Laporan Resmi Praktikum Termodinamika & Kesetimbangan Kalorimetri Tak Langsung
Disusun oleh : Yovanni Aurellia (652017001)
FAKULTAS SAINS & MATEMATIKA UNIVERISTAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018
I. Judul
: Kalorimetri Tak Langsung
Nama/NIM
: Yovanni Aurellia / 652017001
Kelompok
:2
Waktu
: 11 Juli 2018 (12.00 - 16.00)
II. Tujuan 1. Menentukan kelarutan/konsentrasi PbCl2 dalam air pada beberapa suhu yang berbeda. 2. Menghitung nilai tetapan kesetimbangan K sebagai fungsi suhu pada suatu kesetimbangan. 3. Menentukan konsentrasi NaOH dari standarisari NaOH. III. Dasar teori Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis, karena dalam system terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi dan sebaliknya. Sebagai contoh: AB + CD
AC + BD
Dalam keseimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD dan pada saat yang sama AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya keempat zat dalam sistem itu jumlahnya mendekati konstan. Dalam reaksi kimia terdapat hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan reaksi yang disebut hukum kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksidan masingmasing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Syukri, 1999). Cara sistem kesetimbangan bereaksi apabila diganggu, dapat diprediksi oleh suatu asas yang dinyatakan oleh seorang ahli kimia Perancis pada tahun 1888 yaitu Henry Le Chateleir (1850-1936). Ia menyatakan bahwa apabila suatu sistem diganggu maka sistem akan menanggapi gangguan tersebut dengan mengurangi gangguan tersebut dan bila mungkin mengembalikan sistem ke keadaan setimbang kembali. Pernyataan ini sekarang dikenal dengan asas Le Chateleir (Brady, 1998). Jika suhu suatu sistem dinaikkan, maka sistem akan bereaksi dengan menurunkan suhu, kesetimbangan akan bergeser ke bagian reaksi yang menyerap kalor atau dikenal dengan reaksi endoterm. Begitupun sebaliknya, jika suhu diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke bagian yang melepaskan kalor atau disebut dengan reaksi eksoterm (Brady, 1998). Reaksi eksoterm adalah reaksi bersifat
spontan, tidak memerlukan energi sehingga menghasilkan energi entalpi negatif, sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi yang membutuhkan energi atau kalor untuk bisa bereaksi sehingga entalpinya positif (Brady, 1998). Pada percobaan kali ini, akan ditentukan kelarutan PbCl 2 dalam air pada beberapa suhu yang berbeda yaitu, pada 0oC, suhu 30oC, suhu 45oC, suhu 60oC, suhu 80oC. Dari nilai ini dapat dihitung nilai suatu tetapan kesetimbangan K sebagai fungsi suhu untuk kesetimbangan : PbCl2 Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq) Menurut termodinamika berlaku : G = R T ln K Dan dari ini dapat diturunkan : log K =
K = [Pb2+] [Cl-]
H 0 1 S 0 19,15 T 19,15
Jadi grafik log K sebagai fungsi 1/T dapat ditentukan nilai baku untuk entalpi pelarutan dan entropi pelarutan PbCl2. Ini berarti nilai untuk entalpi dan entropi reaksi dapat ditentukan tanpa melakukan percobaan kalorimetri sama sekali (kalorimetri tak langsung). Kelarutan PbCl2 akan ditentukan dengan mengambil volume tertentu dari kelarutan PbCl2 yang jenuh dan melewatkannya melalui suatu penukar kation dalam bentuk asam. Kemudian jumlah asam yang dibebaskan oleh Pb2+ akan diukur secara volumetrik. (Smith, dkk, 2011) IV. Metode Alat -
Waterbath Corong Tabung reaksi Statif dan klem Rak tabung reaksi
- Labu ukur - Kapas - Erlenmeyer - Kolom - Labu ukur
- Buret - Pipet ukur - Neraca - Gelas beaker - Cawan petri
- Amberlite IR-120 - Aquades - PP
- Metil orange - Metil red - Air
- Pipet tetes - Termometer - Pilius - Spatula
Bahan -
Asam oksalat NaOH PbCl2
Cara Kerja A. Persiapan Larutan Jenuh PbCl2 pada Suhu-suhu yang Berbeda 1. Dibuat larutan-larutan PbCl2 jenuh pada suhu 0°C (freezer), 30°C (suhu ruang), 45°C, 60°C, 80°C dan diletakkan pada gelas beaker yang berbeda-beda. 2. Ditempatkan larutan-larutan yang sudah dibuat ke dalam termostat yang berbedabeda dan dibiarkan sampai kesetimbangan kelarutan dicapai (minimal 1 jam).
