1.
Apa syarat GTL ?
Syarat gigi tiruan yang baik adalah (1) material tidak berbau, berasa, halus, bersih, dan tidak mengiritasi, ukuran dan bentuk harus sesuai, serta mempunyai retensi dan stabilisasi waktu dipakai dan berfungsi sehingga enak dipakai, (2) dapat berfungsi untuk mengunyah makanan, mengucapkan kata dengan jelas, gerakan seperti tertawa, menguap, batuk, minum dan lain-lain, (3) estetis dalam ukuran, bentuk, warna gigi dan gusi, (4) tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa sakit, dan juga (5) cukup kuat terhadap tekanan pengunyahan dan pengaruh zat dalam makanan, minuman, cairan ludah dan obat. Gigi tiruan lengkap yang baik harus memiliki retensi dan stabilitasasi yang baik. Retensi adalah ketahanan dari suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam. Stabilisasi adalah ketahanan suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi (adanya tekanan fungsional). Menurut Soelarko dan Wahchijati (1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension, sedangkan faktor stabilisasi GTL didapat dari pemasangan gigi-gigi pada processus alveolaris, tekanan yang merata, balanced occlution, relief area, sliding, over jet dan over bite. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap. 2.
Apa yang perlu diperhatikan dokter gigi agar gigi tiruan lengkap retentive dan stabil ?
Menurut Basker dkk. (1996), kekuatan retentif mencegah pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui 3 permukaan gigi tiruan, yaitu:
a.
Permukaan oklusal (occlusal surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.
b.
Permukaan poles (polishing surface), yaitu bagian permukaan gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan inilah yang biasanya dipoles,
termasuk permukaan bukal dan lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir, pipi, dan lidah. c.
Permukaan cetakan (finishing surface), yaitu bagian permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh cetakan.
Faktor fisis
a.
Peripheral seal
Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah. Peripherial seal bersambung dengan postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah terlepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadi kegagalan dalam pembuatan protesa gigi tiruan lengkap. b.
Postdam
Postdam atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas), diletakkan tepat disebelah anterior vibrating line dari palatum molle dekat fovea palatina.
Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut tergantung pada efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.
Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
Residual ridge, karena tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada rahang atas.
Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi.
2
3.
Apakah ekstraksi dilakukan sekaligus ? bagaimana pengaru ekstraksi pada pembuatan GTL dan berapa jangka waktunya ?
Ekstraksi gigi apat dilakukan secara bertahap dan dapat juga digunakan immediate denture post ekstraksi sebagai pelindung jaringan bekas pencabutan dan sebagai estetik. PR durasi pergantian immediate denture dengan full denture / pemasangan full denture post ekstraksi 4.
Apakah tujuan pembuatan galengan gigit dan penetapan gigit ?
-
Untuk menggantikan processus alveolaris setelah pencabutan
-
Untuk merealisasikan dimensi vertical sehingga tidak hilang
-
Gigitan sementara vertical rahang atas dan rahang bawah
-
Perkiraan jarak inter oklusal
-
Memperkirakan panjang gigi
5.
Mengapa pasien harus control dan berapa hari lamanya ?
Kontrol dilakukan 3-4 hari untuk pasien biasa dan 1-2 hari lamanya untuk pasien dengan mukosa rentn atau menua. a)
Untuk mengetahui protesa tersebut cocok atau tidak
b) Memastikan protesa tidak menimbulkan toksik, iritasi. c)
Pasien nyaman atau tidak
d) Mengecek bahwa tidak menyebabkan kerusakan jaringan, 6.
Bagaimana instruksi pasien setelah perawatan ?
A.
