Pendahuluan
HAIs Healtcare Associated Infections
Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi pada saat masuk, termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada staf di RS/Fasyankes
Pencegahan & Pengendalian Infeksi
Suatu upaya kegiatan untuk mencegah, meminimalkan kejadian infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang meliputi pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate infeksi berhubungan dengan pelayanan kesehatan pada pasien , petugas dan pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
Tujuan Pencegahan Pengendalian Infeksi Melindungi pasien dari infeksi rumah sakit al ISK, IDO, Infeksi Aliran Darah Primer (IADP),Plebitis, Pneumonia (HAP, VAP) Melindungi pasien dari infeksi lain yang mungkin didapat sebagai akibat terjadinya kontak dengan pasien lain atau tenaga kesehatan yang memiliki koloni atau terinfeksi kuman menular lain.
Semua upaya PPI mempertimbangkan “ cost efectiveness”
DAMPAK INFEKSI HAIs Morbiditas Mortalitas Kecacatan LOS Biaya
Pendapatan RS Produktifitas Ps Mutu RS Citra RS Tuntutan Hukum
Biaya meningkat per tahun ( 2004)
Perhitungan biaya:
•US : $ 6.7 billion
• Bayar obat/alat
•United Kingdom : $ 1.7 billion
• Laboratorium • Dokter/perawat
• • • • • • •
Komplikasi yang paling sering terjadi di Yankes CDC: 1.7 million /th, kematian 99.000/th Data WHO, Insiden HAIs 3 - 21 % (rerata 9%) UK : 10 % (2006) Italy: 6.7 % (2005) : 6.7- 7.4 % (2006) Indonesia ? – Belum ada data yang akurat, dari hasil presentasi sangat rendah 0 – 1 %, surveilans pasif, oleh personil yang belum memahami surveilans – Di RS. Jantung Harapan Kita, surveilans aktif dilaksanakan sejak tahun 2001
Risiko Healthcare Associated Infections di negara berkembang sebanyak 20 kali lebih tinggi daripada negara maju Setiap saat 1.4 jt orang di dunia menderita infeksi di rumah sakit. Setiap tahun suntikan tidak aman menyebabkan 1.3 juta kematian umumnya karena transmisi blood-borne patogen seperti HBV, HCV dan HIV
Melaksanakan Program PPI Melakukan Monev
Melakukan Audit
Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program PPI Bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi. Mata rantai infeksi Pasien
Petugas/Pengunjung
Pasien
Lingkungan
KEWASPADAAN ISOLASI 1. Kewaspadaan Standar ( lapis pertama): Merupakan gabungan dari Universal Precaution dan Body Substain Isolation
Waspada terhadap darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi kecuali keringat Ditujukan kepada semua pasien tanpa memandang infeksi atau tidak infeksi
2. Kewaspadaan Transmisi (lapis kedua): Merupakan kewaspadaan tambahan Ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi
Hal utama dalam PPI Pilar PPI Komponen sentral dari Patient Safety Sederhana dan efektif mencegah HAIs Menciptakan lingkungan yang aman Pelayanan kesehatan aman Bila tangan kotor , cuci dengan sabun/antiseptik di air mengalir Bila tangan tak tampak kotor , bersihkan dengan gosok cairan berbasis alkohol
Kebersihan Tangan CARA
WAKTU
HAND RUB ( tanpa air )
HAND WASH ( dengan air mengalir dan antiseptik)
Jika tangan tidak terlihat kotor
Jika tangan terlihat kotor
20 – 30 detik
40 – 60 detik
LANGKAH
6 LANGKAH
MOMENT
5 MOMENT
Segera setelah tiba di rumah sakit – Bila tangan kotor – Sebelum meninggalkan rumah sakit – Sebelum memakai sarung tangan – Segera setelah melepaskan sarung tangan – Segera setelah keluar dari toilet atau ihkan sekresi hidung – Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan –
• Sebelum melakukan kebersihan tangan • Pastikan perhiasan cincin (termasuk cincin kawin), gelang, arloji, tidak dipakai. • Penelitian: kulit dibawah perhiasan kolonisasi yang berat, sulit dibersihkan / dekontaminasi
• Memakai perhiasan akan sulit saat memakai sarung tangan.