3. Pada menit awal, larutan diaduk beberapa kali supaya kesetimbangan termal akan cepat dicapai. 4. Diukur suhu masing-masing larutan setiap 15 menit selama praktikum untuk memperkirakan besarnya fluktuasi dalam nilai ini, lalu dicatat suhunya. B. Persiapan Penukar Ion 1. Ditimbang kira-kira 6 g Amberlite IR-120 dalam bentuk asam. 2. Didekantasi penukar ion beberapa kali dalam air sampai tidak bereaksi asam lagi 3.
dengan indikator MO (Metil Orange). Dimasukkan 10 ml air dalam tabung penukar ion dan ditempatkan sumbat kapas
4.
kecil didalamnya, serta diusahakan aliran air satu tetes per detik. Dituangkan suspensi penukar ion di atasnya dan ditutupi kolom penukar ion
5.
dengan sumbat kapas kecil. Diperiksa sekali lagi air yang keluar dari kolom sampai tidak bereaksi asam lagi
6.
terhadap indikator metil orange (diusahakan agar kolom tidak kering). Diperhatikan bahwa : a. Selama semua percobaan kolom penukar ion harus selalu tercelup seluruhnya di dalam air. b. Volume air di atas kolom sesedikit mungkin sebelum larutan PbCl 2 dimasukkan, sehingga waktu yang diperlukan untuk melewatkan larutan ini
melalui penukar ion secara kuantitatif menjadi sependek mungkin. c. Kecepatan elusi cairan lewat kolom tidak lebih dari satu tetes per detik. d. Kristal PbCl2 tidak akan terbentuk di dalam penukar ion. C. Penentuan Konsentrasi PbCl2 1. Dipipetkan 10 ml larutan PbCl2 kedalam kolom. 2. Dipindahkan seluruh larutan kedalam kolom dan mengalirkan larutan kedalam erlenmeyer. 3. Dibilas beberapa kali dengan 50 ml air sampai cairan yang keluar tidak asam lagi terhadaap metil orange. 4. Dititrasi semua larutan yang keluar dari penukar ion dengan NaOH dengan indikator MR. 5. Dicatat volume NaOH 0,1 M yang digunakan. D. Regenerasi Penukar Ion (dilakukan laboran) Pembuatan Larutan HNO3 2M M1 V1 = M2 V2 14,7 M . V1 = 2 M . 100 mL V1 = 13,6 mL
Cara : 1. Diambil 13,6 mL HNO3 pekat 14,7 M (65%) dengan pipet dan dimasukkan ke dalam gelas beaker. 2. Ditambahkan akuades hingga batas tera 100 mL dan diaduk.
1. Dimasukkan semua penukar ion yang dipakai oleh seluruh kelompok ke dalam satu tabung.
2. Dibilas dengan HNO3 2M sampai larutan yang keluar bereaksi negatif terhadap Pb2+. E. Pembuatan NaOH 0,1 M M= g =
=
= 1 gram
1. Ditimbang 1 gram NaOH dan dimasukkan ke dalam gelas beaker. 2. Ditambahkan sedikit akuades dan diaduk hingga larut, kemudian digenapkan 3. F. 1. 2. 3. 4.
larutan hingga batas tera 250 mL serta diaduk kembali hingga homogen. Dimasukkan larutan tersebut kedalam buret. Standarisasi NaOH Ditimbang 0,1 g asam oksalat dan dilarutkan dalam 10 ml akuades. Ditambahkan larutan tersebut dengan 2 tetes indikator PP. Dititrasi larutan tersebut dengan NaOH dan dilakukan triplo. Dicatat volume titrasi.
