BADAK BERCULA SATU (BADAK JAWA)
Badak jawa atau javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus) adalah binatang terbesar di Jawa. Beratnya bisa mencapai 1,5 ton, berkulit pucat. Badak Jawa pernah tersebar di hampir seluruh wilayah gunung di Jawa Barat, seperti gunung Gede-Pangrango, Gunung salak, Gn. Tangkuban Perahu dan gunun Ciremei. Nama sebutan Badak Jawa agaknya kurang tepat karena distribusi alaminya, sejauh yang bisa dipastikan, pernah mencapai kawasan Sungai Brahmaputra di Bangladesh sampai Vietnam serta ke sebelah barat daya Cina, dan deskripsi badak pertama berasal dari spesimen yang ditemukan di Sumatera. Distribusi aslinya secara menyeluruh tidak akan pernah dapat diketahui, karena pada suatu waktu yang berbeda dan pada suatu tempat yang berbeda badak Jawa ini pernah dikacaukan dengan badak Sumatera Dicerorhinus sumatrensis dan badak India/bercula satu Rhinoceros unicornis. berikut ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
Warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman. Memiliki satu cula, dengan panjang ± 25 cm (pada betina ada kemungkinan tidak tumbuh/ kecil sekali) Berat badan mencapai 900 – 2300 kg, panjang tubuh ±2 – 4 m dan tinggi dapat mencapai hampir 1,7 m. Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja. Rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit. Bibir atas lebih menonjol berfungsi untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
BURUNG MERAK
Merak adalah tiga spesies burung dalam genus Pavo dan Afropavo dari familia ayam hutan (pheasant), Phasianidae. Burung jantannya memiliki bulu ekor yang indah yang dapat dikembangkan untuk menarik perhatian merak betina. Ketiga spesies tersebut adalah:
Merak India, Pavo cristatus Merak Hijau, Pavo muticus Merak Kongo, Afropavo congensis
BUAH BIWA
Buah biwa (loquat) atau nama latinnya Eriobotrya Japonica adalah tanaman buah dari keluarga Rosaceae, yang berasal dari dataran tinggi China. Menurut sejarah, tanaman ini telah diperkenalkan ke Jepang lebih dari 1000 tahun yang lalu. Tanaman Biwa ini sangat cocok tumbuh di daerah dataran tinggi salah satunya di Tanah Karo. Hingga kini Jepang merupakan negara produsen terbesar dari buah biwa iniPada Saat ini Sumatera Utara memiliki kebun tanaman Biwa (Loquat) yang terluas di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, kesemuanya berada di Taman Simalem Resort, Tanah Karo. Pada saat mengikuti Agrowisata ke Kebun tanaman Biwa di Taman Simalem Resort, kami diajak untuk melihat dan mengelilingi kebun yang seluas 5 Ha ditanami dengan biwa dengan 1.722 populasi pohon. Tanaman Biwa ini sebenarnya sudah tidak asing bagi masyarakat di Kabupaten Karo karena banyak penduduk menanam tanaman biwa di halaman rumah, tidak ada data yang pasti kapan sebenarnya tanaman biwa ini mulai ditanam di Tanah Karo.
BUAH MATOA
Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm.[1] Umumnya berbuah sekali dalam setahun.[1] Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian.[1] Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl.[1] Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.[1] Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).[1] Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea.[2] Buah matoa memiliki rasa yang manis.[2] Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda.[1] Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm.[1] Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm.[1] Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas maupun dingin.[2] Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.
POHON BENDO
Pohon bendo (dalam bahasa Jawa lebih tepat ditulis: bendha) merupakan pohon kayu bergetah yang masih bersaudara (lebih tepat disebut: marga) dengan nangka. Seperti halnya nangka, durian, dan sejenisnya, bendo ini merupakan pohon yang tingginya lebih dari 30m. Berdaun agak lebar, tebal, dan berkayu keras. Secara spesifik menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, pohon bendo memiliki klasifikasi Ilmiah sebagai berikut: "kerajaan: plantae, divisi: magnoliophyta, kelas: magnoliopsida, ordo: rosales, famili: moraceae, genus: artocarpus, spesies: A. elasticus dengan nama binomial: artocarpus elasticus. Menurut sepengetahuan "nuansa masel", pohon ini termasuk poho langka yang hidup liar secara tersebar di daerah berhutan di pulau Jawa, Sumatra, dan beberapa pulau lain di wilayah pembagian flora Indonesa Bagian Barat.