DESAIN PROGRAM TELEVISI 1
Andreas Yulianto M. Purnomo Sidiq
Bab 1
PERENCANAAN SIARAN TELEVISI
B
isa jadi ‘permainan’ taruhan terbesar di dunia adalah pemrograman televisi. Di New York, setiap tahun uang jutaan dolar datang dan pergi. Para ‘penjudi’nya adalah para eksekutif jaringan televisi yang memutuskan acara/program televisi
apa yang bisa ditayangkan atau tidak, tayang pada hari apa dan jam berapa—pada jaringan televisi Amerika Serikat. Acara sebelum dan sesudahnya pun harus secara cermat dipertimbangkan dengan memperhatikan apa yang ditampilkan jaringan lain (pesaing) pada hari dan jam yang sama. Ditambah lagi faktor demografis penonton (karakteristik seperti usia, suku, jenis kelamin dan tingkat ekonomi), promosi acara, dan daya tarik pengiklan. Setiap faktor tadi sangat penting demi kesuksesan sebuah acara dan kelanjutannya. Dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam memproduksi sebuah acara. Baik dalam memproduksi berita maupun jenis acara hiburan. Berita sudah tidak bisa dipungkuri, bakal diproduksi oleh setiap stasiun televisi. Kerja kreativitas dalam memproduksi sebuah acara dikerjakan oleh sebuah tim—bukan individu—yang disebut Tim Kreatif. Di setiap stasiun televisi di dunia, tugas Tim Kreatif adalah memberikan ide, konsep, rancangan, dan naskah yang siap digarap oleh tim produksi. Dasarnya adalah riset, penulisan naskah, skenario drama, skenario non-drama, penjadwalan, dan rundown acara. Setiap acara yang ditayangkan televisi, termasuk program berita dan program musik, membutuhkan paling tidak seorang penulis naskah di dalam sebuah Tim Kreatif. Pada tataran praksis rata-rata dibutuhkan 5 (lima) penulis naskah untuk setiap jenis program acara yang diproduksi. Tugas mereka antara lain mencari ide, merumuskan ide menjadi
konsep,
membuat
sinopsis
naskah
dari
konsep
yang
sudah
disetujui/dipresentasikan, membuat naskah (skrip, skenario), dan melakukan koordinasi dengan tim produksi program acara. Jelas, bahwa tugas dan tanggung jawab Tim Kreatif di sebuah stasiun televisi sangatlah besar. Mereka ibarat yang menentukan hidup-matinya ide dan kreativitas stasiun televisi yang memproduksi sendiri program acaranya. Stasiun televisi yang mempunyai bagian produksi sendiri disebut menerapkan pola kerja in house production, selain membeli acara buatan rumah produksi (PH/Production House). Dari sekian banyak tayangan, rata-rata stasiun televisi paling banyak memproduksi acara non-drama secara in house. Mengapa demikian? Sederhana saja, karena pengerjaan acara non-drama lebih mudah dan lebih cepat daripada serial drama yang membutuhkan waktu syuting berhari-hari.
1
Kegiatan
produksi
untuk menghasilkan
karya
artistik yang pendekatannya
menghibur, bagi stasiun televsi swasta (TV Komersial) diproduksi untuk tujuan bisnis— pendapatan materi dari iklan tujuan dari sebuah program acara televisi. Bisa jadi pula— andai kita adalah manajer program sebuah stasiun televisi—secara pribadi kita sama sekali tidak suka sebuah acara. Namun apa lacur, mayoritas penonton—menurut hasil survey rating—menyukai
acara
tersebut.
Acara
yang
diminati
penonton
akan
banyak
mendapatkan iklan. Secara otomatis keuntungan material bagi stasiun televisi. Selain TV Komersial yang berorientasi pada pasar, masih ada yang disebut TV Publik dengan orientasi program untuk masyarakat, TV Pemerintah yang berorientasi pada pemerintah, dan TV Komunitas dengan orientasi programnya pada suatu komunitas tertentu.
A. PENGERTIAN PROGRAMMING Sebagai penonton, kita disuguhi berbagai acara televisi dari waktu ke waktu. Acaraacara itu silih berganti, dari pagi sampai malam dan seterusnya. Beberapa stasiun televisi bahkan bersiaran selama dua puluh empat jam dalam sehari, jadi sebetulnya “tidak bisa dilihat” kapan sebetulnya acara tersebut dimulai. Pengaturan jadwal acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dilakukan di satu bidang atau departemen yaitu Bidang Program/Perencanaan (Programming Department). Di dalam TV Programming mencakup :
Orientasi program;
Kebijakan program;
Strategi
program,
yang
didalamnya
termasuk
memantau
dan
mengkaji
kecenderungan masyarakat dan kompetitor serta mengelola persaingan;
Penyusunan pola acara dan kriteria acara;
Penetapan sumber program;
Pemilihan dan penetapan program;
Pengembangan program;
Penyusunan acara harian (rundown);
Persetujuan produksi;
Penilaian bahan siaran; dan
Pemantauan siaran.
Lalu apakah yang dimaksud dengan Programming ?
2
Dari sudut penonton, Programming adalah proses penyediaan materi siaran yang sesuai keinginan dan kebutuhan penonton yang dapat ditonton pada waktu yang paling sesuai bagi mereka;
Bagi stasiun TV, Programming adalah mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan penyiaraannya agar dapat menarik sebanyak mungkin penonton dan bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada. Yang dimaksud ‘waktu yang paling sesuai bagi penonton’ untuk menonton acara
TV adalah diluar waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari (seperti diluar waktu kerja, waktu sekolah, tidur dan lain-lain), biasa disebut sebagai Prime Time. Periode Prime Time merupakan waktu yang paling potensial untuk banyak penontonnya dan kesempatan terbesar untuk bersaing dengan stasiun lainnya. Prime Time dapat berbeda-beda untuk setiap negara, dan dapat dikelompokkan atas : Morning Time, Afternoon Prime Time, dan Evening Prime Time. Yang perlu diperhatikan dalam programming antara lain :
Jangkauan siaran (nasional atau lokal);
Riset penonton (audience research);
Penjadwalan (pola waktu masyarakat, target audience dan lain-lain);
Isi program;
Konteks program;
Variasi program; dan
Kombinasi terbaik (optimal) antara idealisme dan kepentingan bisnis/profit.
A.1. TUJUAN PROGRAMMING Setiap stasiun televisi pasti memiliki pola acara yang terdiri dari beragam format acara dengan durasi bervariasi. Perencanaan (programming) dibuat dengan maksud untuk :
Membuat pola acara kompetitif yang akan menarik banyak penonton—khususnya sesuai demografi khalayak sasaran—pada tiap mata acara.
Menciptakan keseimbangan pola acara—termasuk yang acara komersil—sesuai kriteria Bidang Pemasaran (Sales Department).
Memenuhi keinginan masyarakat—ibarat sebuah kewajiban.
Membangun citra positif stasiun televisi di mata penonton.
A.2. STRATEGI PROGRAMMING 1. COUNTERPROGRAMMING Dalam setiap permainan, salah membidik sasaran artinya kekalahan. Hal yang sama berlaku dalam pemrograman televisi. Ambil contoh, kita menjadwalkan acara musik untuk kaum remaja dengan menampilkan band pendatang baru sementara pada
3
saat yang sama stasiun televisi ‘tetangga’ menampilkan band terkenal idola kawula muda. Kecuali kita memiliki sesuatu yang akan menarik banyak animo penonton usia remaja, lebih baik kita mengganti dengan acara lain dengan segmen pasar yang berbeda, misalnya segmen keluarga dengan tayangan komedi. Langkah ini disebut dengan Counterprogramming. Counterprogramming bisa juga memanfaatkan karakteristik demografis lainnya. Untuk acara yang ditujukan kaum usia tua, bisa dilawan dengan acara yang ditujukan penonton usia muda. Untuk acara yang banyak menarik animo penonton kalangan khusus—misalnya Kick Andy—bisa dilawan dengan acara yang ditujukan untuk kalangan keluarga atau segala umur. Penentuan khalayak sasaran acara juga menentukan pengiklan. Iklan kosmetik laki-laki—misalnya deodoran—tidak akan dipasang pada acara memasak, meskipun kecil kemungkinan tetap ada mengingat ada juga kaum Adam yang tertarik dengan masak-memasak. Meskipun pemasang iklan tertarik dengan jumlah penonton yang banyak, terkadang mereka juga memperhitungkan faktor demografis penonton sebuah acara. Faktanya, faktor demografis dianggap penting para pengiklan di media massa seperti suratkabar, majalah, televisi, radio, dan internet. 2. STACKING Penonton televisi memiliki kecenderungan untuk ‘terikat’ dengan sebuah saluran (channel) televisi yang sedang mereka saksikan meskipun punya alasan kuat untuk pindah ke saluran lain. Jika acara selanjutnya dari sebuah acara yang sedang ditonton adalah sejenis dan ditujukan ke karakter demografi yang sama, maka penonton tidak termotivasi untuk pindah saluran—terlebih jika acara selanjutnya promosinya gencar dan menarik minat penonton. Ingatlah, teknologi remote control menjadikan ‘usia tonton’ sebuah acara sekarang ada di ujung jari penonton. Misalnya setelah acara ‘X’ dengan rating tinggi diikuti penayangan acara ‘Y’ yang ratingnya lebih rendah. Maka, bisa jadi acara ‘Y’ akan ikut terangkat pamornya melalui apa yang disebut audience flow atau alur penonton. Ketika sebuah stasiun televisi menjadwalkan sejumlah acara berturutan yang mempunyai kemiripan karakteristik demografi khalayak sasarannya, maka langkah ini disebut dengan Stacking. Ada juga yang menyebut dengan istilah Block Programming. Contohnya, sebuah stasiun televisi menayangkan acara sinetron secara berturutan dengan asumsi akan ‘mengikat’ penonton selama beberapa jam.
3. HAMMOCK EFFECT dan TENTPOLING Sebuah acara baru (atau rating rendah) yang penayangannya dijadwalkan diantara dua acara populer, audience flow akan cenderung mengangkat acara baru tersebut. Cara ini disebut Hammock Effect.
4
Penonton televisi memiliki kecenderungan tetap stay tune pada satu stasiun televisi yang menayangkan dua acara populer meski diselingi acara baru (atau rating rendah) daripada berpindah saluran. Meski sebenarnya bisa saja mereka menyibukkan diri dengan aktifitas lain atau pindah ke acara lain (di stasiun lain) yang juga sedang berlangsung. Hal ini tentunya
membantu acara baru
yang dimaksud
untuk
mendapatkan tempat di hati penonton dan pada akhirnya menjadi populer. Teknik ini mirip dengan konsep Tentpoling, yaitu menggunakan acara-acara populer dan sudah mapan yang dijadwalkan pada jam tayang utama untuk mendorong atau menaikkan rating acara-acara lain disekitar jam tayang acara-acara populer dan mapan tersebut. 4. STUNTING Kita sebenarnya sering melihat Stunting—menggunakan program khusus atau pancingan plot—yang dilakukan stasiun televisi biasanya selama sekitar sebulan (diistilahkan sweeps) untuk menaikkan jumlah penonton dan mengejar rating. Sebagai contoh, dalam sinetron kita bisa menemukan seorang tokoh utama yang menikah, punya anak, ditembak atau apa sajalah. Pada awal era 90an, diketahui bahwa pernikahan dalam film serial televisi bisa mendongkrak rating acara sekitar 3 (tiga) poin—dan itu sebabnya banyak tokoh dalam drama televisi mendadak menikah. Teknik stunting lain ialah dengan menampilkan figur terkenal (public figure) dalam suatu episode. Biasanya yang ditampilkan adalah aktor/aktris ternama, tokoh politik, atlet, atau penyanyi. Untuk setiap penampilan orang terkenal tadi biasanya digeber lewat promo (on-air promotion) untuk acara tersebut. Kemudian juga disiapkan satu episode khusus ‘reuni’ yang menampilkan para bintang tamu yang pernah tampil. Sebagai ilustrasi, salah satu teknik stunting paling terkenal yaitu ketika JR— salah seorang karakter penting dalam serial televisi “Dallas”—ditembak oleh orang tak dikenal dan dilarikan ke rumah sakit ketika episode terakhir di salah satu musim (season) akan selesai. Peristiwa tertembaknya JR adalah cara untuk mengikat minat penonton untuk terus mengikuti serial “Dallas” pada musim berikutnya. Selama musim panas, “siapa penembak JR” sangat dirahasiakan dan menjadi misteri. Beberapa versi episode lanjutan dibuat, dan tidak seorang pun tahu pasti versi mana yang akan ditayangkan. Dikabarkan bahwa ada tabloid yang menawarkan enam figur yang mungkin menjadi ‘penembak JR’ sebelum musim selanjutnya dimulai. Ketika serial “Dallas” dimulai kembali, faktanya jumlah penonton serial tersebut di Amerika Serikat lebih banyak jumlahnya daripada jumlah pemilih dalam pemilu Presiden sebelumnya. Selanjutnya barulah diungkapkan bahwa si penembak JR adalah seorang pacarnya, dan JR tetap hidup.
5
Saat ini kita sering melihat akhir cerita suatu episode pamungkas sinetron yang dibuat menggantung untuk melanjutkan cerita pada musim tayang berikutnya.
B. KARAKTERISTIK ACARA TELEVISI
Produksi acara televisi merupakan hasil karya kreatif diantara profesi yang terlibat, dan perpaduan antara kreativitas manusia dengan kemampuan alat yang tersedia, sarana maupun prasarana bersifat teknis atau non-teknis. Awal terciptanya suatu Produksi/Karya berasal dari Ide atau Informasi. a) Informasi yang berasal dari manusia berupa ide/gagasan dapat menciptakan karya artistik yang bersifat :
Keindahan
Bersifat fiktif atau non-fiktif
Terikat pada moral
Menciptakan kepuasan
b) Informasi berasal dari manusia berupa peristiwa, pendapat, realitas, dapat menciptakan karya jurnalistik yang bersifat :
Aktual, Faktual
Bersifat penting
Menarik
Aktual menciptakan kepercayaan
Menimbulkan rasa ingin tahu
Terikat waktu
Azas yang perlu diperhatikan dalam memproduksi sebuah acara : 5 W 1 H, yaitu :
What
: apa yang akan kita buat
Who
: siapa objeknya dan acara dibuat untuk siapa
When
: kapan dibuatnya
Where : dimana dibuatnya atau lokasinya
Why
: mengapa acara dibuat/nilai penting suatu acara
How
: bagaimana penyajiannya
B.1. JENIS PRODUKSI ACARA TELEVISI Pada dasarnya jenis produksi program acara TV terbagi menjadi 2 (dua) Karakteristik, yaitu : 1. Produksi Artistik (Seni - Keindahan) terikat pada kode moral. 2. Produksi Jurnalistik (bersifat Penting, Aktual, Faktual dan Menarik) terikat pada etika, moral dan kode etik jurnalistik (Kode Etik Jurnalistik Wartawan dan UU Pokok Pers No.11 dan 21 th.1998), dan sekarang terikat pada Undang-undang 6
Penyiaran Indonesia No. 31 th.2002, Kode Etik Televisi, serta kebijaksanaan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap memproduksi acara TV (baik acara Artistik maupun Jurnalistik), antara lain : 1. Etika = Kaidah / pembatasan bahwa setiap produksi acara TV harus berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) dan sesuai dengan hukum yang berlaku. 2. Estetika = Keindahan, batasannya antara lain :
Menarik perhatian : hasil produksi dapat disenangi dan dinantikan oleh penonton.
Berkualitas : sesuai dengan standar produksi (SOP) baik kualitas gambar dan suaranya
Baik : isi pesan mengandung tujuan yang jelas (bersifat informatif, edukatif, komunikatif, persuasif, stimulatif) PERBEDAAN KARYA ARTISTIK DENGAN KARYA JURNALISTIK KARYA ARTISTIK
KARYA JURNALISTIK
Sumber : ide/gagasan
Sumber : permasalahan hangat
Mengutamakan keindahan
Mengutamakan kecepatan aktualitas
Isi pesan bisa fiksi dan non-fiksi
Isi pesan harus faktual
Penyajian
Penyajian terikat waktu
tidak
terikat
waktu
Sasaran kepercayaan & kepuasan
(perencanaan) Sasaran kepuasan penonton
penonton
Memenuhi rasa kagum/menghargai
Memenuhi rasa ingin tahu penonton Improvisasi terbatas
seseorang Improvisasi tidak terbatas
Isi pesan terikat pada kode etik
Isi pesan terikat pada kode moral
Menggunakan
Penggunaan
bahasa
bebas
(dramatis) Refleksi daya khayal kuat
bahasa
jurnalistik
(ekonomi kata dan bahasa) Refleksi penyajian kuat Isi pesan menyerap realitas/faktual
Isi pesan tentang realitas sosial
B.2. JENIS FORMAT ACARA SIARAN TELEVISI Yang dimaksud dengan Format adalah suatu bentuk atau rupa yang mempunyai kaidah serta norma-norma tertentu dan yang lazim dipakai. Maka dengan dasar pengertian tersebut, Format acara siaran adalah suatu bentuk yang mempunyai kaidah atau norma tertentu dan yang lazim dipergunakan oleh umum, dimana umum disini adalah organisasi atau lembaga penyiaran.