V. Hasil pengamatan a. Pembuatan Larutan Jenuh PbCl2 Suhu (°C) 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit Rata – rata
0°C 8°C 6°C 1°C 0°C 3,75°C
30°C 25°C 25°C 25°C 25°C 25°C
45°C 41°C 44°C 46°C 45°C 44°C
60°C 54°C 53°C 53°C 53°C 53,25°C
80°C 80°C 80°C 80°C 80°C 80°C
b. Persiapan Penukar Ion 6 gram Amberlite IR-120 + 2 tetes Metil Orange + Akuades c. Penentuan Konsentrasi PbCl2 Suhu (°C) Awal (mL) Akhir (mL) Volume NaOH ditambahkan (mL)
0°C 13,2 29 15,8
30°C 0 16,9 16,9
45°C 0 17,2 17,2
d. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat Volume NaOH Awal Akhir Ditambahkan Rata-rata Vol. Rata-rata
I 0 mL 18, 1 mL 18,1 mL
II 2,3 mL 20,3 mL 18,0 mL
Mol Asam oksalat
=
Mol NaOH
= 2 mol Asam Oksalat
18,05 mL = 18,05 mL 0,1 = 7,93 . 10-4 mol 126
60°C 0 16,5 16,5
80°C 0 29,5 29,5
= 2 7,93 . 10-4 mol = 1,58 . 10-3 n V
M =
=
1,58 . 10 -3 mol 18,05. 10 -3 L
= 0,08753 M
VI. Jawab pertanyaan 1.
Turunkan persamaan (3) dari persamaan (2)!
Persamaan (2) :
G
Persamaan (3) :
log K =
= R T ln K H 0 1 S 0 19,15 T 19,15
Jawab : G
= R T ln K
H - T . S = R T ln K ln K
=
S RT
log K
=
S (2,303) R T
log K
=-
S (2,303) R T (2,303) R
log K
=-
1 S (2,303 8,314) T (2,303 8,314)
log k
=-
H 0 1 S 0 19,15 T 19,15
2.
a.
Hitunglah untuk masing-masing suhu, berdasar hasil dari seluruh
kelompok : (i) Nilai rata-rata volume NaOH yang digunakan dan ralat dalam nilai ini!\ Suhu (°C) Volume NaOH ditambahkan (mL) Ralat pembacaan buret:
(ii)
Suhu 0C
0°C 15,8
30°C 16,9
Untuk suhu 0C
= (15,8 0,1) ml
Untuk suhu 30C
= (16,9 0,1) ml
Untuk suhu 45C
= (17,2 0,1) ml
Untuk suhu 60C
= (16,5 0,1) ml
Untuk suhu 80C
= (29,5 0,1) ml
45°C 17,2
60°C 80°C 16,5 29,5
Nilai rata-rata kelarutan PbCl2 dan ralat dalam nilai ini! ½ . MNaOH. VNaOH = MPbCl. VPbCl
½ . 0,08753 M 15,8 mL = MPbCl 10 ml MPbCl =
0,69149 = 0,06915 M 10
Suhu 30C ½ . MNaOH. VNaOH = MPbCl. VPbCl ½ . 0,08753 M 16,9 mL = MPbCl 10 ml MPbCl =
0,73962 = 0,07396 M 10
Suhu 45oC ½ . MNaOH. VNaOH = MPbCl. VPbCl ½ . 0,08753 M 17,2 mL = MPbCl 10 ml
MPbCl =
0,75276 = 0,07528 M 10
Suhu 60oC ½ . MNaOH. VNaOH = MPbCl. VPbCl ½ . 0,08753 M 16,5 mL = MPbCl 10 ml
MPbCl =
0,72212 = 0,07221 M 10
Suhu 80oC ½ . MNaOH. VNaOH = MPbCl. VPbCl ½ . 0,08753 M 29,5 mL = MPbCl 10 ml
MPbCl =
1,29107 = 0,12911 M 10
Nilai ralat untuk nilai ini : 0,12911 – = 0,02998 M
(iii) Dari hasil di atas, hitung nilai log K dan ralat dalam nilai ini!