Pemeliharaan gigi tiruan yang kurang tepat juga memberi efek perubahan bentuk fisik dan kekenyalan gigi tiruan. Kestabilan gigi palsu berkurang dan membuat luka pada jaringan atau gusi yang menyangganya. Sebaiknya gigi 3
tiruan dilepas pada saat tidur dan direndam air bersih dalam tempat khusus (gelas). Atau, direndam obat pembersih gigi tiruan yang banyak dijual di toko peralatan gigi. Sebelum direndam, sebaiknya gigi tiruan dicuci dengan sabun mandi (bukan pasta gigi). Sebab, pasta gigi biasanya mengandung kristal batu apung yang menggores gigi tiruan. B.
Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
-
Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas
-
Protesa dijaga kebersihanny
-
Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
C.
Instruksi Pasien:
-
Cara Pemakaian : pasien diinstruksikan untuk beradaptasi dengan protesa GTL yaitu dengan memakai protesa tersebut secara terus menerus selama 2 x 24 jam kecuali pada waktu dibersihkan
-
Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot di bawahnya dapat istirahat.
-
Pasien ihkan protesanya setiap kali habis makan.
-
Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien dianjurkan segera kembali ke klinik.
-
Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus memakainya.
-
Pasien tidak diperbolehkan mereparasi gigi tiruan tersebut sendiri
1.1 Learning Objective 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan indikasi dan kontraindikasi GTL 2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi GTL 3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tahap pembuatan GTL dan galengan gigit serta penetapan gigit 4
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan instruksi kepada pasien setelah pemasangan GTL
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Gigi Tiruan Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang
dimaksudkan untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Protesa tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa. Basis protesa memperoleh dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut dibawahnya. Meskipun basis protesa individual dapat dibuat dari logam atau campuran logam, kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan polimer. Polimer tersebut dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan, warna, dan kekompakan dengan jaringan mulut. Selain itu harus dapat juga memperbaiki ketepatan dan kestabilan dimensi dari protesa gigi lengkap. (Kenneth, 2003) 2.1.1 Pengertian GTL Gigi tiruan lengkap (GTL) / Full denture adalah gigi tiruan yang mengantikan kehilangan seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah (edentolus) serta jaringan pendukung/mukosa
serta
memperbaiki
system
stomatognatik.
5
Gigi tiruan penuh merupakan gigi tiruan lepasan yang
menggantikan
semua
gigi
asli
dan
struktur
pendukungnya yang telah hilang pada rahang atas ( upper full denture
) dan rahang bawah ( lower full denture )
(Bakar, 2012). 2.1.2 Fungsi Gigi Tiruan Lengkap Fungsi gigi tiruan penuh antara lain (Basker ;dkk, 1996): 1)
Memperbaiki fungsi bicara
2)
Memperbaiki fungsi pengunyahan
3)
Memperbaiki estetis
4)
Memperbaiki fungsi stomatognatik
5)
Mempertahankan jaringan pendukung
2.1.3 Indikasi pembuatan GTL Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap (Bakar, 2012): 1)
Seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.
2)
Ada beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan
gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki. 3)
Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu
keberhasilannya. 4)
Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.
5)
Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis
yang akan diperoleh.