7
Perbedaan format acara siaran juga membedakan gaya penulisan dan struktur naskahnya. Hal ini karena disesuaikan dengan batasan atau kaidah yang diberlakukan bagi setiap jenis format acara. Dengan demikian berarti format acara siaran dapat dipandang sebagai kerangka penulisan naskah acara siaran televisi. Hal tersebut di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan William van Nostran yang menyatakan : “Format adalah suatu metode yang sederhana untuk menyajikan informasi melalui media televisi, dan untuk itu dibedakan antara isi dan gaya. Isi dapat diberlakukan kepada setiap format seperti keinginan si penulis. Sedangkan gaya adalah segi pandangan penulis terhadap materi dan formatnya.” Dari pandangan tersebut, kiranya format acara siaran dapat dipandang sebagai suatu metode penyampaian pesan yang ditulis dengan gaya menurut formatnya, karena itu dapat dipandang sebagai suatu metode maka tentu saja tidak semua format untuk kelompok sasaran. Pada tabel berikut disampaikan beberapa format acara siaran dengan batasan pengertiannya. KELOMPOK ACARA
FORMAT Siaran Kata (Naskah) Siaran Kata (Tanpa Naskah)
Laporan/Pandang an Mata
I
T
A
Komentar/Ulasan (Naskah)
Feature
B
E
R
Dokumenter
URAIAN Siaran monolog dengan bahan yang sudah ditulis dan dibaca secara rileks dan jelas Materi siaran tanpa ditulis dan disampaikan secara spontan dan dibawakan secara jelas Komentar dengan bahan yang sudah ditulis dan disampaikan sesuai dengan gaya yang meyakinkan Laporan spontan pada saat suatu peristiwa sedang berlangsung /terjadi Penyuguhan suatu topik tertentu dengan narasi sebagai penunjang terhadap gambar yang sudah bercerita Penyuguhan suatu topik tertentu dengan wawancara, komentar, narasi dan sebagainya yang disajikan secara utuh
KETERANGAN Talk Script
Talk Adlib
Discription
Running/ Reportage
Documentary
Feature
Magazine
Penyuguhan bermacam-macam Magazine topik dalam suatu paket yang utuh
Laporan/Berita
Siaran fakta, peristiwa, kegiatan yang diolah dan disampaikan Report/News dengan gaya yang penuh wibawa
Pidato (Naskah)
Menyampaikan suatu topik atau Speech pemikiran dengan gaya resmi
8
Sorotan
Diskusi
I
T
A
Wawancara
P E N D I D I K A N
B
E
R
Dialog
Mimbar Pendapat Penonton
Spot
Interview
Discussion
Dialogue
Forum
Vox Pop
Cerita Lisan
Bentuk acara dengan bercerita oleh seseorang dalam berbagai gaya dan Story in Verbal karakter
Fragmen
Cerita yang disajikan dalam bentuk drama singkat dengan atau tanpa Story Drama dukungan pemain watak
Kuis/Permainan/ Perlombaan Kontak (Peran Serta)
Peragaan
K E B U D A Y A A N
Menampilkan suatu topik secara singkat dan jelas untuk mendapatkan perhatian Siaran dalam bentuk tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk menggali fakta yang sedang menjadi perhatian masyarakat Pembahasan bersama dengan untuk memperoleh persamaan pendapat diantara pendapat yang berbeda Pembicaraan antara dua pihak atau lebih atas suatu topik untuk saling melengkapi Acara dengan mengikutsertakan orang awam dalam suatu diskusi terbuka Penyajian pendapat masyarakat terhadap suatu topik dengan pengambilan gambar diluar studio
Acara dalam bentuk permainan atau perlombaan yang Quiz/Game mengikutsertakan pihak luar/penonton Acara dalam bentuk permainan atau perlombaan yang melibatkan Question Box penonton melalui jawaban telepon Acara mengenai suatu topik/kegiatan disampaikan dengan Demonstration peragaan atau gerakan dan sebagainya
Langendrama (Oratorium)
Drama yang disampaikan dengan ketrampilan vokal dengan dipadukan musik, koor, efek suara Oratorium atau cahaya untuk menyampaikan suatu pesan tanpa pembabakan
Deklamasi
Pembacaan puisi dengan gerak/ mimik/ ekspresi/ intonasi dengan Poutry penghayatan yang dalam dan dapat diiringi musik
9
Pantomim
K E B U D A Y A A N
Sandiwara Musik
N A R
TV Play Music
in
yang TV Play Dance
in
Penyajian sandiwara TV diungkapkan dengan tarian
Sandiwara Komedi
Penyajian sandiwara cerita humor
Drama Lagu
Suatu bentuk drama yang diungkapkan melalui nyanyian, baik Drama in Song sebagai selingan maupun keseluruhan
Drama Musik
Suatu bentuk drama yang diungkapkan melalui musik, baik Drama in Music sebagai selingan maupun keseluruhan
Drama Cerita
Suatu bentuk drama dengan kisah kehidupan manusia yang diperankan Drama in Story para pemain yang berkarakter
Drama Komedi
Suatu bentuk drama dengan kisah Drama in berbagai segi kehidupan manusia Entertainment yang diungkapkan secara humor
Drama Tari (Sendratari)
Suatu bentuk drama diungkapkan dengan tarian
Paduan Suara / Kelompok Vokal Instrumental Tunggal Orkestra
B
U
Mimic/Pantomi m
Sandiwara Tari
Penyanyi Tunggal
Musik Ansambel
H
I
Penyampaian pesan atau cerita melalui gerak/musik/ekspresi tanpa kata Penyajian sandiwara TV yang diungkap-kan dengan penekanan pada kultur musiknya
Orkes dan Paduan Suara
TV
dengan TV Play in Entertainment
yang
Penyajian lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi dengan atau tanpa iringan musik Penyajian lagu yang dibawakan oleh lebih dari seorang penyanyi dengan atau tanpa musik Penyajian musik dengan instrumen tunggal tetapi dapat pula ditunjang musik orkestra Penyajian acara musik yang disajikan dengan instrumen musik dalam komposisi orkestra Penyajian acara musik oleh kelompok kecil dalam bentuk musik kamar
Drama in Dance
Voice / Singing
Voice Choir
Solo
Orchestra
Ensemble
Penyajian hiburan dengan paduan suara dalam bentuk kolosal yang Voice diiringi musik orkestra
10
Cerita dalam Musik
Penyajian acara musik yang dengan Story in Music suatu tema cerita tertentu
Hiburan Pendek
Penyajian acara musik yang dipadu antara musik dengan narasi dan Jingle dapat menyita perhatian penonton dengan cepat
Pergelaran Lagu
Penyajian acara pertunjukan konser dengan penyanyi sebagai pemeran Show in Singing yang menonjol
Pergelaran Musik
Penyajian acara pertunjukan besar dengan grup musik sebagai pemeran Show in Music yang menonjol
Aneka Ria / Panggung Gembira
Penyajian acara pertunjukan besar yang memadukan berbagai bentuk Show in ketangkasan / ketrampilan / Entertainment hiburan humor dan musik
H
I
B
U
R
A
N
Opera
Penyajian acara musik dalam bentuk cerita yang disajikan secara Story in Singing terpadu antara gerak, nyanyi, dan musik
Tabel berikut menyajikan format apa yang cocok untuk kelompok sasaran tertentu
Uraian
Wawancara
Forum
Doku menter
Feature
Langsung
Magazine
Drama
Boneka
Ani masi
Lain2
Umum
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Anak2
O
X
O
O
O
X
Remaja
O
O
O
O
O
O
O
Wanita Usia Lanjut Orang Cacat
O
O
O
X
X
O
O
O
O
O
O
O
X
X
X
X
X
X
Petani
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Pelajar Kaum Beragama Olahraga
O
O
O
O
O
O
O
O
X
X
O
O
O
O
X
O
X
Subjek
Hobi Ilmu Pengetahuan
O
O
O
O
O
O
O
O
X
X
O
O
O
O
O
O
X
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Keterangan : O = Sangat Bermanfaat
X
O
X = Sangat Mungkin
11
C. KHALAYAK SASARAN Penonton adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya acara yang telah dibuat. Dari penonton juga sangat diharapkan umpan baliknya () setelah mengikuti acara tersebut. Dalam masa sekarang beragam cara bisa menjadi saluran penerima umpan balik dari penonton dengan memanfaatkan bentuk dan teknologi komunikasi yang konvensional maupun yang terbaru. Umpan balik yang diberikan penonton selain menjadi bahan koreksi/evaluasi sebenarnya juga bisa memperkaya acara itu sendiri. Bukan tidak mungkin ada hal-hal yang terlewat dari pemikiran Tim Kreatif, dan hal-hal tersebut justru terlintas dalam benak penonton yang telah menyaksikan acaranya. Sebagai akibat terjadinya komunikasi penyiaran adalah terjadinya hubungan penyiaran dengan khalayak. Hubungan ini akan melibatkan individu, kelompok, serta lapisan dalam masyarakat dengan berbagai karakteristik demografis. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti saat ini memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi dengan kelompoknya atau antar kelompok mereka. Pada akhirnya hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri. Dengan meningkatnya kepercayaan diri dapat mengakibatkan mudahnya menerima rangsangan-rangsangan dari luar, sehingga semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan didalam kehidupan mereka. Disamping itu juga semakin meningkatkan wawasan hidup sehingga akan memperluas bidang kegiatan. Kondisi demikian tentunya akan menjadi tantangan berat bagi Prod atau Tim Kreatif untuk dapat merencanakan program siaran sebaik-baiknya. Dalam arti dapat memberikan sugesti, imajinasi, serta membangkitkan emosi positif bagi penonton. Dengan kondisi khalayak seperti uraian di atas, maka penonton televisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Jumlahnya banyak;
Saling tidak mengenal kecuali mereka yang diorganisasikan;
Heterogen;
Sebagian besar tidak diorganisasikan;
Tidak dikenal dan mengenal pengirim pesan (komunikator);
Sebagian tidak dapat memberikan umpan balik secara langsung. Karena heterogenitasnya khalayak sasaran bisa dibagi-bagi dalam segmen-
segmen tertentu dengan maksud supaya setiap segmen dalam kondisi selera, keinginan, serta kebutuhan yang mendekati sama. Pembagian segmen khalayak disusun menurut : a) Usia kependudukan, meliputi
Usia Pra Sekolah, Usia Sekolah Dasar, Usia
Sekolah Menengah, Usia Remaja, Usia Dewasa dan Tua; b) Jenis kelamin dari semua kelompok umur;
12
c) Lokasi dan Tempat tinggal, meliputi Daerah Pedesaan, Daerah Perkotaan, dan Daerah Metropolitan; d) Pekerjaan, misalnya Petani, Politikus, Pekerja Penyuluhan, Guru, Ibu rumah tangga, Anggota perhimpunan, Pelajar-Mahasiswa, Penganggur, Pengusaha, dan sebagainya; e) Kelompok sosial; f) Kepentingan rekreasi, misalnya kelompok Artis, kelompok Peserta Olahraga, kelompok Penonton Olahraga, kelompok Hobi, kelompok Pemburu Kesantaian; g) Kelompok Suku dan Kelompok Bahasa, diantaranya kelompok Pemakai Bahasa Daerah, kelompok Satuan Suku Bangsa. Meski khalayak penonton telah dibagi-bagi dalam segmen tersebut, tidak berarti tertutup kemungkinan bagi pembuatan acara yang bersifat umum, dalam arti diperuntukkan semua segmen. Dengan demikian pembuatan acara sasarannya dapat dibagi kedalam 2 (dua) arah, yaitu : 1. Untuk khalayak terbatas menurut segmentasinya yang disebut Target Group; 2. Untuk khalayak umum yang disebut sebagai Target Audience.
Selain itu Tim Kreatif maupun Prod harus pula memperhatikan karakteristik individu penonton. Penting diingat, bahwa penonton televisi bersifat individual, berbeda dengan penonton bioskop yang merupakan crowded audience yang dengan sengaja meluangkan waktu dan berkehendak membeli karcis. Penonton televisi meskipun dengan tekun memperhatikan acaranya tetapi pada saat tertentu akan meninggalkan tempatnya, dan nanti pada saatnya juga akan kembali menonton. Artinya, penonton televisi memiliki kebebasan psychological independent. Dengan kondisi secara individual penonton televisi seperti di atas, Robert K. Avery menyatakan bahwa individu dalam menerima pesan dari media massa akan memberikan reaksi dengan berbagai cara terhadap pesan-pesan tersebut. Robert K. Avery mengklasifikasikan penonton televisi sebagai berikut : 1. SELECTIVE ATTENTION Masing-masing individu hanya akan memilih acara yang menarik minatnya saja, hal ini termasuk item-item berita. 2. SELECTIVE PERCEPTION Masing-masing individu akan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang diterimanya melalui media massa. 3. SELECTIVE RETENTION Masing-masing individu akan mengingat apa yang ingin diingatnya saja.
13
Dari pendapat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan akan diterima oleh masing-masing individu berdasarkan kepentingannya. Demikian pula pesan-pesan tadi akan ditafsirkan serta diingat oleh masing-masing individu sesuai dengan makna kepentingan masing-masing. Walaupun peristiwanya sama, orang akan menanggapinya berbeda-beda sesuai keadaan dirinya. Secara psikologis dapat dikatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik persoalannya. Dalam Ilmu Komunikasi dikatakan bahwa pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Jelaslah bahwa tidak mudah membuat sebuah acara televisi, karena disamping prosesnya yang panjang juga harus memperhatikan dengan cermat berbagai aspek yang terkait termasuk khalayak sasarannya.
D. RATING, SHARE, HUTS dan M Rating, Share, HUTS dan M adalah faktor-faktor penting dalam menentukan (determining) kesuksesan sebuah acara atau iklan. Empat istilah ini—terutama Rating— sangat populer dalam industri pertelevisian. Sebenarnya sejumlah kritik sudah pernah dimunculkan untuk mengkritisi metode yang digunakan dan objektifitas hasil yang dipaparkan selama ini oleh lembaga survei yang membuat dan merilisnya. Tetapi apa mau dikata, suka atau tidak suka rating telanjur menjadi kesepakatan bersama dan dipergunakan sebagai tolok ukur didalam industri televisi. Perhatikan diagram berikut ini :
D.1. RATING Adalah persentase dari jumlah rumah tangga (households) yang menonton sebuah acara televisi dari jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki TV dalam
14
sebuah area tertentu. Pada contoh diagram diatas, 500 rumahtangga menonton acara “A” dari 2800 rumahtangga yang memiliki TV. Dengan membagi angka 500 dengan jumlah
Rumah
Tangga
Responden
(1200+800+500+300=2800)
maka
kita
akan
mendapatkan persentase: 17,86. Jadi, rating acara “A” adalah 18. Karena rating adalah istilah yang sudah dalam persentase, maka tidak perlu diucapkan “persen”, namun cukup 18. Dengan menggunakan cara yang sama, maka rating acara “B” adalah 11. D.2. SHARE Adalah persentase dari rumahtangga yang menyetel TV yang menonton acara Anda. Pada contoh diatas, acara “A” = 500 dibagi (800+500+300=1600) dan kita akan mendapatkan angka 31 sebagai share penonton acara “A”. Share untuk acara “B” adalah 18,75 atau 19. D.3. HUTS (Homes Using Television) Dari
contoh
diatas,
1600
(800+500+300)
mewakili
HUTS
dari
seluruh
rumahtangga penonton TV dalam area tertentu. Dalam kasus ini HUTS= 57% (1600/2800). D.4. M M
atau
Cost
per-thousand
(bukan
million!).
Ketika
hendak
mempertimbangkan biaya yang efektif untuk menjangkau konsumen potensial, penting untuk bisa membandingkan media possibilities. Untuk menentukan M atau Cost per million bagilah biaya iklan dengan jumlah khalayak yang dijangkau (dalam jutaan). Jika sebuah iklan radio bernilai $100 dan menjangkau 50.000.000 orang maka M-nya $2 , yaitu 100/50.000.000. Catatan : coretlah enam angka nol dari 50.000.000 karena kita menghitung dalam jutaan.
15
Bab 2
PERENCANAAN ACARA A. IDE DAN PENGEMBANGANNYA Sebuah acara bertitik tolak dari munculnya sebuah ide, sebuah cetusan perasaan karena adanya sesuatu yang merangsang. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa ide merupakan :
Suatu konsep pemikiran yang mempunyai kerangka dan tujuan;
Khayalan atau keinginan yang timbul dari kata hati;
Pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.
Dari ketiga pendapat di atas kiranya hanya pendapat terakhir yang sesuai dengan apa yang disampaikan di atas yaitu bahwa ide tumbuh karena adanya rangsangan tertentu. Dari rangsangan itu kemudian berubah menjadi suatu konsep pemikiran tertentu. Sebagai ilustrasi, setelah melihat kenyataan seorang PNS yang mengabdi 25 tahun mendapatkan penghargaan, sementara guru-guru yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun namun tidak pernah terbetik kabar ada diantara mereka yang menerima penghargaan tersebut. Dari situ Tim Kreatif tersentuh hatinya lalu muncul sebuah ide membuat acara yang bersifat protes sosial dengan mengungkap antara harapan dan kenyataan. Acara itu mempunyai tujuan tertentu, dan dari tujuan tersebut yang akan menentukan ada atau tidaknya suatu pesan. Seandainya acara dimaksudkan mencari dukungan, maka isinya diarahkan untuk mempengaruhi pendapat umum, sehingga acara tadi akan berubah menjadi sebuah acara yang sugestif. Lain halnya jika acara diarahkan untuk mengembangkan daya kritis penonton, maka acara tadi akan memuat tema yang dengan dukungan data dan fakta yang ada diolah menjadi sebuah acara yang lebih terbuka dan objektif. Sebuah acara yang mengembangkan sikap kritis lebih relevan dalam menjalin dan menghidupkan komunikasi horisontal, dan lebih bernilai pendidikan dalam arti sebenarnya. Sementara acara yang mempengaruhi membuat orang statis dan konsumtif, sehingga menciptakan sifat ketergantungan dan menghambat kreativitas. Bertitik tolak dari pemikiran data dan fakta harus diungkapkan, maka dalam pembuatan acara yang mengembangkan sikap kritis mutlak diperlukan suatu riset. Sangat diperlukan ketajaman dan kepekaan Tim Kreatif dalam mengurai suatu kejadian dalam masyarakat dan mendudukkan pada proporsi yang tepat. Pencarian ide itu sendiri ibarat dua sisi mata uang, menyenangkan dan membingungkan. Sering dikatakan bahwa sekarang ini tidak ada lagi hal yang baru, semua serba daur ulang. Kebuntuan dalam berpikir kreatif untuk mencari ide segar kadangkala diselesaikan dengan cara jalan pintas, yaitu menjiplak acara yang sudah
16
ada, meskipun masih ada cara yang lebih elegan yaitu adaptasi. Sesuatu yang inovatif lebih mudah ditemukan dan lebih bisa diterima khalayak. Misalnya saja melakukan modifikasi terhadap personifikasi seorang pembawa acara seperti dalam acara “Empat Mata” yang ‘berganti baju’ menjadi “Bukan Empat Mata”. Untuk mendapatkan ide menarik diantaranya bisa dengan :
Melakukan pengamatan terhadap kata-kata. Membuat ide yang pertama kali muncul adalah judul ide itu sendiri. Judul mewakili merk, yang semakin sederhana semakin mudah diingat dan semakin mudah dijabarkan. Penggunaan kata-kata yang tepat akan memudahkan ide diingat khalayak. Ambil contoh “Opera Van Java”, “Ala Chef”, “Wisata Kuliner”.
