Ptk 2f243g

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI PROTISTA KELAS X SISWA SMA PPG UNJ

OLEH: NOVARATI ANDARIKA NPM. 2003

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah (pendekatan KPS, materi protista) mempaskan masalah dengan modal, kaji masalahnya apa, jika ditinjau dari model, pilih model yang tepat untuk masalah tersebut. (cari) K13 lebih mengacu pada hasil belajar untuk afektif dan psikomotorik, sehingga adanya aspek itu dapat mendukung aspek kognitifnya. Kesimpulan hasil belajar, dapat diukur semua untuk memperkaya proses pembahasan. Pendidikan di Indonesia selalu berusaha memperbaiki mutunya, salah satu usaha yang dilakukan dengan memperbaharui kurikulum. Kurikulum yang saat ini digunakan adalah Kurikulum 2013. Salah satu prinsip pengembangan Kurikulum 2013 adalah berpusat kepada siswa. Adanya pemusatan belajar pada siswa, sehingga proses belajar lebih menekankan pada pengalaman belajar. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran melalui pengalaman, dari pengalaman diharapkan dapat diperoleh pengetahuan yang berkesan sehingga siswa paham dengan konsep pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhfahroyin (2010:29) bahwa “pengalaman dan kegiatan pembelajaran menunjukkan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam berinteraksi dengan objek dan atau sumber belajar untuk mencapai penguasaan kemampuan dasar dan materi pembelajaran”.

Perkembangan Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan pengalaman belajar untuk memahami konsep dan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains ini meliputi keterampilan dasar dan keterampilan proses terpadu seperti mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan

keamanan

dan

keselamatan

kerja,

mengajukan

pertanyaan,

menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan

atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (kontekstual). Hal ini berarti, melalui pembelajaran biologi sebagai salah satu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah, semestinya dapat digunakan untuk membentuk kemampuan yang utuh, dalam arti mempunyai sikap, kemampuan kognitif, dan keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi (Muhfahroyin: 2010) Hasil belajar Biologi diharapkan bukan hanya sekedar pengetahuan (kognitif) saja, namun diperlukan juga keterampilan-keterampilan proses sains, misalnya keterampilan mengamati, komunikasi, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan, dan memprediksi. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses sains, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan tersebut menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Berdasarkan hasil prasurvei pada ................,. Selama ini proses pembelajaran biologi hanya menekankan pada pemahaman konsep (kognitif), dan kurangnya penerapan keterampilan proses melalui kegiatan praktikum secara langsung sehingga siswa kurang terlatih keterampilan prosesnya. Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa siswa masih belum terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum dengan baik dan benar. Sehingga kegiatan masih cendrung perlu banyak bimbingan dari guru. Guru sangat kesulitan untuk menilai aspek psikomotorik yang sedang melakukan praktikum karena Guru lebih dipusatkan pada persiapan untuk praktikum dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk memberikan sebuah pendekatan yang dapat merangsang dan mengaktifkan kegiatan praktikum agar lebih terkontrol dan sistematis. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar biologi pada materi protista dengan menggunakan keterampilan proses sains

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada materi protista dengan menggunakan keterampilan proses sains

D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka harapannya penelitian ini dapat memiliki kegunaan diantaranya:

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Jenis penelitian : Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Reserch) 2. Objek penelitian : Siswa Kelas X 3. Subjek penelitian : Siswa kelas X 4. Lokasi penelitian : SMAN Jakarta 5. Waktu penelitian : Semester ganjil 6. Materi pokok

: Kingdom Protista

F. Asumsi dan keterbatasan pengamatan Pengembangan yang dimaksud disini adalah mengembangkan petunjuk praktikum yang sudah ada dalam buku paket Biologi ke dalam Lembar kerja Siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains yang secara kronologis dapat mengarahkan siswa untuk dapat memiliki keterampilan proses sains. Hal ini dilakukan karena setiap buku paket yang dikeluarkan oleh terbitan tertentu selalu menyertakan petunjuk praktikum namun masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Beberapa SK dan KD juga membutuhkan adanya

kegiatan praktikum pada materi yang dapat dipraktikumkan seperti pada materi Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan Paku. Dalam pengembangan Lembar kerja siswa ini terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Tidak tersedianya alat-alat praktikum secara lengkap, sehingga menyebabkan tidak semua anak dapat melakukan kegiatan praktikum. 2. Jika praktikum yang dilakukan memerlukan jangka waktu yang lama maka guru lain sudah menanti untuk melanjutkan pelajaran lainnya. Oleh karena itu, peneliti akan lebih mengontrol siswa supaya semua siswa dapat melaksanakan praktikum walaupun alatnya bergantian, dan peneliti pun akan mengontrol waktu pembelajaran sehingga praktikum selesai sesuai dengan waktunya.

