metabolisme mineral BAB I PENDAHULUAN Mineral merupakan komponen utama dalam makanan. Semua makanan mengandung mineral yang jumlahnya bermacam-macam. Bahan mineral dapat berupa garam anorganik/bahan organik atau dapat digabung dengan bahan organik, seperti fosfor yang digabung dengan fosfoprotein dan logam digabung dengan enzim. Biasanya mineral dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu komponen garam utama dan unsur sepora (garam tambahan/pelengkap). Komponen garam utama mencakup Potassium, Natrium, Kalsium, Magnesium, Klorida, Sulfat, Fosfat, dan Bikarbonat. Komponen unsur sepora dapat dipilih menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Unsur gizi esensial (Fe, Cu, I, Co, Mn, dan Zn) 2. Unsur non gizi, tidak toksik (Al, B, Ni, Sn, dan Cr) 3. Unsur non gizi, toksik (Hg, Pb, As, Cd, dan Sb). Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain. Mineral merupakan kebutuhan tubuh yang mempunyai peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Mineral dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain kalsium (Ca), fosfor (P), potassium (K), sulfur (S), natrium (Na), klor (Cl), dan magnesium (Mg), dan mikroelemen antara lain besi (Fe), iodium (I), seng (Zn), mangan (Mn), dan kobal (Co). Mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain. Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein pengikat kalsium dan usus. BAB II PEMBAHASAN PEMBAGIAN MINERAL Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan oleh tubuh, antara lain: 1. Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Potassium, Klorida dan Sulfur). 2. Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
3. Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium, Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt). Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh. Mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen atau pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan tidak dapat terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang rendah pada tanah dan airnya, sementara bahan makanan sumber seperti ikan laut sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka panjang.
a. b.
c.
d.
e.
f.
FUNGSI MINERAL DALAM PROSES BIOKIMIA PADA BAHAN MAKANAN Komponen penting senyawa dalam tubuh seperti Kalsium dan Fosfor sebagai penyusun struktur tulang dan gigi. Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis. Mineral akan berikatan dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang bersangkutan, sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung. Selain itu, mineral berikatan dengan komponen protein dan mempengaruhi aktivitas protein yang bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari hemoglobin pada sel darah merah. Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi. Penyerapan dan transport beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral, seperti sodium yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang memfasilitasi penyerapan vitamin B12. Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Sebagian besar reaksi kimia di tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh sedikit di atas netral. Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan ion lainnya. Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Mineral dalam bentuk ion mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh baik dari luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara keseluruhan turut serta mengontrol keseimbangan cairan diseluruh tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus berlangsung. Penghantar impuls saraf. Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral antar sel saraf di sepanjang serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah Natrium dan Potassium yang bekerja menghantarkan impuls antar membran sel serta kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter, mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf lain.
g.
1.
2. 3. 4.
5.
6. 7. 8.
9. 10.
11. 12. 13.
Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan dalam aktifitas otot. Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium, Potassium dan Magnesium. KEGUNAAN GARAM MINERAL Adapun beberapa fungsi dan kegunaan dari garam mineral, yaitu: Yodium / iodium / I Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium juga dapat membantu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium juga berfungsi untuk membentuk zat tirasin yang terbentuk pada kelenjar tiroid. Phosphor / fosfor / P Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi. Cobalt / kobal / Co Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun. Chlor / Klor / Cl Digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengakifkan pepsinogen menjadi pepsin. Magnesium / Mg Digunakan sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin. Mangaan / mangan / Mn Berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi. Tembaga / Cuprum / Cu Digunakan sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah. Kalsium / calcium / Ca Kalsium disebut juga zat kapur, yaitu zat mineral yang berfungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh. Potassium / K Berfungsi sebagai pembentuk aktivitas otot jantung. Zincum / Zinc / seng / Zn Seng oleh tubuh dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu, zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indra pengecap atau lidah kita. Sulfur atau belerang Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh Natrium / Na Flour / F
Berperan untuk pembentukan lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi. METABOLISME MINERAL Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh. Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan, berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala toksik. Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah, sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang sedikit.
Di bumi kita ini bnyak sekali mineral-mineral yang telah dimanfaatkan oleh manusia, tahu kah anda jenis mineral dan apa-apa saja unsur yang terkandung di dalamnya, Mineral yang terdapat dialam ada yang merupakan unsur bebas, ada pula yang merupakan gabungan dari beberapa unsur.
1.
Kalsium (Ca) Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat Ca yang disintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca yang tidak larut. Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml. Sejumlah besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam feses. Pengaturan keseimbangan kalsium Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal, diperlukan interaksi beberapa proses antara lain : 1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna 2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan feses 3. Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika tulang (bone turnover) Untuk menjamin keseimbangan proses-proses diatas dengan baik diperlukan pengaturan secara hormonal yaitu • Hormon paratiroid • Vitamin D • Kalsitonin
2.