Menggabungkan 2 (dua) kata atau lebih sehingga menghasilkan makna baru. Ini rumus utak-atik atas ide beberapa kata unik yang dikumpulkan. Ketika kata-kata tersebut digabungkan akan ditemukan makna baru yang sekaligus menarik, misalnya “Swara Liyan”, “Sentilan Sentilun”.
Ide adalah karakter. Banyak yang menemukan judul berdasarkan nama karakter, misalnya “Bajaj Bajuri”, “Si Doel Anak Sekolahan”, “Mata Najwa”.
Ide adalah nama tempat. Nama-nama tempat yang asli atau hanya imajinasi bisa menjadi judul yang menarik, misalnya “Beverly Hills 90210”, “21st Jump Street”, “Sesame Street”.
Mencari inspirasi dari media massa lain seperti surat kabar, radio, majalah, internet, atau perpustakaan. Media adalah sumber inspirasi dan ide yang sangat membantu untuk mendapatkan berbagai macam ide.
Mengubah cara pandang. Andaikata menemukan sebuah situasi atau suatu hal yang menarik dalam jangkauan pandangan tertentu, cobalah mengubah cara melihatnya. Dengan mengubah posisi, jarak, waktu, dan sudut penglihatan, maka akan dihasilkan berbagai macam visualisasi yang berbeda. Dengan visualisasi yang berbeda akan menghasilkan ide yang juga beragam. Ambil contoh, seorang lajang sekarang bisa mencari jodoh lewat tayangan televisi “Take Me Out” ataupun “Take Him Out”. Untuk membuat agar sebuah ide yang sepertinya biasa-biasa saja atau sepele
menjadi luar biasa bisa dilakukan dengan memodifikasi beberapa elemen pembantunya ketika ide itu dilaksanakan. Elemen pembantu sebuah acara televisi adalah :
Kostum atau pakaian pengisi acara (Wardrobe) yang dibuat menarik untuk menunjang jalannya acara;
17
Latar (Background) sangat membantu memperkuat acara. Penonton tidak bisa disuguhi tata panggung dan latar yang statis. Oleh karenanya set-set yang atraktif dan imajinatif perlu dibuat;
Properti (Property) yaitu elemen tambahan yang berupa hiasan, alat bantu, dan benda-benda lain yang bertujuan membantu menghiasi set atau panggung sekaligus menjadi alat bantu untuk mempermudah produksi.
B. PERENCANAAN PRODUKSI ACARA TELEVISI
Televisi dilahirkan sebagai media massa yang bergerak pada ranah hiburan. Sejalan perkembangan dan perubahan zaman, dunia televisi juga berkembang dan berubah. Melalui layar kaca masyarakat tidak hanya disuguhi beragam acara hiburan, namun juga informasi dan olahraga. Secara garis besar produk acara televisi dapat dibagi dua, yaitu acara karya artistik yang bersifat non-faktual dan acara berita yang bersifat faktual. Prinsip acara karya artistik/non-faktual/non-berita adalah lebih menitikberatkan pada hal yang bersifat artistik (motivasi, tujuan yang berkaitan dengan pemenuhan keindahan/estetika serta etika sesuai dengan tuntutan skenario/naskah cerita). Ruang lingkupnya bersifat hiburan atau entertainment seperti drama, sinetron, FTV, acara musik, reality show, dan sebagainya yang kini banyak diproduksi oleh PH. Prinsip acara karya faktual/ berita adalah lebih menitikberatkan pada hal yang bersifat permasalahan hangat atau aktual, menyerap realitas atau faktual untuk memuaskan rasa ingin tahu serta menumbuhkan kepercayaan dan kepuasan penonton. Tahapan penayangan acara televisi sangatlah panjang, namun pada dasarnya terdiri atas : 1. Perancangan Program 2. Pra Produksi 3. Produksi 4. Pasca Produksi 5. Tahap Penyiaran 6. Siaran 7. Evaluasi
Pada tahapan Pra Produksi dilakukan kegiatan perencanaan atau sebagai tahap persiapan awal. Pada tahapan Rehearsal dan Set Up dilakukan kegiatan setting peralatan, pembuatan dekorasi/properti dan pendukung lainnya, latihan camera work, blocking pemain, serta general rehearsal. Tahapan Produksi adalah pelaksanaan shooting di lapangan. Sedangkan tahapan Pasca Produksi yang merupakan penyelesaian
18
produksi diisi kegiatan editing, dubbing, pemberian ilustrasi/musik latar, mixing, titling, preview dan revisi. Tujuan akhir semua proses diatas adalah terciptanya paket produksi yang dihasilkan dengan sentuhan Rasa (taste)—Pengalaman (experince)—Mood untuk memberikan kepuasan kepada pemilik, pengguna, dan juga penikmat hasil produksi tersebut dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin. Untuk membuat sebuah acara televisi (berita maupun non-berita) diperlukan tahapan produksi yang secara umum sebagai berikut : 1. PERANCANGAN PROGRAM (DEVELOPMENT )
Pencarian ide (Idea)
Penentuan sasaran (Audience/Channel target)
Pengembangan (Development/Treatment)
Penentuan tokoh/karakter (Develop characters)
Pengembangan adegan (Develop scenes)
Pengembangan treatment (Develop script outline or treatment)
Diproduksi sendiri atau membeli produk jadi (In-house Production or Production company)
Penulisan naskah lengkap (Write full script)
Perencanaan kebutuhan kerabat kerja/kru produksi (Commissioning)
2. PRA-PRODUKSI
Pemilihan pemeran (Casting)
Perencanaan set (Set design)
Perencanaan pencahayaan (Lighting design)
Penentuan kerabat kerja/kru produksi (Recruit production crew)
Pemilihan lokasi (Choose locations)
Pengadaan/pembelian properti (Buy props)
Persiapan kostum dan tata rias (Costumes & Make Up)
Naskah jadi (Final script)
3. PRODUKSI
Latihan diluar lokasi (Off-site rehearsal)
Pengambilan gambar lokasi (Location filming)
Latihan studio (Studio rehearsal)
Rekaman studio (Studio recording)
19
4. PASCA PRODUKSI
Penyuntingan gambar (Editing pictures)
Penyuntingan suara (Editing sound)
Penambahan grafis (Adding graphics)
Pengisian suara dan pengecekan akhir (Dubbing & Grading)
Hasil akhir (Final cut)
5. PENYIARAN
Promosi (On air promotion & press)
Pemasaran (Marketing)
Penayangan (Transmission)
Evaluasi & Monitoring
B.1. TAHAP PERANCANGAN PROGRAM & PRA PRODUKSI Pada tahapan ini aktifitas dimulai dengan mengumpulkan ide baik internal maupun eksternal sampai menjadi sebuah desain program untuk mengisi atau sebagai masukan pada Pola Dasar yang memuat judul, kriteria serta format program. Tujuannya untuk mendapatkan sebuah desain program yang tentu saja yang menarik serta memenuhi kebutuhan khalayak/penonton. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu : 1. Mengumpulkan Ide; 2. Merancang Program; 3. Mempelajari & Mengembangkan Ide untuk Rancangan Program; 4. Mengkaji Program; 5. Menganalisis & Menilai Rancangan Program, yang nantinya disetujui atau
mungkin ditolak menjadi Desain Program. Dari tahapan ini akan diperoleh : Jenis Program, Ide Program, Desain Program, serta Persetujuan. Setelah ide sudah dapat dan target audience sudah jelas berikutnya treatment acara sudah bisa mulai digarap. Secara detil sebetulnya ini merupakan salah satu tahap dalam membangun sebuah naskah. Treatment berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan properti. Langkah penulisan sebuah program acara televisi biasanya terdiri dari :
Merumuskan Ide
Riset
Penulisan Outline
Penulisan Sinopsis
Penulisan Treatment
20
Penulisan Naskah Draft
Review Naskah
Naskah akhir/final Untuk
penentuan
tokoh/karakter
(Develop
characters),
karakter
disini
berhubungan dengan para cast atau pemain—termasuk pembawa acara—dalam acara televisi yang akan dibuat. Pencarian karakter tertentu dilakukan oleh sebuah bagian (Casting Departement) atau bisa dilakukan oleh Prod dan Pengarah Acara (PD). Beberapa PH dan stasiun televisi terkadang hanya melibatkan PD serta Tim Kreatif dalam pencarian pemain serta pengisi acara televisi. Akan ada sedikit perdebatan ketika kita membicarakan kru sebuah acara televisi, karena ada beberapa perbedaan sistem manajemen antar stasiun televisi serta karakter kru produksi. Hal ini terjadi karena sangat tergantung dari, apakah sebuah produksi tersebut dibuat oleh stasiun televisi sendiri (in house production), besar kecilnya stasiun televisi serta PH, jenis acara televisi, dan banyak hal lain yang menjadi faktor perbedaan tersebut. Biasanya semakin besar stasiun televisi serta PH, maka semakin detil atau semakin lengkap kru yang terlibat di produksi tersebut. Pada intinya kru yang disusun bisa disesuaikan dengan kebutuhan sebuah produksi acara televisi itu sendiri. Pra Produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi. Pada tahap ini merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Makin baik sebuah perencanaan produksi maka akan memudahkan nantinya dalam produksi. Ketika tahap ini terlewati maka sebenarnya sudah tujuh puluh lima persen tahapan keseluruhan produksi. Pada rapat perencanaan produksi tahap awal, Prod sebagai orang yang bertanggungjawab atas keberlangsungan suatu produksi, memaparkan konsep acara yang sudah disepakati sebelumnya bersama Tim Kreatif. Di pertemuan berikutnya, masing-masing penanggung jawab memaparkan segala persiapan, dari mulai Art Director yang bertanggungjawab atas keseluruhan tampilan studio atau panggung. Program Director atau Pengarah Acara menjelaskan shooting breakdown serta treatment yang sudah dibuat sebelumnya. Rapat Perencanaan Produksi (Production Planning Meeting) bisa dilakukan beberapa kali, intinya semua kru yang terlibat harus paham betul tentang : 1. Konsep acara; 2. Tujuan acara; dan 3. Sasaran yang ingin dicapai.
Tujuan Ideal : media televisi adalah salah satu media yang ampuh dalam setiap pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, setiap mata acara yang
21
disiarkan
harus
dipertimbangkan
dari
dampak
baik-buruk
yang
ditimbulkannya untuk kepentingan negara dan bangsa.
Tujuan Material : penyelenggaraan suatu siaran televisi sangat memerlukan dana yang besar, untuk itu sebaiknya setiap stasiun penyiaran dapat dukungan dari sponsor.
Naskah dalam acara televisi tidak boleh diabaikan karena merupakan acuan dalam kegiatan Produksi. Naskah merupakan tulisan pengembangan dari Sinopsis dan Treatment serta merupakan alur isi cerita dari awal hingga akhir, lalu diterjemahkan kedalam bahasa gambar-suara, ditulis sudah sangat rinci dan sistematis/kronologis. Naskah juga menjadi alur cerita sebagai petunjuk bagi kru untuk menginterpretasikan kedalam bahasa gambar dan suara. Ada 3 (tiga) jenis Script : 1. Full Script
Dalam skrip ini terdiri atas :
Preliminary script/draft/outline script.
Rehearsal script. Skrip ini digunakan untuk persiapan di studio ketika mulai latihan. Dalam skrip atau naskah ini sudah tercantum secara detail tentang setting, karakter, dialog, dan adegan.
Camera script. Sebuah skrip yang sudah mengalami revisi, yang terdiri atas kamera dan audio, cue, transisi, perubahan set.
Full script bukanlah harga mati karena bisa saja di lapangan akan ada perubahan-perubahan yang mungkin tidak terlalu signifikan. Dalam acara tertentu full script menjadi keharusan. Full script diperlukan pada saat :
Ketika dialog pengisi acara (talent) harus benar-benar mengikuti teks, hal ini bisa dipejari terlebih dahulu oleh talent, atau untuk acara tertentu semisal pembawa acara olahraga bisa membaca terlebih dahulu di teleprompter atau skrip yang sudah tersedia;
Ketika mengharuskan adegan secara detil, misalnya perpindahan talent dari satu posisi ke posisi lainnya. Ini juga untuk mempermudah cameraman dalam pengambilan gambar;
Ketika acara tersebut memerlukan sisipan visual yang harus ditayangkan;
Ketika durasi waktu harus benar-benar dijaga.
Biasanya full script ini akan diperlukan dalam acara berita, drama, spot program/iklan maupun sitkom. Ketika dialog dan adegan dilakukan secara spontan, tentu saja tidak bisa mengunakan konsep ini.
22
2. Semi Script
Untuk acara-acara tertentu seperti, dialog, variety show, kuis, biasanya hanya menggunakan outline scripts. Dalam outline ini hanya mencakup apa yang harus dilakukan oleh talent/pengisi acara, fasilitas yang digunakan, serta visual. 3. Un Script Digunakan untuk berita dan dibuat setelah melihat gambar yang ada. Skrip ini untuk menjelaskan atau menguatkan informasi gambar, memakai narasi dengan menggunakan gaya bahasa serta disinkronkan. Membangun sebuah set di studio bisa saja dilakukan berbarengan dengan proses pra produksi lainnya, dan sebagai acuan bisa melihat time schedule yang sudah dibuat oleh Prod. Art Director sebagai kepala di Bagian Artistik dibantu oleh kru yang terdiri atas Pembangun Set (Set Builder), Properti (Props Master), Tukang Cat (Painter). Setting acara televisi memiliki beragam panggung/set yang harus memiliki dan memperhatikan :
Set Artistik, set sangat bergantung dari jenis dan tujuan acara;
Mekanisme panggung (Staging Mechanic);
Desain harus cocok dengan kebutuhan shot serta harus memperhatikan dimana letak kamera, lighting, serta sound system;
Karakteristik kamera video yang akan berpengaruh pada tone serta warna.
B.2. TAHAP PENYIARAN Merupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yaitu program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on airing. Dalam tahapan penyiaran hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan antara lain :
Format bahan layak siar;
Kualitas teknis bahan layak siar;
Kualitas program bahan layak siar.
Untuk memenuhi bahan layak siar diperlukan penyimpanan khusus materi siaran yang berbentuk perpustakaan/library bahan siar yang akan :
Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan siaran;
Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan layak siar berikut dengan data pendukung;
Menyiapkan pita bahan siaran yang baru/blank tape sesuai format yang ditetapkan.
23
Tahap Penyiaran sendiri terdiri atas :
Penilaian Bahan Siaran;
Penyiaran;
Penonton;
Evaluasi & Monitoring.
Bisa dikatakan penyiaran merupakan kegiatan menyiarkan bahan layak siar, terdiri atas:
Mengumpulkan database program;
Menyusun urutan acara/rundown;
Mengesahkan rundown;
Mendistribusikan rundown;
Menyiapkan bahan siaran;
Otomasi data program (check display logger data);
Menyelenggarakan siaran;
Relokasi bahan siaran.
B.3. MONITORING DAN EVALUASI Merupakan kegiatan mengamati dan menilai penyiaran sebagai internal control terhadap kegiatan penyiaran dengan tanggung jawab sebagai berikut :
Mengamati jalannya penyiaran;
Menilai mutu penyiaran;
Mengevaluasi masukan yang diterima dan meneruskan kepada setiap fungsi terkait.
C. DESAIN PROGRAM ACARA
Tahapan produksi program acara tidak sekadar menentukan content dan bagaimana mengemas acara. Lebih dari itu, diperlukan sebuah desain produksi agar realisasinya sesuai dengan konsep sekaligus sebagai pegangan atau panduan dalam tahap produksi. Untuk itulah diperlukan adanya sebuah desain produksi. Dalam desain produksi tercantum hal-hal sebagai berikut :
Deskripsi Program ; berisi Judul atau Nama Program, Format Program, Karakteristik Program, Jam Penayangan, Durasi, Segmentasi Khalayak, dan Tema;
Latar Belakang
Tujuan
Sinopsis
Treatment
24
Rundown
Naskah Deskripsi program merupakan gambaran umum tentang acara yang akan dibuat.
