KB 1
Assalamualaikum, Wr Wb Berikut saya mencoba menyampaikan pendapat dalam diskusi ini
Proses pemerolehan bahasa pada anak idealnya didukung faktor keluarga. Bahasa anak yang pertama adalah bahasa ibunya, selembut, sekalem, sekeras, sesopan anak tergantung orang tua, orang tua pendukung pemerolehan bahasa anak. Namun muncul masalah ketika kualitas dan kuantitas komunikasi orang tua dengan anak kurang dengan berbagai macam alasan dan keadaan (orang tua sibuk kerja). Silakan analisis masalah di atas berdasarkan pemerolehan bahasa anak serta peran bapak/ibu sebagai pendidik untuk memaksimalkan kemampuan bahasa di kelas rendah? Jawab Analisis masalah Penguasaan Bahasa oleh anak dimulai dari ibunya atau sering disebut Bahasa ibu. Selembut, sekalem,sekeras, sesopan anak tergantung orang tua, karena orangtua pendukung pemeroleh Bahasa anak.Namun muncul masalah ketika kualitas dan kuantitas komunikasi orang tua dengan anak kurang dengan berbagai macam alasan dan keadaan. Hal ini juga mempengaruhi bagi proses pemerolehan Bahasa padaanak. Bagi anak orang tua merupakan tokoh identifikasi. Anak akan meniru perilaku orang tua termasuk dengan Bahasa yang dikeluarkan oleh orang tua akan diikuti oleh anak. Anak akan meniru yang ia tangkap di keluarga dan lingkungannya dan akan terbenak sebagai konsep perolehan Bahasa anak itu sendiri. Apalagi dengan orang tua yang sibuk bekerja, anak terkadang dititipkan atau diasuh oleh pengasuh, pemerolehan Bahasa pada anak tidak akan terkontrol oleh orang tua. Peran pendidik untuk memaksimalkan kemampuan bahasa siswa di kelas rendah sekolah merupakan tempat perolehan Bahasa tahap selanjutnya saat sedang mengikuti pendidikan dilembaga formal. Guru memiliki peranan yang sangat signifikan bagi siswa. Guru akan menjadi sosok pengganti orang tua bila disekolah dan guru akan digugu dan ditiru oleh siswa. Sekolah merupakanrumah kedua bagi anak yang memiliki peranan penting bagi tuturan Bahasa anak. Pada saat kelas rendah(kelas 1-3) Bahasa ibu masih digunakan sebagai Bahasa pengantar pendidikan. Guru dan orangtua ditunjang dengan lingkungan sangat memberi dampak yang sangat besar bagi perolehan Bahasa anak. Pemberian figure Bahasa
yang baik dan benar oleh orang tua yang baik dan diperkuat oleh guru maka anak akan mempunyai pedoman Bahasa yang baik dan benar. Untuk memaksimalkan kemampuan bahasa di kelas rendah guru mempunyai peran sebagai berikut : 1. Guru Bahasa Indonesia sebagai Pembimbing Guru berperan aktif untuk memantau kesiapan anak, perkembangan anak, dan bahasa ibu yang digunakan anak sehingga guru bisa menentukan model dan bahan ajar yang akan digunakan. 2. Guru sebagai Model Guru sebagai cermin bagi anak didik, terutama baik bagi anak usia dini, yang biasanya dorongan untuk meniru sangat menonjol. Semua tingkah laku guru akan berpengaruh bagi anak didiknya, begitu juga tutur kata guru, secara sadar atau tidak akan merupakan model bagi anak didik. Oleh karena itu, guru kelas I dan II hendaknya santun dalam berbicara, baik tutur katanya, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. 3. Guru sebagai Guru sebagai pengelola segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengajaran, termasuk pengistrasiannya, misal : mencatat jumlah siswa, pekerjaan orang tua, bagaimana prestasi anak tersebut, kelemahan dan kekurangan masing-masing siswa, termasuk pengembangan bahasanya. 4. Guru Bahasa sebagai Inovator Guru bahasa tentunya menyadari, bahwa bahasa yang digunakan dan diajarkan bersifat hidup. Dengan dengan demikian bahasa senantiasa mengalami perkembangan, misalnya adanya nsur serapan asing dan daerah yang merupakan wujud berkembangnya bahasa tersebut. Di satu sisi perkembangan tersebut berakibat positif terhadap perbendaharaan kata, di sisi lain menuntut kita lebih kreatif mendorong aktivitas anak didik untuk terampil menyaring dan memanfaatkan perkembangan tersebut secara tepat. 5. Guru sebagai Evaluator Evaluator berarti orang yang mengadakan kegiatan penilaian, sedangkan evaluasi merupakan proses pelaksanaan penilaian tersebut.
