anggota Tim Ahli
20.
Prof. DR. dr. Inge Sutanto, M.Phil
Anggota Tim Ahli
21.
Prof. DR. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD (KEMD)
Anggota Tim Ahli
22.
Prof. dr. Arini Setiawati, Ph.D
Anggota Tim Ahli
23.
Prof. DR. Sri Suryawati
Anggota Tim Ahli
24.
Prof. dr. Cissy B Kartasasmita, Sp.AK., MSc
Anggota Tim Ahli
25.
Prof. dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD, KGH(K)
Anggota Tim Ahli
142
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
26.
Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P
Anggota Tim Ahli
27.
dr. Murdani Abdullah, Sp.PDKGEH
Anggota Tim Ahli
28.
dr. Robert Reverger, Sp.KJ
Anggota Tim Ahli
29.
dr. Dede Gunawan Sp.S
Anggota Tim Ahli
30.
DR. Erna Kristin, Apt
Anggota Tim Ahli
31.
dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD., KPTI
Anggota Tim Ahli
32.
dr. Gatot Purwoto, Sp.OG(K)
Anggota Tim Ahli
33.
dr. Gunawan Darmansjah, Sp.An
Anggota Tim Ahli
34
dr. Sawitri Darmiati, Sp.Rad
Anggota Tim Ahli
35.
drg. Silvia Desiree, Sp.KGA
Anggota Tim Ahli
36.
dr. Wulyo Rajabto, Sp.PD
Anggota Tim Ahli
37.
dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M (K)
Anggota Tim Ahli
38.
Dra. Dwiana Andayani, Apt
Anggota Tim Ahli
39.
Dra. Triyekti Hidayati, Apt
Anggota Tim Ahli
40.
dr. H. Darus Sahmedi, M.Si
Anggota Tim Ahli
41.
dr. Santi Rosamarlia
Anggota Tim Ahli
42.
dr. Tisna Misnawati
Anggota Tim Ahli
43.
Cicik Agustina, S.Farm., Apt
Anggota Tim Ahli
44.
dr. Rizki Rahayuningsih
Anggota Tim Ahli
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
143
45.
dr. Sugito Wonodirekso
Anggota Tim Ahli
46.
Drs. Rahbudi Helmi, Apt., MKM
Dit. Bina Produksi dan Distrtibusi Alat Kesehatan.
47.
Lestin, S.Si., Apt
Dit. Bina Produksi dan Distrtibusi Alat Kesehatan.
48.
Eva Silvia, S.Si., Apt
Dit. Bina Produksi dan Distrtibusi Alat Kesehatan.
49.
Albert Christanto, S.Farm., Apt
Dit Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
50.
Dwi P Yettyningsih
Sesditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
51.
Anita Nur Fitrana
Sesditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
52.
Vera Asmadhani, S.Farm
Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan.
53.
Utami Gita
Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan.
54.
Endang Budi Hastuti
Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
55.
dr. Meilina Farikha
Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
144
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
56.
Eli Winardi, SKM, MKM
Subdit Pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan, Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
57.
Totok Haryanto
Subdit Pengendalian Tuberkolosis, Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
58.
Yayuk Agusin Hapsari, SKM
Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
59.
dr. Eksi Wijayanti, M.Epid
Subdit Filariasis dan Kecacingan, Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
60.
dr. Woro Wijati
Subdit Pengendalian Malaria, Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
61.
dr. Chita Septiawati, MKM
Subdit Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Dit. Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
145
62.
Aries Hamzah
Subdit Pengendalian Penyakit Kronis dan Degeneratif, Dit. Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
63.
Meily
Subdit Bina Pelayanan Gigi dan Mulut, Dit. Bina Upaya Kesehatan Dasar, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
64.
drg. Renta Yulfa Zaini
Subdit Bina Pelayanan Gigi dan Mulut, Dit. Bina Upaya Kesehatan Dasar, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
65.
dr. Edduwar Idul Riyadi Mangiri, Sp.KJ
Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
66.
dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ
Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
67.
dr. Herbert Sidabutar, Sp.K
Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
68.
Rini
Dit. Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
69.
dr. Berta
Dit. Bina Upaya Kesehatan Dasar, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
70.
dr. Achmad Agus Fahriza
Dit. Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Ditjen Bina Upaya Kesehatan.