Fosfat Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–dihidroksi kolekalsiferol (1,25dihidroksivitamin D). Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D. Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksi vitamin D dalam tubulus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus. Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon paratiroid. 1,25-dihidroksi vitamin D, memegang peranan yang memungkinkan hormon paratiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang. Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80 persen – 90 persen fosfat plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus proximal dan tubulus distal ginjal. 1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tubulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihidroksi vitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
3.
Natrium Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun. Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Pengeluaran natrium juga terjadi lewat pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini dapat mengakibatkan kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan. Ingesti natrium dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap garam) untuk mempertahankan keseimbangan natrium. Hewan mempunyai dorongan untuk memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang rendah (Sectiono, 2004). 4.
5.
Magnesium Rumen merupakan bagian penting pada penyerapan magnesium terutama pada domba (Thomas dan Potter, 1976b; Field dan Munro, 1977) dan sapi (Greene et all., 1983b; Khorasani et all., 1997). Kejadian metabolik dalam rumen kebanyakan ditentukan dari jumlah konsumsi magnesium. Magnesium diabsorpsi melalui kombinasi transfor aktif dan transfor pasif. Proses utama normalnya adalah transport pasif dan dimulai pada membran apikal mukosa rumen, dimana uptake magnesium diarahkan oleh perbedaan potensial negatif yang berbeda. Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi potassium dalam rumen. Proses carrier-mediated memungkinkan terjadinya pertukaran ion magnesium dan hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses dominan pada konsentrasi magnesium luminal yang tinggi (Martens dan Schweigel, 2000). Absorpsi magnesium diselesaikan oleh proses sekunder melalui transport aktif, terletak dalam membran basolateral yang dapat disaturasi dan kontrol kealiran darah (Dua dan Care, 1995). Dalam spesies tertentu, pengaruh utama pada absorpsi magnesium adalah faktor yang dapat berpengaruh pada kelarutan konsentrasi magnesium dalam rumen dan perbedaan potensial negatif diseluruh mukosa rumen. Magnesium sulit difiltrasi di gromerulus dibanding kebanyakan makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup difiltrasi dan lolos dari reabsorpsi tubuler yang dikeluarkan melalui urin (Ebel dan Gunther, 1980). Potassium Penyerapan potassium terutama terjadi di usus halus non ruminansia oleh proses yang tidak teratur. Pada ruminansia penyerapan potassium diabsorpsi secara pasif saat memasuki rumen, selama proses ini terjadi penurunan perbedaan potensial apikal pada permukaan mukosa. Potassium memasuki aliran darah sebagian besar melalui membran basolateral dari mukosa usus. Membran Transport Ada mekanisme yang lebih baik untuk mengangkut potassium melintasi membran dibandingkan unsur lainnya, tetapi pada dasarnya mempertahankan konsentrasi intraseluler potassium tetap tinggi. Selain itu, potassium juga sebagai pompa ATPase dan co-transporter, terdapat ATPase dari hidrogen/potassium dan enam jenis saluran potassium, masing-masing mempunyai ciri khasnya
masing-masing (Peterson, 1997). Penyesuaian short-term untuk pasokan fluktuasi potassium dapat dibuat melalui perubahan fluks potasium kedalam sel, di bawah pengaruh insulin (Lindeman dan Pederson, 1983). Selanjutnya diperlukan untuk regulasi yang terletak pada sitotoksitas pada level sirkulasi potassium yang tinggi. Eksresi Peraturan status potasium tubuh dilakukan oleh ginjal, dimana reabsorpsi tubular dibatasi jika berlebihan dibawah pengaruh aldosteron ( Kem dan Trachwsky, 1983). Namun adaptasi terhadap potasium yang masuk dimulai pada usus, dimana sensor splanknikus memberikan peringatan dini dari jumlah konsumsi yang berpotensi mematikan (Rabinowitz, 1988). Respon terhadap sensor melibatkan peningkatan aktivitas ion ATPase natrium/potassium dan peningkatan jumlah pemompaan di membran basolateral pada tubulus distal ginjal dan usus yang menyebabkan peningkatan ekskresi potassium pada rute saluran kemih dan fases. Seksresi Pada ruminansia potassium adalah kation utama dalam proses berkeringat, mungkin karena rasio potasium yang tinggi dibanding natrium pada diet alami ruminansia dari rumput (Bell, 1995). Kehilangan potasium meningkat pada suhu lingkungan yang banyak terjadi pada bos indicus dibanding bos taurus (Johnson, 1970) pada temperatur tertentu, meskipun tingkat berkeringat lebih rendah. Potassium juga merupakan kation utama yang disekresi dalam susu; konsentrasi tidak meningkat pada asupan potassium diet tinggi, tetapi menurun selama terjadi kekurangan potassium (Pradhan dan Hemken, 1969). Kehilangan ekskretori potasium pada anak sapi dapat meningkat oleh stress pada saat transportasi sebgai akibat dari peningkatan aktivitas aldosteron (Hutcheson dan Cole, 1986). 