[OH-]=
Untuk suhu 0C M . V 0,08753 15,8 = = 10 mL 10
[OH-]
=
M . V 0,08753 17,2 = 10 mL 10
=0,1506 M
0,1383 M
PbCl2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl-(aq)
PbCl2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl-(aq)
[Pb2+] = 0,07528 M
[Pb2+] = 0,06915 M
K
K
= [Pb2+] [OH-]2
= 0,07528 (0,1506)2
= 0,06915 (0,1383)2
= 1,707 . 10-3
= 1,323 . 10-3
log K = - 2,768
log K = - 2,878
[OH-]=
= [Pb2+] [OH-]2
Untuk suhu 30C M . V 0,08753 16,9 = = 10 mL 10
Untuk suhu 60C
[OH-]
=
M . V 0,08753 16,5 = 10 mL 10
=0,1444 M
0,1479 M
PbCl2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl-(aq)
PbCl2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl-(aq)
[Pb2+] = 0,07221 M
[Pb2+] = 0,07396 M
K
K
= [Pb2+] [OH-]2
= 0,07221 (0,1444)2
= 0,07396 (0,1479)2
= 1,506 . 10-3
= 1,618 . 10-3
log K = - 2,822
log K = - 2,791
= [Pb2+] [OH-]2
Untuk suhu 45C
[OH-]= M
Untuk suhu 80C M . V 0,08753 29,5 = =0,2582 10 mL 10
PbCl2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl-(aq)
log K = - 2,366
[Pb2+] = 0,12911 M K
= [Pb2+] [OH-]2
Nilai ralat untuk nilai ini :
= 0,2582 (0,12911)2
-2,366 -
= 4,304 . 10-3
(- 2,878 (- 2,366)) = 0,256 2
b. Tentukan juga fluktuasi dalam T dan 1/T! Fluktuasi nilai untuk T dan dalam 1/T tidak dapat ditentukan sehingga suhu dianggap sama yang dapat kita lihat dari suhu yang dicatat setiap 15 menit menunjukkan nilai yang berubah-ubah namun tidak terlalu jauh. Sedangkan nilai ralatnya diambil dari ralat termometer dengan ketelitian 0,1C.
Untuk T: 1. Pada suhu 0C = 273,15 K
Ralat = (318,15 0,1) K
Ralat = (273,15 0,1) K
4. Pada suhu 60C = 333,15 K
2. Pada suhu 30C = 303,15 K
Ralat = (333,15 0,1) K
Ralat = (303,15 0,1) K
5. Pada suhu 80C = 353,15 K
3. Pada suhu 45C = 318,15 K
Ralat = (353,15 0,1) K
Untuk 1/T: 1/T = 3,14 (1 0,1) . 10-3 /K
1. Pada suhu 0C = 273,15 K 1/T = 3,66 (1 0,1) . 10-3 /K
4.
Pada suhu 60C = 333,15 K
5.
1/T = 3,00 (1 0,1) . 10-3 /K Untuk suhu 80C = 353,15 K 1/T = 2,83 (1 0,1) . 10-3 /K
2. Pada suhu 30C = 303,15 K 1/T = 3,30 (1 0,1) . 10-3 /K 3.
Pada suhu 45C = 318,15 K c. Kumpulkan dalam sebuah tabel mulai untuk kelarutan PbCl 2, log K, dan ralat dalam nilai log K serta nilai untuk T, 1/T, dan fluktuasi dalam 1/T!
Kelarutan PbCl2 (mol/L) 0,06915 0,07396 0,07528 0,07221 0,12911 3.
Log K
Log K
T (K)
1/T (1/K)
-2,878 -2,791 -2.768 -2,822 -2,366
(-2,878 0,256) (-2,791 0,256) (-2,768 0,256) (-2,822 0,256) (-2,366 0,256)
(273,15 0,1) (303,15 0,1) (318,15 0,1) (333,15 0,1) (353,15 0,1)
3,66 (1 0,1) . 10-3 3,30 (1 0,1) . 10-3 3,14 (1 0,1) . 10-3 3,00 (1 0,1) . 10-3 2,83 (1 0,1) . 10-3
a. Gambarkan sebuah grafik dari log K sebagai fungsi 1/T
b. tentukan dari grafik ini : (i) nilai rata-rata dari ∆H⁰ dan ∆S⁰! Hmax Hmin = Hrata-rata log K min Smax
=
0,06915 - (-2,878) . 19,15 = 67,997 kJ/mol (3,66 - 2,83) . 10 -3
0,12911 - (-2,366) . 19,15 = 57,567 kJ/mol (3,66 - 2,83) . 10 -3 67,997 57,567 = 62,782 kJ/mol 2
= =-
H 0 min S 0 max 19,15 T 19,15
H 0 min = (log K min + ) 19,15 19,15 T 57567
Smax
= (- 2,366 + 19,15 (273,15) ) 19,15 = 165,443 J/K mol
Smin
= (log K max+
Smin
= (- 2,878 + 19,15 (353,15) ) 19,15 = 137,430 J/K mol
Srata-rata
H 0 max ) 19,15 19,15 T 67997
=
165,443 137,430 = 151,437 J/K mol 2
(ii) ralat dalam nilai-nilai ini! Ralat nilai H = (139,46–182,38 ) = -42,92 kJ/mol Hrata-rata = (182,38 42,92) kJ/mol Ralat nilai S = (375,91– 562,13) = -186,22 J/K mol Srata-rata
= (562,13 186,22) J/K mol
4.