71.
dr. Jehezkiel Panjaitan
Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
146
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
72.
Milwiyandra
Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
73.
Sri Hasti
Dit. Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
74.
dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid
Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
75.
dr. Laila M
Dit. Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
76.
Elmy Rindang
Dit. Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
77.
Yunimar Usman, SKM., MPH
Dit. Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
78.
H. Muhammad Adil
Dit. Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
79.
dr. Rezavitawanti
PPKD
80.
DR. Sumaryono, Sp.PD.KR
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
81.
dr. Windy Keumala B, Sp.KK
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
82.
Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
83.
Dra. Siska Amelia, Apt
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta
84.
Dra. Guswita, Apt
RS Kankes Dharmais, Jakarta
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
147
85.
Vidya Rachmawati
RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat
86.
Alkhamudi, S.Si., Apt., MARS
RSUP Kariadi, Semarang, Jawa Tengah
87.
Dra. Citra Wahyuningsih, Apt
RSUP Sanglah Denpasar, Bali
88.
A. Milayanti Kaimuddin, S.Si., Apt
RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar
89.
Wiwin Apriyanti, S.Farm., Apt
RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, Lampung Selatan
90.
Yunida Simanjuntak, S.Farm., Apt
RSUD Ernaldi Bahar Sumatera Selatan
91.
Dra. Siti Farida, Sp.FRS
RSUD Dr. Soetomo, Jawa Timur
92.
Dra. Arofa Idha, M.Farm-Klin., Apt
RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang
93.
H. Jum Aidil, S.Si., Apt., M.SI
Dinas Kesehatan Bengkulu
94.
Wahyu Santoso, SKM
Dinas Kesehatan Prov. Banten
95.
Yusni Marliani, S.Si., Apt
Dinas Kesehatan Prov. Banten
96.
Dra. Raiyan, Apt
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
97.
Wulan Yuliastuti, S.Farm., Apt
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
98.
Kamaludin
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
99.
Dra. Linarni Jamil, Apt
Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Barat
148
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
100.
dr. H. Bachtiar Baso, M.Kes
Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan
101.
Dra. Ulfa Tri Hardiningtyas, Apt
Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Timur
102.
Drs. M. Arif Zaidi, Apt
Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur
103.
Warningsih, S.Si., Apt
Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat
104.
Drs. H. Akhmad Yani, MSi., Apt
Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Selatan
105.
Dra. Henny Aprita R, MSi., Apt
Dinas Kesehatan Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta
106.
Ayu Candra Dewi
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
107.
Pardi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
108.
Windi Sari A
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
109.
dr. H. Djamal
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
110.
dr. Albert Maramis, Sp.KJ(K)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI)
111.
Prof. Dr. Sasanto, Sp.KJ(K)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI)
112.
dr. Nurmiati Amir, Sp.KJ
Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI)
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
149
113.
dr. Benny Zulkarnain, Sp.Rad
Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI)
114.
dr. Rudy Hidayat
Indonesian Rheumatism Association (IRA)
115.
DR. drg. Hendrik Setia Budi, M.Kes
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
116.
dr. Diah Handayani, Sp.P(K)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
117.
dr. Yulvina, Sp.THT-KL
Perhimpunan Dokter Spesialis Telingga Hidung dan Tenggorokan – Bedah kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL)
118.
dr. Isman Firdaus, Sp.PD
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI)
119.
dr. Prasetyo, Sp.PD
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
120.
dr. Djumhana, Sp.PD
Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit dalam Indonesia (PERHOMPEDIN)
121.
Eko Sriwidyawati, S.Si,M.Farm
PT. Kimia Farma
122.
M. Tahir
PT. Kimia Farma
123.
Tjut Vina
PT. Bio Farma
124.
Syamsul Hadi
PT. Indofarma. tbk
125.
Zakaria
PT. Phapros
126.
Fitri Wiriadinata
PT. Phapros
127.
dr. Indriastuti
PT. Phapros
150
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
128.
Suyatno
PT. Indofarma
129.
Hilda Yani
PT. Indofarma
130.
Lana Marliany
PT. Indofarma
131.
dr. Zorni Fadia
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
132.
Dra. Ema Viaza, Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
133.
Sari Mutiarani, S.Si., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
134.
Endah Septni Restiati, S.Farm., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
135.
Vitri Sariati, AMF
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
136.