6. Besi (Fe) Absorbsi zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu : Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang dibutuhkan. Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat. Rendahnya asam klorida pada lambung (kondisi basa) dapat menurunkan penyerapan Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah diserap oleh mukosa usus. Adanya vitamin C gugus SH (sulfidril) dan asam amino sulfur dapat meningkatkan absorbsi karena dapat mereduksi besi dalam bentuk ferri menjadi ferro. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi besi dari makanan melalui pembentukan kompleks ferro askorbat. Kombinasi 200 mg asam askorbat dengan garam besi dapat meningkatkan penyerapan besi sebesar 25 – 50 persen. Kelebihan fosfat di dalam usus dapat menyebabkan terbentukny kompleks besi fosfat yang tidak dapat diserap. Adanya fitat juga akan menurunkan ketersediaan Fe Protein hewani dapat meningkatkan penyerapan Fe Fungsi usus yang terganggu, misalnya diare dapat menurunkan penyerapan Fe.Penyakit infeksi juga dapat menurunkan penyerapan Fe.
7.
Zat besi diserap di dalam duodenum dan jejunum bagian atas melalui proses yang kompleks. Proses ini meliputi tahap – tahap utama sebagai berikut : Besi yang terdapat di dalam bahan pangan, baik dalam bentuk Fe3+ atau Fe2+ mula – mula mengalami proses pencernaan. Di dalam lambung Fe3+ larut dalam asam lambung, kemudian diikat oleh gastroferin dan direduksi menjadi Fe2+. Di dalam usus Fe2+ dioksidasi menjadi FE3+. Fe3+ selanjutnya berikatan dengan apoferitin yang kemudian ditransformasi menjadi feritin, membebaskan Fe2+ ke dalam plasma darah. Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan berikatan dengan transferitin. Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam sumsum tulang untuk bergabung membentuk hemoglobin. Besi dalam plasma ada dalam keseimbangan. Transferrin mengangkut Fe2+ ke dalam tempat penyimpanan besi di dalam tubuh (hati, sumsum tulang, limpa, sistem retikuloendotelial), kemudian dioksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini bergabung dengan apoferritin membentuk ferritin yang kemudian disimpan, besi yang terdapat pada plasma seimbang dengan bentuk yang disimpan. Pengangkutan dan Penyimpanan Besi Ketika besi diabsorbsi dari usus halus menuju ke plasma darah, besi tersebut bergabung dengan apotransferin membentuk transferin, yang selanjutnya diangkut dalam plasma darah. Besi dan apotransferin berikatan secara longgar, sehingga memungkinkan untuk melepaskan partikel besi ke sel jaringan dalam tubuh yang membutuhkan. Absorbsi besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh. Absorbsi besi rendah jika cadangan besi tinggi, sebaliknya jika cadangan besi rendah absorbsi besi ditingkatkan. Setelah itu, besi dalam tranferin di plasma darah masuk ke dalam sumsum tulang untuk pembentukan eritrosit dan hemoglobin. Besi yang berlebih akan bergabung dengan protein apoferritin, membentuk ferritin dan disimpan dalam sistem retikuloendotelial (RE). Oleh karena apoferritin mempunyai berat molekul besar, 460.000, ferritin bisa mengikat sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai ferritin disebut besi cadangan. Ditempat penyimpanan, terdapat besi yang disimpan dalam jumlah yang sedikit dan bersifat tidak larut, yang disebut hemosiderin. Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, besi yang terdapat dipenyimpanan ferritin dilepaskan dengan mudah ke dalam plasma, dan diangkut dalam bentuk transferin dan kembali ke sumsum tulang untuk dibentuk eritrosit. Bila umur eritrosit sudah habis dan sel dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sistem makrofag-monosit. Disini terjadi pelepasan besi bebas, dan disimpan terutama di tempat penyimpanan ferritin yang akan digunakan untuk kebutuhan pembentukan hemoglobin baru. Zink Seperti halya besi, zink diabsorpsi relatif sedikit. Dari konsumsi zink 4-14 mg/hari, hanya 10-40 %-nya yang diabsorpsi. Absorpsi menurun dengan adanya agen pengikat atau kelat sehingga mineral tersebut tidak terserap. Zink berikatan dengan ligan yang mengandung sulfur, nitrogen atau oksigen. Zink membentuk kompleks dengan fosfat (PO4), klorida (Cl-) dan
karbonat (HCO3). Buffer N-2-hydroxyethyl-pysera-zine-N′-2-ethanesulfonic acid (HEPES) berefek kecil terhadap ikatan zink dengan ligan tersebut. Zink dapat berikatan dengan ligan tersebut dan diekskresikan melalui feces. Orang yang menderita geophagic dan/atau yang mengkonsumsi makanan tinggi fitat (khususnya produk sereal) berresiko defisiensi zink. Oberleas (1993) diacu dalam Berdanier (1998) telah memperhitungkan bahwa diet dengan rasio fitat dan zink lebih besar daripada 10, menyebabkan defisiensi zink, tanpa memperhatikan jumlah total zink dalam diet tersebut. Pada sistem pencernaan, mineral dicerna di usus halus. 8.