Apakah yang dapat disimpulkan tentang reaksi (1) dari nilai ∆H⁰, ∆S⁰, dan ∆G⁰ yang ditemukan? a. H 0, menyatakan bahwa reaksi tersebut adalah reaksi endoterm (reaksi yang menyerap kalor) (bernilai positif). b. S 0, menyatakan bahwa entropi/derajat ketidakteraturan sistem bertambah karena adanya reaksi yang berlangsung secara spontan pada pelarutan PbCl2. c. G = - R T ln K, karena ln K bernilai negatif maka G bernilai positif. G 0, berarti reaksi cenderung bergeser ke kiri. Pada keadaan standar, pelarutan PbCl2 ini merupakan reaksi yang tidak spontan. Pada reaksi ini, jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke kiri, tetapi pada suhu tinggi reaksi akan cenderung berlangsung secara spontan(G<0). Tanda G dan S akan selau berkebalikan (misal G positif maka S bernilai negatif.
5.
Carilah nilai untuk ∆H⁰ dan ∆S⁰ dalam literatur (sebutkan sumbernya)! Bandingkan nilai yang ditemukan dalam percobaan ini dengan nilai literatur! Beri komentar! PbCl2 :
Hf° = - 359,2 kJ/mol S = 136 J/K mol
(Barrow, Gordon. M. 1988. Physical Chermistry. Mc. Grow Hill. Inc. New York) Hasil yang didapat dari percobaan : Hf° = 62,782 kJ/mol S = 151,437 J/K mol Hasil pada Hf° jauh berbeda denga literature, namun S nya tidak terlalu jauh perbedaannya. Kemungkinan yang menyebabkan perbedaan ini adalah kurang telitinya setiap kelompok saat melakukan keseluruhan percobaan sehingga kesalahan hasil akan mempengaruhi seluruh perhitungan dan didapatkan data Hf° dan S yang berbeda dengan nilai literatur. 6.
Apakah mungkin kita menemukan nilai ∆H⁰ untuk reaksi (1) secara kalorimetri! Kalau mungkin, gambarlah garis besar percobaan ini! Kalau tidak, beri alasan! Nilai H pada reaksi (1) tidak mungkin ditentukan secara kalorimetri. Hal ini disebabkan oleh nilai kelarutan PbCl2 yang terlalu kecil. Selain itu ketika H = U + PV dimana saat U dihitung, maka Q dan W akan diketahui juga (U = Q +W). Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam pengukurannya.
7.
Bandingkan hasil yang anda temukan (volume NaOH pada masing-masing suhu) dengan hasil yang ditemukan oleh kelompok bersama! Hasil dari percobaan untuk volume NaOH yang didapat kelompok kami tidak dapat dibandingkan dengan kelompok lain karena setiap kelompok melakukan percobaan pada suhu yang berbeda-beda sehingga hasil per kelompok digunakan untuk melengkapi kelompok lain. Pada akhir percobaan didapat data yang sama pada setiap kelompok dan data tersebut digunakan bersama-sama oleh semua kelompok.
