PENGANTAR PENDIDIKAN
DI SUSUN OLEH : FEBRIKA PANGESTI AJI TINA MELINDA AGUSTINA
DEDEH KURNIASIH SITI LATIFAH YUFI KURNIASIH
13/02/2013
1
Manusia adalah Mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Evolusionisme dan kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta. Manusia – sebagaimana halnya alam semesta – ada denagan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa pencipta. Sebaliknya, filsafat creasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia – sebagaimana halnya alam semesta – adalah ciptaan suatu creative cause atau personality, yaitu Tuhan YME.
13/02/2013
2
Secara filosofis penolakan tersebut antara lain didasarkan kepada empat argumen berikut ini : •Argumen Ontologis : semua manusia memiliki ide tentang tuhan.Sementara itu, bahwa realitas (kenyataan) lebih sempurna dari pada ide manusia. •Argumen kosmolo-gis : segala sesuatu yang ada mesti mempunyai suatu sebab. Adanya alam semesta – termasuk manusia – adalah sebagai akibat. •Argumen Teleologis segala sesuatu memiliki tujuan (contoh: mata untuk melihat, kaki untuk berjalan dsb). Sebab itu, segala sesutu(realitas) tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan diciptakan oleh pengatur tujuan tersebut yaitu tuhan. •Argumen moral : manusia bermoral, ia dapat membedakan perbuatan yang baik dan yang jahat, dsb. itu menunjukan adanya dasar, sumber dan tujuan moralitas. Dasar, sumber, dan tujuan moralitas itu adalah tuhan. 13/02/2013
3
MANUSIA SEBAGAI KESATUAN BADANI – RUHANI
Menurut Julien de La Mettrie dan feuerbach – dua orang penganut materialisme – bahwa esensi manusia semata-mata bersifat badani (tubuh/fisiknya). Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan/spiritual dipandang hanya sebagai resonansi dari berfungsinya badan/organ tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa pandangan hubungan antara badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai epiphenomenalisme (J.D Butler, 1968) 13/02/2013
4
INDIVIDUALITAS / PERSONALITAS
Manusia adalah kesatuan yang tidak dapat di bagi ia memiliki perbedaan daripada yang lainnya, sehingga setiap manusia hakikatnya bersifat unik. Perbedaan ini berkenaan dengan postur tubuhnya, kemampuan berfikirnya, minat, hoby dan cita-cita. Setiap manusia juga memiliki subjektivitas ( kediri - sendirian ), Sebab itu, ia hakikatnya adalah pribadi, ia adalah subjek dan bukan objek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainya sehingga bersifat unik, merupakan subjek yang otonom, serta berada dalam pertumbuhan dan perkembangan. 13/02/2013
5
SOSIALITAS Setiap manusia adalah individual/ personal, tetapi tidak hidup sendirian, tak mungkin hidup sendirian dan tidak mungkin hanya hidup untuk hidupnya sendiri, melainkan ia juga hidup dalam keterpautan dengan sesamanya.
Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai mahluk sosial atau mahluk bermasyarakat (ernst cassirer,1987), menyatakan : “Manusia takan menemukan diri,manusia takan menyadari individualitasnya kecuali melalui perantaraan pergaulan sosial.
13/02/2013
6
KEBERBUDAYAAN Pengertian keberbudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. ( Koentjaraningrat,1985 ) Tiga Jenis Wujud Kebudayaan 1. Sebagai kompleks dari ide-ide, ilmu pengetahuan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan-peraturan,dsb. 2. Sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia.
13/02/2013
7
MORALITAS Manusia memiliki dimensi moralitas karena ia memiliki kata hati yang dapat membedakan antara baik dan jahat. Oleh karena itu manusia mempunyai kebebasan memilih untuk bertindak/berbuat, maka selalu ada penilaian moral atau tuntutan pertanggung jawaban atas setiap perbuatannya.