Mantiza Perdana H.K, S.Farm., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
137.
Medina Yuslihani, S.Farm., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
138.
Rosa Laila Sari Murti, M.Farm., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
139.
Dwi Nur Pratiwi, S.Si., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
140.
Nur’aeni, S.Far., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
141
Dirgahayu Sari Agustina, S.Farm, Apt.
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
142.
Shinta Rizki Mandarini, AMF
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
143.
Erie Gusnellyanti, S.Si., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
144.
Desko Irianto, SH
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
145.
Andrie Fithriansyah, S.Farm., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
151
146.
Yeni, S.Farm
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
147.
Ria Astuti, S.Farm., Apt
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
148.
Aprilya Prihayati, AMF
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
149.
Siti Martati
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
150.
Muhamad Aslih
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
151.
Badrun Samsi
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
152.
Rita Indiyani
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
153.
Udin
Dit. Bina Pelayanan Kefarmasian
152
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI KETUA/WAKIL KETUA/ ANGGOTA TIM AHLI KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DOEN
Saya yang Bertandatangan di bawah ini, Nama : Alamat : Dengan ini menyatakan : 1. Bersedia menjadi Ketua/Wakil Ketua/Anggota Tim*) dalam komnas Penyusunan DOEN 2015. 2. Bersedia menghadiri rapat-rapat pembahasan teknis dan pertemuan pleno Penyusunan DOEN 2015. 3. Bersedia menandatangani Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan. Jakarta, …………………
(
)
*) Coret yang tidak perlu
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
153
154
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
SURAT PERNYATAAN BEBAS KONFLIK KEPENTINGAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini, Nama Alamat
: :
Dengan ini menyatakan sebagai berikut 1. Kesediaan saya duduk dalam Komite Nasional Daftar Obat Esensial Nasional (selanjutnya disebut Komnas Penyusunan DOEN) adalah bersifat sukarela, didasarkan pada kapitasi keilmuan yang saya miliki, dan tidak terpengaruh oleh suatu kepentingan apapun, baik yang berupa kedudukan, finansial, maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi netralitas saya dalam mengemukakan pendapat di forum-forum resmi rapat Komnas Penyusunan DOEN. 2. Saya tidak memiliki hubungan keluarga atau kerabat apapun, apalagi memiliki, menjalankan, mengendalikan, mempunyai kepentingan atau bekerja pada perusahaan atau fasilitas lain yang akan mempengaruhi pendapat dan pertimbangan saya dalam pengambilan keputusan pada forum rapat Komnas Penyusunan DOEN. 3. Saya tidak mengharapkan, meminta atau menerima imbalan atau uang atau apapun yang bernilai dari seseorang, organisasi, atau perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung dalam jumlah sedemikian mempengaruhi obyektivitas saya dalam memberikan pertimbangan atau pengambilan keputusan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN. 4. Saya tidak akan bertindak sebagai wakil resmi suatu badan dalam membeli pertimbangan pada rakyat Komnas Penyusunan pertimbangan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN yang dapat menghilangkan obyektivitas saya selaku individu yang ditunjuk dan bertanggungjawab secara ilmiah dan etik pada rapat pengambilan keputusan terkait dengan Komnas Penyusunan DOEN.
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
155
5. Jika dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Komnas saya mempunyai konflik atau resiko kepentingan terhadap obat yang sedang/atau akan dibahas, maka saya wajib memberitahukan kepada Ketua Tim Ahli atau Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian mengenai hal ini dan selanjutnya saya tidak akan ikut serta dalam pelaksanaan pengambilan keputusan. 6. Setiap proses dan hasil rapat Komnas Penyusunan DOEN bersifat rahasia. Oleh sebab itu saya tidak akan menyampaikan informasi apapun yang dihasilkan dari pertemuan resmi kegiatan dari pertemuan resmi kegiatan pertemuan/rapat Komnas Penyusunan DOEN dengan cara apapun dan alasan apapun tanpa persetujuan dari Ketua Tim Ahli dan Anggota Komnas yang lain. 7. Jika dapat dibuktikan secara etik saya tidak mampu memenuhi keenam butir pernyataan di atas, maka saya bersedia sewaktu-waktu menyatakan mengundurkan diri.