Didalamnya bisa diketahui judul atau nama acaranya, apa formatnya, bagaimana teknis produksinya (indoor atau outdoor, live atau taping), kapan ditayangkan, berapa lama acara tersebut tayang, siapa sasarannya, dan apa tema yang diangkat. Latar belakang berisi tentang alasan atau argumentasi mengapa acara tersebut perlu dibuat. Tujuan pembuatan acara bisa beragam, mulai dari memberikan pengetahuan atau informasi, memberikan hiburan, memberikan sudut pandang baru, atau memberikan nilai-nilai edukasi. Sinopsis berupa ringkasan atau sekilas gambaran acara. Seperti apa acara itu akan berjalan, siapa pembawa acaranya dan bagaimana gaya atau cara dia membawakan acara, atau siapa saja yang bisa menjadi narasumber atau bintang tamu. Disamping itu juga diungkapkan kapan dan bagaimana penayangan acaranya (isi/content). Treatment berupa garis besar jalannya acara yang berisi adegan-adegan (visual) dan durasi setiap adegan tersebut. Mulai dari color bar (jika taping) atau opening tune (jika live) hingga credit title dan logo produksi. Secara lebih detil treatment dituangkan dalam bentuk rundown acara yang akan menjadi pegangan setiap kru dalam tahap produksi. Naskah bisa hanya merupakan garis besar (outline) tentang apa saja yang nantinya perlu disampaikan atau diucapkan oleh pembawa acara. Hal ini perlu ditulis tidak sekadar disampaikan secara lisan kepada pembawa acara untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu. Naskah boleh juga dilengkapi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.
D. RU NDOWN / RUNNING ORDER Sebuah acara—sekalipun acara perayaan ulang tahun—pasti memiliki urutan acara. Tujuan urutan acara antara lain :
membantu kelancaran jalannya acara,
mengetahui apa dan siapa yang akan ditampilkan dalam rangkaian acara,
memudahkan fungsi kontrol persiapan poin acara yang akan ditampilkan,
memberikan gambaran singkat namun jelas terhadap acara itu sendiri. Dalam dunia penyiaran urutan acara dikenal dengan istilah Rundown atau ada
juga yang menyebut dengan istilah Running Order. Rundown akan menjadi pegangan setiap kru yang terlibat secara langsung dalam proses produksi sebuah acara. Meskipun 25
dijumpai adanya perbedaan format atau bentuk rundown, namun pada dasarnya setiap rundown memuat keterangan atau informasi tentang :
Nama atau judul program (Programme Identity / Programme Title)
Keterangan waktu produksi dan penayangan
Jumlah segmen (Segment / Seg.)
Adegan yang ditampilkan (Content / Subject)
Subjek pelaku (Cast)
Lokasi (Location / Loc.)
Input audio dan video (termasuk telop/ titling / template)
Durasi acara, durasi tiap adegan dan segmen, serta durasi kumulatifnya
Waktu siar (Run Time)
Catatan (Remarks)
Terkadang untuk input Audio dan Video ada juga yang menyatukan dalam satu kolom berjudul “Source”. Demikian juga untuk template ada pula yang menyebut atau memasukkannya dalam kolom “Graphic Structure”, termasuk semua tampilan grafis semisal diagram, tabel, atau ilustrasi visual 3D. Beberapa grafis, misalnya ilustrasi 3D atau Credit Title berupa animasi file video, playback-nya dari VTR atau komputer grafis. Pada halaman berikut akan diberikan dua contoh rundown sebuah acara. Yang perlu diperhatikan, untuk sebuah produksi taping akan sedikit berbeda dengan rundown live. Misalnya pada sebuah rundown taping kolom Run Time bisa saja dikosongkan dengan asumsi menunggu penjadwalan acara menurut pola acara. Sebaliknya seumpama acara tersebut sudah rutin dan jelas penjadwalannya maka Run Time ada baiknya diisi lengkap. Untuk durasi Opening Billboard / OBB (ada juga yang menyebut dengan istilah Opening Tune) kemudian Commercial Break, dan Credit Title sangat relatif tergantung kebiasaan di masing-masing stasiun televisi. Rata-rata durasi OBB antara 15-20 detik, untuk Bumper In dan Bumper Out masing-masing sekitar 5 detik. Sekiranya acara yang diproduksi tidak ada jeda iklan, maka sebagai pengganti Bumper In – Bumper Out bisa digunakan Bridging yang merupakan jeda atau penanda pergantian segmen, dengan durasi sama dengan Bumper In / Bumper Out. Untuk kolom Location/Loc. Sekiranya acara tidak menggunakan lebih dari satu set maka cukup ditulis Studio untuk menyebutkan lokasi acara. Jika acara menggunakan lebih dari satu set maka perlu diketahui set mana yang merupakan panggung utama (Main Stage) dan mana yang merupakan panggung pendukung (Second Stage).
26
Host introduksi talent
BUMPER OUT
3
4
III
II
Opening
2
Host –Talent bertanya jawab
BUMPER OUT
5
6
BUMPER IN Host –Talent bertanya jawab Closing Credit Title
Host CG
VTR Host & Talent
VTR
Host & Talent
VTR
VTR
Host & talent
Host
VTR
CAST
Studio CG
VTR Studio
VTR
Studio
VTR
VTR
Studio
Studio
VTR
LOC.
LIVE PB Jingle
VTR LIVE
VTR
LIVE
VTR
VTR
LIVE
LIVE
VTR
AUDIO
Production Date : 29 Februari 2013 Broadcast Date : 29 Februari 2013
TOTAL DURASI SEGMENT III TOTAL DURASI ALL SEGMENTS TOTAL DURASI COMMERCIAL BREAKS TOTAL DURASI ACARA (ALL SEGMENTS + COMMERCIAL BREAKS)
9 10
7 8
TOTAL DURASI SEGMENT II COMMERCIAL BREAK
BUMPER IN
4
TOTAL DURASI SEGMENT I COMMERCIAL BREAK
Opening Tune / OBB
1
I
SUBJECT
NO.
SEG
Programme Title : CURCOL
VTR Temp. Topik Temp. Talent Temp. Host CG.Scroll
VTR
Temp. Topik Temp. Talent
VTR
VTR
Temp. Talent
Temp. Host
VTR
VIDEO
Duration : 28’
16:22:05 16:29:05 16:29:35
0:07:00 0:00:30 0:00:25 0:08:00 0:28:00 0:02:00 0:30:00
16:22:00
16:21:00
16:20:55
16:05:55
16:05:50
16:04:50
16:04:45
16:03:15
16:00:15
16:00:00
RUN TIME
0:00:05
0:15:10 0:01:00
0:00:05
0:15:00
0:00:05
0:04:50 0:01:00
0:00:05
0:01:30
0:03:00
0:00:15
DUR.
REMARKS
FD : ………………..
Credit Title
Host menutup acara
Sesuai list pertanyaan
Bumper In
Bumper Out
Sesuai list pertanyaan
Bumper In
Bumper Out
Host mengenalkan talent
Host membuka acara
OBB
Producer : …………………………. Prog. Director : …………………….........
Contoh rundown :
27
III
STUDIO CG
16:29:35
16:22:05
16:29:05
VTR
16:21:00
VTR STUDIO
VTR
16:20:55
16:22:00
STUDIO
VTR
16:04:50
16:05:55
VTR
16:04:45
VTR
STUDIO
16:03:15
16:05:50
STUDIO
16:00:15
II
VTR
16:00:00
I
BUMPER IN Host –Talent bertanya jawab Closing Credit Title
COMMERCIAL BREAK
BUMPER OUT
Host –Talent bertanya jawab
BUMPER IN
COMMERCIAL BREAK
BUMPER OUT
Host introduksi talent
Host membuka acara
Opening Tune / OBB
Kembangkan pertanyaan
Host sedikit ulas talent
COMMENT
TOTAL DURASI (ALL SEGMENTS + COMMERCIAL BREAKS)
Jingle
LIVE
VTR
VTR
VTR
LIVE
VTR
VTR
VTR
LIVE
LIVE
VTR
AUDIO
SOURCE
RUN TIME
SEG
CONTENT
Production Date : 29 Februari 2013 Broadcast Date : 29 Februari 2013
Programme Title : CURCOL Duration : 28’
VTR Temp. Topik Temp. Talent Temp. Host Animation / Scroll
VTR
VTR
Temp. Topik Temp. Talent
VTR
VTR
VTR
Temp. Talent
Temp. Host
Animation
GRAPHIC STRUCTURE
0:00:25
0:00:30
0:07:00
0:00:05
0:01:00
0:00:05
0:15:00
0:00:05
0:01:00
0:00:05
0:01:30
0:03:00
0:00:15
DUR.
Producer : …………………………. Prog. Director : ……………………….... ………………....…..
0:08:00
0:15:10
0:04:50
CUMUL. DUR.
FD :
0:30:00
0:28:00
0:20:00
0:04:50
TOTAL DUR.
Contoh rundown :
28
Bab 3
PROGRAM TALKSHOW
D
ari 43 format dasar acara siaran televisi beberapa diantaranya merupakan program mimbar televisi atau talkshow programme. Program ini adalah acara yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih tentang sesuatu yang menarik
atau sedang menjadi perbincangan khalayak. Talkshow dikategorikan dalam keluarga besar Berita meskipun pada tataran praksis tidak selalu demikian, karena talkshow juga dapat menjadi acara dalam Karya Artistik. Bahkan, kini banyak acara yang menghadirkan kolaborasi antara pembicaraan dengan musik, lagu, puisi, fragmen, peragaan/demo, ataupun tarian sehingga menjadi variety show. Hal ini berarti, format acara siaran sebenarnya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan zaman, inovasi ide, maupun tuntutan penonton. Pengembangan program talkshow dapat dilakukan dengan cara memberikan penekanan-penekanan (stressing) pada aspek-aspeknya, yaitu aspek ‘talk’ dan ‘show’. Pertama, penekanan pada aspek talk-nya, show sebagai ilustrasi atau daya tarik saja. Isi pembicaraan sangat diutamakan dan tidak begitu terikat oleh show. Kedua, penekanan pada
aspek
show-nya,
sehingga
program
pembicaraan
(talk)
berkonteks
pada
pertunjukannya (show). Contoh, suatu pertunjukan menampilkan beberapa lagu Leo Kristi kemudian dibuat sebuah diskusi tentang jenis musik troubadour, lagu-lagu dan isi lagu Leo Kristi. Leo Kristi termasuk narasumber yang diundang untuk berdiskusi. Format program dapat berselang-seling antara perbincangan dengan musik.
A. JENIS-JENIS TALKSHOW Yang termasuk dalam talkshow antara lain :
Siaran Kata (Naskah) atau Talk Script yaitu siaran monolog dengan bahan yang sudah ditulis dan dibaca secara rileks dan jelas.
Siaran Kata (Tanpa Naskah) atau Talk Adlib yaitu siaran tanpa materi yang ditulis dan disampaikan secara spontan dan dibawakan secara jelas.
Pidato (Naskah) atau Speech adalah siaran yang menampilkan seseorang menyampaikan suatu topik atau pemikiran dengan gaya resmi.
Wawancara atau Interview adalah siaran dalam bentuk tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk menggali fakta yang sedang menjadi perhatian masyarakat.
Diskusi atau Discussion adalah acara yang menyajikan pembahasan bersama dengan untuk memperoleh persamaan pendapat diantara pendapat yang berbeda. Dari sini bisa dikembangkan menjadi acara debat karena menyangkut adanya perbedaan pendapat antara dua atau beberapa pihak.
29
Dialog atau Dialogue adalah acara yang menampilkan pembicaraan antara dua pihak atau lebih atas suatu topik untuk saling melengkapi, sehingga akan rancu dengan format Diskusi seandainya muncul perdebatan dalam acara Dialog meskipun dalam tataran praksis hal tersebut bisa saja terjadi.
Mimbar atau Forum adalah acara dengan mengikutsertakan orang awam dalam suatu diskusi terbuka.
Pendapat Penonton atau Vox Pop ( Vox = Voice = Suara ; Pop = Populo = Populi = Masyarakat, Penonton ) adalah penyajian pendapat masyarakat terhadap suatu topik dengan pengambilan gambar diluar studio. Dalam perkembangannya format juga ada yang diproduksi dengan hanya menghadirkan pendapat secara lisan (suara) penonton melalui telepon interaktif, misalnya yang dilakukan MetroTV. Ketika penonton menyaksikan sebuah acara televisi, pada saat itu muncul
seorang pembawa acara (presenter) menyampaikan sesuatu yang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program feature, diantara sajian musik, dan di awal suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang disajikan secara khusus. Pada saat itulah penonton sedang menyaksikan Siaran Kata (Talk Script ataupun Talk Adlib). Materi yang disampaikan dalam Siaran Kata biasanya pendek. Meski dalam format ini bisa saja Tanpa Naskah, namun tidak boleh diartikan sama sekali tanpa persiapan atau perencanaan. Tetap saja, Prod-PD-Presenter harus saling mengetahui apa yang akan disampaikan lewat layar kaca. Batasan-batasan perlu dibuat, mengingat Talk Adlib cenderung ‘lepas’ tanpa naskah. Hal ini sebagai penyaring demi menghindari kemungkinan dampak negatif. Prod dan presenter perlu membuat outline dari acara tentang maksud uraian yang akan disajikan; apakah untuk informasi, hiburan, atau sesuatu yang serius. Untuk menghindari kebosanan penonton karena sifatnya yang lisan dan tidak ada variasi gambar maka bisa disisipkan ilustrasi gambar untuk lebih memperkaya gambar dan menguatkan atau memperjelas materi. Dalam format ini apa yang disampaikan juga harus dapat menyenangkan penonton, dari sisi pembawaan presenter ataupun sisi materi siaran. Untuk itu diperlukan adanya riset penonton, karena mereka seringkali mengalami perubahan-perubahan. Selalu ada hal baru yang menjadi perhatian penonton sehingga apa yang menjadi minat mereka harus senantiasa diikuti demi eksistensi acara. Memproduksi Wawancara atau Interview yang baik bukan kerja yang mudah karena diperlukan persiapan yang cukup banyak. Tanpa persiapan, program ini sangat rentan dengan tingkat kebosanan dan pada akhirnya ditinggalkan penonton. Jika wawancara disajikan dengan baik bisa berguna dan bermakna bagi penonton. Dalam wawancara yang menjadi kunci adalah topik – narasumber – pewawancara. Topik jelas adalah sesuatu yang penting, unik, atau sedang hangat diperbincangkan khalayak.
30
Narasumber atau tamu biasanya dari tokoh populer atau public figure di masyarakat, ahli di bidang tertentu, tokoh kontroversial, atau siapapun sejauh masih terkait dengan topik yang akan dibahas. Setelah narasumber ditentukan oleh Prod dan pewawancara, selanjutnya harus dicari informasi tentang narasumber sebanyak mungkin.
B. PERENCANAAN TALKSHOW Untuk dapat menghadirkan sebuah acara talkshow yang menarik—bahkan digemari—penonton perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
Materi yang diangkat spesifik, disajikan secara ringan dan menghibur;
Materi yang diangkat tidak harus selalu aktual, namun bisa saja merupakan reaktualisasi yang memberikan sudut pandang baru bagi penonton;
Prod memiliki ‘benang merah’ (arahan) sehingga setiap episode mempunyai akhir yang jelas, sejauh mana atau kemana talkshow akan berujung;
Pembawa acara/presenter (ataupun , host) adalah seseorang atau lebih yang tidak saja menarik namun menguasai permasalahan, dan tidak memihak atau netral;
Prod dan pewawancara harus merencanakan sejumlah pertanyaan yang mewakili keingintahuan atau kebutuhan penonton;
Urutan pertanyaan didesain sedemikian rupa sehingga mampu membuat dramatik acara, dari yang ringan mengangkat ikhtisar atau penjelasan umum selanjutnya
mengalir ke
pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik-kritis-tidak
memojokkan;
Boleh juga disiapkan pertanyaan kontroversial yang kadang disukai penonton tetapi sering membuat narasumber kurang senang;
Narasumber—jika diperlukan—adalah seseorang atau lebih yang paham dan berkompeten dengan permasalahan yang diangkat;
Kelompok audiens—jika diperlukan hadir sesuai format—bukan merupakan pihak yang saling bertikai atau berbeda pendapat tentang permasalahan yang menjadi tema atau topik.
C. DESAIN PRODUKSI Tahapan produksi program talkshow tidak sekadar pada penentuan topik/materi perbincangan-narasumber dan pembawa acara saja. Lebih dari itu, diperlukan sebuah desain produksi agar realisasinya sesuai dengan konsep sekaligus sebagai pegangan atau panduan dalam tahap produksi.
31
Dimulai dengan penemuan ide dan pengembangannya, setelah itu judul acara dibuat. Judul sebuah program talkshow faktual—seperti halnya program televisi lainnya—sebaiknya singkat, berkesan cerdas, mencerminkan kelugasan, kewibawaan yang pada gilirannya akan mengarahkan imaji pemirsa pada kepercayaan atas topik yang diperbincangkan. Meski disarankan agar media massa ikut memasyarakatkan penggunaan Bahasa Indonesia namun penggunaan bahasa asing atau istilah asing sahsah saja sepanjang mudah dimengerti publik. Format talkshow faktual yang mengisyaratkan sesuatu yang serius bukan berarti miskin kreatifitas pengemasan. Awak bidang berita (news department) sebuah stasiun televisi tetap dituntut memberikan kreasi dan inovasi terbaiknya dalam mengemas sebuah sajian perbincangan. Pemanfaatan elemen-elemen acara seperti talent dan setdekorasi bisa menjadi titik awal utak-atik kemasan. Sebuah sajian talkshow juga bisa dilengkapi tayangan video yang memberikan informasi sebagai bekal kepada pemirsa untuk dapat mengikuti isi pembicaraan. Penentuan teknis produksi terkadang juga bisa dikreasikan sebagai pengembangan penyajian
acara.