KB 2
Assalamualaikum, Wr Wb Berikut saya mencoba menyampaikan pendapat dalam diskusi tentang literasi sekolah
Literasi manjadi sebuah keterampilan yang penting dimiliki oleh siswa sebagai keterampilan abad 21. Kemukakan pendapat bapak/ibu tentang program literasi dan Bagaimana upaya bapak/ibu mengembangakn kemampuan literasi siswa di sekolah? Jawab kegiatan literasi adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan berdasarkan kurikulum 2013. Hal ini dilakukan tujuannya tidak lain adalah untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa mengenai pentingnya membaca. Nah, kegiatan literasi itu sendiri bisa diwujudkan melalui program gerakan literasi di sekolah berikut ini: 1. Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan literasiyang pertama yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa diimplementasikan dengan cara menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa mengunjungi perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula siswa untuk meminjam buku, menyusun resume dari beberapa lembar buku yang telah dibacanya kemudian wajibkan pula siswa untuk mengembalikan buku. 2. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan, karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan setiap seminggu sekali. 3. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasionalisme dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa. 4. Posterisasi Sekolah Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah. 5. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-cita siswa / karakter mulia yang harus dilakukan. 6. Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola sekolah, dll. 7. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas. 8. Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi untuk menginspirasi siswa
KB 3
Assalamualaikum, Wr Wb Berikut saya mencoba menyampaikan pendapat dalam diskusi ini
Semua tingkatan kelas di SD memuat materi sastra anak yang harus dipelajari oleh siswa, Kemukakan pendapat bapak/ibu tentang sastra anak . apresiasi sastra anak Apa manfaatnya siswa memiliki kemampuan mengapresiasi sastra anak? Setelah membaca materi KB3 apa yang harus diperbaiki dari cara bapak ibu mengajarkan sastra anak selama ini? Jawab Pengertian sastra anak Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarakan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anakanak. Sastra anak-anak bukan dibatasi oleh siapa pengarangnya, melainkan untuk siapa karya itu diciptakan. Dengan demikian sastra anak-anak boleh saja hasil karya orang dewasa, tetapi berisikan cerita yang mencerminkan perasaan anak-anak, pengalaman anak-anak serta dapat dipahami dan dinikmati oleh anak-anak sesuai dengan pengetahuan anak-anak. Bacaan seperti itulah yang harus disediakan sebagai bahan pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar. Sastra anak-anak sebagai sumber pembelajaran bahasa di sekolah dasar terdiri atas berbagai genre, yaitu: buku bergambar, fiksi realistik, fiksi sejarah, fantasi, fiksi ilmiah, sastra tradisional, puisi, biografi, dan otobiografi. Semua genre tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran apresiasi asal disesuaikan dengan kondisi dan tingkat perkembangan anak-anak (Huck, 1987; Rothelin,). Manfaat apresiasi sastra, diantaranya : 1. melatih keempat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis 2. menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb, 3. membantu mengembangkan pribadi, 4. membantu pembentukan watak, 5. memberi kenyamanan, 6. meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru (Wardani 1981)
Selain itu, manfaat lain dari apresiasi sastra, diantaranya : 1. nilai personal memberi kesenangan, mengembangkan imajinasi, memberi pengalaman yang dapat terhayati, mengembangkan pandangan ke arah persoalan kemanusiaan, menyajikan pengalaman yang bersifat emosional; 2. Nilai pendidikan Membantu perkembangan bahasa, meningkatkan kelancaran-kemahiran membaca, meningkatkan keterampilan menulis, mengembangkan kepekaan terhadap sastra (Huck 1987) Yang harus saya perbaiki dari cara saya mengajarkan sastra anak selama ini adalah bentuk strategi dan metode dalam proses pembelajaran sastra anak Adapun bentuk strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sastra anak di sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1. Bercerita 2. Berbicara 3. Bercakap-cakap 4. Mengungkapkan pengalaman 5. Membacakan puisi 6. Mengarang terikat & bebas 7. Menulis laporan, menulis narasi, deskripsi, eksposisi & argumentasi 8. Menulis berdasarkan gambar/visual 9. Mendramatisasikan karya sastra Sedangkan metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sastra anak di sekolah dasar adalah metode; menyimak, membaca (nyaring, dalam hati, bersama dll) menonton, mengarang, roleplaying, bermain drama, parafrase, dan berbagai permainan
KB 4 Assalamualaikum, Wr Wb Berikut saya mencoba menyampaikan pendapat dalam diskusi ini