Yang membuat surat pernyataan
Nama Lengkap
156
Tanggal
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN Usulan dari Nama Instansi Alamat lengkap No Telp/Fax KELAS NO TERAPI
*)
NAMA OBAT
**)
: : : BENTUK SEDIAAN DAN KEKUATAN
KEMASAN
PERUBAHAN (+)
(-)
ALASAN ***)
Keterangan: *) Kelas terapi sesuai dengan DOEN 2013 **) Nama obat dicantumkan dalam nama generik ***) Berdasarkan literatur/acuan/pustaka terpercaya ***) Dilampirkan literatur/acuan/pustaka terkait ……………………....2014 Cap/tanda tangan
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
Nama Terang NIP.
157
158
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
Daftar Singkatan btl : botol FDC : Fixed Dose Combination g : gram HCl : Hidroklorida ih : inhalasi inj : injeksi inj i.k. : injeksi intrakutan inj i.m. : injeksi intramuskular inj i.v. : injeksi intravena inj p.v. : injeksi paravertebral inj s.k. : injeksi subkutan I.U : International Units kapl : kaplet kaps : kapsul kaps dalam minyak : kapsul dalam minyak kaps lunak : kapsul lunak KDT : Kombinasi Dosis Tetap lar : larutan lar rektal : larutan rektal lar inf : larutan infus lf : limes flocculation MDI : Meter Dose Inhaler mcg : mikrogram mg : miligram mL : mili liter serb : serbuk serb inj : serbuk injeksi
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
159
serb inj i.v. : serbuk injeksi intravena sir : sirup sir kering : sirup kering sol : solution sup : supositoria susp : suspensi tab : tablet tab sal : tablet salut SR : Sustained Release tab vaginal : tablet vaginal tts : tetes tts mata : tetes mata tts telinga : tetes telinga T.U : Tuberculin Unit
160
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
INDEKS KELAS TERAPI NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
1.
ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
5, 50
1.1
ANALGESIK NARKOTIK
5, 50
1.2
ANALGESIK NON NARKOTIK
6, 50
1.3
ANTIPIRAI
6, 51
2.
ANESTETIK
6, 51
2.1
ANESTETIK LOKAL
6, 51
2.2
ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
7, 51
2.3
OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
7, 51
3
ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS
8, 52
4
ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
8, 52
4.1
KHUSUS
8, 52
4.2
UMUM
9, 52
5
ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI
9, 52
6
ANTIINFEKSI
10, 53
6.1
ANTELMINTIK
10, 53
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
161
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
6.1.1
Antelmintik Intestinal
10, 53
6.1.2
Antifilaria
10, 54
6.1.3
Antisistosoma
10, 54
6.2
ANTIBAKTERI
11, 54
6.2.1
Beta Laktam
11, 54
6.2.2
Antibakteri Lain
12, 55
6.2.2.1
Tetrasiklin
12, 55
6.2.2.2
Kloramfenikol
12, 55
6.2.2.3
Sulfametoksazol-Trimetoprim
12, 55
6.2.2.4
Makrolid
13, 56
6.2.2.5
Aminoglikosida
13, 56
6.2.2.6
Kiunolon
13, 56
6.2.2.7
Penggunaan Khusus
13, 56
6.3
ANTIINFEKSI KHUSUS
14, 57
6.3.1
Antilepra
14, 57
6.3.2
Antituberkulosis
14, 57
6.4
ANTIFUNGI
17, 59
6.5
ANTIPROTOZOA
17, 59
6.5.1
Antiamubiasis dan Antigiardiasis
17, 59
6.5.2
Antimalaria
18, 60
6.5.2.1
Untuk Pencegahan
18, 60
162
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
6.5.2.2
Untuk Pengobatan
18, 60
6.6
ANTIVIRUS
18, 60
6.6.1
Antiherpes
18, 60
6.6.2
Antiretroviral
19, 61
6.6.2.1
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
19, 61
6.6.2.2
Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
19, 61
6.6.2.3
Protease Inhibitor