Misalnya
ketika
sebuah
talkshow
disiarkan
langsung
maka
keterlibatan pemirsa di rumah bisa diakomodir melalui telepon interaktif. Yang tidak boleh luput dari perencanaan adalah pemilihan tema/topik serta narasumber yang diundang untuk memberikan informasi dalam acara tersebut. Menjadi semacam stigmatisasi publik bahwa program talkshow faktual seringkali ‘berat’ sehingga target audience-nya terbatas. Hal ini sebenarnya justru menjadi tantangan menarik bagi insan pertelevisian untuk dapat menghadirkan sebuah program talkshow ‘berbobot namun renyah’. Perlu diingat bahwa ‘berbobot namun renyah’ tidak akan serta merta menyedot jumlah penonton, karena bagaimanapun penonton televisi terklasifikasi. Pemilihan tema atau topik biasanya atas dasar argumen bahwa hal itu bersentuhan dengan kepentingan publik yang luas. Dari situ bisa ditarik ke arah mana talkshow tersebut akan dibawa. Apakah akan memberikan informasi dan pengetahuan, memberikan nilai-nilai edukasi, ataukah melahirkan sudut pandang baru dari hasil pembicaraan narasumber dengan pembawa acara. Ketika sebuah talkshow hendak diproduksi kru yang terlibat langsung ada baiknya mengetahui gambaran singkat namun jelas tentang jalannya acara. Dengan memiliki gambaran maka setiap kru akan mengetahui seperti apa nantinya talkshow tersebut berlangsung, sehingga bisa menyiapkan antisipasi atas berbagai kemungkinan yang membuat acara tersendat. Sebagai contoh, di tengah acara ada narasumber lain yang akan masuk maka idealnya PD sudah menginformasikan kepada FD, lalu FD memberi cue kepada pembawa acara, dan camper menyiapkan shot. Jika sejak awal kru studio tidak mengetahui tentang konsep masuknya narasumber satu persatu maka bukan mustahil masuknya narasumber menjadi tidak smooth.
32
Naskah talkhsow bisa hanya merupakan garis besar (outline) tentang apa saja yang nantinya perlu disampaikan atau diucapkan oleh pembawa acara. Hal ini perlu ditulis tidak sekadar disampaikan secara lisan kepada pembawa acara untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu. Naskah boleh juga dilengkapi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Seandainya dalam talkshow ditampilkan musik, fragmen atau peragaan secara langsung di tengah acara—bukan insert visual—maka sebaiknya sebelum produksi dilakukan latihan.
33
Bab 4
NEWS GLOSSARY
D
alam dunia pertelevisian hampir setiap pekerjaan seringkali dikejar tenggat waktu. Untuk itulah diperlukan adanya kecepatan yang diantaranya terwujud dalam penggunaan banyak istilah. Istilah-istilah tersebut menjadi sarana
komunikasi antar orang dalam melakukan dan membantu kelancaran pekerjaan. Istilahistilah tersebut harus dimengerti oleh setiap orang agar komunikasi antar orang-orang dari berbagai keahlian itu dapat berjalan lancar. Tanpa istilah-istilah ini maka komunikasi akan tidak sambung bahkan bisa terputus. Perkembangan teknologi digital telah memberikan istilah-istilah baru untuk menjelaskan proses kerja baru. Masing-masing
stasiun
televisi
mungkin
mempunyai
istilah
sendiri
untuk
menjelaskan suatu hal yang sama atau suatu proses yang sama. Hal ini menjadi masalah yang penting, setiap orang di stasiun televisi menggunakan istilah yang sama supaya tidak menimbulkan kebingungan. Setiap orang menggunakan terminologi yang sama. Berikut akan dibahas istilah-istilah dasar dalam ranah acara faktual (berita) televisi yang terbagi dalam beberapa kelompok.
A. FORMAT BERITA Dalam dunia televisi dikenal sejumlah istilah yang terkait dengan format yang digunakan dalam menyajikan suatu berita. Kelompok istilah ini melihat pada format yang berbeda yang digunakan untuk jenis berita yang berbeda. Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya untuk membawa penonton ke lokasi kejadian melalui gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan dampak sangat kuat kepada penonton. Dikatakan bahwa gambar dapat bercerita jauh lebih baik dibandingkan dengan kata-kata. Maka dalam dunia televisi dikenal istilah “Picture is the First, Sound is Completeness”. Salah satu tantangan yang dihadapi para pengelola program berita adalah mencari cara atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita. READER Inilah cara paling dasar untuk menyajikan sebuah berita. Penyiar di studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung. Format seperti ini biasanya hanya digunakan jika sebuah peristiwa penting terjadi pada saat program berita sedang mengudara. Tentu saja belum ada gambar karena tim liputan belum dikirim ke lokasi kejadian, namun informasi penting itu harus segera disampaikan setidaknya pada
34
fakta-fakta dasarnya saja. Istilah lain seperti ‘berita copy’ atau ‘in vision only’ memiliki pengertian yang sama dengan ‘reader’. Biasanya laporan dalam format reader dimulai dengan kalimat : “Berita yang baru saja kami terima….” atau “ Kami baru saja menerima laporan bahwa……”. Format reader biasanya diakhiri dengan kalimat : “…Kami akan menyampaikan perkembangan selanjutnya segera setelah kami menerima informasi terakhir.” GRAFIS Biasanya digunakan jika sebuah berita penting baru saja terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya. Untuk menggantikan visual yang belum ada maka digunakan grafis. Pada banyak kasus, misalnya jenis berita bencana maka grafis yang dibutuhkan adalah berupa peta yang menunjukkan lokasi bencana. Grafis dapat pula memunculkan foto seseorang misalnya dalam menyampaikan berita bahwa seseorang yang terkenal meninggal dunia. Dengan maraknya dunia internet bisa saja mencari video orang tersebut dari situs penyedia video semisal YouTube. Dalam format berita grafis pertama-tama penyiar muncul membacakan pengantar (lead) dan kemudian muncul gambar grafis dengan diisi suara si penyiar membacakan kelanjutan berita tersebut. VOICE OVER (VO) Berupa visual pendek (biasanya kurang dari 1 menit) yang diiringi dengan kalimat dari penyiar. Format ini biasanya digunakan untuk menyampaikan sebuah topik berita dalam waktu singkat. Jika sebuah stasiun televisi telah menerima gambar dari sebuah kejadian, maka cara tercepat menyampaikan gambar dan berita tersebut adalah dengan menggunakan format ini. Naskah berita VO dibacakan oleh penyiar. Dalam format ini penyiar muncul di depan kamera untuk membacakan pengantar dan diikuti pemutaran gambar video yang biasanya selama sekitar 45 detik. Sementara suara penyiar atau VO terdengar membaca berita mengiringi gambar. Istilah lain untuk VO adalah ‘Out of Vision’ (OOV) atau ‘Underlay’. PAKET Merupakan laporan berita lengkap dengan narasi yang direkam menjadi satu file atau dalam satu pita kaset. Narasi dalam paket dibacakan oleh seorang pengisi suara atau dubber yang biasanya adalah reporter atau penulis berita (writer). Berbeda dengan format VO di mana narasi dibacakan oleh penyiar di studio. Kebanyakan berita televisi dihadirkan dalam format ini. Rata-rata durasi sebuah paket dalam suatu program berita adalah 1,45 menit hingga 2,5 menit. Tentu saja ada paket yang berdurasi lebih lama misalnya 5 menit atau bahkan lebih untuk sebuah laporan khusus.
35
Paket ditulis oleh reporter dan harus di-copy edit oleh redaktur untuk gaya penulisan dan isi. Dalam sebuah paket biasanya mengandung bagian-bagian sebagai berikut : gambar, narasi, suara alami, kutipan langsung narasumber, grafis dan laporan reporter di depan kamera (Stand Up). Paket selalu dimulai dengan pembacaan pengantar oleh penyiar. LAPORAN LANGSUNG (LIVE REPORT) Ketika sebuah peristiwa yang bernilai berita masih berlangsung sementara program berita masih on air, maka stasiun televisi dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsung atau ‘Live Report’. Format ini dimungkinkan dengan melalui transmisi SNG ataupun FPU. Dalam format ini penyiar di studio langsung berbincang dengan reporter yang berada di lokasi tempat kejadian sedang meliput sebuah peristiwa. Itu sebabnya ada juga yang menyebut format ini dengan istilah dua arah atau Two Way. Lazimnya sebuah laporan langsung dimulai dengan split screen yang memperlihatkan penyiar di studio dan reporter lapangan. Ketika stasiun televisi atau reporter tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan laporan langsung secara visual, maka penyiar dapat melakukan wawancara langsung dengan reporter dari lokasi melalui telepon atau disebut ‘Live by Phone’. Dalam format seperti ini penyiar akan tampil bersama grafis yang memperlihatkan foto reporter yang sedang melaporkan, atau bisa diperlihatkan gambar landmark (lokasi terkenal) tempat reporter tersebut melaporkan. Misalnya gambar Tugu Muda jika sang reporter berada di kota Semarang, atau Patung Liberty jika ia berada di New York, Amerika Serikat, Big Ben jika ia berada di Inggris, dan sebagainya. Dalam sebuah laporan langsung narasumber tidak selalu harus seorang reporter, namun bisa saja salah seorang yang benar-benar terlibat dalam berita yang akan memberikan kredibilitas lebih baik daripada sekadar laporan reporter. Misalnya dalam rapat penentuan Pasangan Capres-Cawapres peserta Pilpres di gedung KPU Pusat maka laporan langsung dapat dilakukan dari studio ke lokasi dan penyiar di studio berbicara langsung dengan Ketua KPU Pusat. Bisa juga wawancara langsung dilakukan reporter dari lokasi sebagaimana penyiar di studio. Dalam format ini penyiar akan menghubungkan diri dengan reporter lapangan yang akan mengenalkan tamu di lokasi kepada pemirsa dan mereka melakukan wawancara. LIVE STUDIO Pada sebuah berita besar, stasiun televisi mungkin akan memutuskan untuk mengundang narasumber datang ke studio untuk wawancara secara langsung. Pengelola program berita menilai wawancara studio akan lebih efektif untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Dalam program berita, wawancara studio
36
biasanya digunakan untuk memperoleh keterangan dari mereka yang berpengaruh atau pengambil keputusan semisal menteri, gubernur, atau politikus. Mereka bertanggung jawab kepada publik dan perlu diwawancarai secara lebih intensif dibandingkan dengan narasumber biasa. Jika narasumber hanya satu orang maka format ini dikenal dengan istilah ‘OnePlus-One’. Pada kesempatan lain, stasiun televisi ingin mempertemukan Dekan dengan Presiden BEM yang mengecam kebijakan baru di bidang kurikulum. Format ini dikenal dengan istilah ‘Studio One-Plus-Two’, ‘One’ maksudnya adalah si penyiar. KLIP Merupakan petikan langsung pernyataan seseorang (soundbite) yang ditampilkan secara berdiri sendiri pada suatu program berita yang didahului pengantar yang dibacakan penyiar. BREAKING STORY Berita yang mulai terjadi ketika suatu program berita masih berlangsung. SOUNDBITE ON TAPE (SOT) Suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang. SOT sebaiknya diusahakan pendek dan fokus sehingga bisa membantu memberikan efek dramatis dari berita yang dibacakan sebelumnya. SOT dapat ditempatkan setelah VO atau dalam sebuah paket berita. Panjang SOT biasanya antara 10-30 detik. BUTTED SOUNDBITE Dua soundbite yang diedit berturut-turut yang digunakan untuk mengkontraskan sesuatu. Misalnya menurut X pengurangan subsidi BBM perlu, tetapi Z berpendapat sebaliknya. STAND UP Reporter berbicara menghadap ke kamera dari lokasi pemberitaan dalam sebuah siaran langsung (live) atau sebagai salah satu bagian dari sebuah paket beritanya. Istilah lain untuk format ini adalah Piece to Camera dan ROSS ( Reporter On the Spot and on the Screen). Disini reporter harus menyebutkan identitas diri, dari mana ia melaporkan dan untuk stasiun televisi mana ia melaporkan. Sebagai tambahan, sistem ROSS adalah teknik penyajian berita televisi dimana reporter atau redaktur berita secara aktif mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah dan menyajikan sendiri butir-butir berita itu dengan cara merekam suara terlebih dahulu ke dalam visual yang telah disediakan secara sinkron. Selain ROSS seperti disebutkan di atas, ada dua sistem ROSS lainnya, yaitu :
37
REPORTER ON THE SPOT AND OFF THE SCREEN : reporter berada di tempat kejadian dan dalam penyajiannya reporter tidak tampil/tidak berada di layar televisi (off screen).
REPORTER OFF THE SPOT AND OFF THE SCREEN : reporter dalam hal ini bertindak sebagai redaktur mencari referensi berita melalui jasa telekomunikasi maupun media yang ada dan waktu penyajian reporter tidak muncul di layar televisi.
IN HOUSE PACKAGE ( INHO ) Paket yang ditulis oleh penulis berita kemudian diedit oleh redaktur. Pengisi suara bagi in-house package bisa si penulis atau prod yang lolos tes suara. Panjang paket ini maksimal 2,5 menit. NATURAL SOUND PACKAGE ( Nat PKG ) Paket yang tidak memakai narasi dari penyiar atau reporter namun mengandalkan kekuatan video dan suara natural, seperti bunyi angin, suara tangisan, suara orang tertawa, dan musik. OPEN Dua atau tiga VO singkat yang diedit berturut-turut sebagai pembuka program berita dengan tujuan menarik perhatian pemirsa agar mengikuti program berita. Open biasanya diikuti Opening Tune atau Opening Billboard (OBB) atau Open Animation. Video yang dipakai harus mencekam pemirsa dengan disertai musik pembuka yang dinamis, durasi antara 30 detik, tiap VO diambil 10 detik. TEASER VO yang ditayangkan sebelum jeda iklan, berisi cuplikan singkat berita yang akan disampaikan setelah jeda iklan. Tujuannya untuk mengikat minat pemirsa agar tetap menonton program berita setelah selingan iklan atau tidak pindah ke saluran lain. Teaser yang tidak produktif adalah Teaser on Camera yang mengajak pemirsa untuk tetap bersama suatu program berita, namun penyiar tidak memberitahukan apa informasi menarik selanjutnya. Pemirsa dibiarkan menebak apa informasi selanjutnya yang akan muncul setelah jeda iklan. Durasi naskah Teaser biasanya antara 15-25 detik. Format Teaser adalah penyiar muncul di depan kamera dan mengatakan, ”Sesaat lagi kami akan menghadirkan informasi mengenai ….. “ atau “Pemirsa, jangan kemana-mana karena setelah jeda iklan kami akan kembali dengan informasi mengenai ….. “ gambar segera muncul dengan narasi dari si penyiar yang bersangkutan.
38
SYNC Kata-kata yang diucapkan pembicara ketika tampil di layar televisi, bentuknya antara lain wawancara, soundbite, stand up, dan vox pop. PROMO Informasi tentang suatu acara yang akan disampaikan misalnya suatu wawancara khusus menarik dengan tokoh terkenal atau pemberitahuan tentang rencana penayangan liputan khusus. Promo adalah perpaduan animasi grafis, musik, foto, dan atau video. Promo dibuat berdasarkan pesanan redaksi. Prod bisa menggunakan promo sebagai pengisi waktu (filler) jika acaranya tidak mencapai target waktu yang ditentukan. AN G L E Sudut pandang atau tema yang diangkat dan ditulis pada intro (lead) berita dari suatu perkembangan terakhir dari suatu peristiwa atau isu yang masih berjalan. INTRO Kata-kata yang diucapkan penyiar untuk mengantarkan sebuah berita. TOP LINE Kalimat pertama dari suatu intro. AS LIVE Sebagaimana siaran langsung (live) namun sebenarnya direkam terlebih dahulu untuk memberikan kesan seolah-olah siaran langsung. RUNNING STORY Suatu berita yang berkembang selama beberapa hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. VOX POP Vox (Latin)= Suara, Pop = Populi (Latin)= Rakyat, Masyarakat. Juga disebut Voice of the People. Vox Pop sendiri bukan suatu berita namun komentar-komentar singkat dari masyarakat yang berada di jalan untuk merefleksikan opini publik tentang suatu berita, peristiwa, atau topik yang sedang hangat. Vox Pop untuk mengetahui secara cepat reaksi masyarakat terhadap suatu kebijakan atau suatu peristiwa. Teknisnya setiap orang menjawab pertanyaan yang sama, kemudian beberapa soundbite hasil rekaman dipilih sebagai bagian dari paket beritanya. Perlu diingat bahwa tidak semua masalah cocok untuk dibuat bentuk ini, misalnya masalah yang
39
terlalu teknis. Suatu masalah yang cenderung semua orang akan berpendapat sama juga tidak menarik dibuat Vox Pop, misalnya “Apakah anggota DPR yang sering mangkir pantas dipilih kembali dalam Pemilu mendatang ?” atau “Menurut Anda apakah koruptor perlu dihukum berat ?”. Vox Pop akan menarik dibuat jika jawaban yang diberikan akan beragam, misalnya “Menurut Anda bagaimana kinerja Presiden dan Kabinet yang sekarang ?”. Ketika melakukan Vox Pop reporter harus mengajukan pertanyaan yang sama persis, tidak boleh mengubah pertanyaan walau hanya satu kata. Perubahan susunan kata-kata dapat menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap suatu pertanyaan, sehingga responden akan menjawab pertanyaan yang berbeda dan jawaban yang diberikan tentu saja berbeda juga. Pertanyaan yang diajukan jangan tertutup, yang hanya memungkinkan responden menjawab “Ya” atau “Tidak” terhadap suatu pertanyaan. Usahakan untuk mendapatkan jawaban dari berbagai pihak. Jika tema yang ditanyakan berlaku umum maka pertanyaan bisa diajukan kepada laki-perempuan, kaya-miskin, tua-muda, dan seterusnya. Lokasi untuk melakukan Vox Pop juga harus senetral mungkin. Jawaban dari orang-orang yang berada di sekitar kawasan perkantoran atau mal mungkin akan berbeda dengan jawaban dari orang-orang yang berada di pasar tradisional pinggiran kota. Jangan gunakan pendapat kelompok minoritas sebagai bagian terbesar dari Vox Pop, karena itu tidak tepat dan tidak seimbang.