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peranan strategis dalam pembelajaran di sekolah dasar. Kemukakan pendapat Bapak/Ibu tentang peranan penting pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dan pendekatan apa yang efektif digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia agar kopetensi berkomunikasi siswa dapat tercapai. Jawab Peranan penting pembelajaran Bahasa Indonesia Secara umum bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa merupakan penunjang keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, dengan bahasa peserta didik diharapkan mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan ke Untuk itu pembelajaran bahasa Indonesia mendapatkan peran penting untuk pendidikan di Indonesia karena merupakan bahasa resmi di semua bidang. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Komunikasi itu diharapkan terjadi baik secara lisan maupun tertulis. Lebih dari itu, pemahaman terhadap bahasa Indonesia diharapkan menumbuhkan apresiasi peserta didik terhadap hasil karya kesusasteraan bangsa Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. mampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pendekatan yang efektif pada pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam melaksanakan program KBM, pendekatan yang dipilih pada dasarnya merupakan tuntutan untuk menjadikan siswa sebagai pusat dari pembelajaran. Peran guru dalam pembentukan pola KBM di kelas tidak hanya ditentukan oleh didaktik-metodik “apa yang akan dipelajari saja, melainkan pada “bagaimana
menyediakan dan memperkaya pengalam belajar anak”. Pengalaman belajar ini diperoleh melalui serangkaian kegiatan yang mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan buatan, serta berkonsultasi dengan nara sumber. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa kita gunakan untuk pembelajaran Bahasa Indoneisa Pendekatan Whole language Keterpaduan dalam pengajaran bahasa mencerminkan adannya pandangan whole language yaitu pandangan tentang kebenaran mengenai hakikat proses belajar dan bagaimana mendorong rposes tersebut agar berlangsung secara optimal di kelas. Godman mengemukakan beberapa prinsip whole language dalam pengajaran bahasa yaitu (1) program pembinaan baca-tulis di sekolah harus dikembangkan berdasarkan kenyataan proses belajar yang sesungguhnya dan memanfaatkan motivasi yang bersifat intrinsic, (2) strategi membaca dan menulis dikembangkan dalam pemakaian bahasa yang relevan, fungsional dan bermakna, (3) perkembangan kemampuan menguasai keterampilan membaca dan menulis mengikuti dan dimotivasi oleh perkembangan fungsi-fungsi membaca dan menulis. Robb juga mengemukakan prinsip pengajaran bahasa dengan pendekatan whole language yang berpijak pad a(1) keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu, (2) isi pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman siswa, dan (3) perolehan pengalaman belajar siswa dengan kenyataan penggunaan bahasa yang diorientasikan pada wawasan whole language. selain itu terdapat ciri-ciri pendekatann whole language, yakni (1) menyeluruh (whole/cooperative), (2) Bermakna (Meanigful), (3) Berfungsi (Function), (4) Alamiah (Natural/Authentic) Pendekatan Konstruktivisme Pada dasarnya salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan saintifik siswa melalui kegiatan iteraksi dengan lingkungan, peristiwa dan informasi disekitar siswa. Pandangan kontruktivisme menganggap semua peserta didik mulai dari TK sampai perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan sendiri tentang lingkungan dan peristiwa/gejala alam di sekitarnya meskipun gagasan/pengetahuan ini naïf atau kadang-kadang salah. Mereka senantiasa mempertahankan gagasan/pengetahuan yang dimiliki siswa terkait dengan gagasan/pengetahuan awal lain yang sudah tebangun dalam wujud skemata (struktur kognitif) dalam benak siswa. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari “apa yang diketahui siswa”. Guru tidak dapat mendoktrinasi gagasan spesifik supaya siswa mau mengganti dan memodifikasi gagasanya yang nonsaintifik menajdi pengetahuan/gagasan saintifik. Dengan demikian, yang mengubah gagasan siswa adalah siswa itu sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator penyedia “kondisi”supaya proses belajar untuk memperoleh konsep yang benar dapat berlangsung dengan baik Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif mengikuti pandangan bahwa bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi atau alat interaksi sosial. Dalam rambu-rambu pembelajaran, antara lain dikemukakan: (a) Belajar BI pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis, (b) Pembelajaran kebahasaan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan BI, dan (c) BI sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungis sesuai dengan apa yang ingin dikomunikasikan oleh penutur. Dalam penggunaan BI, faktor-faktor penentu komunikasi (misalnya: partisipan tutur, topik tutur, tujuan tutur, dan situasi tutur) harus selalu dipertimbangkan. Pendekatan Writing Process Pendekatan writing process merupakan pendekatan yang terfokus pada siswa. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, pengalaman dan keterampilan dalam pembelajarannya. Pendekatan proses menulis merupakan pendekatan untuk mengamati pembelajaran menulis yang penekananannya bergeser dari produk pada proses apa yang dipikir dan ditulis siswa.