Tembaga Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan melalui saluran pencernaan diserap dan diangkut melalui darah. Segera setelah masuk peredaran darah, unsur tembaga akan berikatan dengan protein albumin. Kemudian diantarkan dan dilepaskan kepada jaringan-jaringan hati dan ginjal lalu berikatan dengan protein membentuk enzim-enzim, terutama enzim seruloplasmin yang mengandung 90 – 94% tembaga dari total kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah melalui empedu, sedikit bersama air seni dan dalam jumlah yang relatif kecil bersama keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan-gangguan pada rute pembuangan empedu, unsur ini akan diekskresi bersama air seni (INOUE et al., 2002).
9. Selenium Metabolisme selenium Pemecahan antara absorbsi selenium dan ketersediaan selenium mengakibatkan perbedaan besar dalam post-absorbsi metabolism antara selenomethionin dan sumber lain selenium (burk et al., 2001). Hal ini menimbulkan efek pada retensi selenium, ekskresi dan transfer pada plasenta dan mammary. Jalur terpisah Selenomethionin memeasuki penyimpanan methionine dan proporsi variable menjadi dimana methionine lebih dibutuhkan dibanding selenium, tetapi konversi parsial menjadi selenocystine (seCys) melalui lyase dan adenosilmethionine mungkin terjadi (NRC, 2005). seCy dapat dimasukkan ke selenoprotein P dalam hati dan dibawa ke plasma (Davidson and kennedy, 1993), dimana diambil dan dimasukkan kedalam salah satu dari banyak fungsional selenophospatsintase dalam jaringan. Selenite dan selenate direduksi menjadi selenide dan dimasukkan ke dalam seleno protein P. dosis oral dan parenteral dari 75 selenomethionine samasama di metabolisme setelah melalui hati, clearance aliran darah sangat lambat (paruh waktu dalam plasma 12 hari). Sebagian besar disimpan dalam otot (putih et al., 1988) dan selenium dipertahankan dalam hati dan ginjal yang berikatan dengan protein (ehlig et al., 1967). Sebaliknya, clearance selenocytine atau selenium anorganik terlalu cepat. Masuknya seleniumcytin ke dalam eritrosit cytosolic glutasi peroksidasi(GPX) terjadi pada eritropoiesis dan terjadi lag sebelum hasil GPX dilepaskan pada aliran darah. Selenomethionin, disisi lain dapat dimasukkan kedalam eritrosit sebagai methionin dalam hemoglobin (beilstein dan whanger,
1986). Beberapa transfer selenium dari selenomethionin ke selenocystine terjadi selama transsilverasi atau transaminasi kecuali dan sampai hal tersebut terjadi, selenomethionin (bukan selenocystine) dipengaruhi oleh pasokan dan kebutuhan methionin. Jika konsumsi kekurangan methionin, suplementasi selenomethionin dengan selenomethionin dapat meningkatkan selenium dalam jaringan selama penurunan aktivitasi GPX (Waschulewski dan sunde, 1988) pada saat kebutuhan methionin tinggi seperti pada awal laktasi dan masa penyapihan. Pada ruminansia, metabolism selenium akan berlangsung dipengaruhi oleh pengurangan sulfur dan pasokan nitrogen dan faktor lain yang mempengaruhi sintesis mikroba pada rumen.
BAB III PENUTUP Mineral adalah salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Mineral merupakanbagiandaritubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Beberapa`mineral diantaranya mikromineral, makromineral, dan ultrace mineral. Mineral berasal dari makanan yang dikonsumsi makanan dan juga tersedian dalam tubuh terutama dalam bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh. Mineral di ekskresi melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan mineral dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA Abun. 2008. Nutrisi mineral pada unggas. Fakultas peternakan universitas padjadjaran. Adam, moh. Awaludin. 2011. Metabolisme mineral. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas brawijaya Indrasari, siti dewi dkk. Kandungan mineral varietas unggul baru. Jawa barat: balai besar penelitian tanaman padi. Suttle, neville f. 2010. Mineral nutrition of livestock, 4th edition. Uk: mpg books group. Chahal, udeybir sighr. 2008. General animal nutrition. India: international book distributing co.
