Bph 72696g

1.

Pengertian (Definisi)

Asuhan keperawatan pasien dengan BPH. BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Marilynn, E.D, 2000 : 671)

2.

Assessment Keperawatan

1. Memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan 2. Terputus-putusnya aliran kencing 3. Menetesnya urine pada akhir kencing 4. Pancaran lemah 5. Nyeri pada waktu kencing

3.

Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan eliminasi urin b.d sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih : Benigna Prostatic Hyperplasia 2. Nyeri akut b.d agent injury fisik (spasme kandung kemih) 3. Resiko infeksi b.d kerusakan jaringan sebagai efek sekunder dari prosedur pembedahan 4. Resiko perdarahan b.d trauma efek samping pembedahan 5. Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal 6. Retensi urine 7. Ansietas b.d perasaan takut terhadap tindakan pembedahan

4.

Kriteria Evaluasi Nursing Outcome

/ 1. Kandung kemih kosong secara penuh 2. Bebas dari isk 3. Tidak ada residu urine > 100-200 cc 4. Tanda-tanda vital dalam batas normal 5. Nyeri berkurang 6. Skala nyeri < 4 7. Tidak ada tanda-tanda inflamasi 8. Tidak ada hematuria 9. Warna dan bau urine dalam batas normal 10. Kandung kemih kosong secara penuh 11. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan

5.

Intervensi Keperawatan

Gangguan eliminasi urin 1. Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia (misalnya output urin, pola berkemih, masalah kencing praeksisten) 2. Anjurkan pasien / keluarga untuk merekam output urin, sesuai instruksi 3. Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi Nyeri akut 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, faktor presitipasi 2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 4. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi) 5. Berikan analgetik untuk menghilangkan nyeri Resiko infeksi 1. Gunakan sabun untuk cuci tangan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan 3. Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung 4. Pertahankan lingkungan antiseptik selama pemasangan kateter Resiko perdarahan 1. Monitor ketat tanda-tanda perdarahan 2. Observasi adanya darah dalam urine 3. Monitor complete blood count dan leukosit Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal 1. Monitor HMT, ureum, albumin, total protein, serum osmolalitas dan urine

Retensi urine 1. Monitor intake dan output 2. Instruksikan kepada keluarga untuk mencatat output urine 3. Sediakan privacy untuk eliminasi 4. Kateterisasi jika perlu 5. Monitor tanda dan gejala dari ISK (panas, hematuria, perubahan bau, dan konsistensi urine) Ansietas 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan 2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 3. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 5. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi 6.

Informasi dan Edukasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Cara menurunkan nyeri Mengajarkan teknik relaksasi Perawatan luka Pengontrolan infeksi Berhenti merokok Biasakan hidup bersih Olahraga rutin

7.

Evaluasi

Mengevaluasi respon objektif dan subjektif, setelah dilakukan intervensi dan dibandingkan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah di tetapkan.

8.

Penelaah Kritis

Sub Komite Mutu Keperawatan

9.

Kepustakaan