G. Batasan Konsep dan Istilah Pada pengembangan ini, peneliti hanya mengambil satu materi pelajaran yaitu Plantae. LKS yang dikembangkan merupakan pengembangan dari petunjuk praktikum yang sudah terdapat pada buku paket Biologi kelas X menjadi Lembar kerja siswa yang berbasis keterampilan Proses Sains yang kemudian akan diuji oleh para ahli untuk memperbaiki kualitas LKS. Selain itu kemampuan siswa yang diharapkan pada hasil pengembangan ini tertumpu pada keterampilan proses sains saja dengan hanya lima indikator saja, yaitu keterampilan mengamati, komunikasi, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan dan memprediksi, walaupun seharusnya banyak aspek kemampuan siswa yang harus diperhatikan oleh guru.

H. Definisi Operasional Variabel

1.

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis keterampilan proses sains merupakan pengembangan dari LKS sederhana menjadi LKS yang bersifat keterampilan proses. Berisi panduan siswa dalam melakukan suatu kegiatan yang di dalam panduan tersebut dapat menuntun siswa dapat melatih keterampilan proses sainsnya, meliputi keterampilan mengamati, komunikasi, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan, dan memprediksi.

2.

Hasil dari penelitian ini adalah berupa produk LKS yang layak digunakan siswa dalam proses pembelajaran. Layaknya LKS tersebut apabila telah melalui tahap pengujian oleh ahlinya (validasi ahli).

3.

Cara pengukuran yang dilakukan yaitu dengan mengukur tingkat keterbacaan, tingkat keterlaksanaan pembelajaran, dan tingkat keternilaian LKS.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta atau konsep saja tetapi juga oleh timbulnya metode dan sikap ilmiah. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan bekerja ilmiah dan kemampuan memahami konsep-konsep IPA serta penerapannya dalam kehidupan adalah keterampilan proses. Melalui pendekatan keterampilan proses, siswa banyak dilibatkan dengan objek-objek yang konkrit. Pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan kemampuan siswa baik secara intelektual, manual, dan sosial sehingga pengalaman belajarnya semakin bermakna (Maulidiyah, 2012). Pengertian keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan/klarifikasi. Dengan kata lain keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori, konsep/prinsip/teori yang telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang keterampilan proses tersebut (Trianto, 2011:144). Berikut ini merupakan enam jenis keterampilan proses sains : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Keterampilan mengamati (observation skills) Keterampilan komunikasi (communication skills) Keterampilan mengklasifikasi (classification skills) Keterampilan mengukur (measurement skills) Keterampilan menyimpulkan (inference skills) Keterampilan memprediksi (prediction skills) (Dewi, 2008:52)

Dimyati dan Mudjiono (dalam Asih, 2012) mengemukakan bahwa keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa, yang diarahkan pada tiga hal yaitu:

a. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. b. Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Disisi lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif. c. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan sekaligus.

Menurut Muhfahroyin (2010) Keterampilan proses sains sangat diperlukan untuk diterapkan dalam pembelajaran karena beberapa alasan, yaitu: 1) perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi para guru mengajarkan fakta dan konsep kepada siswa, 2) para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktikkan dan menemukan konsep sendiri melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik dan benda-benda nyata 3) penemuan ilmu pengetahuan tidak mutlak benar 100%, artinya penemuan bersifat relatif. 4) dalam proses pembelajaran sebaiknya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dikatakan bahwa melatih keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat, dalam

waktu yang relatif lama bila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa belajar melalui proses pengamatan atau eksperimen. B. Materi Pembelajaran Bahan ajar merupakan salah satu perangkat yang penting dalam perencanaan pembelajaran, dan berperan penting dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri atas pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang berkaitan dengan biologi yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Muhfahroyin, 2010). Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar yaitu kriteria tujuan instruksional, materi pelajaran supaya terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, kesesuaian dengan kondisi masyarakat, materi pelajaran mengandung segi-segi etik, materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis dan materi pembelajaran yang bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat yang berperan (Harjanto, 2008). Menurut Prihantoro (dalam Trianto, 2011:142), materi pembelajaran IPA khususnya Biologi, diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama pembelajaran. Disamping hal itu, pembelajaran Biologi diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan, dan apresiasi yang membedakan materi pembelajaran Biologi dengan pembelajaran lainnya. Semua aspek kemampuan yang dibutuhkan siswa dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran sangat tergantung dari kreativitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran. Semakin lengkap bahan materi pembelajaran maka semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan. Begitu pula dengan materi pembelajaran yang

terdapat pada lembar kegiatan siswa. Materi pembelajaran harus terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa. Diharapkan pembelajaran pun menjadi bermakna.