Pengertian Kognitif Dan Pendekatan Kognitif Istilah “kognitif” berasal dari kata cognition yang artinya sama dengan kata “knowing” yang berarti mengetahui. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi sangat populer sebagai salah satu domain atau wilayah psikologis manusia yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengelolaan informasi dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan kehendak dan perasaan yang bertalian dengan ranah rasa. Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mendayagunakan kapasitas motor sensorinya. Hanya, cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas ranah kognitif tersebut masih belum jelas benar. Argumen yang dikemukakan para ahli mengenai hal ini antara lain ialah bahwa kapasitas sensori dan jasmani bayi yang baru lahir tidak mungkin dapat diaktifkan tanpa aktifitas pengendalian sel-sel otak bayi tersebut. Sebagai bukti, jika seorang bayi lahir dengan cacat atau kelainan otak, kecil sekali kemungkinan bayi terebut dapat mengotomatisasikan refleks-refleks motor dan dayadaya sensorinya. Otomatisasi refleks dan sensori, menurut para ahli, tidak pernah terlepas sama sekali dari aktivitas ranah kognitif, sebab pusat refleks sendiri terdapat dalam otak, sedang otak adalah pusat ranah kognitif manusia. Pendekatan kognitif pembelajaran beranjak dari teori perkembangan kognitif Piaget (1970). Menurut Piaget, proses kognitif ditandai oleh tiga proses dasar yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian data baru ke dalam struktur kognitif. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif dengan situasi baru. Sedangkan equilibrasi adalah proses penyesuaian kembali yang terus-menerus antara asimilasi dan akomodasi. Pendekatan pembelajaran yang bertolak dari teori kognitif mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu :
1.
Memberi sarana bagi proses pembangunan pengetahuan anak
2.
Memberi sarana berpikir operasional
3.
Memberi sarana berpikir operasi-formal Untuk dapat membangun pengetahuan, anak disarankan untuk tidak menggunakan
strategi pembelajaran langsung yang bersifat deduktif. Yang perlu dilakukan untuk membangun pengetahuan anak adalah menciptakan situasi kelas yang memungkinkan siswa yang memiliki tarap kognitif yang berbeda dapat belajar dengan caranya. Para siswa harus memperoleh kesempatan yang memadai untuk membangun dan mengkoordinasikan berbagai hubungan yang dapat dicobanya. Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu kepada situasi belajar. Dengan kata lain apa yang telah kita diketahui akan sangat menentukan apa yang akan menjadi perhatian, dipersepsi, dipelajari, diingat ataupun dilupakan. Pengetahuan bukan hanya hasil dari proses belajar sebelumnya, tapi juga akan membimbing proses belajar berikutnya. Berbagai riset terapan tentang hal ini telah banyak dilakukan dan makin membuktikan bahwa pengetahuan dasar yang luas ternyata lebih penting dibanding strategi belajar yang terbaik yang tersedia sekalipun. Terlebih bila pengetahuan dan wawasan yang luas ini disertai dengan strategi yang baik tentu akan membawa hasil lebih baik lagi tentunya. Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu:
Pengetahuan Deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual.
Pengetahuan Prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya “pengetahuan bagaimana”.
Pengetahuan Kondisional, adalah pengetahuan dalam hal “kapan dan mengapa” pengetahuan deklaratif dan prosedural digunakan. Pengetahuan deklaratif rentangnya sangat beragam, bisa berupa pengetahuan tentang
fakta (misalnya, bumi berputar mengelingi matahari dalam kurun waktu tertentu), generalisasi (setiap benda yang di lempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi), pengalaman pribadi (apa yang diajarkan oleh guru sains secara menyenangkan) atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu). Menyatakan proses penjumlahan atau pengurangan pada bilangan pecahan menunjukkan pengetahuan deklaratif, namun bila siswa mampu mengerjakan perhitungan tersebut maka dia sudah memiliki pengetahuan prosedural. Guru dan siswa yang mampu menyelesaikan soal melalui rumus tertentu atau menterjemahkan teks bahasa Inggris adalah contoh kemampuan pengetahuan prosedural lainnya. Seperti halnya siswa yang mampu berenang dalam satu gaya tertentu, berarti dia sudah menguasai pengetahuan prosedural hal tersebut, dengan kata lain penguasaan pengetahuan ini juga dicirikan oleh praktek yang dilakukan. Sedangkan pengetahuan kondisional adalah kemampuan untuk dapat mengplikasikan kedua jenis pengetahuan di atas. Dalam menyelesaikan persoalan perhitungan kimia misalnya, siswa harus dapat mengidentifikasi terlebih dahulu persamaan apa yang perlu dipakai (pengetahuan deklaratif) sebelum melakukan proses perhitungan (pengetahuan prosedural).
Pengetahuan kondisional ini jadinya merupakan hal yang penting dimiliki siswa, karena menentukan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat. Terkadang siswa mengetahui fakta dan dapat
melakukan
satu
prosedur
pemecahan
masalah
tertentu,
namun
sayangnya
mengaplikasikannya pada waktu dan tempat yang kurang tepat. Hal yang sangat penting jadinya untuk mengidentifikasi jenis pengetahuan ini bagi guru ketika mengajar. Mempelajari informasi tentang pokok bahasan tertentu tidak selalu menyebabkan siswa akan menggunakan informasi tersebut. Tidak juga latihan menyelesaikan banyak soal pada topik bahasan tertentu, akan membantu mereka memahami satu prinsip lebih mendalam. Mengetahui sesuatu topik, mengetahui prosedural penyelesaian masalah serta tahu kapan dan mengapa menggunakan pengetahuan tersebut adalah hasil belajar yang berbeda-beda, dan tentu saja ini perlu diajarkan dengan cara yang berbeda pula. Kelebihan dan kelemahan pendekatan kognitif 1.Kelebihan teori belajar kognitif a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan, membuat siswa lebih mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang lain. b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif di dalam proses pembelajaran yang berpusat pada cara
peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya, serta menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami. c. Siswa mendapatkan bimbingan dari guru pada saat belajar. d. Pembelajaraan berpusat pada otak. e. Siswa belajar sesuai dengan tahap perkembangannya 2. Kelemahan teori belajar kognitif a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan. b. Sulit dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut. c. Beberapa prinsip seperti inteligensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas d. Kemampuan fungsi kognisi dari setiap siswa dianggap sama. e. Siswa tidak dapat menemukan gaya belajarnya sendiri. f. Kuantitas kognisi lebih ditekankan daripada kualitas.
IMPLEMENTASI METODE PENDEKATAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PADUAN SUARA Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang diduga berpengaruh terhadap baik buruknya hasil pembelaja ran kelak. Peran pembimbing ataupun pelatih dalam suatu kegiatan non formal sep erti ekstrakulikuler paduan suara menggunakan pendekatan dalam pembelajaran yang tepat kepada siswa yang mengikuti agar dapat mencapai tujuan secara efektif, efisien, dan kondusif sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kegiatan pembelaja ran ekstrakurikuler paduan suara di SD N 2 Kendal pelatih menggunakan metode yang
efektif yaitu metode pendekatan kognitif. Hasil penelitian menyatakan bahwa pen erapan atau aplikasi metode pendekatan kognitif dalam pembelajaran ekstrakuli kuler paduan suara di SD N 2 Kendal adalah melalui tahapan–tahapan seperti, (1) persepsi, (2) perhatian, (3) bahasa, (4) materi pembelajaran ekstrakulikuler paduan suara, (5) ingatan, (6) imajeri, (7) penalaran, dan (8) pemecahan masalah.