19, 61
7
ANTIMIGREN
20, 61
8
ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
20, 61
8.1
HORMON DAN ANTIHORMON
20, 61
8.2
IMUNOSUPRESAN
20, 61
8.3
SITOTOKSIK
21, 62
8.4
LAIN-LAIN
23, 62
9
ANTIPARKINSON
23, 62
10
OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH
24, 62
10.1
ANTIANEMIA
24, 62
10.2
OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI
24, 62
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
163
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
10.3
INTOKSIKASI ZAT BESI
24, 63
11
PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
25, 63
11.1
PRODUK DARAH
25, 63
11.2
PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER
25, 63
12
DIAGNOSTIK
25, 63
12.1
BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
25, 63
12.2
TES FUNGSI
26, 63
12.2.1
Ginjal
26, 63
12.2.2
Mata
26, 63
12.3
TES KULIT
26, 63
13
ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
26, 64
13.1
ANTISEPTIK
26, 64
13.2
DISINFEKTAN
26, 64
14
OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT
27, 64
14.1
ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI
27, 64
14.2
ANTIFUNGI OROFARINGEAL
27, 65
14.3
OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
28, 65
14.4
BAHAN TUMPAT
28, 65
164
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
14.5
PREPARAT LAINNYA
28, 65
15
DIURETIK
29, 66
16
HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
29, 66
16.1
HORMON ANTIDIURETIK
29, 66
16.2
ANTIDIABETES
29, 66
16.2.1
Antidiabetes, Oral
29, 66
16.2.2
Antidiabetes, Parenteral
30, 67
16.3
HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMPENGARUHI FERTILITAS
30, 67
16.3.1
Androgen
30, 67
16.3.2
Estrogen
30, 67
16.3.3
Progestogen
30, 67
16.3.4
Kontraseptik
31, 67
16.3.4.1
Kontraseptik, Oral
31, 67
16.3.4.2
Kontraseptik, Parenteral
31, 68
16.3.4.3
Kontraseptik, Implan
31, 68
16.3.5
Lain-lain
31, 68
16.4
HORMON TIROID dan ANTITIROID
31, 68
16.5
KORTIKOSTEROID
31, 68
17
OBAT KARDIOVASKULER
32, 68
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
165
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
17.1
ANTIANGINA
32, 68
17.2
ANTIARITMIA
32, 69
17.3
ANTIHIPERTENSI
33, 69
17.4
ANTIAGREGASI PLATELET
34, 70
17.5
TROMBOLITIK
34, 70
17.6
OBAT untuk GAGAL JANTUNG
34, 70
17.7
OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS
35, 70
17.8
ANTIHIPERLIPIDEMIA
35, 70
18
OBAT TOPIKAL untuk KULIT
36, 71
18.1
ANTIAKNE
36, 71
18.2
ANTIBAKTERI
36, 71
18.3
ANTIFUNGI
36, 71
18.4
ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
36, 71
18.5
ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
37, 72
18.6
KAUSTIK
37, 72
18.7
KERATOLITIK dan KERATOPLASTIK
37, 72
18.8
LAIN-LAIN
37, 72
19
LARUTAN DIALISIS PERITONEAL
37, 72
166
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
20
LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN
38, 73
20.1
ORAL
38, 73
20.2
PARENTERAL
38, 73
20.3
LAIN – LAIN
38, 73
21
OBAT untuk MATA
38, 73
21.1
ANESTETIK LOKAL
39, 73
21.2
ANTIMIKROBA
39, 73
21.3
ANTIINFLAMASI
39, 74
21.4
MIDRIATIK
39, 74
21.5
MIOTIK dan ANTIGLAUKOMA
39, 74
22
OKSITOSIK
40, 74
23
PSIKOFARMAKA
40, 74
23.1
ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA
40, 74
23.2
ANTIDEPRESI
40, 74
23.3
ANTIOBSESI KOMPULSI
41, 75
23.4
ANTIPSIKOSIS
41, 75
23.5
OBAT untuk ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
42, 75
23.6
OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR
42, 76
23.7
OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN
42, 76
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
167
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
24
RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
42, 76
24.1
PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
42, 76
24.2
OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
42, 76
25
OBAT untuk SALURAN CERNA
43, 76
25.1
ANTASIDA dan ANTIULKUS
43, 76
25.2
ANTIEMETIK
43, 77
25.3
ANTIHEMOROID
44, 77
25.4
ANTISPASMODIK
44, 77
25.5
OBAT untuk DIARE
44, 77
25.6
KATARTIK
45, 78
25.7
OBAT untuk ANTIINFLAMASI
45, 78
26
OBAT untuk SALURAN NAPAS
45, 78
26.1
ANTIASMA
45, 78
26.2
ANTITUSIF
46, 79
26.3
EKSPEKTORAN
46, 79
26.4
OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
46, 79
27
OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
47, 79
168
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
NO
KELAS TERAPI
HALAMAN
27.1
SERUM dan IMUNOGLOBULIN
47, 79
27.2
VAKSIN
48, 80
28
OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN
48, 81
29
VITAMIN dan MINERAL
49, 81
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
169
170
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
INDEKS NAMA OBAT A
asam asetilsalisilat, 34, 70 asam askorbat, 49, 81
A.B.U.I, 47, 80
asam folat, 24, 49, 62, 82
A.B.U.II, 47, 80
asam retinoat, 36, 71
A.D.S, 47, 80
asam salisilat, 36, 37, 72
A.T.S, 47, 80
asetazolamid, 39
adrenalin, 8, 28, 35, 46, 52, 65, 78
asetosal, 34, 70
air untuk injeksi, 38, 73 albendazol, 10, 53 alopurinol, 6, 51 amfoterisin B, 17, 39 aminofilin, 45, 78
asiklovir, 18, 60 asparaginase, 21 atapulgit, 44, 77 atenolol, 32, 33, 68, 69 atrakurium, 42
amiodaron, 32
atropin, 7, 8, 39, 44, 51, 52, 77
amitriptilin, 40, 74
azatioprin, 20
amlodipin, 33, 69 amoksisilin, 11, 54
B
ampisilin, 11, 54 anastrozol, 20 antasida, 43, 76 artemether, 18, 60 artesunat, 18, 60 articulating paper, 28, 66
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
bahan tumpatan sementara, 28, 65 barium sulfat, 25 bedak salisil, 37, 72 benzatin benzil penisilin, 11, 55
171
benzerazid, 23
dialisa peritoneal, 37
betametason, 36, 39, 71, 74
diazepam, 8, 9, 40, 51, 52, 74
bisakodil, 45, 78 bleomisin, 21 budesonid, 45 bupivakain, 6 bupivakain heavy, 7 busulfan, 21 C CHKM, 27, 64 coal tar, 37, 72 D dakarbazin, 21 daktinomisin, 21 dapson, 14, 57 daunorubisin, 21 deferoksamin mesilat, 24 deksametason, 8, 20, 31, 45, 52, 68, 78 depo medroksi progesteron asetat, 30 desmopresin, 29
172
dietilkarbamazin, 10, 54 difenhidramin, 8, 52 digoksin, 32, 34, 69, 70 diltiazem, 32, 33, 69 dimenhidrinat, 43, 77 dobutamin, 35 doksisiklin, 12, 18, 55, 60 doksorubisin, 21 domperidon, 43, 77 dopamin, 35 dosetaksel, 21 E efavirens, 19 epinefrin, 8, 28, 35, 46, 52, 65, 78 ergokalsiferol, 49, 81 ergotamin, 20, 61 eritromosin, 13, 56 estrogen terkonjugasi, 30 etanol 70%, 26, 64 etil klorida, 7, 28, 51, 66
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
etinilestradiol, 30, 31, 67
furosemid, 29, 34, 66, 70
etoposid, 21 eugenol, 27, 64
G
F
gadodiamid, 26 garam oralit, 38, 44, 73, 77
faktor VIII, 25
gemfibrozil, 35
faktor IX kompleks, 25
gentamisin, 13, 39
fenitoin, 9, 53
glass ionomer ART, 28, 65
fenobarbital, 9, 53
glibenklamid, 29, 66
fenofibrat, 35, 70
glipizid, 30, 67
fenoksimetil penisilin, 11, 55
gliseril trinitrat, 32, 69
fentanil, 5
gliserin, 45, 78
ferro femorat, 49, 82