KEBERAGAMAAN Merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dan ia memperoleh kejelasan tentang asal usulnya, dasar hidupnya, tata cara hidupnya, dan menjadi jelas pula kemana arah tujuan hidupnya. 13/02/2013
8
HISTORISITAS Artinya bahwa keberadaan manusia pada saat ini terpaut kepada masa lalunya, ia belum selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia, ia mengarah kemasa depan untuk mencapai tujuan hidupnya
Tujuan manusia mencangkup 3 dimensi 1. Dimensi Ruang (disini-disana, dunia-akhirat) 2. Dimensi waktu ( masa sekarang-masa datang) 3. Dimensi nilai ( baik-tidak baik)
13/02/2013
9
KOMUNIKASI/INTERAKSI Dilakukannya baik secara vertikal, yaitu dengan Tuhannya, secara Horizontal yaitu dengan alam dan sesama manusia serta budayanya , dan bahkan dengan dirinya sendiri
DINAMIKA N Drijarkara S.J. (1986). Menyatakan bahwa manusia mempunyai dinamika, artinya manusia tidak pernah berhenti, selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya. Dinamika mempunyai arah horizontal (kearah sesama dan dunia) maupun arah transendental (kearah yang mutlak). Adapun dinamika itu adalah untuk penyempurnaan diri baik dalam hubungannya dengan sesama, dunia dan Tuhan.
13/02/2013
10
PRINSIP HISTORISITAS
PRINSIP IDEALITAS
Prinsip dimana manusia belum selesai mewujudkan dirinya sebagai manusia.
Sosok manusia ideal merupakan gambaran manusia yang dicitacitakan atau yang seharusnya. Sebab itu sosok manusia ideal tersebut belum terwujudkan melainkan harus diupayakan untuk diwujudkan.
PRINSIP POSIBILITAS/AKTUALITAS
Bahwa berbagai kemampuan yang seharusnya dimiliki manusia tidak dibawa sejak kelahirannya, melainkan harus diperoleh setelah kelahirannya dalam perkembangannya menuju kedewasaannya. Dalam bereksistensi yang harus mengadakan/menjadikan diri itu hakikatnya adalah manusia itu sendiri
13/02/2013
11
•PRINSIP-PRINSIP KEMUNGKINAN PENDIDIKAN: MANUSIA SEBAGAI MAHLUK YANG DAPAT DI DIDIK. PRINSIP POTENSIALITAS
Manusia memiliki berbagai potensi, yaitu: potensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta, rasa, karsa, dan potensi karya, oleh sebab itu manusia akan dapat di didik karena ia memilik potensi untuk menjadi manusia ideal. PRINSIP DINAMIKA
Manusia itu sendiri memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal yang selalu aktif baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya, ia selalu menginginkan dan mengejar segala hal yang lebih dari apa yang telah ada atau yang telah dicapainya. Ia berupaya untuk mengaktualisasikan diri agar menjadi manusia ideal, baik dalam rangka interaksi/komunikasi secara horizontal maupun vertikal.
13/02/2013
12
PRINSIP INDIVIDUALITAS
Manusia adalah individu yang memiliki kediri sendirian (subyektivitas), bebas dan aktif berupaya untuk menjadi dirinya sendiri.
PRINSIP MORALITAS
Pendidikan bersifat normatif, artinya dilaksanakan berdasarkan sistem norma dan nilai tertentu. Pendidikan bertujuan agar manusia berakhlak mulia, agar manusia berprilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama, manusia dan masyarakat dan budayanya.
PRINSIP SOSIALITAS
Pendidikan hakikatnya berlangsung dalam pergaulan (interaksi/komunikasi) antar sesama manusia (pendidik dan peserta didik). Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan disampaikan oleh pendidik dan diterima oleh peserta didik.
13/02/2013
13
Manusia dan Pendidikan sangat berkaitan erat karena fungsi dari pendidikan tersebut adalah untuk memanusiakan manusia. Maka dari itu para pendidik dan calon pendidik perlu memahami hakikat manusia. Dengan pendidikan maka manusia akan menjadi manusia yang seutuhnya, yaitu menjadi manusia yang ideal dengan kata lain manusia yang ideal itu adalah manusia yang diharapkan, dicita – citakan atau menjadi manusia yang seharusnya
13/02/2013
14
13/02/2013
15