B. BAHASA GAMBAR ACTUALITY Suara alami (natural sound) dalam bentuk ucapan atau percakapan dalam lingkungan yang sebenarnya, namun bukan suatu wawancara dan bukan pula suara si pewawancara. Contohnya seorang dokter yang sedang berbicara dengan pasiennya dalam ruang praktek. CUTAWAY Istilah dalam editing gambar, yaitu pengambilan gambar yang menjauh atau berpindah dari subjek utama ke gambar penunjang lainnya. Teknik ini dimaksudkan agar keseluruhan gambar terkesan logis. JUMP CUT Kesalahan yang tampak pada layar televisi jika editor gagal menyembunyikan penyuntingan dengan sebuah cutaway.
40
NATURAL SOUND Suara latar belakang atau suara alami yang keluar dari gambar, misalnya suara lalu lintas jalan raya atau suara para demonstran. RUSHES Gambar-gambar yang belum diedit atau masih merupakan bahan mentah hasil pengambilan gambar oleh camper dari lapangan. TIME CODE ( TC ) Yaitu informasi yang direkam pada pita kaset atau file yang digunakan untuk menandai keberadaan suatu shot yang berada dalam pita atau file yang belum diedit. LOGGING THE RUSHES Mencatat time code dari setiap shot atau soundbite yang akan diperlukan untuk penyuntingan akhir. Pencatatan TC dilakukan ketika sedang memeriksa hasil pengambilan gambar yang tentunya masih belum bisa diedit (rushes atau bahan mentah) ON CAMERA Penyiar muncul di depan kamera untuk membacakan berita. Biasanya dipakai ketika penyiar membacakan intro atau lead berita atau ketika program berita itu tidak memiliki gambar untuk menceritakan sebuah berita. Jadi kurang lebih sama dengan Reader. SHOTLIST Daftar shot yang diperlukan dan TC masing-masing shot tersebut. SOVT Suara yang direkam ke dalam pita video. STILLS Foto atau gambar diam, kebalikan dari gambar bergerak atau video. CUT STORY Bahan-bahan yang sudah diedit dan siap untuk transmisi. GENERAL VIEW (GV) Pengambilan gambar yang dilakukan secara melebar yang menangkap kondisi geografis suatu lokasi.
41
GOLDFISHING Cara penyajian gambar dimana soundbite atau gambar narasumber yang sedang diwawancarai dipakai dalam VO. Contohnya gambar seorang pejabat yang sedang dikelilingi wartawan dalam wawancara dipakai dalam bentuk berita VO. SEQUENCE Kumpulan shot yang saling berkaitan dari suatu aksi yang dilakukan seseorang untuk diedit bersama-sama sehingga menghasilkan cerita yang logis. SET UP SHOT Cuplikan gambar singkat tentang kegiatan yang dilakukan manusia, misalnya seseorang sedang berjalan atau bekerja, yang digunakan sebelum sebuah soundbite dari orang tersebut. Set Up Shot diperlukan jika penyiar menjelaskan tentang seseorang agar soundbite dapat dimengerti. INSET Sebuah citra atau gambar dari berita yang ditempatkan di belakang pembaca berita ketika dia membacakan intro suatu berita. LIBRARY / ARCHIVE Tempat penyimpanan gambar (footage) dari suatu kejadian penting atau insiden besar yang dapat digunakan di masa mendatang. Juga merupakan tempat di mana gambar-gambar umum (stock shot) penting seperti sekolah, pabrik, pasar, bandara, rumah sakit, pelabuhan dan sebagainya, dan foto disimpan.
STANDAR LIPUTAN DENGAN EDIT BY CAMERA : 1. WHERE
: Long Shot/Establishing Shot, Pengambilan statis gambar suasana tempat kejadian apabila tempat luas. Pengambilan dengan panning apabila tempat sempit.
2. WHAT
: Full Shot, Pengambilan gambar kejadian (statis).
3. HOW
: Medium Shot, Pengambilan gambar objek pelaku yang terlibat dalam kejadian ambil beberapa shot.
4. WHO/WHY: Medium Close Up/Close Up, Pengambilan gambar untuk SOT ingat background, hati-hati chargen. 5. WHEN
: Long Shot, Pengambilan gambar situasi akhir kejadian dengan angle yang berbeda.
42
Untuk produksi karya jurnalistik, misalnya berita, terdapat pula standar Edit by Camera, yaitu bagaimana membuat suatu liputan berita dengan berdasarkan pengambilan gambar yang berurutan dengan mengetahui segmentasi berita, unsur gambar dan pedoman reportase, sehingga tanpa melakukan editing gambar sudah dapat bercerita (picture story). Yang dimaksud segmentasi berita dalam konteks ini adalah permasalahan yang sedang terjadi di sekeliling kita yang dituangkan dalam naskah dengan mengindahkan aktualitas peristiwa itu sendiri.
43
Bab 5
SIARAN PROGRAM BERITA
S
tasiun televisi tidak bisa hanya menunggu berita datang. Stasiun TV juga harus mengejar berita, maka stasiun TV harus memiliki reporter. Selain berita stasiun TV memerlukan gambar dan untuk itu diperlukan juru kamera atau camera person. Keunggulan media TV dibandingkan media lainnya yaitu pemirsa dapat melihat
peristiwa yang terjadi karena berita yang dibacakan penyiar didampingi gambar. Bagi stasiun TV gambar adalah segala-galanya, dan tidak ada yang lebih buruk daripada sebuah kru liputan yang pulang tanpa membawa gambar untuk menunjang berita. Keadaan akan mejadi lebih buruk ketika stasiun TV lain justru memiliki gambar kejadian dari sebuah peristiwa serupa. Kredibilitas bisa anjlok jika tim liputan gagal mendapatkan gambar dari suatu peristiwa penting. Terlebih jika kegagalan tersebut disebabkan tidak ada camper yang siap. Koordinasi antara reporter dan camper sangat penting dan terkadang menjadi masalah dalam tugas peliputan. Ambil contoh misalnya reporter sudah siap berangkat, sementara camper belum datang, atau sebaliknya.
A. SUMBER-SUMBER BERITA (NEWS SOURCES) REPORTER Sumber berita terbesar dan terpenting adalah reporter dan camper atau wartawan media itu sendiri, yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan. Ada yang disebut specialist report dan ada yang disebut investigative journalist. Beberapa stasiun TV besar menempatkan tim liputan mereka di berbagai negara di dunia. Stasiun TV juga menerima berita dari reporter dan camper freelance ataupun koresponden. Bisa juga dari reporter atau camper amatir yang kebetulan menyaksikan sebuah kejadian penting dan merekamnya.
PELAYANAN DARURAT / CHECK CALL Reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Reporter tidak bisa hanya menunggu penugasan, namun juga harus mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting. Untuk itu reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unsur seperti unit pelayanan darurat. Stasiun Tv harus memiliki kontak dengan lembaga-lembaga penting seperti Pemadam Kebakaran, polisi, rumah sakit, ambulans, penjaga pantai, SAR, atau BMKG yang setiap saat bisa dihubungi untuk memberi suatu informasi/berita penting (breaking news).
44
KONTAK PRIBADI / S Sumber berita yang sangat penting bagi reporter, biasanya orang-orang yang sangat dikenal oleh reporter termasuk nomor teleponnya.
PERPUSTAKAAN/NEWS ROOM Biasanya di News Room ada buku catatan harian yang diisi oleh para news editor sebagai bahan liputan harian, menjadi patokan para reporter lapangan.
ARSIP Arsip yang dimaksud adalah arsip yang dikelola oleh News Room dari suatu penyiaran/penrbitan dari arsip berita yang dikumpulkan sebulan sekali, digunakan menjadi bahan acuan berita yang sama.
RADIO DARURAT Informasi-informasi darurat yang sumbernya melalui radio khususu, seperti ORARI, RAPI untuk dijadikan bahan breaking news.
POLITISI Politisi, pejabat tinggi, pemuka masyarakat menjadi sumber berita yang mudah dihubungi. Semakin sering mereka diwawancarai, semakin besar peranan mereka.
GOLONGAN BERPENGARUH Kelompok-kelompok LSM, organisasi buruh, dan semacamnya yang selalu beraksi menentang kebijakan pemerintah. Diperlukan kehati-hatian reporter terhadap kepentingan tertentu yang sangat mungkin disamarkan.
STAGED EVENT Aksi unjuk rasa, protes, orasi dan sejenisnya yang menentang pemerintah atau pihak yang sedang berkuasa.
NEWS RELEASE Berita-berita yang datang dari Biro Humas/Public Relation Officer lembaga pemerintah atau swasta.
45
SYNDICATED TAPE/NEWS Berita yang sudah dalam kaset/pita yang dibuat oleh Humas/PRO, biasanya mereka menyerahkan kaset hasil shooting dan naskah yang telah mereka buat untuk kepentingan lembaga mereka.
FREELANCE Wartawan lepas yang menjual berita atau wartawan yang dikontrak sebagai koresponden di tempat tertentu. Reporter ini harus berhati-hati karena banyak wartawan yang tidak punya penerbitan atau dikenal dengan sebutan “wartawan bodrex”.
B. NILAI BERITA (NEWS VALUE) Nilai berita (news value) berdasarkan kategori diantaranya : KEDEKATAN (PROXIMITY) Pengaruh dari suatu peristiwa/kejadian berdasarkan kedekatan masalah atau kepentingannya bagi penonton. Kedekatan bisa berarti jarak secara fisik atau emosional, misalnya : bagi penonton di Semarang berita ledakan bom di pusat kota Paris tidak dianggap penting dibandingkan bila itu terjadi di Jakarta; atau bagi orang Palembang di Semarang berita prestasi juara ganda kesebelasan Sriwijaya FC dalam Liga Indonesia sekaligus Copa Indonesia tentunya jauh lebih menyita perhatian daripada berita majunya Ali Mufidz sebagai bakal calon Gubernur Jawa Tengah periode mendatang.
KESESUAIAN (RELEVANCE) Perlunya pertimbangan antara tinggi-rendahnya keterkaitan pengaruh dari suatu berita untuk kepentingan yang lebih luas, misalnya : kenaikan harga kertas tidak berpengaruh bagi kaum petani, namun kenaikan BBM akan sangat berpengaruh kepada seluruh kegiatan masyarakat karena ada kedekatan kepentingan yang tinggi. Catatan : sekalipun berita telah memiliki nilai Kedekatan dan Kesesuaian namun harus dipertimbangkan tentang tingkat pendidikan khalayak, lingkungan audiens, kepercayaan yang dianut, adat istiadat, dan sebagainya. Dengan kata lain, nilai beritanya menjadi subjektif, disinilah seorang Prod Berita perlu memahaminya dan dituntut memiliki kepekaan yang tajam.
46
KESEGERAAN (IMMEDIACY) Berita yang diliput adalah apa yang terjadi saat ini (disiarkan langsung dengan menggunakan SNG/mobile transmitter dari tempat kejadian) atau yang baru diketahui hari ini meskipun peristiwanya telah terjadi sebelumnya dengan menambah data/informasi yang terakhir dan segera disiarkan melalui studio penyiaran, misalnya jenis-jenis stop press.
MENARIK (INTEREST) Sesuatu berita yang dianggap menarik untuk disaksikan dan dikemas sedemikian rupa dengan gambar yang memesona dan suara yang menyentak perhatian, sehingga penonton terkesima untuk mendengar atau memperhatikan berita tersebut. Catatan : dalam hal ini reporter dituntut dapat membuat naskah yang informasinya menjadi perhatian yang diinginkan penonton. Pada umumnya berita yang menyangkut tokoh terkenal, keluarga presiden, artis yang sedang kena masalah atau tokoh masyarakat yang berpengaruh.
DRAMATIS (DRAMATIC) Penyajian suatu berita berdasarkan peristiwa yang dramatik sering menjadi berita utama (headline) dalam pemberitaan media massa, misalnya penyanderaan, kriminal, pengejaran penjahat, kekerasan, perjalanan petualangan. Catatan : disini penulisan berita hendaknya bergaya cerita, namun tetap berpedoman pada kaidah-kaidah penulisan berita.
HIBURAN (ENTERTAINMENT) Berita tentang hiburan seperti pertunjukan musik, pementasan teater, dan sebagainya (sebagian dikalangan jurnalistik bukan termasuk berita), namun jika berita tersebut dikemas sedemikian rupa maka dapat menjadi berita yang menarik. Biasanya berita seperti ini disiarkan sebagai penutup serangkaian siaran berita, maksudnya sebagai penurunan ketegangan penonton yang telah menyaksikan berbagai peristiwa aktual sejak awal dengan konsentrasi penuh. Peristiwa/berita ini disebut dengan istilah Kicker atau Tailpiece atau Zipper.
News value juga bisa dilihat dari unsur Impact (dampak), Timeliness (kebaruan), Prominence (ketenaran), Proximity (kedekatan), Conflict, Bizarre (kejadian luarbiasa), Currency (sedang menjadi perbincangan masyarakat), dan Significant (membuat orang mengambil keputusan rasional).
47
Aspek dimensi waktu (time dimension) wajib ada dalam naskah. What have happened yesterday, What is happening today, What will happen tomorrow. Apa yang terjadi sekarang adalah berita yang disiarkan hari ini, apa yang terjadi kemarin bisa menjadi bahan rujukan untuk berita hari ini dan esok. Apa yang akan terjadi besok bisa menjadi
sebuah
prediksi
sehingga
dapat
disiapkan
langkah-langkah
antisipasi
peliputannya. Dalam kegiatan menggali informasi ibarat menghadapi 3 lapisan ‘gunung es’. Lapisan pertama adalah fakta-fakta dan data yang terlihat; Lapisan kedua adalah faktafakta yang tidak terlihat / apa yang telah terjadi; dan Lapisan ketiga adalah fakta-fakta yang tidak terlihat apa yang akan terjadi besok. News basic component antara lain Accuracy (ketepatan informasi harus dijaga), Properly Attributed (informasi dari yang berkompeten), Balance and Fair (both side of story), Objective, dan Brief (singkat : tidak boleh berbelit-belit, ringkas). Jurnalis hidup dalam dunia yang membingungkan dan kompleks. Bagaimanapun dia mengatur dengan kemampuan, kebijakan, dan energi untuk bisa mengungkapkan fakta dengan kebenaran kepada publik. Seorang reporter ingin tahu apa yang terjadi pertama kali dan dari tangan pertama. Seorang reporter ingin tahu apa yang terjadi kemarin, hari ini, dan belajar untuk tahu dari sumber-sumber apa yang mereka pikir akan terjadi besok. Reporter ingin tahu mengapa dan bagaimana sebuah peristiwa terjadi. Ketika menulis berita ada baiknya mengingat prinsip-prinsip dari Mark Twain yaitu :
Accurate : bahasa sesuai dengan situasi, kata-katanya tepat;
Clear : tidak bias;
Convincing : betul-betul bisa dipercaya;
Appropriate : gaya yang natural, tidak perlu meniru-niru.
C. JENIS BERITA Berdasarkan jenisnya Berita terbagi sebagai berikut : EMERGENCIES NEWS Berita tentang keadaan darurat, seperti kebakaran, pertolongan kecelakaan di laut/gunung, pada saat demikian masalah hidup atau mati manusia yang menjadi persoalan utama. Pada umumnya berita tentang kecelakaan adalah berita yang selalu menarik untuk disiarkan karena kecelakaan tidak dapat direncanakan.
CRIME Meningkatnya angka kejahatan dapat menjadi sumber berita yang menarik. Untuk mendapatkannya maka perlu memperluas kawasan liputan di daearah-daerah tertentu yang ditengarai banyak peristiwa kriminalnya. Berita jenis ini memiliki banyak 48
fase mulai sejak insiden yang aktual, penangkapan oleh polisi, penahanan sampai tingkat pengadilan.
LOCAL AND NATIONAL GOVERNMENT Setiap kebijakan pemerintah (pusat—daerah) biasanya menimbulkan dampak pada masyarakatnya, dampak ini yang menjadi sumber berita. Dalam hal ini terdapat pilihan, apakah yang akan diambil kebijakan pemerintah atau dampak yang ditimbulkan pada masyarakat.
PLANNING AND DEVELOPMENTS Berita
yang
bersumber
pada
rencana/program
pembangunan,
seperti
pembangunan proyek jalan tol Semarang—Solo, pasar baru, kompleks wisata, fasilitas publik seperti rumah sakit baru, dan lain-lain.
CONFLICT AND CONTROVERSY Berita yang berkaitan dengan situasi konflik, dapat berupa konflik gagasan maupun fisik, misalnya tawuran antar kampung, suasana pro—kontra di parlemen terhadap kebijakan pemerintah, sikap buruh yang menolak UU perburuhan yang baru, dan lain-lain.
PRESSURE GROUPS Berita yang berkaitan dengan ada kelompok penekan/oposisi yang menghendaki perubahan/menentang karena merasa tidak puas terhadap pranata sosial politikekonomi yang ada. Maka tuntutan mereka menarik untuk menjadi bahan berita. Dalam hal ini reporter mencari pemain/tokoh utamanya dibelakang layar sebagai acuan.
INDUSTRY Berita
yang
berkaitan
dengan
perkembangan/aktivitas
industri,
ketenagakerjaan, peningkatan produksi, nasib buruh, pemogokan, PHK massal, rasionalisasi, UMR yang rendah, penerimaan pegawai diluar prosedur, dan lain-lain.