APD adalah pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya phisikal, kemikal, biologis / bahan infeksius yang terdiri dari masker, topi, sarung tangan, pelindung wajah, sepatu yang digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari kontaminasi penyakit infeksi.
– Gunakan Alat Pelindung Diri sesuai indikasi • jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas – Segera melepas Alat Pelindung Diri jika tindakan sudah selesai – Menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil menulis dan menyentuh permukaan lingkungan tidak direkomendasikan, memakai gaun dan sandal khusus bukan indikasi pemakaian rutin masuk ke ruang risiko tinggi seperti ICU, NICU (buku Pedoman PPI di RS dan FASYANKES lainnya depkes 2011 hal:3-4)
Tata cara / urutan memakai APD : • • • • • •
Pakai sepatu boot/pelindung kaki Pakai gaun pelindung/apron Pakai pelindung kepala/tutup kepala Pakai masker bedah/masker N95 Pakai pelindung mata/wajah/kacamata google Pakai sarung tangan
Tata cara / urutan Melepas APD : • • • • • •
Lepaskan sarung tangan Lepaskan pelindung mata/wajah/kacamata google Lepaskan masker bedah/masker N95 Lepaskan pelindung kepala/topi/tutup kepala Lepaskan gaun pelindung/apron Lepaskan sepatu boot/pelindung kaki
PENGENDALIAN LINGKUNGAN Pertahankan kondisi lingkungan sehat – Udara bersih, sistem ventilasi – Penyediaan air bersih – Permukaan lingkungan bersih – Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan mudah dibersihkan – Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada disekitar ruangan, termasuk lalat, nyamuk dan kecoak
Prosedur Penanganan Tumpahan Darah/Cairan Tubuh Persiapkan alat / SPILKIT berisi : 1. APD ( Masker, topi, kacamata google, sarung tangan panjang/rumah tangga, gaun/ celemek, sepatu boot) 2. Kantong plastik kuning/ tempat sampah infeksius 3. Tissue/ kain lap sekali pakai/underpad,pasir, kertas koran 4. Serok kecil dan sapu kecil 5. Cairan disinfectan chlorin 0,5 % 6. Pinset 7. Alat untuk mengepel
Prosedur Penanganan Tumpahan Darah/CairanTubuh PROSEDUR : 1.
Amankan Lokasi
2.
Lakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
3.
Pasang tanda peringatan
4.
Buka spilkit
5.
Siapkan tempat /plastik sampah infeksius
6.
Pakai APD sesuai prosedur
7.
Serap ceceran darah atau cairan tubuh dengan tissue / kain lap sekali pakai/underpad, pasir, kertas koran
8.
Masukan tissue / kain lap sekali pakai/underpad, pasir , kertas koran bekas kedalam kantong plastik infeksius
9.
Basahi lokasi dengan cairan disinfectan ( chlorin 0.5%) ke daerah bekas terkena ceceran diamkan 3-5 menit
10.
Lakukan penyerapan dengan lap sekali pakai dengan arah melingkar dari luar ke dalam
11.
Lakukan pengepelan sesuai prosedur
12.
Rapikan alat
13.
Buka APD
14.
Lakukan kebersihan tangan
• Peralatan non kritikal Peralatan yang hanya dipermukaan tubuh pasien, mis : termometer, tensimeter (Pembersihan atau disinfeksi) • Peralatan semi kritikal Peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa, mis : endotracheal tube (Minimal disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi) • Peralatan kritikal Peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril, mis :instrumen bedah (Sterilisasi)
Manajemen Limbah Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius
Jenis limbah Limbah Infeksius: limbah yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi, kecuali keringat Limbah non infeksius: limbah yang tidak terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan limbah padat non infeksius ke kantong plastik hitam Limbah cair infeksius ke saluran khusus Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan injakan kaki.