2.1.4 Kontra indikasi pembuatan GTL Kontra indikasi pembuatan GTL antara lain (Bakar, 2012): 1)
Tidak ada perawatan alternatif
2)
Pasien belum siap secara fisik dan mental 6
3)
Pasien alergi terhadap material gigi tiruan penuh
4)
Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
1.2
Elemen Gigi Resin Akrilik Lebih dari 60% elemen gigi tiruan yang sudah jadi yang dijual di Amerika
Serikat dibuat dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga, kebanyakan elemen gigi tiruan resin memiliki basis dengan susunan linier poli(metal metakrilat). Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang telah banyak diaplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya. Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan-bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipanaskan. Pengerasan terjadi oleh karena adanya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer. Akrilik berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti bau yang tajam. Bahan ini berasal dari Asam Acrolain atau gliserin aldehida. Secara kimia dinamakan polymetil metakrilat yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan untuk kedokteran gigi berupa cairan (monomer) monometil metakrilat dan biasanya bahan ini di kemas dalam bentuk bubuk (polimer) polimetil metakrilat. Penggunaan resin akrilik ini biasa dipakai sebagai bahan denture base, landasan pesawat orthodontik (orthodontik base), basis gigi tiruan, pembuatan anasir gigi tiruan (artificial teeth) dan sebagai bahan restorasi untuk mengganti gigi yang rusak. Resin akrilik adalah resin termoplastis, merupakan persenyawaan kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organik. Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis dan mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer. Berdasarkan polimerisasinya, resin akrilik dibedakan menjadi tiga, yaitu Heat Cured Acrylic, Self Cured Acrylic dan Light Cured Acrylic Resin, yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Heat Cured Acrylic atau Resin Akrilik Polimerisasi panas. 7
2.3 Retensi dan stabilisasi gigi tiruan Retensi dan stabilisasi suatu gigi tiruan saling berkaitan. Retensi berkenaan dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi tiruan, sedangkan stabilisasi berkenaan pada saat berfungsi, yaitu gigi tidak terlepas selama digunakan (Botega dkk, 2004). Menurut Soelarko dan Wahchijati (1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan atmosfer dan surface tension. Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada tempatnya sewaktu gigi tiruan mendapat stres, tekanan atau karena pengaruh fungsional (Devlin,2002). Gunadi dkk (1991) menyebutkan retensi adalah kemampuan untuk menahan gaya-gaya yang cenderung mengubah hubungan antara gigi tiruan dengan jaringan lunak mulut waktu istirahat. Menurut Zarb dan Bolender (2004), faktor yang mempengaruhi retensi gigi tiruan lengkap dikelompokan menjadi dua yaitu faktor fisik dan faktor muskular. Faktor fisik yang berperan dalam retensi gigi tiruan adalah : 1) perluasan maksimal dari basis gigi tiruan; 2) kontak seluas mungkin dari membran mukosa dan basis gigi tiruan; 3) kontak yang rapat antara basis gigi tiruan dan daerah pendukungnya. Faktor muskular dapat digunakan untuk meningkatkan retensi dan kestabilan gigi tiruan, otot-otot buccinator, orbikularis oris, serta otototot lidah merupakan kunci dalam aktivitas retensi, sehingga perlu latihan khusus bagi otot-otot mulut untuk meningkatkan retensi gigi tiruan di dalam rongga mulut.
A. Indikasi dan kontraindikasi GTL Indikasi pembuatan GTL adalah sebagai berikut : 1. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut. 2. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.
8
3. Bila
dibuatkan
GTS
gigi
yang
masih
ada
akan
mengganggu
keberhasilannya. 4. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat. 5. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan diperoleh. 6. Dental implant yang diragukan karena finansial, tidak bias dibedah (medical), resiko rusaknya struktur vital seperti : sinus maxilla, nerve 7. Kanker rongga mulut yang menyebabkan kehilangan banyak jaringan intraoral dan membuat edontulus sehingga perlu dibuatkan GTL + filler the missing tissue 8. Pasien bersedia dibuatkan gigi tiruan lengkap. 9. Keadaaan processus alveolaris masih baik. Kontraindikasi pembuatan GTL adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tumor, abses, kista, ulser Pasien tidak kooperatif Pasien handicap Infeksi soket setelah pencabutan Lansia karena pertimbangan sifat dan kondisi pasien OH jelek Alergi bahan Penyakit sistemik
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi GTL Retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh kondisi anatomi landmark rongga mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang mempersulit. Pada GTL rahang bawah, batas posterior bagian sayap lingual dapat diperluas kearah posteroinferior ke ruang retromylohyoid sehingga menghasilkan retensi dan stabilitas gigi tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih dari setengah kaca mulut nomor 3, menunjukkan bahwa daerah tersebut dalam dan dapat memberikan retensi yang efektif. Akan tetapi apabila daerah tersebut dangkal, akan mempersulit retensi yang efektif. 1. Faktor