VII. Pembahasan Pada percobaan ini pertama-tama disiapkan larutan jenuh PbCl2 pada suhu yang berbeda-beda. Suhu yang digunakan adalah suhu 0oC, suhu 30oC, suhu 45oC, suhu 60oC, suhu 80oC. Diukur suhu pada saat pembuatan larutan PbCl2 setiap 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Dari hasil yang diperoleh, suhu yang didapat pada 30oC dan 80oC konstan namun pada suhu 0oC, 45oC, 60oC terjadi fluktuasi, tetapi tidak jauh berbeda atau cenderung konstan. Dilakukan standarisasi NaOH (larutan baku sekunder) dengan cara larutan NaOH ditritasi dengan asam oksalat (larutan baku primer) secara triplo. Titrasi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya konsentrasi NaOH yang digunakan. Dari percobaan didapat bahwa volume rata-rata NaOH yang digunakan untuk titrasi adalah 18,05 ml sedangkan konsentrasi NaOH yang didapat/digunakan adalah 0,08753 M. Pada perlakuan kedua yaitu persiapan penukaran ion, ditimbang 6 gr amberlite IR-20 dalam bentuk asam. Amberlite IR-120 ini merupakan penukar kation berupa asam kuat yang mengandung HSO3- sehingga harus didekantasi beberapa kali sebelum digunakan untuk menghilangkan keasamannya. Dekantasi penukaran ion dilakukan beberapa kali dalam wadah berisi air, sampai tidak bereaksi asam lagi dengan indikator metil orange. Air amberlite dipipet ke dalam tabung reaksi dan ditetesi indikator metil orange. Jika warna air amberlite saat ditetesi dengan metil orange sama dengan akuades yang telah ditetesi metil orange, maka amberlite sudah tidak bereaksi lagi dengan asam. Ketika amberlite sudah didekantasi, disiapkan kolom penukar ion. Diatur tetesan kolom dengan sumbat kapas dan diusahakan aliran air satu tetes per detik agar hasil yang di peroleh maksimal. Kemudian dituangkan amberlite pada kolom dan dijaga agar tidak kering dengan dibasahi terus-menerus karena jika kolom ini kering maka gel akan mengering dan pecah/ berwarna coklat dan
mengakibatkan penukaran ion tidak dapat berlangsung dengan baik. Dimasukkan 10 mL larutan PbCl2 yang telah dibuat dan dituangkan akuades sebanyak 50 mL sehingga total volume yang akan dititrasi adalah 60 mL.. Hasil tetesan kolom penukar ion di tampung dalam erlenmeyer dan dititrasi menggunakan NaOH yang telah distandarisasi tadi. Titrasi dengan NaOH bertujuan untuk menentukan konsentrasi OH- sehingga konsentrasi Pb2+ dapat diketahui. Dari hasil titrasi dalam penentuan konsentrasi PbCl2 yang dititrasi dengan NaOH dapat dilihat bahwa volume NaOH yang digunakan untuk titrasi semakin bertambah seiring dengan peningkatan suhu dari larutan serta kelarutan yang juga semakin meningkat. Dalam hal ini, suhu sangat mempengaruhi jumlah volume NaOH yang dibutuhkan, karena semakin besar suhu maka kelarutan PbCl2 semakin besar dan ion Pb2+ semakin banyak sehingga membutuhkan NaOH yang banyak juga untuk mengikat OH-. Reaksi pada percobaan ini termasuk reaksi endoterm. Dari pengukuran suhu PbCl2 akan diukur kelarutan PbCl2 pada suhu yang berbeda-beda, sehingga dapat dihitung nilai suatu tetapan kesetimbangan K sebagai fungsi suhu untuk kesetimbangan. Nilai H dapat ditentukan dengan melihat kemiringan grafik log K sebagai fungsi 1/T. Hal inilah yang disebut kalorimetri tak langsung. Nilai dari Hdan S 0, sehingga reaksi berlangsung spontan pada suhu tinggi. Reaksi pada percobaan ini termasuk reaksi endoterm.karena H bernilai positif. VIII. Kesimpulan 1. Kelarutan/konsentrasi PbCl2 dalam air pada beberapa suhu yang berbeda adalah : Suhu 0 oC = 0,06915 M Suhu 30 oC = 0,07396 M Suhu 45oC = 0,07528 M
Suhu 60oC = 0,07221 M Suhu 80oC = 0,12911 M
2. Nilai tetapan kesetimbangan K sebagai fungsi suhu pada suatu kesetimbangan masing-masing suhu adalah Untuk suhu 0C K
= 1,323 . 10-3
Untuk suhu 30C K
= 1,618 . 10-3
Untuk suhu 45C
K
= 1,707 . 10-3
Untuk suhu 60C K
= 1,506 . 10-3
Untuk suhu 80C K
= 4,304 . 10-3
3. Konsentrasi NaOH dari percobaan standarisasi NaOH yaitu 0,08753 M.
Daftar Pustaka Brady, James E. Chemistry Principles and Structure. John Willey & Sons. New York. Smith Henk, Sulistyowati, Lutiyono, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Salatiga: UKSW Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung, ITB. Lampiran a. Tugas Awal b. Laporan Sementara