HEALTH Berita yang berkaitan
dengan
dunia kesehatan
masyarakat, pelayanan
kesehatan, pelayanan rumah sakit, penemuan serum atau obat terbaru, penemuan virus terbaru, perkembangan teknologi kedokteran, peranan pengobatan alternatif, dan sebagainya.
49
HUMAN INTEREST Berita ringan yang istimewa terjadi dan menarik, misalnya pohon kelapa bercabang lima, penjual bendera musiman, penjual terompet tahun baru, kehidupan topeng monyet, dan sebagainya.
PERSONALITIES Berita yang berkaitan dengan pribadi seseorang tokoh/artis/orang yang dikenal. Makin tinggi ketenaran/ketokohannya makin tinggi pula nilai beritanya, misalnya Presiden segera menikahkan putera keduanya, seorang anak mantan Presiden menikah diam-diam dengan artis, dan lain-lain.
CULTURE Berita yang bersumber dari adat istiadat suatu daerah maupun negara/bangsa baik dari sejarahnya, kehidupan keseharian, atau pariwisata, msalnya ritual pemotongan rambut bocah gembel di Wonosobo, kehidupan suku-suku asli Lembah Baliem Papua, ritual pemakaman di Tana Toraja, dan lain-lain.
SPORTS Biasanya berita cabang-cabang olah raga yang populer di masyarakat, seperti sepakbola, bulutangkis, voli, balap mobil/motor, tinju, maupun kegiatan/aktivitas organisasi olahraga, olahraga tradisional, prestasi atlet domestik maupun manca negara.
CALENDER EVENTS NEWS Berita seputar kegiatan yang sifatnya saat tertentu dan biasanya dilakukan massal, misalnya suasana hari Lebaran, Tahun Baru, Tahun Baru Imlek, Lomba Busana Tradisional pada Hari Kartini, dan sebagainya.
SPECIAL LOCAL INTEREST Berita tentang keunikan sosial politik di masing-masing daerah yang menyangkut kehidupan mereka atau kelompok sosial suatu tempat yang mengadakan aktivitas unik dan menarik banyak orang, misalnya saat pemilihan Lurah warga yang memilih mengenakan pakaian tradisional.
50
WEATHER Berita yang sumber informasinya tentang keadaan cuaca, karena data cuaca sangat diperlukan masyarakat petani, nelayan, transportasi. Perubahan cuaca yang senantiasa terjadi perlu diketahui setiap orang dimana saja, terlebih akibat cauaca buruk bisa menimbulkan bencana alam seperti banjir, angin ribut, longsor, dan sebagainya.
TRAFFIC LIGHT Berita tentang situasi lalu-lintas jalan raya, utamanya pada jam sibuk atau adanya kejadian di jalan raya seperti kemacetan atau kecelakaan.
ANIMALS Berita tentang kehidupan binatang, mulai dari binatang peliharaan (domestik) sampai yang liar di hutan, misalnya kelahiran anak harimau putih di Taman Safari Cisarua Bogor, ditemukannya anak harimau Jawa di Meru Betiri, musim bertelur penyu hijau, dan sebagainya.
D. STRUKTUR FISIK NASKAH BERITA Berita ada dua macam : spot / news story (singkat, padat, jelas, gaya bahasa langsung) dan features (pengembangan spot news, lebih mengutamakan bahasa gambar). Naskah berita televisi sering disebut dengan istilah narasi berita, naskah, atau skrip berita. Menulis berita pada dasarnya adalah proses merangkum dan memilih sejumlah fakta terpenting yang akan membantu reporter atau penulis naskah untuk mengungkapkan atau menceritakan suatu peristiwa. Singkatnya : make links from fact to fact. Oleh karenanya semakin banyak fact list akan semakin bagus. Fact list awal dibuat di lokasi kejadian, setelah itu buatlah fact list lanjutan dengan mencari data-data tambahan dari orang-orang berkompeten. Prinsip dasar penulisan naskah berita TV adalah cover both side, penggunaan bahasa yang mudah dipahami masyarakat, menghindari istilah teknis, dan ada statement/ soundbite untuk menegaskan. Perbedaan utama reporter TV dengan media lain dalam menulis naskah beritanya terletak pada faktor gambar atau visual yang harus diperhitungkan reporter TV ketika ia menulis berita. Gambar-gambar yang akan dipergunakan harus dipertimbangkan oleh reporter TV sebelum ia menulis naskah. Gambar-gambar itu akan menentukan cara reporter TV menulis beritanya, dan hal ini tidak ditemui pada reporter media lainnya. Narasi berita dan gambar adalah satu kesatuan, sama pentingnya, saling mengisi. Seorang reporter TV harus bisa menulis berdasarkan gambar (write to video). 51
Gambar sangat membantu pekerjaan reporter TV. Dia tidak perlu menjelaskan segala sesuatunya dengan terlalu rinci karena sebagian besar fakta sudah dijelaskan oleh gambar. Oleh karenanya, penting bagi seorang reporter TV untuk menghindari pembebanan naskah yang terlalu panjang atau menggunakan bahasa rumit. Gunakan bahasa yang sederhana, semakin sederhana akan semakin baik. Bahasa yang digunakan hendaknya bisa dimengerti semua orang. Naskah berita harus sebisa mungkin sesuai dengan isi dan esensi berita yang disampaikan. Jika apa yang disampaikan narasi tidak sesuai dengan gambar yang dilihat maka merupakan gangguan bagi penonton. Naskah berita terdiri 3 bagian : intro (lead), badan narasi (main body), dan penutup. Harap diingat untuk tidak mengulang informasi yang telah diungkapkan pada bagian sebelumnya. Sebelum mulai menulis ada baiknya seorang reporter TV menjawab pertanyaan tentang berita yang akan ditulisnya; yaitu :
Mengenai apa berita yang akan ditulis itu?
Mengapa berita ini penting untuk disampaikan?
Apa yang baru dalam berita ini?
Bagaimana menyampaikannya seefektif mungkin?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut reporter perlu menghayati bahan-bahan sumber berita dengan baik serta menggarisbawahi poin-poin yang dapat diangkat. Cari juga esensi, ‘benang merah’ dan sudut pandang dari berita tersebut sehingga menemukan angle yang akan diangkat. Sebaiknya seorang reporter TV juga mengingat beberapa hal, antara lain :
Jangan mulai menulis jika belum yakin
Jangan menulis sampai tahu apa yang akan ditulis
Show, don’t tell
Put good quote in the story
Put good illustration in the story
Hindari penilaian atau memberi penilaian
Jangan mengakhiri berita dengan pertanyaan
Tulis secara sederhana dan jujur
INTRO atau LEAD Bagian terpenting suatu berita TV. Bagian ini adalah hal pertama yang harus ditulis reporter dan bukan sebaliknya. Intro menyiratkan isi berita dan menarik orang untuk mengikuti beritanya. Intro harus : most important, most unusual, most unique, dan menyiratkan isi berita. Jika menggunakan kutipan, buatlah dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Pikirkan lead berita yang kuat, langsung pada sasaran, dan bisa menarik perhatian penonton agar menyimak sebuah berita hingga akhir. Jika hal itu berhasil 52
dilakukan maka kalimat-kalimat selanjutnya akan mengalir lancar. Intro merupakan rangkuman dari seluruh unsur terpenting suatu berita dengan latar belakang dan konteks yang diperlukan. Intro sebisa mungkin mengandung hampir semua terpenting berita yang mencakup unsur 5W. Sedangkan badan berita berfungsi untuk menguraikan unsur 1H (How) yang belum dijelaskan dalam intro. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Intro tidak selalu merupakan rangkuman, namun adalah awal narasi berita. Penulisan yang dimulai dengan intro terlebih dulu juga akan membantu prod program berita mengetahui pada kesempatan pertama mengenai apa yang ditulis reporternya dan mempersiapkan penempatan berita itu dalam program beritanya. Fungsi lain dari Intro adalah menjadi ‘kendaraan’ untuk memperlihatkan penyiar TV kepada penonton. Penyiar berita bukanlah pajangan atau pelengkap yang sekadar muncul. Penyiar berita harus mendapatkan dan memenangkan perhatian penonton saat mereka muncul membawakan program berita. Perhatian penonton tidak mungkin diperoleh jika penyiar hanya muncul sekilas namun juga tidak boleh terlalu lama— untuk itu intro setidaknya terdiri dari minimal tiga kalimat pendek atau maksimal lima kalimat pendek. Bagian terpenting suatu intro adalah kalimat pertama atau disebut dengan istilah baris teratas (top line). Baris pertama memberikan informasi terbaru (angle) sebuah berita kepada penonton. Kalimat pertama harus mampu merebut perhatian penonton dengan informasi yang paling dramatis. Misalnya : 20 ORANG TEWAS DAN BELASAN LAINNYA LUKA-LUKA DALAM KECELAKAAN BUS DI BREBES// Pada berita berkelanjutan (running story) kalimat pertama intro adalah informasi terakhir atau terbaru, contoh : SOPIR YANG MENGANTUK MERUPAKAN PENYEBAB KECELAKAAN BUS DI BREBES KEMARIN// Atau akan lebih baik lagi jika kalimat pertama intro merupakan informasi kepada penonton tentang dampak kejadian tersebut terhadap mereka, misalnya : HINGGA SAAT INI JALUR PANTURA DI BREBES BELUM BISA DILALUI MENYUSUL KECELAKAAN BUS DI DAERAH ITU// Nama orang penting atau terkenal bisa menjadi top line dengan pertimbangan bahwa nama-nama tersebut memiliki pengaruh berdasarkan prinsip name makes news. Ditinjau dari teknik penulisannya beberapa tipe intro yaitu :
HARD INTRO Bentuk intro yang langsung menyampaikan informasi paling penting tentang kejadian sebuah berita. Intro ini langsung masuk ke inti cerita dengan memasukkan sebagian besar informasi paling penting. Tipe ini biasanya digunakan untuk tipe berita straight atau hard news. Misalnya : EMPAT TAHANAN TEWAS DITEMBAK DI DALAM LAPAS CEBONGAN SLEMAN YOGYAKARTA//
53
SOFT INTRO Bentuk intro yang biasanya digunakan untuk berita yang bersifat features. Intro ini tidak langsung masuk inti cerita, namun hanya memberikan perspektifnya saja dengan menunjukkan pada hakekat atau dampak dari inti cerita. Misalnya : MULAI BESOK PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR HARUS BERSIAP-SIAP MEROGOH KOCEK LEBIH DALAM KARENA HARGA B-B-M AKAN NAIK 40 PERSEN//
INTRO SAPAAN Intro yang seolah-olah sang penyiar berbicara langsung kepada penonton dengan menyebutkan kata sapaan ‘Anda’. Intro ini termasuk juga soft intro dan kerap dipakai untuk features news. Misalnya : JIKA ANDA BERNIAT BERANGKAT KE BALI BESOK MUNGKIN SEBAIKNYA RENCANA ITU DITUNDA DULU// MASYARAKAT BALI HARI KAMIS BESOK AKAN MELAKUKAN UPACARA NYEPI// PADA SAAT NYEPI SELURUH DESA DAN KOTA DI BALI SEPERTI MATI TIDAK ADA KEGIATAN APAPUN//
INTRO PERTANYAAN Misalnya : SAUDARA/ ANDA INGIN TAHU APA KEGIATAN PARA MANTAN MENTERI YANG SUDAH PENSIUN DARI PANGGUNG POLITIK//
INTRO PAYUNG Beberapa poin berita ditampilkan dalam satu kalimat awal. Intro ini merangkum beberapa cerita yang berkaitan atau memiliki kesamaan dalam banyak aspek. Misalnya : MUSIM KEMARAU YANG PANJANG TELAH MENIMBULKAN PERSOALAN BESAR DI BEBERAPA DAERAH// DI SUMATERA KABUT ASAP MENGHALANGI PANDANGAN DAN MENGGANGGU KESEHATAN MASYARAKAT// DI JAWA RIBUAN HEKTAR SAWAH TERPAKSA PUSO/ SEDANGKAN DI KALIMANTAN HUTAN DAN LAHAN TERBAKAR//
INTRO HUMOR DAN KEJUTAN Intro ini menggunakan kata-kata humor atau mengejutkan untuk berita ringan, lucu, dan mengagetkan. Misalnya untuk laporan tentang hewan yang lucu, lomba panjat pinang, dan kejadian tak terduga.
BADAN BERITA (MAIN BODY) Dalam menulis badan berita struktur penceritaan tidak boleh meloncat-loncat atau bolak-balik. Setiap perkembangan fakta atau informasi harus diselesaikan alur informasinya, setelah itu baru pindah ke perkembangan berikutnya dan seterusnya. Narasi harus sesuai dengan gambarnya. Tentukan pula soundbite (kutipan wawancara)
54
dan gambar yang akan digunakan, termasuk nat.sound-nya, setelah itu menulislah berdasarkan video itu. Dalam menyusun narasi biasanya visual yang dimiliki sering menentukan awal cerita. Biasanya gambar yang paling kuat dan menarik ditempatkan di awal guna menggaet penonton langsung ke cerita tersebut. Fungsi narasi dalam berita bukan untuk menceritakan gambar, tetapi untuk melengkapi atau mendukung gambar. Prinsipnya : ‘Picture is the First, Sound is the Completeness’. Gambar yang sudah jelas menunjukkan fakta dan makna tidak perlu diceritakan lagi. Narasi hanya menceritakan apa yang tidak jelas atau tidak tergambarkan oleh visual. Struktur badan berita ada beberapa tipe, yaitu :
POLA KRONOLOGIS Sering digunakan untuk menguraikan suatu kejadian secara berurutan mulai awal hingga akhir, misalnya kecelakaan, pembunuhan, atau peristiwa lainnya yang jika tidak diceritakan secara kronologis akan membingungkan penonton. Tipe seperti ini harus menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, bagaimana , dan mengapa. Contoh : KECELAKAAN ITU BERMULA KETIKA BUS PENUMPANG “MADURA EKSPRESS” JURUSAN BANGKALAN – JAKARTA HENDAK MENYALIP MOBIL SEDAN YANG ADA DI DEPANNYA// NAMUN DARI ARAH BERLAWANAN SEBUAH TRUK TRONTON MELAJU CEPAT// SOPIR BUS
BERUSAHA MEMBANTING KEMUDINYA KE KIRI YANG
MENYEBABKAN BADAN BUS MEMBENTUR MOBIL DI SAMPINGNYA/ SEMENTARA PENGEMUDI
TRUK
TIDAK
SEMPAT
MENGURANGI
KECEPATANNYA
SEHINGGA
TABRAKAN TIDAK DAPAT DIHINDARKAN//
POLA TOPIK Narasi yang ditulis tergantung pada topik yang dibahas. Contoh : KENAIKAN HARGA BENSIN JUGA MEMENGARUHI KENAIKAN HARGA SEMBAKO//
POLA PENDAPAT Digunakan untuk berita yang menimbulkan berbagai pendapat dari berbagai pihak. Badan narasi berjalan sesuai dengan pandangan-pandangan yang berbeda tersebut. Contoh : KEPUTUSAN PEMERINTAH MENETAPKAN DARURAT MILITER DI POSO MENDAPAT DUKUNGAN DARI ANGGOTA D-P-R// KEPUTUSAN ITU DINILAI SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN// NAMUN KALANGAN AKTIVIS MENILAI DARURAT MILITER AKAN MENIMBULKAN PELANGGARAN HAK AZASI MANUSIA//
55
Hubungan antara naskah berita dan petikan wawancara (soundbite) tidak boleh membingungkan. Naskah berita hanya boleh menyajikan fakta tanpa memberikan opini atau sikap. Pendapat atau komentar bisa disampaikan melalui mulut orang lain, yaitu para pelaku yang terlibat dalam cerita itu yang ditampilkan melalui petikan wawancara. Jangan gunakan soundbite untuk memberitahukan fakta kepada penonton karena fakta disampaikan atau ditulis oleh reporter. Singkatnya reporter menuliskan atau menyampaikan fakta, sedangkan soundbite memberikan komentar tentang fakta tersebut.
PENUTUPAN ATAU ENDING Segera akhiri naskah ketika tidak ada lagi fakta atau info yang relevan atau signifikan yang perlu diceritakan atau jika panjang naskah sudah mencapai ancar-ancar alokasi waktu. Bagian penutupan tidak boleh diremehkan walau di bagian akhir. Setiap menulis narasi, khususnya paket berita maka penutupan harus ditulis dengan baik, tajam, tegas, dan kuat. Jangan mengakhiri berita dengan kesimpulan, terlebih saran atau imbauan dari si reporter. Biarkan penonton mengambil kesimpulan mereka sendiri. Dalam membuat penutupan reporter atau penulis berita harus mengacu kembali kepada intro yang sudah lebih dulu dibuat. Jadi penutupan harus terkait dengan awal cerita guna menjaga keutuhan cerita dan tetap pada benang merah. Contoh : SETIDAKNYA PENEMUAN TEKNOLOGI BARU INI AKAN MEMBUAT PARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG TIDAK PERLU LAGI MERASA TAKUT AKAN TIBA-TIBA TERSERANG RASA SAKIT DI DADANYA// Bisa juga menggunakan stand up yang efektif, misalnya : UNTUK SEMENTARA PENEMUAN OBAT BARU INI BISA MENOLONG PARA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG/ NAMUN APAKAH OBAT INI BISA MENCEGAH PENYAKIT JANTUNG YANG LEBIH PARAH/ INI YANG MASIH PERLU DIUJI LEBIH MENDALAM// Selesai membuat berita, ada baiknya seorang reporter berhenti sejenak lalu membaca kembali naskah yang dibuatnya dengan suara agak keras seperti seorang penyiar berita yang sedang bertugas. Sang reporter mungkin akan terkejut menemukan beberapa kesalahan dalam tulisannya dan tentunya tidak ingin redakturnya mengetahui kesalahan tersebut serta memanggil si reporter untuk membahasnya.
