PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH NOMOR 173 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI / SEDASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH Menimbang
: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih, maka diperlukan penyelenggaraan Pelayanan Anestesi / Sedasi yang bermutu; b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Anestesi / Sedasi di Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih , maka dipandang perlu untuk dibuatkan adanya kebijakan Pelayanan Anestesi / Sedasi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi / Sedasi.
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3. Undang-undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/Menkes/Per/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 519/MENKES/PER/III/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata Anestesi
MEMUTUSKAN Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI / SEDASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) CEMPAKA PUTIH : Kebijakan pelayanan Anestesi / Sedasi Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini; : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Anestesi/ Sedasi Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih dilaksanakan oleh Kepala Seksi Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa hal-hal yang belum cukup diatur dalam keputusan ini, akan ditetapkan kemudian.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 24 April 2017 Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih
dr. Dewi R. Anggraini, M.Kes NIP. 196209091990032001 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH Nomor
:
Tahun 2017
Tanggal: 09 April 2017
KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI / SEDASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CEMPAKA PUTIH A. Definisi 1.
Pelayanan anestesi adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dalam kerja sama tim meliputi penilaian pra operatif (pra anestesi), intra anestesi dan pasca anestesi .
2.
Sedasi adalah suatu tehnik pemberian obat penenang atau obat disosiatif dengan atau tanpa analgesik yang memungkinkan pasien untuk mentolerir prosedur tindakan dimana fungsi kardiorespirasi tetap terjaga, dan mampu mempertahankan oksigenasi serta kontrol nafas secara mandiri.
3.
Layanan
Sedasi
Ringan:
pemberian
obat-obatan
yang
dapat
menyebabkan kondisi dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal, reflex jalan nafas dan ventilasi serta fungsi kardiovaskular tidak terpengaruhi, namun fungsi kognitif dan koordinasi fisik terganggu. 4.
Sedasi sedang/ moderat adalah suatu kondisi depresi tingkat kesadaran dimana pasien memberikan respons terhadap stimulus sentuhan. Tidak diperlukan intervensi untuk mempertahankan patensi jalan nafas dan ventilasi spontan masih adekuat. Fungsi kardiovaskuler biasanya terjaga dengan baik.
5.
Sedasi berat/ dalam adalah suatu kondisi depresi tingkat kesadaran dimana pasien memberikan respons dengan stimulus nyeri/ berulang. Fungsi ventilasi spontan dapat terganggu/ tidak adekuat. Pasien mungkin membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas. Fungsi kardiovaskuler biasanya tidak terganggu.
B. Kebijakan 1.
Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan sedasi dalam : a. Tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien dan semua pelayanan memenuhi standar undang-undang, peraturan lokal dan nasional yang berlaku serta standar profesional.
b. Seragam pada seluruh aspek pelayanan dan tersedia 24 jam untuk keadaan darurat. c. Harus di dokumentasikan dalam rekam medis pasien dan status anestesi. d. Dilakukan oleh dokter spesialis anestesi baik purna waktu maupun mitra yang memiliki SIP dan terdaftar di Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih e. Dokter spesialis anestesi pengganti harus direkomendasikan oleh Ketua Kelompok Staf Medis dan disetujui oleh Direktur. f. Semua pelayanan anestesi, sedasi moderat dan sedasi dalam harus mendapat persetujuan dari pasien/ keluarga pasien. g. Pasien/ keluarga pasien harus diberi informasi risiko, manfaat dan 2.
alternatif anestesi/ sedasi oleh dokter spesialis anestesi. Seorang dokter spesialis anestesi purna waktu/ mitra bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi moderat dan sedasi dalam. Tanggung jawabnya meliputi: a. Mengembangkan, menerapkan dan menjaga kebijakan dan prosedur. b. Melakukan pengawasan istratif dengan membuat laporan bulanan tentang Pelayanan Anestesi/ Sedasi. c. Menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit terkait. d. Merekomendasikan
sumber
dari
luar
untuk
layanan
anestesi
(termasuk sedasi sedang dan dalam). e. Memantau dan mengkaji semua layanan anestesi (termasuk sedasi sedang dan dalam) berdasarkan hasil laporan bulanan tentang Pelayanan Anestesi/ Sedasi. 3.