X
Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan tusuk dan tahan air Hati-hati menangani benda tajam Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin pakai tisu atau lengan atas bagian dalam Buang ke tempat sampah dan Lakukan cuci tangan dg sabun antiseptik dan air mengalir/ alkohol handrub setelah kontak dengan sekret Jaga jarak terhadap orang yang ada gejala ISPA dg demam
WHO GUIDELINE S
x x
x
√
√
PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN • Petugas wajib menjaga kesehatannya • Petugas kesehatan
gelang, jam) – tidak pakai sandal jepit, sandal terbuka didepan/dibelakang tidak direkomendasikan
– Tidak memanipulasi limbah benda tajam
X
– Sehat – Berpakaian bersih, setiap hari ganti – Saat bekerja tidak memakai assesoris di tangan (cincin,
X
X
Tidak memakai ulang jarum suntik (one needle, one shoot, one time) Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan multidose Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada pemberian suntikan Segera buang jarum suntik habis pakai Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai Menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan bukan keranjang keranjang plastik berlubang-lubang
X
PEMELIHARAAN KESEHATAN KARYAWAN Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang berisiko infeksi Pemberian immunisasi Hepatitis pada petugas yang bekerja di tempat yang berisiko Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya Ada alat pelindung diri
• Cuci dengan air mengalir 5 menit menggunakan sabun atau cairan antiseptik, tanpa melakukan pemijatan • Berikan cairan antiseptik pada area tertusuk /luka • Lapor ke tim PPI atau K3RS/berwenang TINDAKAN PERTAMA PADA PAJANAN BAHAN KIMIA ATAU CAIRAN TUBUH
▪ Mata segera bilas dengan air mengalir selama 15 menit ▪ Kulit segera bilas dengan air mengalir 1 menit ▪ Mulut segera kumur-kumur selama 1 menit
ALUR LUKA TUSAK JARUM/PAPARAN CAIRAN TUBUH Terpajan cairan tubuh
Tertusuk jarum terkontaminasi Cuci dg air mengalir
Cuci dg air mengalir
Segera lapor ke atasan Buat laporan
Investigasi lapangan
Tim PPI
Petugas dan Sumber Periksa darah HCV, HBV, HIV Perawatan & Pengawasan dokter
Pasien infeksius di ruang terpisah, beri jarak >2 m Kohorting bila tidak memungkinkan bila kedua-dua nya tidak memungkinkan konsultasi dengan petugas PPIRS Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya
RUANG ISOLASI
Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan linen kotor tidak ternoda Menempatkan linen kotor tidak dilantai Menyimpan linen di lemari tertutup Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup Persediaan linen sesuai kebutuhan
X
Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
X
Linen non infeksius : Tidk terkontaminasi darah dan cairan tubuh
X
Linen infeksius: Linen yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh
• Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi, anaestesi spinal /epidural /pasang kateter vena sentral • Cegah droplet flora orofaring,dapat menimbulkan meningitis bakterial
Kewaspadaan transmisi udara/airborne Penempatan pasien : Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor Pintu harus selalu tertutup rapat. Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort) dengan pasien infeksi yang sama Pemindahan pasien : Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien saat proses pemindahan
2-49
Kewaspadaan Transmisi Kontak Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen infeksius: 1.
Penempatan pasien :
2.
1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan pasien yang terinfeksi agen infeksi sama Kohorting unt management KLB MDRo termasuk MRSA
Alat Pelindung Diri:
Sarung tangan:
Gaun : Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien, permukaan lingkungan atau peralatan pasien (diare, inkontinensia, kolonostomi, slang drainase). Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak menyentuh lagi permukaan tercemar dlm ruangan
2-50
Kewaspadaan transmisi droplet Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau dengan pasien infeksi /terkolonisasi yg sama atau kohort bila tidak memungkinkan dan beri jarak antar pasien 1m Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien (2 m pada pasien flu burung) Pemindahan pasien : Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien saat proses pemindahan
• •
Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis: Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan berdasarkan Transmisi
• Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan kunci memutus mata rantai infeksi • •
Setiap petugas yang bekerja di RS wajib melaksanakan kewaspadaan isolasi sesuai Prosedur yang berlaku Faktor keberhasilan PPI harus ada komitmen individu yaitu adanya kesadaran, kepedulian, tanggung jawab
TERIMA KASIH