Bab I Pendahuluan 2o6o5i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, dalam Budiman 2015). Meskipun posyandu bersumber daya masyarakat, pemerintah tetap ikut andil terutama dalam hal penyediaan bantuan teknis dan kebijakan. Untuk mendukung peran posyandu dalam memantau kesehatan ibu dan anak, saat ini telah dibuat Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP merupakan seperangkat alat pencatat yang digunakan oleh kader dan dapat memberikan informasi tentang kegiatan, kondisi dan perkembangan di setiap posyandu. SIP adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola posyandu (Budiman, 2015). Pencatatan SIP dilakukan oleh kader posyandu segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan program kesehatan, SIP yang terdiri dari buku kelahiran dan kematian bayi, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas ; buku Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) ; buku bayi dan

balita yang mencatat jumlah seluruh bayi dan balita di wilayah posyandu; buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh posyandu; buku catatan kegiatan usaha apabila posyandu menyelenggarakan kegiatan usaha; dan buku pengelolaan keuangan. Kegiatan posyandu meliputi dimeja I: Pendaftaran, meja II: Penimbangan, meja III: Pengisian KMS, meja VI: Penyuluhan Perorangan berdasarkan KMS, meja V: Pelayanan KB kesehatan. meliputi : Imunisasi, Pemberian vit A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus, Pembagian pil atau kondom, Pengobatan ringan, Konsultasi KB-kes. Apabila puskesmas atau sektor terkait membutuhkan data tertulis yang terkait dengan kegiatan posyandu, puskesmas atau sektor terkait tersebut harus mengambilnya langsung ke posyandu. Untuk itu setiap puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggung jawab untuk pengambilan data hasil kegiatan posyandu (Kemenkes, RI 2011). Upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu seperti pencatatan SIP menjadi kepedulian semua pihak sehingga keberhasilan posyandu dalam hal ini sangat ditentukan oleh kinerja kader, karena kader merupakan penggerak posyandu dan hidup matinya posyandu tergantung aktif tidaknya kader (Kemenkes, RI 2011). Menurut Mathis dan Jackson (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu, yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau

2

kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

Mangkunegara,

(2000)

menyatakan

bahwa

faktor

yang

mempengaruhi kinerja yaitu faktor kemampuan yang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Faktor motivasi yang terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Menurut Gibson (1996) dalam Mangkunegara (2001) ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu faktor individu berupa kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. Faktor psikologis berupa persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. Faktor organisasi yaitu struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, penghargaan. Menurut Data Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2015 jumlah Posyandu di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 4,274 posyandu, yang terdiri dari 494 Posyandu Pratama, 1,392 Posyandu Madya, 1,715 Posyandu Purnama, dan 673 Posyandu Mandiri, dengan jumlah kader 16,267 orang. Pada tahun 2014 jumlah Posyandu di kota Samarinda berjumlah 610 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 586 Posyandu dengan jumlah 53 Kelurahan yang merupakan jumlah Kelurahan tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan data Dinas Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 menunjukkan jumlah Posyandu di Kota Samarinda berjumlah 608 Posyandu, yang terdiri dari 163 Posyandu Pratama, 256 Posyandu Madya, 163 Posyandu Purnama, dan 25 Posyandu Mandiri, dengan Jumlah kader 2,999 orang.

3

Samarinda sebagai ibu kota provinsi membawahi 24 puskesmas yang tersebar di 6 kecamatan, Puskesmas Temindung merupakan Puskesmas terbanyak kedua dengan jumlah 42 Posyandu yang mebawahi 3 Kelurahan, sedangkan Puskesmas dengan jumlah Posyandu terbanyak adalah Puskesmas Remaja dengan Jumlah Posyandu 55 Posyandu yang membawahi 5 Kelurahan di Samarinda ( Dinas Kesehatan Kota Samarinda ). Kelurahan Pelita merupakan kelurahan yang memiliki jumlah posyandu tertinggi dengan jumlah 19 Posyandu, dibandingkan dengan Kelurahan Sungai Pinang Dalam yang hanya memiliki 12 Posyandu, dan Kelurahan Mugirejo 11 Posyandu (Data Posyandu Se Kota Samarinda 2015). Posyandu di kelurahan pelita sebanyak 19 posyandu yang terdiri dari 5 posyandu pratama, 12 posyandu madya, 1 posyandu Purnama dan 1 posyandu Mandiri dengan jumlah keseluruhan kader sebanyak 69 orang. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada Bulan Mei 2016 terhadap pelaporan SIP yang ada pada 10 posyandu di kelurahan pelita yang menunjukkan bahwa sebagian besar kader di posyandu belum mencatat SIP dengan lengkap. karena, tidak mengerti dengan teknis pencatatan system informasi posyandu (SIP) di posyandu. Selain itu sebagian kader lainnya tidak mencatat SIP di sebabkan kesibukan sebagai pegawai dan adanya kader yang masih baru. Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP) oleh kader di Kelurahan Pelita Kota Samarinda Tahun 2016”.

4

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Faktor apa saja yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP) oleh kader di kelurahan pelita Tahun 2016 ?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP) oleh kader di kelurahan pelita Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP)

oleh kader di Kelurahan Pelita

Samarinda. b. Mengetahui hubungan pendidikan dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP) oleh kader di Kelurahan Pelita Samarinda. c. Mengetahui hubungan pelatihan dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP) oleh kader di Kelurahan Pelita Samarinda d. Mengetahui hubungan lama menjadi kader dengan kelengkapan pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP) oleh kader di Kelurahan Pelita Samarinda.

5

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Puskesmas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk perumusan kebijakan strategis oleh pihak Puskesmas dalam rangka meningkatkan kemampuan kader posyandu melengkapi pencatatan Sistem Informasi Posyandu (SIP). b. Bagi Kader Posyandu Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan kemampuan diri pribadi dan meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang pencatatan dan pelaporan Sistem Informasi Posyandu (SIP). c. Bagi Masyarakat Sebagai bahan informasi untuk masyarakat seperti tokoh masyarakat agar dapat memberikan motivasi bagi para kader posyandu dalam menjalankan kegiatan posyandu setiap bulannya. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat khususnya kebijakan kesehatan tingkat posyandu. b. Bagi Peneliti Belajar memperoleh pengalaman dan meningkatkan pengetahuan dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan masyarakat tentang

6

posyandu dan mendorong peneliti lain untuk mengembangkan diri melalui penelitian.

7