Pada saat pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan, banyak guru yang tidak memahami karakteristik atau kekhasan mata pelajaran yang terikat pada jaringan pembelajaran, sehingga muatan suatu mata pelajaran dibelajarkan kepada siswa dengan kekhasan mata pelajaran lain baik terkait struktur materi maupun pendekatan dan metode yang dilaksanakan. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif. Bagaimana menurut pendapat Anda tentang hal tersebut? dan bagaimana seharusnya guru tersebut mengajar? PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Pembelajaran tematik terpadu dijadikan sebagai pendekatan kurikulum 2013 SD/MI. Pembelajaran tematik terpadu digunakan dari kelas 1 sampai kelas 6. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Kata pembelajaran sendiri memiliki makna sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Untuk kata tematik berasal dari kata tema yang bermakna gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. Sedangkan terpadu memiliki arti penyatuaan beberapa hal sehingga menjadikan satu kesatuan yang bermakna khususnya dalam hal ini ialah penyatuan mata pelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran tematik terpadu manyatukan materi dari dilakukannya pengemasan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan belajar mengajarnya dengan cara pemberian materi dari beberapa mata pelajaran sekaligus. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas 1, 2, dan 3, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas 4, 5, dan 6 sudah mulai mampu berpikir abstrak KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK Konsep pembelajaran tematik merupakan konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkkan beberapa mata pelajaran sehingga saat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990). Model pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty berawal dari konsep pendekatan interdisipliner (bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung pada waktu yang bersamaan) yang dikembangkan oleh Jacob (Hesti;2008) 1. Model pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia ada tiga yakni: a) Model hubungan/terkait (connected model) Pada model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang menghubungkan, materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. b) Model jaring laba-laba (webbed model) Model pembelajaran ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema
dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan 3 Model pembelajaran tematik yang digunakan di Indonesia berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. c) Model terpadu (integrated model) Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilainilai dan ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. FUNGSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Fungsi pembelajaran tematik terpadu adalah: 1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu 2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajara dalam tema yang sama 3. Memiliki pemahahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai macam pelajaran laindengan pengalaman pribadi peserta didik 5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis, sekaligus mempelajari pelajaran yang lain
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas 7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yan disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan 8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU 1. Berpusat pada anak 2. Memberikan pengalaman langsung pada anak 3. Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan) 4. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajarn (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan yang lainnya). 5. Bersifat luwes ( keterpaduan berbagai muatan pelajaran). 6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya).
HAKIKAT PEMBELAJARAN TEMATIK
TERPADU
a) Belajar pada
hakekatnya merupakan proses perubahan yang terjadi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan pengetahuan. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. b) Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
c)
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur Hakikat pembelajaran tematik kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Dahulu siswa ”diberi” tahu, sekarang siswa ”mencari” tahu. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi pembelajaran bermakna maka guru harus selalu berusaha menciptakan aktivitas siswa untuk selalu mencari tahu. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
PRINSIP-
PRINSIP PEMBELAJARAN TEMATIK
a) Prinsip-prinsip
dalam penggalian tema: 1. Materi pelajaran yang dipadukan dalam satu tema tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan. 2. Bermakna, bisa digunakan sebagai bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. 3. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4. Mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa. 5. Mempertimbangkan peristiwa otentik (riil) 6. Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat. 7. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. pelaksanaan pembelajaran tematik
b) Prinsip-prinsip dalam
1. Guru tidak bersikap otoriter dan berperan sebagai single actor yang mendominasi proses pembelajaran. 2. Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan mempertimbangkan kerja sama kelompok. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping penilaian lain.
IMPLIKAS
I PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR
a)
Bagi guru Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. b) Bagi siswa 1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal. 2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah. 3. Terhadap sarana prasarana, sumber belajar dan media pembelajaran. 4. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. 5. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
6. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang Implikasi pembelajaran tematik abstrak. 7. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini demikian pula cara guru membelajarkannya. Namun masih dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen sebagai bahan pengembangan. 8. Terhadap Pengelolaan kelas Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: 1. Tata ruang disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. 2. Susunan bangku siswa mudah diubah sesuai dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung 3. Siswa belajar tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat juga di tikar/karpet 4. Kegiatan bervariasi dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas 5. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya siswa dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar 6. Alat, sarana dan sumber belajar dikelola untuk memudahkan peserta didik menggunakan dan menyimpannya kembali. 7. Terhadap Pemilihan Metode Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakapcakap. Metode yang dipilih adalah metode yang mampu menstimulasi terjadinya proses mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta / mengkreasi melalui pendekatan saintifik.
Membentuk Kompotensi dan Karakter Membentuk kompotensi dan karakter siswa merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok dan meteri standar, membahas meteri standar untuk membentuk kompotensi dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran peserta didik dibantu oleh guru untuk membentuk kompotensi dan karakter, serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran jika kegiatan itu menuntut adanya pengembangan atau modifikasi. Pembentukan kompotensi dan karakter peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Guru dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
Menghubungkan kompotensi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan disajikan.
Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari
Menyampaikan langkah pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Mendayagunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan materi yang disajikan.
Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun untuk mengetes kemampuan awal yang berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.