Pelayanan Anestesi, meliputi: a. Asesmen Pra Anestesi. 1) Dilakukan pada setiap pasien oleh dokter spesialis anestesi beberapa waktu sebelum rawat inap atau sebelum tindakan pembedahan. Pada pasien emergensi atau obstetric dapat dilakukan sesaat sebelum operasi. 2) Penilaian pra anestesi menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk :
a) Memilih
teknik
anestesi
dan
merencanakan
perawatan
anestesi; b) Memberikan anestesi yang sesuai secara aman; c) Menafsirkan penemuan-penemuan dalam pemantauan pasien. b. Asesmen Pra Induksi 1) Terpisah dari asesmen pra anestesi; 2) Dilakukan sesaat sebelum induksi anestesi oleh dokter spesialis anestesi. 3) Dalam keadaan darurat asesmen pra anestesi dan pra induksi dapat dilakukan secara berurutan/ bersamaan, tetapi masing masing didokumentasikan terpisah. c. Intra Anestesi 1) Seluruh tindakan Anestesi harus melalui prosedur surgical safety
check list. 2) Dokter spesialis anestesi dan tim pengelola harus tetap berada di kamar operasi selama tindakan anestesi umum dan regional serta prosedur yang memerlukan tindakan sedasi. 3) Selama pemberian anestesi harus dilakukan pemantauan dan evaluasi
secara kontinual terhadap oksigenasi, ventilasi,
sirkulasi suhu dan perfusi jaringan setiap 5 menit, serta didokumentasikan pada form Status Anestesi/ Sedasi. 4) Pengakhiran anestesi harus memperhatikan oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, suhu dan perfusi jaringan dalam keadaan stabil. d. Pasca Anestesi 1) Setiap pasien pasca tindakan anestesi harus dipindahkan ke
ruang pulih atas perintah khusus dokter spesialis anestesi atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut. pasien juga dapat dipindahkan langsung ke unit perawatan kritis ICU sesuai dengan kriteria yang ada.
2) Pemindahan pasien ke ruang pulih harus didampingi oleh dokter spesialis anestesi atau perawat anestesi. Selama pemindahan, pasien harus dipantau/ dinilai secara terus menerus dan diberikan bantuan sesuai dengan kondisi pasien.
3) Setelah tiba di ruang pulih dilakukan serah terima pasien kepada perawat ruang pulih. 4) Selama pasien di ruang pulih akan dipantau tekanan darah, pernapasan, kadar oksigen, serta penilaian nyeri dan mual / muntah secara terus - menerus setiap 5 menit selama ±30 menit, serta didokumentasikan pada form Catatan Perawatan Pasca Anestesi / Sedasi. e. Pelayanan anestesi dalam keadaan darurat. 1) Harus mendapatkan prioritas dengan tujuan menyelamatkan nyawa pasien; 2) Harus dikomunikasikan dan diedukasikan ke keluarga pasien baik sebelum, selama dan sesudah tindakan dilakukan, kecuali pada keadaan darurat yang mengancam nyawa; 3) Dilakukan dikamar bedah dan diluar kamar bedah termasuk ruang resusitasi IGD, ruang radiologi, ICU, ruang rawat inap dan rawat jalan. f. Pelayanan anestesi pada setiap pasien harus direncanakan dan didokumentasikan didalam rekam medis. 1) Rencana pelayanan mencakup: a) Informasi dari penilaian pasien; b) Teknik anestesi yang akan digunakan; c) Metode/ pemberian obat-obatan dan cairan lainnya; d) Prosedur pemantauan; e) Antisipasi perawatan pasca anestesi. 2) Edukasi pasien/ keluarga pasien tentang risiko, manfaat dan alternatif yang tersedia; 3) Jenis dan tehnik anestesi yang digunakan; 4) Pemantauan status fisiologis pasien secara terus menerus dilakukan selama anesthesia. Metode pemantauan tergantung pada status pra anestesi, pilihan anestesi dan kompleksitasi prosedur tindakan yang dilakukan selama anestesi. 4.