fisis: Peripherial
seal,
efektifitas
peripherial
seal
sangat
mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer. Posisi terbaik 9
peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial seal bersambung dengan Postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah lepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadinya
kegagalan
dalam
pembuatan
protesa
gigi
tiruan
lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat fovea palatina. 2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif. 3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan. 4. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada rahang atas. 5. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi 6. Gaya-gaya dalam cairan Gaya-gaya dalam cairan ini yang dimaksud adalah gaya dalam saliva, seperti tegangan permukaan saliva, gaya-gaya kohesi, dan viskositas saliva. Saliva yang volumenya banyak dan mempunyai viskositas yang tinggi dapat meningkatkan retensi dan stabilitas GTL dalam rongga mulut, karena tegangan permukaan yang tinggi. Sebaliknya, saliva yang volumenya sedikit dan viskositasnya rendah akan menyebabkan GTL mudah lepas karena tegangan permukaannya rendah. 10
7. Tekanan atmosfer Tekanan atmosfer ini menahan gaya-gaya yang akan melepaskan gigi tiruan asalkan ada pheriperal seal yang baik. Hubungan antara pheriperal seal dengan gaya-gaya di dalam lapisan saliva serta GTL bisa diibaratkan dengan dua buah bak yang diisi air dengan balok yang mempunyai berat sama dalam dua bak tersebut, akan tetapi bentuk baloknya berbeda. Balok pertama mempunyai ukuran yang sangat pas dengan bak, sedangkan balok yang kedua lebih kecil. Maka apabila balok pertama diambil, maka terasa akan sangat susah sekali. Berbeda dengan balok kedua yang apabila diambil maka kita bisa lebih mudah mengambilnya. Bak dengan balok yang pertama ini diibaratkan dengan GTL yang mempunyai pheriperal seal yang baik, sehingga tekanan yang ada pada GTL dengan saliva tinggi sehingga GTL lebih retentif, sedangkan bak dengan balok kedua ini seperti GTL dengan pheriperal seal yang kurang baik atau bahkan tidak mempunyai pheriperal seal. Tidak ada gaya-gaya yang menahan GTL agar retentif, sehingga GTL lebih mudah lepas.
C. Tahap pembuatan GTL dan galengan gigit serta penetapan gigit Tahapan dalam pembuatan GTL dapat dibagi menjadi tahap klinis dan tahap laboratoris. Tahap Klinis : Tahap awal setelah pasien dianamnesa dan diindikasikan adalah pencetakan (impression), yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan dipakai sebagai basal seal prothesa (Swenson, 1964). Soelarko dan Herman (1980), membagi dua macam cetakan, yaitu: 1. Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi), yaitu pencetakan tidak menghiraukan tertekan atau tidaknya mukosa. Cetakan dilakukan dengan sendok cetak biasa (stock tray), bahan yang dipakai adalah compound, alginat. 2. Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi), yaitu dalam pencetakan ini memperhatikan jaringan bergerak dan tidak bergerak juga memperhatikan tertekannya mukosa. Digunakan sendok cetak individual yang dibuat dari bahan shellac atau self curing acrilic resin. 11
Hasil cetakannya digunakan sebagai model kerja. Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression. Langkah-langkah pencetakan Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok atas Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operator disamping kanan belakang. Pasien mengucapkan “ah” untuk mencetak vibrating line. Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum labialis superior. Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting Cetakan dilepas dan dicuci Rahang Bawah Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok bawah Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operator disamping kanan depan. Pasien diminta menjulurkan lidah untuk mencetak frenulum lingualis. Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum labialis inferior. Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting Cetakan dilepas, dicuci Cara membuat sendok cetak individual menurut Itjiningsih (1993),
shellac dipanaskan pada model studi sambil ditekan. Lakukan pemotongan sesuai dengan batas jaringan bergerak dan tidak bergerak. Bila dikehendaki dapat 1-2 mm lebih rendah untuk memberi tempat pada bahan cetak asal jangan mudah lepas dari rahang pasien. Buatlah pegangan sendok individual dan buat pula lubang dengan bur bulat no. 3 pada daerah palatum, berjarak 4-5 mm. Kegunaan lubang ini adalah untuk mengalirkan bahan cetak yang berlebih karena bila tertahan akan menyebabkan tekanan yang berlebih dari geligi tiruan pada jaringan pendukungnya. Di Fakultas Kedokteran Gigi UGM individual tray dibuat dari shellac base material.