griseofulvin, micronized, 17, 59
ferro glukonat, 49, 82 ferro sulfat, 24, 49, 62, 82 fitomenadion, 24, 62 flufenazin, 41, 75 flukonazol, 17 fluoksetin, 40, 74 fluor, 28, 65 fluoresein, 26, 63 fluorourasil, 22 formokresol, 27, 64 fraksi protein plasma, 25
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
gutta percha dan paper points, 27, 64 H haloperidol, 41, 75 halotan, 7 hemodialisa, 37 heparin, Na, 24 hidrogen peroksida, 26, 48, 64, 81
173
hidroklorotiazid, 29, 33, 66, 69
isosorbid dinitrat, 32, 35, 69, 70
hidrokortison, 32, 37, 68, 72 hidroksi urea, 22
J
hidroksiklorokuin, 20 hiosin butilbromid, 44, 77 human tetanus immunoglobulin, 47, 79 hydroxyl ethyl starch, 25 I ibuprofen, 6, 50 ifosfamid, 22 indakaterol maleat, 46 insulin intermediate, 30 insulin regular, 30 ioheksol, 26 iopamidol, 26 ipratropium bromida, 46, 47, 79 isofluran, 7 isoniazid, 14, 15, 16, 17, 57, 58, 59
K kafein, 20, 61 kalamin, 37, 72 kalium klorida, 38 kalk, 49, 82 kalsium folinat, 23 kalsium glukonat, 8, 49, 81 kalsium hidroksida, 27, 64 kalsium hipoklorit, 27, 64 kalsium karbonat, 49, 81 kalsium laktat, 49, 82 kaptopril, 33,35, 69, 70 karbamazepin, 9, 53 karbogliserin, 48, 81 karbon aktif, 9, 52 karvedilol, 35 ketamin, 7, 51
174
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
ketokonazol, 17, 36, 59, 71 ketoprofen, 6 klofazimin, 14, 57 klorheksidin, 26, 27, 64, 65 klorpromazin, 41, 43, 75, 77 klomifen sitrat, 31 klomipramin, 41 klonidin, 33 klorambusil, 22 kloramfenikol, 12, 36, 39, 55, 73 klorfeniramin, 8, 52 klorfenol kamfer mentol, 27, 64 klorpromazin, 41, 43, 75, 77 klozapin, 41 kodein, 5, 46, 50, 79 kolkisin, 6, 51 kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, pirazinamid, 15, 16, 17, 58, 59 kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, 15, 16, 17, 58, 59
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, pirazinamid, 15, 16, 17, 58, 59 kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, 15, 16, 17, 58, 59 kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol, 14, 15, 57, 58 kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, 14, 15, 57, 58 kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol, 14, 15, 57, 58 kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, etambutol, 14, 15, 57, 58 kombinasi: dihidro artemisin, piperakuin, 18, 60 kombinasi: zidovudin, lamivudin, 19
175
kombinasi FDC (anak): zidovudin, lamivudin, nevirapin, 19
kombinasi kotrimoksazol (dewasa) sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 56
kombinasi: ergotamin, kafein, 20, 61
kombinasi kotrimoksazol forte (dewasa) sulfametoksazol dan trimetoprim, 13, 56
kombinasi: ferro sulfat, asam folat, 49, 82 kombinasi: ferro sulfat, ferro fumarat, ferro glukonat, asam folat, 49, 82 kombinasi: ipratropium bromida, salbutamol, 47, 79 kombinasi: levonorgestrel, etinilestradiol, 31, 67 kombinasi: lopinavir, ritonavir (LPV/r), 19 kombinasi anestetik lokal gigi: lidokain HCl, epinefrin, 28, 65 kombinasi antifungi: asam benzoat,asam salisilat, 36, 71 kombinasi antihemoroid: bismut subgalat, heksaklorofen, lidokain, seng oksida, 44, 77 kombinasi antiparkinson: benserazid, levodopa, 23 kombinasi kotrimoksazol: sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 55
176
