ETIKA ENJINIRING Etika adalah studi karakteristik moral. Etika juga berhubungan dengan pilihan moral yang di buat tiap orang dalam hubungannya dengan orang lain. Etika engineering adalah etika, sebagai lawan moralitas pribadi. Menetapkan standar untuk praktek profesional dan hanya dapat dipelajari di sekolah kejuruan atau dalam praktek profesional. Ini adalah bagian penting dari pendidikan profesional karena membantu siswa berurusan dengan masalah yang mereka akan hadapi dalam praktek. Etika profesi sangat berkaitan dengan sikap dan sifat professional dan profesionalisme dalam melakukan setiap pekerjaan. Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaikbaiknya kepada pengguna jasa. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional. Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi tertuang dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Tujuannya adalah agar profesional memberikan jasa atau produk yang sebaik-baiknya kepada masyarakat serta melindungi dari perbuatan yang tidak profesional, dengan demikian akan mendapatkan kepercayaan di mata masyarakat. Seorang Insinyur dituntut untuk bekerja keras, disiplin, tidak asal jadi dan tuntas yang harus di imbangi dengan kerja cerdas yaitu mengikuti perkembangan teknologi dibidangnya, inovatif dan dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang paling baik, bergerak cepat, tidak menunda pekerjaan sehingga visi, misi dan tujuan cepat tercapai, tanggap terhadap keinginan masyarakat; bertindak tepat: tepat rencana, tepat penyelesaian, serta rasional. Seseorang insinyur yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional.
Etika Profesi Insinyur Sipil Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia.Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme. Penting untuk pertama memberikan definisi formal menyoroti peran seorang insinyur sipil. Seorang insinyur sipil bertanggung jawab untuk menggunakan latar belakang teknik sipil mereka untuk merencanakan dan mengawasi upaya pembangunan berbagai bidang. Mereka akan menerapkan prinsip-prinsip teknik sipil untuk memastikan bahwa struktur yang dibangun dengan cara paling aman. Salah satu tanggung jawab umum dari insinyur sipil adalah menganalisis berbagai faktor yang menyangkut pekerjaan konstruksi. Para insinyur sipil akan menganalisis lokasi situs yang diusulkan serta pekerjaan konstruksi seluruh yang akan selesai pada situs tersebut. Mereka akan menganalisis proses untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi setiap langkah demi langkah.
mengapa
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social). 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Jelaskan teori kebenaran korespondensi, koherensi, dan pragmatis. Dalam hal teknik sipil, kebenaran yang digunakan sesuai dengan teori kebenaran yang mana. Penjelasan saudara hendaknya diberikan juga contoh-contoh nyata
Teori Korespondensi (Teori Persesuaian/Obyektivisme) Kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungannya. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesetiaan kepada realita obyektif (fidelity to objective reality). Kebenaran Korespondensi adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan (judgement) dan situasi, karena kebenaran mempunyai keterkaitan erat antara kenyataan dan pernyataan yang diungkapkan. Ujian kebenaran dengan teori korespondensi adalah yang paling diterima secara luas oleh kelompok realis. Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori korespondensi suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Dengan ini Aristoteles sudah meletakkan dasar bagi teori kebenaran sebagai persesuaian bahwa kebenaran adalah persesuaian antara apa yang dikatakan dengan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya.
Contohnya, Jurusan teknik elektro, teknik mesin, dan teknik sipil Undip ada di Tembalang. Jadi Fakultas Teknik Undip ada di Tembalang.