E. MENENTUKAN FORMAT BERITA Dalam program berita dikenal beberapa format berita, yaitu bagaimana cara suatu berita ditampilkan atau disajikan. Sebuah berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk, antara lain Reader (RDR), Voice Over (VO), Sound On Tape (SOT), Voice Over-SOT (VO-
56
SOT), Paket (Package/PKG), Laporan Langsung (Live Event), Breaking News, dan Laporan Khusus (Special Report). Untuk menentukan format apa yang dipilih untuk menyajikan sebuah berita terdapat sejumlah kriteria untuk membantu menentukan pilihan. READER Format berita ini berupa berita singkat yang disampaikan penyiar tanpa didukung gambar atau video. Biasanya format ini digunakan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya. Kriteria untuk menentukan format berita reader antara lain :
Reporter di lapangan mendapatkan berita yang sangat penting tetapi gambar belum sempat dikirim ke stasiun TV
Informasi yang berasal dari sumber lain dan telah dikonfirmasi kebenarannya, namun reporter dan juru kamera belum sempat dikirim ke lokasi peristiwa.
Berita penting yang tidak diliput namun ada kaitannya (benang merah) dengan berita yang dilaporkan stasiun TV bersangkutan. Berita penting yang tidak diliput ini pada akhirnya dapat melengkapi rangkaian berita dalam sebuah rundown.
Durasi maksimal reader biasanya 30 detik. Format berita ini tidak dapat dipakai untuk berita yang sifatnya seremonial
misalnya pelantikan pejabat atau kunjungan pejabat. Berita seremonial mutlak memerlukan gambar, dengan kata lain tidak ada gambar maka tidak ada berita. Kecuali peristiwa seremonial ini mengandung berita penting dan bersifat tertutup (rahasia)
VOICE OVER Format berita dengan video yang keseluruhan narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh penyiar. Setelah membaca intro (lead) penyiar membaca tubuh berita mengiringi visual berita. Lead VO minimal dua kalimat pendek. Kriteria penentuan VO antara lain :
Berita-berita yang sangat terbatas data dan videonya.
Berita-berita yang diperoleh menjelang dead line karena sudah mendekati waktu tayang.
Berita-berita yang karena pertimbangan waktu yang tersedia terpaksa dipotong durasinya sehingga berita itu hanya cukup untuk disajikan dalam format VO.
Durasi antara 40 – 60 detik.
VO sebaiknya disertai Natural Sound (Nat Sound).
57
SOUND ON TAPE Format ini terdiri dari lead-in dan SOT narasumber. Dalam lead-in penyiar menjelaskan nama narasumber dan informasi singkat SOT-nya namun tidak boleh sama persis (parroting) dengan SOT-nya. Format ini juga sering disebut dengan Reader-SOT. Kriteria untuk menentukan format ini antara lain :
Keterangan sumber yang sangat penting dan perlu diketahui masyarakat secara utuh.
Redaktur/Prod berhak menolak SOT yang mengandung pernyataan asusila atau tanpa didasari fakta.
SOT dapat diedit lebih pendek tetapi tidak boleh sampai memengaruhi makna SOT.
Pada akhir SOT dapat diberikan tag on cam penyiar tentang latar belakang atau perspektif dari hal-hal yang diungkapkan dalam SOT.
Format ini bisa terdiri lebih dari satu SOT—yang saling mendukung atau bertentangan. Penempatan SOT tersebut langsung berurutan atau back to back.
Durasi maksimal 60 detik.
VOICE OVER – SOT Format ini merupakan gabungan antara format VO dan SOT, yang mana VO mengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan SOT adalah bagian pernyataan sumber yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa atau isu bersangkutan. Kriteria penentuan VO-SOT antara lain :
Gambar yang terbatas tetapi ada bagian pernyataan narasumber yang sangat penting dan perlu diketahui pemirsa secara utuh untuk menambah kedalaman atau aktualitas berita.
Kata-kata atau narasi yang terdapat dalam VO yang menjadi pengantar (bridging) sebelum SOT tidak boleh sama dengan SOT.
Setelah SOT sering diikuti tag on cam penyiar untuk mengakhiri berita tersebut.
Durasi maksimal 90 detik, yang terdiri dari durasi VO 50 detik dan sisanya adalah durasi SOT.
PACKAGE Format berita ini bersifat komprehensif dengan intro dibacakan penyiar, sedangkan naskah tubuh berita dibacakan oleh reporternya sendiri atau dubber. Intro
58
juga difungsikan sebagai pemancing minat penonton dengan menyampaikan beberapa fakta yang paling penting dan menarik. Kreiteria format ini antara lain :
Tersedia banyak data yang berbobot begitu pula tersedia gambar yang variatif dan menarik, baik hasil liputan saat itu maupun dokumentasi.
Intro terdiri dari minimal tiga kalimat.
Biasanya terdiri dari bagian-bagian seperti natural sound, SOT, grafik, dan stand up yang kesemuanya merupakan satu rangkaian utuh. Tidak boleh ada pengulangan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.
Durasi maksimal 2’30”.
LAPORAN LANGSUNG Siaran langsung tentang sebuah peristiwa penting yang sudah terjadwal. Peristiwa tersebut disajikan secara utuh dan dilengkapi dengan narasumber di studio untuk memberikan perspektif tentang kejadian tersebut. Durasinya tidak terbatas tergantung peristiwa itu sendiri.
BREAKING NEWS Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, jika memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut. Breaking news merupakan berita tidak terjadwal karena dapat terjadi kapanpun. Misalnya berita-berita kecelakaan besar, bencana alam yang mengancan keselamatan banyak jiwa, serangan teror, kerusuhan massa yang berdampak luas, keputusan politik dan ekonomi yang sangat penting dan berdampak bagi hajat hidup orang banyak, perang, pemecahan rekor dunia, dan sebagainya. Durasi format ini mulai dari dua menit hingga tidak terbatas.
LAPORAN KHUSUS Berita dalam format paket, lengkap dengan narasi dan soundbite dan sejumlah narasumber. Biasanya merupakan laporan panjang yang komprehensif tentang berbagai peristiwa atau isu seperti politik, hukum kriminal, dan bencana. Durasinya maksimal enam menit.
F. RUNDOWN (LINE UP) SIARAN PROGRAM BERITA Merupakan daftar urutan berita yang akan disiarkan dalam suatu program berita. Dalam daftar ini juga tercatat durasi dari setiap berita. Rundown menjadi semacam skenario yang berisi hal-hal apa saja yang akan dilakukan selama program berita 59
berlangsung. Sususan dalam rundown biasanya ditentukan dalam rapat redaksi atau setelah rapat diadakan, atau bisa juga setelah redaksi menerima hasil liputan dari tim liputan. Oleh karenanya fleksibilitas rundown sangat tinggi tergantung perkembangan di lapangan. Perubahan dapat terjadi pada menit-menit terakhir sebelum siaran program berita mengudara ketika sebuah peristiwa besar tiba-tiba terjadi, misalnya ledakan bom atau bencana alam yang dahsyat. Dalam kondisi biasa susunan rundown suatu program berita sangat ditentukan oleh penilaian prod acara terhadap suatu berita. Itu sebabnya tidak ada rundown siaran berita yang sama antar stasiun penyiaran. Kesamaan yang terjadi biasanya terletak pada topik berita yang dominan dalam suatu program berita. Itupun intro berita pasti berbeda. PEAKS and VALLEY Salah satu pendekatan populer dalam menyusun rundown program berita dikenal dengan istilah ‘Puncak dan Lembah’ (Peaks and Valley). Pada konsep ini setiap blok atau segmen pada rundown diperlakukan sebagai suatu program tersendiri yang berdiri sendiri. Dengan kata lain rundown besar dari suatu program berita terdiri dari beberapa rundown kecil yang ada pada setiap segmen atau blok. Susunan berita pada setiap blok diawali dengan satu berita yang paling kuat lalu disusul dengan berita yang kurang kuat dan ditutup dengan kembali memunculkan berita kuat sebelum jeda iklan. Berita kuat merupakan ‘puncak’ sedangkan berita yang kurang kuat adalah ‘lembah’. Penerapan konsep ini dalam upaya menahan perhatian penonton agar terus mengikuti program berita. Dalam konsep ini berita-berita kuat didistribusikan merata pada setiap segmen. Jika berita-berita kuat diletakkan pada segmen awal maka besar kemungkinan pada bagian tengah berita perhatian penonton sudah beralih karena tidak
ada
lagi
berita
kuat
yang
ditampilkan.
Pendekatan
tradisional
yang
menempatkan berita-berita penting pada segmen awal kemudian diikuti berita-berita yang kurang penting mulai ditinggalkan. Hal yang juga perlu diperhatikan dalam penyusunan rundown berita adalah durasi segmen pertama tidak boleh kurang dari tujuh menit. Hasil riset lembaga rating di AS menunjukkan penonton cenderung akan meninggalkan program berita TV jika menayangkan iklan sebelum tujuh menit program berjalan setelah pembukaan. Demikian pula durasi berita pada akhir segmen juga tidak boleh kurang dari tujuh menit. Susunan segmen program berita terhadap iklan sebaiknya mengikuti susunan sebagai berikut : 16.00 – 16.08 : opening sampai segmen pertama (minimal 7’) 16.08 – 16.10 : comm.break 16.10 – 16.13 : segmen kedua 16.13 – 16.15 : comm.break 16.15 – 16.22 : segmen ketiga (minimal 7’) …… dst
60
Urutan berita biasanya diawali berita-berita hard news teraktual (top news) kemudian diikuti berita-berita politik-keamanan (polkam), ekonomi bisnis (ekbis), kesejahteraan rakyat (kesra), human interest, dan olahraga. Pada bagian akhir program berita terkadang ditayangkan sebuah berita ringan penutup (zipper) dengan tujuan menurunkan tensi ketegangan penonton. Ketika tidak ada hard news dalam materi berita yang akan disiarkan maka berita dengan isu terpenting dan atau terkait dengan kepentingan masyarakat luas bisa diangkat menjadi berita utama atau headline. Setiap segmen dalam suatu program berita merupakan kumpulan berita sejenis. Segmen pertama dari sebuah program berita dengan jangkauan siaran nasional haruslah berisi berita-berita skala nasional yang bersifat hard news. Pada segmen kedua adalah berita hard news internasional, disusul segmen berita-berita ringan (soft) nasional dan internasional. Berita hard news nasional tidak selalu merupakan berita politik, namun beritaberita tentang ekonomi, bencana alam, kecelakaan, perang, atau berita-berita tentang keamanan juga termasuk hard news nasional. Dengan kata lain berita yang masuk kategori ini adalah segala berita yang baru saja terjadi, penting, paling menarik perhatian masyarakat secara nasional, dan cakupannya luas. Misalnya longsor besar dengan banyak korban, pelemparan granat ke sebuah pos polisi, kecelakaan pesawat terbang, tabrakan dua kereta api, stok BBM Pertamina yang ternyata minim pada saat pengumuman penaikan harga BBM, kerusuhan atau kekerasan massal, aksi kejahatan dengan jumlah kerugian besar dan atau menimbulkan banyak korban, dan sebagainya. Satu perbedaan antara hard dan soft news adalah ‘warna’ penyajiannya. Sebuah berita hard news menggunakan pendekatan faktual : “Apa yang terjadi? Siapa yang terlibat? Dimana dan kapan kejadiannya? Bagaimana?” Ketika prod menyusun format berita dalam rundown disarankan untuk menghindari menyusun urutan berita berdasarkan formatnya. Misalnya pada segmen pertama hanya terdiri atas VO (Voice Over) sedangkan segmen kedua dan ketiga berisi paket-paket (Package). Usahakan setiap segmen memiliki format berita yang bervariasi, misalnya Reader, VO, Paket, dan sebagainya.
61
Contoh rundown sebuah program berita sebagai berikut : WARTA SORE 1 APRIL 2013 ON AIR : 16.00 WIB NO.
ITEM
DUR.
RUNTIME
1
OPEN
30”
16:00:00
2
OPENING TUNE/OPENING BUMPER/OPENING BILLBOARD (OBB)
10”
16:00:30
3
RDR/ OPENING
20”
16:00:40
4
VO/ BOM MAPOLRES POSO
60”
16:01:00
5
VO/SOT/ PRESIDEN TENTANG BOM POSO
120”
16:02:00
6
VO/SOT/ KAPOLDA SULTENG SOAL BOM POSO
60”
16:04:00
7
PKG/ RAZIA LALIN MASUK-KELUAR SULTENG
60”
16:05:00
8
VO/GRF/ KEJADIAN BOM DI POSO
60”
16:06:00
9
PKG/ PEMAKAMAN KORBAN BOM POSO
60”
16:07:00
10
TEASER
11
INSERT SESAAT LAGI WARTA JAWA TENGAH
7”
16:08:00
12
BUMPER OUT
5”
16:08:07
13
COMMERCIAL BREAK
120”
16:08:12
14
BUMPER IN
5”
16:10:12
15
VO/SOT/ HARGA JENGKOL MEROKET
60”
16:10:17
16
VO/SOT/ MENPERINDAG TENTANG HARGA JENGKOL
60”
16:11:17
17
PKG/ VOXPOP TENTANG HARGA JENGKOL
30”
16:12:17
18
PKG/ KASUS SUAP DAGING IMPOR
60”
16:12:47
19
PKG/ WANITA-WANITA SEPUTAR SUAP DAGING IMPOR
90”
16:13:47
20
BUMPER IN INFO SEMBAKO
5”
16:15:17
21
GRF/ HARGA SEMBAKO HARI INI
30”
16:15:22
22
BUMPER OUT INFO SEMBAKO
5”
16:15:52
23
TEASER
24
INSERT SESAAT LAGI WARTA JAWA TENGAH
7”
16:15:57
25
BUMPER OUT
5”
16:16:04
26
COMMERCIAL BREAK
120”
16:16:09
27
BUMPER IN
5”
16:18:09
28
PKG/ JELANG HARI KARTINI DI JEPARA
90”
16:18:14
29
PKG/ KONTES ROBOT NASIONAL DI SEMARANG
90”
16:19:44
30
VO/ REKOR BARU MURI
90”
16:21:14
31
RDR/ CLOSING
20”
16:22:44
32
GRF/ CREDIT
30”
16:23:04
TOTAL DURASI
23’04”
62
G. BACK TIMING Salah satu tugas prod yaitu memastikan bahwa program berita yang akan ditayangkan dapat dimulai dan berakhir tepat waktu. Televisi adalah pekerjaan yang paling taat dengan prinsip ketepatan waktu. Untuk itu setiap elemen dalam sebuah program berita harus dihitung secara cermat durasinya. Jika materi berita yang tersedia dalam rundown tidak mencukupi maka program berita itu akan selesai sebelum waktunya atau disebut dengan istilah UNDER. Sebaliknya ketika suatu program berita selesai melewati batas waktu yang telah ditentukan, maka disebut OVER. Ketika sebuah program berita over maka hal itu akan mengganggu penayangan program atau mata acara selanjutnya. Keadaan under menunjukkan kurang kreatifnya seorang prod berita dalam menyusun programnya. Suatu program berita masih bisa diperkenankan untuk sedikit under—maksimal satu menit, namun tidak diperkenankan over walaupun satu detik. Program yang under hanya akan mengganggu program itu sendiri, namun program yang over akan mengganggu program lainnya termasuk juga iklan. Tidak mudah memastikan suatu program berita akan selesai tepat waktu. Salah satu faktor adalah hambatan teknis yang terkadang mengganggu perhitungan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam sebuah live studio terkadang penyiar sulit menghentikan pembicaraan narasumber. Kecepatan membaca penyiar yang berbeda dan beberapa kesalahan teknis menjadi faktor pengganggu dalam memperhitungkan durasi waktu tayang sebuah program berita. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan prod agar program berita dapat selesai tepat waktu. Prod harus mengetahui sejak awal apakah program beritanya akan under atau over. Jika materi berita yang ada dinilai tidak mencukupi maka dia harus mencari berita-berita ringan dari dalam negeri atau jika tidak ada dapat mengambilnya dari kantor-kantor berita asing. Jika jumlah materi terlalu banyak maka prod sudah harus memperkirakan sejumlah berita yang ditunda penayangannya. Dalam prakteknya sangat sulit untuk mengakhiri sebuah program berita secara betul-betul tepat waktu. Pada prinsipnya prod harus menyediakan materi yang cukup dalam program beritanya. Materi yang dapat ditunda dapat ditayangkan pada program berikutnya. Pada dasarnya prod akan lebih percaya diri ketika memiliki lebih banyak materi daripada kurang materi. Agar sebuah siaran program berita dapat tayang tepat waktu maka perlu diketahui durasi waktu bersih (net time). Setiap program berita biasanya menyediakan waktu untuk jeda iklan. Durasi iklan setiap hari tidak selalu sama, maka prod harus mengonfirmasi ke bagian pemasaran atau iklan tentang durasi iklan-iklan hari itu. Letak iklan biasanya juga difungsikan sebagai penanda pergantian segmen. Setiap segmen durasinya tidak selalu bisa sama. Terkadang redaksi menerima banyak hard news dari reporter sehingga tersedia cukup banyak berita untuk ditayangkan, khususnya pada segmen pertama.
63
Jika sebuah program berita diperkirakan akan under satu atau dua menit maka jangan gunakan format paket sebagai penutup siaran. Sebaiknya menggunakan format berita-berita singkat seperti VO untuk menutup sisa waktu yang ada. Semakin berpengalaman seorang prod maka biasanya instingnya akan semakin tajam terhadap ketepatan durasi siaran berita.
64