Metabolisme vitamin dan mineral I.
II.
A. 1)
METABOLISME VITAMIN & MINERAL Pengertian Metabolisme Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Vitamin Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasioleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi. Klasifikasi Vitamin Vitamin larut lemak Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
a)Vitamin A Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkanresiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Absorsi, transportasi, dan metabolisme Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol. Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh. Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Berikut adalah gambar alur transpor vitamin A di dalam tubuh.
(mukosa usus)
b) Vitamin D Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D 2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan. Absorsi, transportasi, dan penyimpanan Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D. Metabolisme Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D 3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sisntesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
Darah
Kalsium dalam serum
Metabolisme dan Fungsi Vitamin D c) Vitamin E Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik. Fungís vitamin E: 1. Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil 2. Melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas Absorsi, transportasi, dan metabolisme Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma. d) Vitamin K Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya. Absorsi dan transportasi
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone.Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut. 2)
Vitamin larut air Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks
terdiri atas 10 faktor yang saling berkaitanfungsinya dalam tubuh dan terdapat dalam van makanan yang hampir sama. a)
Vitamin C Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan denagn udara terutama bila
terkena panas. Metabolisme Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
1) Vitamin B1 (Tiamin) Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut Bkompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral. Metabolisme Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati. Thiamin dieskresikan didalam urine pada keadaan normal, eskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan parallel ini tidak lagi berlaku. 2) Vitamin B2 (Riboflavin) Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasaVitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning, larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Metabolisme Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN dialirkan melalui vena portale kehati. 3)
Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin) Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.Fungsi vitamin B6: 1. Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
2. Dekarboksilasi 3. Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolosme protein 4. PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-acid/GABA). Akibat kekurangan Vitamin B6: 1. Kecanduan alkhohol 2. Kelainan kongenital
3. Penyakit kronik tertentu 4. Gangguan absorpsi Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung dan sukar tidur . Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang, anamia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerysakan sitem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kesemutan. 4. Vitamin B12 (Kobalamin) Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara syntetis total, tetapi selalu di ekstrasi dari media tempat tumbuh mikroba , sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B 12 adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini dalam makanan adalah 5doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri. Absorsi Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Didalamsekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, Fi dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.
III. Mineral Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilahmineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikatyang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. 1. Interaksi Mineral
a)
b)
c)
2.
3.
A.
Interaksi mineral ada berbagai jenisnya, yaitu : Interaksi Mineral dengan Mineral Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan bioya. Contohnya magnesium, kalsium, besi, dan tembaga yang mempunyai valensi +2. Kalsium yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian pula kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga. Interaksi Vitamin dengan Mineral Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi kalsium. Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya, koenzim tiamin membutuhkan magnesium untuk berfungsi secara efisien. Interaksi Serat dengan Mineral Ketersediaan biologi mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serelia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi kalsium, zat besi, seng, dan magnesium. Sumber Mineral Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal dari makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral makanan nabati. Klasifikasi Mineral Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral Makro Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
1) Natrium (Na) Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstra seluler. 35 sampai 40% natrium berada di dalam kerangka tubuh cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pankreas mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl. Garam dapur di dalam makanan sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet. Baru pada tahun 1937 peranannya sebagai zat gizi esensial diketahui secara pasti.
a) Absorpsi dan Metabolisme Natrium Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi, terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan ke lairan darah dalam jumlah yang cukup mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang gunjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah. Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L. b) Fungsi Natrium Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na + ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl- ) akan memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Natrium berperan pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium. c) Sumber Natrium Sumber vitamin adalah garam dapur, mono sodium glutamat (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan yang belum diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit natriun Tabel Natrium beberapa bahan Makanan (mg/100 gram) Bahan Makanan Mg Bahan Makanan mg Daging sapi 93 Margarin 950 Hati sapi 110 Susu kacang kedelei 15 Ginjal sapi 200 Roti cokelat 500 Telur bebek 191 Roti putih 530 Telur Ayam 158 Kacang merah 19 Ikan ekor kuning 59 Kacang mende 26 Sardin 131 Jambu monyet, biji 26 Udang segar 185 Selada 14 Teri kering 885 Pisang 18 Susu sapi 36 The 50 Yogurt 40 Cokelat manis 33 Mentega 780 Ragi 610 Sumber : Food Composotion Table For Use in East asia, FAO, 1972.