Pelayanan sedasi meliputi : a.
Jenis Sedasi
1) Layanan Sedasi Ringan: pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan kondisi dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal, reflex jalan nafas dan ventilasi serta fungsi kardiovaskular tidak terpengaruhi, namun fungsi kognitif dan koordinasi fisik terganggu. Layanan sedasi ringan dilakukan oleh dokter dalam bidangnya yang memiliki SIP di Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih sebagai DPJP. Kompetensi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu mampu melakukan tehnik sedasi, melakukan monitoring tepat, menanggulangi komplikasi, mampu menggunakan bahan anti dotum dan mampu melakukan Basic Life (BLS). 2) Layanan Sedasi Sedang: pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran tetapi masih berespon terhadap rangsangan verbal dan rangsangan taktil ringan, jalan nafas ventilasi dan fungsi kardiovaskuler masih terjaga dengan baik. Obat-obatan yang dipakai adalah obat-obat yang berefek sedatif. Layanan sedasi sedang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi. 3) Layanan Sedasi Dalam: pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran pasien dimana pasien sulit dibangunkan.
Jalan
nafas
kemungkinan terganggu
dan
fungsi
ventilasi
spontan
sehingga memerlukan bantuan untuk
mempertahankan kelapangan jalan nafas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat. Fungsi kardiovaskular biasanya masih terjaga baik. Obat-obatan yang dipakai adalah obat-obatan yang berefek sedatif. Layanan sedasi berat dilakukan oleh dokter spesialis anestesi; b.
Asesmen Pra Sedasi 1) Dokter Spesialis Anestesi Membuat Persetujuan Tindakan Sedasi (Informed Consent) di dokumentasikan di formulir Persetujuan Tindakan Anestesi / Sedasi kemudian dimasukan dalam rekam medis pasien.
2) Dibuat perencanaan sesuai kondisi pasien oleh Dokter Spesialis Anestesi, didokumentasikan pada formulir Pemeriksaan Pra Anestesi
Sedasi
(meliputi: Anamnesis,
Pemeriksaan
Fisik,
Pemeriksaan Penunjang, Klasifikasi ASA, Rencana Tindakan Anestesi/ Sedasi, Instruksi) kemudian dimasukan dalam rekam medis pasien. c.
Intra Sedasi 1) Hanya staf yang kompeten yang boleh melakukan proses sedasi moderat dan sedasi dalam pada pasien. 2) Selama sedasi dilakukan pemantauan terhadap tekanan darah, nadi, pernafasan dan saturasi setiap 5 menit dan dilakukan penilaian nyeri. Didokumentasikan di form Status Anestesi dan Sedasi 3) Peralatan untuk menunjang pelayanan
sedasi moderat dan
sedasi dalam harus tersedia dan siap pakai . d.
Pasca sedasi 1) Dilakukan pemantauan oleh dokter Spesialis Anestesi terhadap tekanan darah, nadi, pernafasan dan saturasi setiap 5 menit selama 30 menit sampai stabil dan kembali ke kondisi awal. 2) Didokumentasikan di form Catatan Perawatan Pasca Anestesi / Sedasi
e.
Kualifikasi
dokter atau
dokter gigi
atau
Individu
lain
yang
bertanggung jawab terhadap pasien yang menerima sedasi sedang dan dalam, harus kompeten dalam: 1) Teknik berbagai modus sedasi; 2) Melakukan pemantauan yang tepat; 3) Menguasai/ respons terhadap komplikasi; 4) Penggunaan zat anti dotum; 5) Memberikan bantuan hidup dasar. Keputusan direksi ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kesalahan/ kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cempaka Putih
dr. Dewi R. Anggraini, M.Kes NIP. 196209091990032001