Tahap Laboratoris : Pembuatan gigi tiruan di dalam mulut perlu memperhatikan keadaan jaringan disekitarnya, yaitu jaringan yang bergerak dan tidak bergerak. Jaringan yang tidak bergerak dijadikan sebagai landasan gigi tiruan penuh, dengan membuat batas antara jaringan mulut bergerak dan jaringan mulut tidak bergerak yang serapi-rapinya dan seakurat mungkin akan mempengaruhi hasil dan suksesnya pembuatan gigi tiruan lengkap. Selain itu pembuatan GTL perlu memperhatikan pendukung utama, yaitu residual ridge karena tidak adanya gigi 12
asli yang dapat digunakan sebagai pegangan. Agar tercapai hasil yang baik juga diperlukan artikulator sebagai alat yang berguna untuk mendapatkan bentuk tiruan rahang manusia yang menirukan gerakan rahang pada saat artikulasi. Pembuatan Base plate dan Bite rim (galengan gigit) Pembuatan base plate diklasifikasikan dalam 2 golongan (Jehl, 1959), yaitu: 1. Temporer base, bila digunakan untuk perlekatan oklusal rim guna merestorasi facial dari rahang atas dan rahang bawah. 2. Permanent base, berguna untuk mencatat posisi relasi rahang dan menempatkan gigi-gigi. Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakili dasar gigi tiruan dan digunakan untuk membuat Maxillo-Mandibular Record, menempatkan gigi – gigi dan untuk insersi ke dalam mulut. Sedangkan bite rim dibuat di atas base plate yang telah dihaluskan dengan menggunakan modeling wax (Swenson, 1964). Base plate yang telah bergabung dengan bite rim disebut occlusal bite rim atau tanggul gigitan. Kegunaan bite rim adalah: 1. Untuk melekatan gigi sebelum diganti dengan akrilik. 2. Untuk mencatat maxilo-mandibula relationship pada pasien Bite rim atas harus sejajar dengan garis pupil dan bite rim harus kelihatan kira-kira 2 mm di bawah garis bibir atas dan lehernya harus mengikuti general out line processus alveolaris (Soelarko dan Wachijati, 1980). Prosedur Penentuan Gigitan/ bite rim (galengan gigit) Pembuatan oklusi jika oklusi tidak ada Dengan basis dan galangan gigit pada rahang atas dan rahang bawah: 1. Tentukan DV istirahat 2. Dapatkan VD oklusal 3. Tentukan relasi sentris 4. Fixasi galangan gigit rahang atas dan bawah
Penjelasan: 13
Sebelum menentukan VD, perlu diperhatikan terlebih dahulu kedudukan basis dan galangan gigit di dalam mulut; Untuk rahang atas, basis menutupi semua mukosa palatum durum sampai batas fibrating line di bagian posterior. Untuk bagian bukal, sampai batas mukosa gerak dan tidak bergerak; Untuk rahang bawah, basis sampai menutupi ruang molar pad dan sampai batas mukosagerak dan tidak bergerak dibagian bukal dan lingual; Galangan gigit anterior dibuat tingginya sebatas bibir atas, tebalnya ke bukal cukup untuk mendukung bibir, sehingga estetis terlihat baik. Bagian palatum dibuat agak melengkung,sesuai lengkung rahang dan bagian insisal tidak terlalu tebal. Bidang oklusal galangangigit atas diatur sedemikian rupa hingga sejajar dengan garis ala trachus (untuk bagian posterior). Galangan gigit rahang bawah dibuat berkontak bidang dengan galangan gigitrahang atas bila dioklusikan. Pembuatan Galengan Gigit Fungsinya untuk menggantikan prosesus alveolar yang telah hilang setelah mengalami resorpsi karena hilangnya gigi. Memperhatikan 3 daerah kontak yang berbeda antara kedua rahang, yaitu 2 daerahposterior dan 1 daerah anterior -
Galengan gigit dibuat di atas lempeng gigit
-
Bahan terbuat dari malam model atau wax
Galengan gigit dibuat dengan membentuk wax menjadi suatu gulungan memanjang yangkemudian diletakkan di atas lempeng gigit, kira-kira di pros. Alveolaris -
Bentuk segi empat atau trapesium
Guna galengan gigit untuk menentukan dukungan yang wajar bagi bibir dan pipi,menetapkan hubungan antar rahang, dan untuk tempat menyusun gigigeligi Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Penentuan Gigit a.