d) Akibat Kekurangan & Kelebihan Natrium Kehilangan natrium yang berlebihan karena muntah-muntah, diare dan berkeringat. Akibat dari deplesi natrium sangat erat berhubungan dengan status keseimbangan air. Bila kehilangan air, maka akan tampak gejala-gejala deplesi cairan ekstraselular: volume darah tinggi, tinggi hematokrit, tekanan darah rendah dan otot kram. Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akan menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus menerus dalam bentuk garam dapat menimbulkan hipertensi. 2) Klor (Cl) Klor merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Klor merupakan 0,15% berat badan, konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal dalam otak dan sum-sum tulang belakang, lambung, dan pankreas. Bila beraksi dengan natrium dan hidrogen, klor akan membentuk ion klor yang bermuatan negatif (Cl-). Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl- ). Jumlah ion klorida (Cl -) yang terdapat di dalam jaringan
a)
b)
c)
d)
3)
a)
tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan juga pankreas Absorpsi & Ekskresi Klor Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi melalui urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalani oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat. Fungsi Klor Sebagai anion Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na +), ion klorida juga merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat. Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl) yang diperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung. Suasana asam itu diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan. Sumber Klor Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur. Sebgaian besar klor diperoleh dari makanan olahan yang diberi garam dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber klor. Akibat Kekurangan Klor Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan hanya bisa terjadi oleh kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak klorida daripada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian. Kekurangan klor dapat pula terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Kalium (K) Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.55.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari. Absorpsi & Ekskresi Kalium Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali, dan mengeluarkan kalium di bawah
pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
b) Fungsi Kalium Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairanelektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat. c) Sumber Kalium Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah makanan, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan. d) Akibat Kekurangan & kekurangan Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium dapt terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi. Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna (enteral) atau tidak melalui saluran cerna (parenteral) melebihi 12,0 g/m2permukaan tubuh sehari (18 gram untuk orang dewasa) tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibta kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal. 4) Kalsium (Ca) Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5 sampai 2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatin. Kalsium tulang berada dalam keadaan setimbang dengan kalsium plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25 sampai 2,60 mmol/liter. a) Absorpsi & Ekskresi Kalsium Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada prses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian lebih tinggi atas usus halus yaitu duodenum. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. b) Fungsi Kalsium Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh, yaitu :\ Pembentukan tulang dan gigi
Mengatur pembekuan darah Katalisator reaksi-reaksi biologi Kontraksi otot c) Sumber Kalsium Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serelia, kacang-kacangngkacangan, tahu dan tempe, dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik jug, tetapi bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium. d) Akibat Kekurangan & Kelebihan Kalsium Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu, dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen berupa tablet atau bentuk lain. 5) Fosfor (P) Posfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% pofor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fospat yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut hidroksiapatit memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Posfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium. a) Absorpsi & Metabolisme Fosfor Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor yang berasal dari air susu ibu sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. sebagian besar fosfor di dalam darah terutama terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida. Kdar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan oleh hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan dan disimpan di dalam tulang. Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama terdapat di dalam serelia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++ , asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air. b) Fungsi Fosfor Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh yaitu:
Klasifikasi gigi dan tulang Mengatur pengalihan energi Absorpsi dan transportasi zat gizi Bagian dari ikatan tubuh esensial Pengaturan keseimbangan asam basa c) Sumber fosfor Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di dalam semua makanan, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, susu, dan hasilnya kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia. d) Akibat Kekurangan & Kelebihan Fosfor Kekurangan fosfor menyebabkan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa dipenuhi dapat menimbulkan kejang. 6) Magnesium (Mg) Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan intraseluler. Magnesium di dalam alam merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernafasan. a) Absorpsi Magnesium Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi aktif. Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium di dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui urin. b) Fungsi Magnesium Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksirekasi biologi termasuk reaksi-rekasi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipd, protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitokondria sel. Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontrak, atot, dan pembekuan darah. Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium mancegah. Kalsium menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf. c) Sumber Magnesium Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-bijian dan kacangkacangan. Daging, susu, dan hasilnya serta cokelat juga merupakan sumber magnesium yang baik. d) Akibat kekurangan & Kelebihan Magnesium Kekurangan magnesium menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut. Kekurangan magnesium berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mdah tersinggung, gugup, kejang, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
7) Sulfur (S) Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamin dan biotin, serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfida yang berperan dalam menstabilkan molekul protein. B. Mineral Mikro Mineral makro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun mempunyai peranan sesnsial utnuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Mineral mikro terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Besi (Fe) Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai alat pengankut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. a) Absorpsi Besi Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Gambar 1 memperlihatkan alur perjalanan besi di dalam tubuh. Sebelum diabsorpsi di lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi mejadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana asalam di lambugn dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapar di dalam makanan. Absorpsi terutama terjadi di bagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus.