komposit resin, 28, 65 kuinin, 18, 60 L laktulosa, 45, 78 lamivudin, 19 larutan mengandung asam amino, 38 larutan mengandung elektrolit, 38, 73 larutan mengandung karbohidrat, 38, 73 larutan mengandung karbohidrat + elektrolit, 38 larutan mengandung lipid, 38 leukovorin, Ca, 23 levodopa, 23 levonorgestrel, 31, 67 levotiroksin, 31 lidokain, 7, 28, 33, 44, 48, 51, 65, 66, 81
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
lisinopril, 34
metronidazol, 13, 17, 56, 59
litium karbonat, 42
midazolam, 8
lapinavir, 19
mikonazol, 36, 71
loratadin, 8, 52
mometason furoat, 37, 72
lorazepam, 40
morfin, 5
lugol, 31, 68 N M n-asetil sistein, 46, 79 magnesium sulfat, 9, 52, 53
nalokson, 8
manitol, 29, 38
natrium aminohipurat, 26
mebendazol, 10, 54
natrium bikarbonat, 8, 38, 52, 73
medroksi progesteron asetat, 30, 31, 68
natrium diklofenak, 6, 50
melfalan, 22
natrium hipoklorit, 27, 65
merkaptopurin, 22
natrium tiosulfat, 8, 52
mesna, 23
neostigmin, 42
metadon, 42
nevirapin, 19
metformin, 30, 67
nifedipin, 34, 70
metildopa, 34
nikardipin, 34
metilergometrin, 40, 74
nistatin, 17, 27, 36, 59, 65, 71
metilfenidat, 42
nitrogen oksida, 7
metilprednisolon, 20, 32, 46, 68, 78
norepinefrin, 35
metoklopramid, 43, 77
noretisteron, 30
metotreksat, 21, 22
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
177
O
piridostigmin, 43 podofilin, 37
oksigen, 7, 51
povidon iodin, 26, 64
oksimetazolin, 48, 81
pirantel pamoat, 10, 54
oksitosin, 40, 74
prazikuantel, 10, 54
omeprazol, 43, 76
prednison, 32, 68
ondansetron, 44
primakuin, 18, 60 prokain benzilpenisilin, 11, 55
P
propiltiourasil, 31, 68 propofol, 7
paklitaksel, 22
propranolol, 33, 69
paraformaldehid, 27, 64
protamin sulfat, 9, 24
parasetamol, 6, 50 pasta devitalisasi (non arsen), 29, 66 pasta pengisi saluran akar, 27, 65 pengganti plasma golongan gelatin, 25
Q R
penisilin V, 11, 55
ranitidin, 43, 76
perak nitrat, 37, 72
retinol, 49, 82
perak sulfadiazin, 36, 71
rifampisin, 14, 15, 16, 17, 57, 58, 59
permetrin, 37, 72 petidin, 5, 50 pilokarpin, 39 piridoksin, 49, 82
178
risperidon, 41 retanovir, 19 rokuronium, 42
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
S salbutamol, 46, 79 salep 2-4, 37, 72 sefadroksil, 11 sefazolin, 11 sefiksim, 12 seftriakson, 12 serum anti bisa ular, 47, 80 serum antidifteri, 47, 80 serum antirabies, 47, 80
sulfametoksazol, 12, 13, 55, 56 sulfasalazin, 45 surgical ginggival pack, 29, 66 T tamoksifen, 20 terbutalin, 46 testosteron, 30
serum antitetanus, 47, 80
tetanus adsorbed toxoid, 48, 81
setirizin, 8, 52
tetrakain, 39, 73
sianokobalamin, 24, 62
tetrasiklin, 12, 55
siklofosfamid, 22
tiamin, 49, 82
siklosporin, 21
timolol, 40
simvastatin, 35, 71
tiopental, 7
siprofloksasin, 13, 39, 56
triheksifenidil, 23
sisplatin, 23
trimetoprim, 12, 55, 56
sitarabin, 23
tuberkulin protein purified derivative, 26, 63
spironolakton, 29, 66 stavudin, 19 streptokinase, 34 streptomisin, 14, 57 sufentanil, 6
Daftar Obat Esensial Nasional 2015
U urea, 37, 72
179
V
vitamin K1, 24, 62
vaksin BCG, 48, 80
W
vaksin campak, 48, 80 vaksin jerap difteri tetanus, 48, 80 vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid), 48, 81
warfarin, 24 X
vaksin kombinasi DPThepatitis B, 48, 81
-
vaksin polio, 48, 81
Y
vaksin rabies, untuk manusia, 48, 81 valproat, 10, 42, 53, 76 valsartan, 34 vankomisin, 13 vasopresin, 29 verapamil, 33
Z zidovudin, 19 zinc, 44, 78
vinblastin, 23 vinkristin, 23 vitamin A, 49, 82 vitamin B1, 49, 82 vitamin B12, 24, 62 vitamin C, 49, 81 vitamin D2, 49, 81
180
Daftar Obat Esensial Nasional 2015