Pastikan bahwa tidak ada gigi asli yang kontak prematur dan blocking
b.
Bila ada gigi yang tidak sesuai dengan curve of spee: 14
-
Gigi yang Tipping atau Malposisi
Gigi posterior cenderung tipping ke anterior ketika terdapat ruang di mesial.Perawatan ortodontik untuk pergerakan gigi minor dapat digunakan untuk uprighting gigi tersebut. -
Berkurangnya Dimensi Vertikal
Pada saat menggigit galangan gigit, tidak boleh dengan tekanan yang besar karena dapat menyebabkan displacement (pergerakan) mukosa dibawah basis, terutama pada kasus free end sehingga dapat mengakibatkan oklusi modeh rahang atas dan rahang bawah tidak tepat. Pencegahan : Sebelum pasien menggigit (beroklusi), lunakkan terlebih dahulu permukaan galengan gigit sedemikianrupa sehingga tidak menimbulkan tekanan waktu beroklusi. Dapat juga dengan mengurangi galangan gigit ± 1mm, kemudian diganti dengan bahan cetak Zinc OxideEugenol Pasta atau gips cetak. Bila beroklusi, akan terlihat gambaran oklusal gigi antagonis pada galangan gigit dan tekanan yang diterima mukosa tidak besar.
D. Instruksi keapada pasien setelah pemasangan GTL
Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
a. Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas b. Protesa dijaga kebersihannya c. Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
Instruksi untuk pasien :
a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa. b. Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya dapat beristirahat. c. Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien dianjurkan untuk segera kembali ke klinik. d. Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus memakainya. Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol : -
Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada rasa sakit. 15
-
Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi
e.
Removal : by break the seal by memasukkan dan menggerakkan ½ jari
f.
sepanjang pinggir denture atau menggembungkan pipi (bunyi P) Cleaning : setelah makan atau paling sedikit minimal 1 hari sekali
-
kemudian di rendam dan disikat. Sikat dan pasta gigi yang digunakan khusus tidak boleh sembarangan karena bias timbul goresan sehingga anatomicalnya berubah dan estetiknya
-
menurun Merendam dengan bahan yang spesifik lalu harus di rinse lagi agar bahan
-
tadi tidak tercerna Bahan untuk merendam yang efektif yaitu larutan desinfektan ada 2 larutan yang efektif mengendalikan plak yaitu : 1. Alkalin hipoklorit : efektif dalam pembersihan plak gigi tiruan 2. Cairan klorheksidin glukonat : efektif dalam menghambat pembentukannya Bila digunakan larutan hipoklorit yang mengandung 0,08% klorin atau cairan klorheksida glukonat 0,1% gigi tiruan harus direndam selama satu malam
g.
Diet : makan seperti biasa namun pada awal awal pemakain diusahakan memakan makanan yang lunak – lunak terlebih dahulu. Menggigit kecil atau dengan hati-hati. Mengunyah dengan dua sisi dalam waktu bersamaan, karena dapat membantu GTL stabil. Hindari makanan dan minuman panas untuk mencegah rasa terbakar di GTL.
16