Kelebihan disimpan Sebagai feritin
sebagian hi
lang melalui se l usus halus yan dibuang
kelebihan disimpan sebagai
sebagian hilang dalam
feritin dan hemisiderin
keringat, kulit urin
Menyimpan Kelebihan
sebagai
metalotionein Sebagian hilang melalui darah
Gambar 1. Skema perjalanan besi di dalam tubuh
b) Fungsi Besi Fungsi besi yaitu: Metabolisme energi Kemampuan belajar Sistem kekebalan Pelarut obat-obatan c) Sumber Besi Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serelia, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. d) Akibat Kekurangan & Kelebihan Besi Secara klasik defisiensi besi dikaitkan dengan anemia gizi besi. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnnya kemampuan kerja, menururnnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Di samping itu kemampuan mengatur suhu tubuh. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnnya kemampuan utnuk berkonsentrasi dan belajar. Gejala kelebihan besi adalah rasa enek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan 2. Seng (Zn) Tubuh mengandung 2 - 2,25 gram seng yang tersebar dihampir semua sel. Sebagaian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar posfat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku. Di dalam cairan tubuh seng terutama merupakan ion intraseluler. Seng di dalam plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai masa pergantian yang cepat. a) Absorpsi & Metabolisme Seng Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai dan metabolisme besi. Absorpsi memebutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna.
Menyimpan sebagian sebagian hilang sebagai metalotionein melalui feses & saluran cerna ya buang siklus enteripankreatik
Menyimpan kelebih an sebagai metaloti onein sebagian hilang melalui urin, kulit, darah dan mani.
Gambar 2. Penyaluran seng di dalam tubuh
Dengan demikian saluran cerna menerima seng dari dua sumber, yaitu dari makanan dan dari cairan pencernaan yang berasal dari pankreas. Sirkulasi seng di dalam tubuh dari pankreas ke saluran cerna dan kembali ke pankreas dinamakan sirkulasi enteropankreatik. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding aaluran cerna. Bila konsumsi seng tinggi, di dalam seng dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Metalotionein di dalam hati mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga mempunyai peranan mengatur kandungan seng di dalam cairan intraseluler. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan, dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stress. Hati memegang peranana penting dalam redistribusi. b) Fungsi Seng Seng memegang peranan penting yaitu sebagai bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Sebagai bagian dari enzim kolagenase, seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi kolagen. Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng juga berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu adalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B. c) Sumber Seng Sumber paling baik adalah sumber protein hewanu, terutama hewani, hati, kerang, dan telur. Serelia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan yang baik, namun mempunyai ketersediaan bioya yang rendah. d) Akibat Kekurangan & Kelebihan
Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak. Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Pada hewan hal ini menyebabkan degenerasi otot jantung.
3. Iodium (I) Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. sekitar 75% iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin tetraiodotionin (T4), dan triiodotionin (T3). a) Absorpsi dan Ekskresi Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Di dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 70-80% di antaranya berada dalam kelenjar tiroid. Penangkapan yodida oleh kelenjar tiroid dilakukan untuk memelihara transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid dan hormon Tirotrofin yang dikeluarkan oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh darah ke sel-sel sasaran dan hati; di dalam sel-sel sasaran dan hati tirkosin dipecah dan bila diperlukan yodium kembali digunakan. b) Fungsi Iodium Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin triiodotironin (T 3) dan tertaiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. c) Sumber Iodium Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa ikan, udang, kerang serta ganggang laut merupakan sumberi iodium yang baik. d) Akibat Kekurangan & Kelebihan Iodium Kekurangan iodium berupa gondok endemik merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Defisiensi ioddium menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian leher. Kekurangan iodium yang kronis menyebabkan terjadinya kretinisme dan terganggunya kecerdasan. Suplemen iodium dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.
4. Tembaga (Cu) Tembaga ada dalam sebanyak 50-120 mg. sekitar 40% ada di dalam otot, 15% di dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam darah dan selebihnya di dalam tulang, ginjal, dan jaringan tubuh lainnya.
a) Absorpsi & Metabolisme Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan transkuptein. Penyimpanan sementara tembaga adalah dalam bentuk kompleks albumin-tembaga. Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga diangkut ke seleuruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuprein. Tembaga juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Di dalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan daru tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah ahid. Tembaga dapat diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh membutuhkan. Tembaga yang tidak dikeluarkan melalui feses.. b) Fungsi Tembaga Fungsi utama tembaga di dalam tubuh sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung tembaga mempunyai berbagai peranan berkaitan dengan reaksi yang menggunakan oksigen atau radikal oksigen. Tembaga memegang peranan dalam mencegah anemia dengan cara (a). membantu absorpsi besi; (b). merangsang sintesis hemoglobin; (c). melepas simpanan besi dan feritin dalam hati. c) Sumber Tembaga Tembaga tedrapat luas di dalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram ,kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian, serelia, dan cokelat. Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang digunakan dan sumber air. d) Akibat Kekurangan & Kelebihan Tembaga Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme, di sampign itu terjadi demineralisasi tulang.