Contoh: Apabila ada pernyataan bahwa “Yoghurt itu rasanya asam”, maka untuk membuktikan kebenarannya diperlukan pengujian berupa mencicipi yoghurt tersebut, apabila terasa asam maka dapat dikatakan pernyataan awal adalah benar. Contoh lainnya adalah yang dikemukakan oleh Suriasumantri (2009: 57) berikut:
….jika seseorang mengatakan bahwa “Ibu Kota Republik Indonesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakarta yang memang menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Sekiranya orang lain yang menyatakan bahwa “Ibu Kota Republik Indonesia adalah Bandung” maka pernyataan itu adalah tidak benar sebab tidak terdapat obyek yang dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka secara faktual “Ibu Kota Republik Indonesia adalah bukan Bandung melainkan Jakart
2) Teori Koherensi/Kebenaran Konsistensi (Teori Keteguhan) Sesuatu dikatakan benar jika yang menjadi dasar kebenaran adanya konsistensi dengan hukum-hukum berfikir formal tertentu. Teori ini merupakan menyatakan bahwa pernyataan dan kesimpulan yang ditarik harus konsinten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyatan dianggap benar bila pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Artinya pertimbangan adalah benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten denganpertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya, yaitu yang koheren menurut logika. Contohnya Matematika, adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koheren. Kelompok idealis, seperti Plato juga filsuf-filsuf modern seperti Hegel, Bradley dan Royce memperluas prinsip koherensi sehingga meliputi dunia, dengan begitu maka tiap-tiap pertimbangan yang benar dan tiap-tiap sistem kebenaran yang parsial bersifat terus menerus dengan keseluruhan realitas dan memperolah arti dari keseluruhan tersebut. Meskipun demikian perlu lebih dinyatakan dengan referensi kepada konsistensi faktual, yakni persetujuan antara suatu perkembangan dan suatu situasi lingkungan tertentu. Contohnya, seluruh mahasiswa Upi harus mengikuti kegiatan Ospek. Ryan adalah mahasiswa Upi, jadi harus mengikuti kegiatan Ospek.
Contoh: Pembuktian kebenaran secara koherensi biasanya terdapat pada Matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Suriasumantri (2009: 57): Matematika ialah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koheren. Sistem matematika disusun di atas beberapa dasar pernyataan yang dianggap benar yakni aksioma. Dengan mempergunakan beberapa aksioma maka disusun suatu teorema. Di atas teorema maka dikembangkan kaidah-kaidah matematika yang secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang konsisten. Plato (427-347 S.M.) dan Aristoteles (384-322 S.M.) mengembangkan teori koherensi berdasarkan pola pemikiran yang dipergunakan Euclid dalam menyusun ilmu ukurnya. Selain itu, teori koherensi juga terdapat pada penarikan kesimpulan secara logis dalam logika matematika atau silogisme. Misalnya, apabila terdapat pernyataan “Semua makhluk hidup bernapas”, lalu ada pernyataan “manusia adalah makhluk hidup”, maka dapat ditarik kesimpulan
“manusia bernapas”. Penarikan kesimpulan tersebut adalah benar karena ide-idenya koheren atau konsisten.
3) Teori Pragmatik (Teori konsekuensi kegunaan) Teori pragmatik dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yang berjudul “How to Make Ideals Clear”. Teori ini kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat yang kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika yang menyebabkan filsafat ini sering dikaitkan dengan filsafat Amerika. Ahli-ahli filasafat ini di antaranya adalah William James (1842-1910), John Dewey (1859-1952), George Hobart Mead (1863-1931) dan C.I. Lewis. Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Menurut teori pragmatis, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan. Artinya, suatu pernyataan adalah benar, jika konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia. Kaum pragmatis berpaling kepada metode ilmiah sebagai metode untuk mencari pengetahuan tentang alam ini yang dianggapnya fungisional dan berguna dalam menafsirkan gejala-gejala alamiah. Kriteria pragmatisme ini juga dipergunakan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran dilihat dari perspektif waktu. Bagi para kaum pragmatis, batu ujian kebenaran adalah kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability). Teori ini tidak mengakui adanya kebenaran yang tetap atau mutlak kebenarannya tergantung pada manfaat dan akibatnya. Akibat/ hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah : o Sesuai dengan keinginan dan tujuan o Sesuai dengan teruji dengan suatu eksperimen o Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada). Contohnya, Budi mau bekerja di sebuah perusahaan minyak karena diberi gaji tinggi. Budi bersifat pragmatis, artinya mau bekerja di perusahaan tersebut karena ada manfaatnya bagi dirinya, yaitu mendapatkan gaji tinggi.
Contoh: Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun semakin canggih. Para ilmuwan menemukan teknologi-teknologi
baru untuk
mempermudah pekerjaan manusia, telepon genggam
berupa smartphone contohnya. Penemuan dan pengaplikasiansmartphone tersebut dikatakan benar karena dapat berguna untuk mempermudah pekerjaan manusia. Contoh lainnya adalah Program Keluarga Berencana (KB). Program ini bermanfaat untuk menekan angka pertumbuhan
penduduk yang semakin tidak terkendali. Dengan demikian, program KB dikatakan benar sebab memiliki kegunaan atau manfaat dalam kehidupan.
Jelaskan dan uraikan pandangan aliran transcendental idealisme (konstruktivisme) tentang bagaimana memperoleh pengetahuan yang dikemukakan olej Immanuel kant