Gejala Klinik kekurangan tembaga Bayi gagal tumbuh kembang, edema dengan serum albumin rendah Anemia dengan perubahan pada metabolisme besi dan perubahan pada jaringan tulang Gangguan fungsi kekebalan Perubahan pada kerangka tubuh yang dapat menyebabkan patah tulang dan osteoporosis Hernia dan pelebaran pembuluh darah karena kegagalan pengikat silang kolagen dan elastis Depigmentase rambut dan kulit. 5. Mangan (Mn) Tubuh hanya mengandung 10-20 mg mangan, yang terutama berada di dalam tulang dan kelenjar. a) Absorpsi dan Ekskresi Mangan Seperti halnya mineral makro lainnya, faktro makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin salam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam
jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati. b) Fungsi Mangan Mangan berfungsi sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Adapun defisiensi mangan pada hewan mengganggu metabolisme lemak, pertumbuhan, dan merusak sistem kerangka tubuh, reproduksi, dan saraf. c) Akibat Kekurangan & Kelebihan Mangan Kelebihan tembaga kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang menyebabkab nekrosis hati atau seroris hati. Ada tiga fungsi utama mineral yaitu: 1. Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl dan Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P dan sekolah luar biasa untuk penyusunan protein jaringan. 2. Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmosis (Fluid balance), mengatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg 3. Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzim dan hormon. 6. Krom (Cr) (a)
Fungsi Krom Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan liipida. Krom bekerja sama dengan insulin dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam pelepasan energi. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi glukosa (glukose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Konsentrasi krom di dalam jaringan tubuh menurun dengan umur, kecuali pada jaringan paru-paru yang justru meningkat.
(b) Kelebihan Krom Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan. Pekerja yang terkena limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan kanker paru-paru 7. Selenium (a) Absorpsi dan Eksresi Selenium berada dalam tubuh sebanyak 3-30 mg, bergantung pada kandungan selenium dalam tanah dan konsumsi makanan. Konsumsi orang dewasa berkisar antara 20-30 mg, bergantung pada kandungan tanah. Selenium merupakan mineral mikro yang merupakan bagian essensial dari enzim glutation peroksidase. Selenium berada dalam bentuk makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif. Selenium diangkut oleh albmin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekskresi melalui urine. (b) Fungsi Selenium Enzim glutation peroksidase berperan sebagai katalisator dalam pemechan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel, sehingga merusak membaran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan
menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedang vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggunaan vitamin E. (c) Akibat Kekurangan dan Kelebihan Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum banyak diketahui. Adapun kelebihan selenium dapat menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut, dan kuku rntok, serta luka pada kulit dan sistem saraf. Kecenderung menggunakan suplemen selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai terjadi dosis berlebihan. 8. Molibden Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidase, sulfat oksidase, dan aldehida oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi aldehida purin dan pirimidin. Molibden berada dalam makanan bergantung pada lingkungan di mana makanan tersebut di tanam. Sumber utama adalah susu, hati, serelia, utuh dan kacang-kacangan. 9.
Silikon Silikon diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk asam silikat dan diekskresi melalui urine. Silikon terdapat
dalam makanan nabati terutama biji-bijian dan serelia utuh. 10. Vanadium Vanadium diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang serta utuh reproduksi normal. Sumber vanadium adalah serelia dan hasilnya, daging, ikan, dan unggas yang merupakan sumber yang sedang. 11. Timah (Pb) Timah dalam jaringan tubuh mula-mulanya hanya dianggap sebagai kontaminasi lingkungan. Timah terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan pada tikus dan cenderung membentuk ikatan kovalen seperti halnya karbon. Timah mempunyai pengaruh induksi terhadap enzim oksidase hem, yang menyebabkan pemecahan hem dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung pada hem. 12. Nikel (Ni) Nikel terdapat dalam DNA dan RNA. Adapun fungsi untuk menstabilisasikan struktur asam nukleat dan protein atau sebagai kofaktor atau komponen struktural berbagai enzim. Kekurangan nikel menyebabkan kerusakan hati dan alat tubuh lain. Sumber nikel adalah kacang-kacangan, serelia, dan produk serelia. Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel