LAPORAN PRAKTEK KERJA
UNIT PEMISAHAN UDARA PT. SAMATOR GAS KENDAL - JAWA TENGAH (Air Separation Unit PT. Samator Gas, Kendal – Central Java )
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
Disusun oleh :
AGUS SUPRIYANTO NIM. L0C 008 008
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
:
Agus Supriyanto
NIM
:
L0C 008 008
Program Studi
:
Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Fakultas
:
Teknik
Universitas
:
Diponegoro
Dosen Pembimbing
:
Ir. Hj. Wahyuningsih. M.Si
Judul Laporan Praktek Kerja
Bahasa Indonesia :
Unit Pemisahan Udara
PT.Samator Gas, Kendal-Jawa Tengah
Bahasa Inggris
:
Air Separation Unit,
PT. Samator Gas, Kendal Central Java Laporan Praktek Kerja ini telah diperiksa dan disetujui pada : Hari
:
Tanggal
:
Semarang, Juli 2011 Dosen Pembimbing,
Ir. Hj. Wahyuningsih. M.Si 19540318 198603 2 001
INTISARI
PT. Samator, Kaliwungu, Kendal merupakan anak cabang dari Samator Group yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. PT Samator adalah suatu perusahaan yang memproduksi Oksigen, Nitrogen, dan Argon yang dibutuhkan oleh industri. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT. Indogas Raya Utama yang kemudian pada tahun 2004 diubah namanya menjadi PT. Samator. Unit LONA (Liquid Oxygen, Nitrogen dan Argon) PT. Samator, Kaliwungu, Kendal memproduksi oksigen, nitrogen dan argon dalam bentuk cair dan gas. Produk tersebut diperoleh dengan bahan baku udara bebas yang berasal dari sekitar pabrik. Dalam menjalankan produksi, PT. Samator, Kaliwungu, Kendal sangat memperhatikan keselamatan kerja antara lain dengan adanya kebijakan HSE (Health, Safety, and Environment). Proses pembuatan oksigen, nitrogen dan argon ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu langkah persiapan bahan baku untuk menghilangkan impuritas yang ada pada udara umpan serta mengatur kondisi (suhu dan tekanan) udara umpan agar siap dipisahkan. Langkah kedua yaitu proses pembentukan produk yang didasarkan pada operasi pemisahan secara difusi dalam hal ini adalah distilasi bertingkat yang dijalankan pada suhu yang sangat rendah. Proses ini merupakan proses cryogenik yaitu proses dengan suhu operasi dibawah -100 0C. Langkah ketiga adalah pemurnian produk yang dihasilkan. Dalam memproduksi oksigen, nitrogen dan argon, Unit LONA PT. Samator menggunakan pesawat produksi yang berada dibawah lisensi Teisan, Jepang. Sedangkan utilitas yang digunakan berupa penyediaan air, listrik, refrigerant dan udara tekan. PT. Samator merupakan pabrik yang ramah lingkungan karena hampir tidak mengeluarkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Untuk menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan, maka di PT. Samator terdapat bagian Quality Control. Kapasitas produksi yang dihasilkan adalah untuk produk LOX (Liquid Oksigen) 2000 Nm3/jam dengan kemurnian 99,6 %. LIN (Liquid Nitrogen) 1000 Nm3/jam dengan kemurnian 99,999 % sedang LAR (Liquid Argon ) 60 Nm3/jam dengan kemurnian 99,999 %.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di Unit Pemisahan Udara PT. Samator Gas Cabang Kendal, Semarang – Jawa Tengah. Laporan kerja praktek ini disusun dan diajukan sebagai syarat mata kuliah untuk menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Semarang. Penyusun memperoleh kesempatan Kerja Praktek di PT. Samator Gas Cabang Kendal, Semarang yang telah dilaksanakan pada tanggal 1-28 Februari 2011. Tugas dan laporan kerja praktek ini terwujud atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Ir. Edy Supriyo, MT. selaku ketua Jurusan DIII Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
2.
Ibu Ir.Hj. Wahyuningsih, M.Si. selaku dosen pembimbing Laporan Kerja Praktek atas waktu dan bimbingannya.
3.
Ibu Ir. Margaretha Tuti Susanti, MP. Dan Bapak M. Endy Yulianto, ST. MT. selaku dosen wali kelas A 2008.
4.
Bapak Ir. Muhammad Rifa’i selaku Manager Produksi Unit Pemisahan Udara dan Hidrogen Plant PT. Samator Kendal sekaligus sebagai pembimbing lapangan pada kerja praktek ini.
5.
Bapak Zulfa selaku Supervisor Produksi Unit Pemisahan Udara dan Hidrogen PT. Samator, Kaliwungu Kendal.
6.
Bapak Anwar, ST selaku Supervisor Quality Control PT. Samator, Kaliwungu Kendal.
7.
Seluruh staff karyawan PT. Samator Kaliwungu Kendal yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan Kerja Praktek.
8.
Teman-teman Bunga Sakura angkatan 2008 kelas A yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan laporan Praktek Kerja ini.
9.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penyusun harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi semua pihak, khususnya mahasiswa Teknik Kimia.
Semarang, 8 Juli 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... .i HALAMAN PENGESAHAN.........................………………………………..…ii INTISARI .................................................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik .................................................... .1 1.2 Gambaran Umum Pabrik ................................................................ .2 1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu ........................................... .2 1.2.2. Produk Unit Air Separation Plant Liquid Oksigen, Nitrogen, Argon ......................................................................... .5 1.2.3 Unit-unit Dalam Pabrik...................................................................7 1.2.4 Organisasi Perusahaan ............................................................. 8 1.2.4.1 Struktur dan Job Diskripsi...................................................... 8 1.2.4.2 Fasilitas Penunjang ............................................................... 12 1.2.4.3 Jumlah dan Pendidikan Karyawan ........................................ 13 1.2.4.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ....................................... 13 1.2.5 Lokasi Pabrik.............................................................................. 16 1.2.6 Sistem Pemasaran Hasil ............................................................ 17 1.2.7 Penambahan Limbah .................................................................... 18
1.3 Layout Pabrik ....................................................................................... 20 1.4 Layout Alat........................................................................................... 21 1.4.1 Cold Box ........................................................................................ 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Baku Dan Bahan Pembantu................................................. 24 2.1.1 Bahan Baku .............................................................................. 24 2.1.2 Bahan Pembantu ...................................................................... 28 2.2 Tinjauan Proses .............................................................................. 29 2.2.1 Proses Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Gas dan Nitrogen Cair ...................................... 32 2.2.2 Proses Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Gas dan Oksigen Cair ....................................... 33 2.2.3 Proses Pendinginan Dan Pencairan Udara ................................ 35 2.2.4 Proses Produksi Oksigen dan Nitrogen ...................................... 36 2.2.5 Jenis – Jenis Kolom Distilasi Pada Pemisahan Oksigen dan Nitrogen................................................................. 38 2.2.5.1 Kolom Tunggal Linde ............................................................. 38 2.2.5.2 Kolom Ganda Linde ............................................................... 40 2.2.5.3 Packed Tower ........................................................................ 42 BAB III DESKRIPSI PROSES 3.1 Persiapan Bahan .............................................................................. 45 3.1.1 Bahan Baku ................................................................................ 45 3.1.2 Bahan Pembantu ........................................................................ 45 3.2 Tahapan Proses................................................................................ 47 3.2.1 Langkah Persiapan Bahan Baku .............................................. 47
3.2.1.1 Penekanan dan Pemurnian .................................................. 47 3.2.1.2 Pendinginan ......................................................................... 51 3.2.2 Langkah Pembentukan Produk ................................................. 52 3.2.3 Langkah Pemunian Produk Argon ............................................. 55 3.2.4 Pengisian Produk ke Storage Tank, Lorry Tank Dan Tabung Produk .................................................................. 58 BAB IV SPESIFIKASI ALAT 4.1 Spesifikasi Alat................................................................................ 62 4.1.1
Unit Penyediaan Udara Umpan ............................................... 62
4.1.2
Unit Pendingin .......................................................................... 67
4.1.3
Unit Pemisahan Udara Umpan ................................................. 69
4.1.4
Unit Produksi Argon Murni........................................................ 76
4.2 Gambar dan Cara Kerja Pesawat Utama ......................................... 79 4.2.1 Unit Moleculer Sieve Adsorber (T-18 A/B) .................................. 79 4.2.2 High Pressure Column(K-50) ..................................................... 82 4.2.3 Lower Pressure Column(K-51) ................................................... 84 4.2.4 Air Exchanger ............................................................................ 87 BAB V NERACA MASSA DAN NERACA PANAS 5.1 Dasar Teori ........................................................................................ 92 5.1.1 Neraca Massa....................................................................................92 5.1.2 Neraca Panas....................................................................................94 5.2 Neraca Massa PT.Samator – Kendal ................................................. 101 5.3 Neraca Panas PT.Samator – Kendal....................................................109 BAB VI UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
6.1. Utilitas....................................................................................................118 6.1.1 Penyediaan Air..................................................................................118 6.1.1.1 Penyediaan Air Minum...............................................................119 6.1.1.2 Penyediaan Air Pendingin..........................................................120 6.1.1.3 Proses Pengolahan Air Pendingin .......................................... 122 6.1.2 Penyediaan Tenaga Listrik..............................................................127 6.1.3 Penyediaan Refrigerant ............................................................... 128 6.1.4 Penyediaan Udara Tekan...............................................................128 6.2 Pengolahan Limbah..............................................................................129 BAB VII LABORATORIUM 7.1. Analisa Bahan Baku......................................................................... 131 7.2 Analisa Bahan Setengah Jadi .......................................................... 132 7.3. Analisa Produk ................................................................................. 134 BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan ..................................................................................... 138 8.2. Saran ............................................................................................. 139 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………140 LAMPIRAN……………………………………………………………………….141
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................ 10 Gambar 2. Struktur Organisasi Bagian Produksi ..................................... 11 Gambar 3. Lay Out Pabrik ...................................................................... 20 Gambar 4. Lay Out Alat Plant LONA ....................................................... 21 Gambar 5. Pemisahan Udara Kriogenik Untuk Produksi Nitrogen ........... 33 Gambar 6. Pemisahan Udara Kriogenik Untuk Produksi Oksigen ............ 35 Gambar 7. Sistem Linde Kolom Tunggal.....................................................39 Gambar 8. Sistem Linde Kolom Ganda.......................................................41 Gambar 9. Packed Tower.............................................................................43 Gambar 10. Diagram Alir Proses ..................................................................61 Gambar 11. Molecular Sieve Adsorber (T-18 A/B) .................................... 81 Gambar 12. High Pressure Column (K-50) ................................................ 83 Gambar 13. Low Pressure Column (K-51) ................................................. 86 Gambar 14. Air Exchanger ........................................................................ 88 Gambar 15. Blok Diagram Penyediaan Air Pendingin................................126 Gambar 16. Diagram Neraca Massa Over All.......................................167 Gambar 16. Diagram Neraca Panas Over All.......................................205
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Komponen Penyusun Udara ................................. ......2 Tabel 2.Kandungan Impuritas Dalam Udara Umpan ............................ ......3 Tabel 3. Sifat Fisik Komponen Udara................................................... ......3 Tabel 4. Komposisi Gas Kering Dalam Udara...............................................24 Tabel 5. Neraca Massa Kompresor Udara.. ......................................... ......101 Tabel 6. Neraca Massa High Level Freon .................................................. 101 Tabel 7. Neraca Massa Moleculer Sieve .................................................... 102 Tabel 8. Neraca Massa High Pressure Column ......................................... 102 Tabel 9. Neraca Massa Low pressure Column........................................... 103 Tabel 10. Neraca Massa Argon Column .................................................... 104 Tabel 11. Neraca Massa Deoxo Tower ...................................................... 105 Tabel 12. Neraca Massa Pure Argon Column ............................................ 105 Tabel 13. Neraca Massa Total ................................................................... 106 Tabel 14. Neraca Panas Kompresor Udara ............................................... 109 Tabel 15. Neraca Panas Reactivation Exchanger ...................................... 119 Tabel 16. Neraca Panas After Cooler ........................................................ 110 Tabel 17. Neraca Panas High Level Freon ................................................ 110 Tabel 18. Neraca Panas Air Exchanger ..................................................... 111 Tabel 19. Neraca Panas Sub Cooler.......................................................... 112 Tabel 20. Neraca Panas High Pressure Column ........................................ 113 Tabel 21. Neraca Panas Low Pressure Column ...................................…....113 Tabel 22. Neraca Panas Argon Column .......................................................115 Tabel 23. Neraca Panas Pure Argon Column...............................................116
Tabel 24. Neraca Panas Total.......................................................................117 Tabel 25. Syarat Kualitas Baku Air................................................................119 Tabel 26. Syarat Baku Air Mutu Air Pendingin ........................................... 121
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Perhitungan Neraca Bahan Total ............................................... 141 Lampiran Perhitungan Neraca Panas Total ............................................... 168
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Didirikannya Pabrik PT Samator didirikan oleh Bapak Arief Harsono pada tanggal 22 Juli 1975 dengan membangun pabrik acetylen di Surabaya sebagai awal bergerak dalam bidang gas industri. Selain itu juga memproduksi karbondioksida (CO2) dan nitrogen (N2) dan pada tahun 1984 mengalami perkembangan dengan memproduksi oksigen (O2). Pada tahun 1988 PT Samator mendirikan kelompok usaha SAMATOR yang melakukan perluasan usaha baik dibidang gas industri, industri kimia, industri sepatu, properti, kosmetik dan plastik, lembaga keuangan dan perdagangan. Divisi gas industri SAMATOR Group yang telah berkembang selama lebih dari 25 tahun saat ini merupakan salah satu produsen gas industri yang terbesar di Indonesia yang memproduksi acetylen, oksigen cair dan gas, nitrogen cair dan gas, argon cair dan gas, karbondioksida cair dan gas, dry ice, hidrogen serta mixed gas. Industri ini berkembang ke Solo, Gresik, Padang, Kalimantan, Semarang, dan Jakarta dibawah naungan SAMATOR Group dan di daerah Semarang tepatnya di Kendal didirikan PT Indogas Raya Utama yang memproduksi oksigen, nitrogen dan argon dalam bentuk cair dan gas atau Liquid Oksigen, Nitrogen, dan Argon (LONA). PT Indogas Raya Utama didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1992. Plant LONA PT Indogas Raya Utama mendapat lisensi mesin dari Teisan TK, Jepang. Pada tahun 1995 didirikan plant hidrogen (H2) dan mulai dioperasikan pada 6 bulan berikutnya
dengan proses electrolytic dari Toronto, Canada. Pada tahun 2004
PT
Indogas Raya Utama diubah namanya menjadi PT Samator. 1.2 Gambaran Umum Pabrik 1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu Bahan baku yang digunakan PT Samator untuk plant LONA adalah udara bebas yang diambil dari udara sekitar pabrik, dengan spesifikasi bahan baku sebagai berikut : Wujud
: gas
Kenampakan : tidak berwarna Komposisi rata-rata penyusunnya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Komposisi Komponen Penyusun Udara Komponen % volume % berat Nitrogen (N2)
78,11000
75,47000
Oksigen (O2)
20,92700
23,20000
Argon (Ar)
0,93000
1,28000
Karbondioksida (CO2)
0,03000
0,00046
Hidrogen (H2)
0,00010
0,00001
Neon (Ne)
0,00180
0,00120
Helium (He)
0,00050
0,00007
Kripton (Kr)
0,00010
0,00030
Xenon (Xe)
0,00001
0,00004
Impuritas
0,00049
0,04792
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Batas maksimal impuritas untuk kelancaran proses produksi pada PT. Samator Gas adalah sebagai berikut: Tabel 2 Kandungan Impuritas dalam Udara Umpan yang Berpengaruh pada Proses Produksi Impuritas Batas maksimal Debu
1 mg / Nm3
H2O
2 ppm
CO2
2 ppm (Reff. Manual Instruction of Plant)
Sifat-sifat fisis komponen udara dapat dilihat pada tabel 3 : Tabel 3 Sifat-sifat Fisis Komponen Udara Sifat fisis Udara O2 N2
Ar
BM
28,96
32
28,06
39,944
Densitas gas, kg/ m3
1,2928
1,4292
1,2505
1,7828
Volume jenis, m3 /kg
0,773
0,700
0,799
0,56
TD/cair, 0C
-193
-182,97
-195,81
-185,9
-140,7
-118,8
147,10
-122,4
Pc, atm
37,2
49,7
33,5
48,0
c, kg/m3
0,31
0,43
0,311
0,531
Tc, 0C
(Reff. Manual Instruction of Plant) Sedangkan bahan pembantu yang digunakan di unit LONA antara lain : a. Alumina gel Alumina gel digunakan sebagai pengering gas. Macam-macam gas yang dapat dikeringkan : Udara, argon, helium, hydrogen, metana, etana, propane, asetilen, dan uap air. Spesifikasinya adalah sebagai berikut : Wujud
: padat
Bentuk
: kristal porous
Surface area
: 360 m2 / gr
Spesific heat
: 0,24 Cal / gr0C
Bulk density
: 50 lb / ft3
Reactivation temperatur
: 300 – 600 0F
b. Molekular sieve Merupakan zeolit buatan dengan pori-pori yang sangat kecil, digunakan sebagai adsorber CO2 (menyerap CO2 agar tidak terbentuk dry ice di pipa atau exchanger yang menyebabkan penyumbatan). Tipe molecular sieve yang terdapat di pasaran antara lain : 3A (potassium), 4A (sodium), 8A/10X (kalsium), serta 9A/13X (sodium), yang masing-masing memiliki fungsi serta ukuran yang berbeda. c. Gas Hidrogen Gas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses pemurnian gas Argon. (Sumber: Manual Instruction of Plant) 1.2.2 Produk unit Air Separation Plant Liquid Oksigen, Nitrogen, Argon a. Gas Oksigen
Wujud
: gas
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Tekanan
: 150 kg / cm2g
Kemurnian
: 99,1 %
b. Oksigen Cair
Wujud
: cair
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan
: 4,8 kg / cm2g
Suhu
: - 183 0C
Kemurnian
: 99,6 %
Impuritas
: Nitrogen dan argon 0,4 %
c. Gas Nitrogen
Wujud
: gas
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan
: 150 kg / cm2g
Standart
: Ultra High Purity max 3 ppm O2, 3 ppm H2O High Purity max 6 ppm O2, 5 ppm H2 Industrial grade max 10 ppm O2
d. Nitrogen cair
e.
Wujud
: cair
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan
: 5,1 kg / cm2g
Suhu
: -191 0C
Kemurnian
: 99,999 %
Impuritas
: oksigen 1 ppm
Argon cair
Wujud
: cair
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan
: 2,7 kg / cm2g
Suhu
: -185 0C
Kemurnian
: 99,999 %
f.
Impuritas
: oksigen 1 ppm dan nitrogen 1 ppm
Argon gas
Wujud
: gas
Tekanan
: 150 kg / cm2g
Standart
: Ultra High Purity max 3 ppm O2, 3 ppm H2O High Purity max 6 ppm O2, 5 ppm H2 Industrial grade max 10 ppm O2
1.2.3 Unit-unit dalam pabrik Unit-unit yang ada di PT. Samator adalah 1. Unit LONA Unit ini memproduksi liquid oksigen, nitrogen, dan argon dengan menggunakan bahan baku dari udara atmosfir. Kapasitas produksi dari liquid oksigen adalah 2000 Nm3/jam, liquid argon 60 Nm3/jam, serta liquid nitrogen 1000 Nm3/jam. Prinsip pemisahan udara berdasarkan adanya beda fase yang disebabkan titik didihnya pada tekanan atmosfir. 2. Unit Utilitas Adalah unit yang menyediakan bahan penunjang untuk kegiatan dan operasi produksi yang meliputi : a. Penyediaan air minum, air pendingin b. Penyediaan listrik c. Penyediaan refrigerant d. Penyediaan gas untuk instrumen
3. Unit Laboratorium Unit laboratorium bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang beragam, waktu yang seoptimal mungkin sehingga dapat menekan biaya produksi, juga pada produksi ini dilakukan analisa proses produksi, hasil produksi dan penunjang hasil produksi. 1.2.4 Organisasi Perusahaan 1.2.4.1 Struktur dan Job Diskripsi Organisasi
dan
operasional
PT
Samator
dalam
usaha
menata
manajemen perusahaan dan mengatur kebijakan diawasi dan dikendalikan secara langsung oleh General Manager dan menggunakan sistem garis, dimana pertanggungjawaban berjalan dari bawah ke atas dan kebijakan dari atas ke bawah. Kebijakan dilaksanakan oleh General Manager yang dibantu oleh beberapa manager bagian yaitu :
Manager Akuntansi / keuangan
Manager Umum / personalia
Manager Produksi
Manager Penjualan Para manager melaksanakan tugasnya dengan membawahi para
supervisor. Supervisor ini bertugas mengkoordinir kerja para operator sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam mempertanggungjawabkan bidang keuangan, manager keuangan secara periodik menyampaikan laporan bulanan kepada direksi tentang neraca bulanan, mutasi kas, bank bulanan, laporan penjualan serta laporan lain yang diminta direksi.
Secara lengkap struktur organisasi PT Samator dapat dilihat pada gambar 1 sedangkan struktur organisasi bagian produksi dapat dilihat pada gambar 2. Tugas dan wewenang dari kepala cabang dan manager adalah : 1. Kepala Cabang (General Manager) Memimpin
aktivitas-aktivitas
produksi,
penjualan
umum,
personalia/
istrasi, akuntansi, termasuk didalamnya memberikan bimbingan, mengkoordinasi dan melakukan pengawasan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah diterapkan. 2. Manager Akuntansi / keuangan Membantu kepala cabang dalam mengatur, mencatat, mengawasi keuangan perusahaan sekaligus membuat anggaran belanja perusahaan serta mengadakan analisa dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan.
Gambar 2 Struktur Organisasi Bagian Produksi PT Samator (Sumber: Instruksi Kerja Yanaco PES 1000,2008) 3. Manajer Umum/ Personalia Memikirkan, merumuskan, mengelola personalia dan rumah tangga serta melaksanakan kebijakan dalam bidang pembelanjaan, pembiayaan, rencana anggaran, pembukuan dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketetapan direksi. 4. Manager Produksi Membantu kepala cabang dalam memikirkan dan merumuskan dalam bidang teknik atau produksi serta melaksanakan kebijakan tersebut.
5. Manager Penjualan Membantu kepala cabang dalam memikirkan, merumuskan, menganalisa dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dalam bidang penjualan hasil produksi dan barang dagangan. 1.2.4.2 Fasilitas Penunjang Selain memberikan gaji, PT. Samator juga memberikan fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan karyawannya, yaitu : 1. Asuransi tenaga kerja 2. Seragam bagi karyawan 3. Koperasi karyawan 4. Pengobatan 5. Kantin makan karyawan 6. Tempat ibadah atau mushola 7. Tunjangan perkawinan 8. Tunjangan Hari Raya 9. Tunjangan hari tua 10. Tunjangan kematian 1.2.4.3 Jumlah dan Pendidikan Karyawan Jumlah karyawan PT. Samator adalah 131 orang yang terdiri dari : - Bagian Pemasaran
: 46 orang
- Bagian Produksi
: 41 orang
- Bagian Akuntansi dan keuangan
: 15 orang
- Bagian Personalia dan Umum
: 29 orang
Sedangkan untuk pembagian jam kerja karyawan PT. Samator terbagi dalam dua bagian yaitu karyawan shift dan karyawan staff.
Karyawan shift dibagi menjadi tiga yaitu : Shift A
: jam 07.00 – 15.00 WIB
Shift B
: jam 15.00 – 23.00 WIB
Shift C
: jam 23.00 – 07.00 WIB
Pergantian shift dilakukan tiap 2 hari sekali dengan 2 kali hari libur. Karyawan staff : - Hari Senin – Jum’at : jam 08.00 – 16.00 WIB - Hari Sabtu
: Jam 08.00 – 14.00 WIB
- Hari Minggu
: libur
1.2.4.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan. Kebijakan PT Samator adalah seluruh kegiatan operasinya dengan mengutamakan perlindungan terhadap lingkungan hidup dan keselamatan serta kesehatan kerja karyawan, pelanggan dan masyarakat umum. Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja dalam hal ini di PT. Samator berdasarkan atas : -
PP No. 11 tahun 1979 pasal 36
-
UU No. 1 tahun 1970 Bab III pasal 3 dan 4
Tujuan Keselamatan Kerja : Menjamin tiap pekerja atas hak dan keselamatannya dalam melaksanakan tugas untuk kesejahteraan hidupnya, meningkatkan hasil produksi. Menjamin keselamatan orang yang ada di lokasi kerja Menjamin agar sumber produksi dapat dipelihara dengan baik dan dapat digunakan secara efisien.
Menjamin agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun. Untuk mewujudkan hal tersebut, PT Samator memusatkan keselamatan kerja sebagai berikut : 1. Perlindungan badan dan kepala -
coverall (pakaian kerja)
-
topi pengaman
-
kaos tangan
2. Perlindungan mata Pelindung mata menggunakan lensa photocromics 3. Perlindungan kaki Menggunakan sepatu boot laras tinggi 4. Perlindungan alat pendengaran Penyumbat telinga Selain hal tersebut diatas PT Samator menerapkan kebijakan Health, Safety and Environment (HSE) yang menyatakan bahwa Samator Group taat dan tunduk terhadap peraturan perundangan yang berkaitan dengan HSE dimanapun Samator Group beroperasi. Tujuan dari Samator Group yang berkenaan dengan penerapan kebijakan HSE adalah sebagai berikut : Memperbaiki kepedulian terhadap kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan dimanapun Samator Group beroperasi. Mengurangi limbah, menghemat energi dan mencari peluang untuk senantiasa memperbaikinya secara terus-menerus. Beberapa hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan di atas adalah :
Membuat dan memelihara plant, equipment dan sistem kerja yang aman. Membuat program untuk memastikan keselamatan kerja dan potensi bahaya yang berkaitan dengan seluruh proses produksi yang terkendali. Memelihara tempat kerja dalam kondisi yang aman tanpa adanya bahaya terhadap kesehatan, keselamatan dan lingkungan. Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai berkaitan dengan aspek keselamatan dan kesehatan kepada karyawan dan pengunjung. Selalu melakukan pembaharuan dan sosialisasi terhadap kebijakan HSE yang terbaru. Kebijakan kebersihan lingkungan (housekeeping) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan HSE dan senantiasa memastikan kebersihan lingkungan yang baik untuk menghindari kecelakaan yang besar. Bersihkan segala tumpahan, ceceran secepatnya sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk menghindari terjadinya potensi bahaya yang lebih besar berkaitan dengan HSE. Selalu mematikan tutup (turn off) gas, air, listrik, pipa gas dan bahan kimia apabila tidak dipergunakan. Sistem penghargaan dan hukuman berkaitan dengan HSE tertulis dalam peraturan perusahaan untuk memastikan bahwa kebijakan ini dilaksanakan dengan baik. 1.2.5 Lokasi Pabrik PT Samator berlokasi di Jalan Kaliwungu Kendal Km. 19 Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Dari segi geografis dan ekonomis, lokasi tersebut cukup strategis karena ada beberapa faktor yang mendukung, yaitu :
a. Lokasi Kendal memiliki potensi sangat besar untuk berkembang dalam bidang industri karena letaknya dekat dengan Semarang yang merupakan pusat industri dan perekonomian di Jawa Tengah, sehingga dalam kegiatannya dibidang pemasaran produk, PT Samator tidak mengalami kesulitan. b. Bahan Baku Udara yang merupakan bahan baku utama PT Samator diperoleh dari sekitar pabrik yang kondisinya masih bersih dan bebas dari polutan karena berdekatan dengan kawasan hutan buatan yang asri. c. Transportasi Pabrik terletak di tepi jalan raya utama Semarang-Kendal (jalur pantura) sehingga mudah untuk mendistribusikan produk dan mendatangkan bahan pembantu. d. Pemasaran Adanya konsumen besar di sekitar PT Samator yang membutuhkan gas industri seperti pabrik Polysindo, Tensindo, industri baja, bahan makanan, karoseri, bengkel dan rumah sakit. 1.2.6 Sistem Pemasaran Hasil Sistem pemasaran produksi PT Samator meliputi 2 cara,yaitu : 1. Distribusi secara langsung Sistem ini menjual produk secara langsung kepada konsumen dengan sasarannya adalah perusahaan besar. Contohnya adalah Polysindo sebagai konsumen langsung dengan N2. Keuntungan dari sistem ini adalah harga
lebih murah dan supplay lebih terjamin untuk konsumen, sedangkan bagi pabrik adalah mendapatkan pelanggan tetap. 2. Distribusi tak langsung Cara yang dilakukan adalah dangan mendirikan depot-depot yang bertujuan untuk menjamin kecepatan pengiriman dan pemantauan pemasaran dan unit pengisian, bertujuan untuk menghemat biaya angkut, meningkatkan volume pembotolan serta agar lebih dekat dengan daerah pemasaran. 1.2.7 Penanganan Limbah a. Limbah Gas Limbah gas ini berbentuk waste gas, namun waste gas ini tidak mengandung senyawa yang membahayakan. Komponen utama dalam waste gas adalah nitrogen. Waste gas yang terbentuk pada bagian puncak kolom destilasi tekanan rendah ini dipanaskan dalam air exchanger (E-20) dan digunakan untuk regenerasi dalam molecular sieve unit pada proses heating setelah mengalami
pemanasan
sehingga
temperaturnya
mencapai
100
0
C.
Selanjutnya waste gas ini digunakan untuk menguapkan H2O dan CO2 yang terdapat pada molecular sieve tower. Sisa dari waste gas dibuang melalui stack / silencer. Stack ini berupa cerobong yang didesain tinggi agar waste gas yang banyak mengandung nitrogen ini tidak mengganggu lingkungan. b. Limbah cair -
Limbah cair ini berasal dari air buangan dari unit pemurnian pada Plant LONA. Air buangan ini tidak mengandung mineral sehingga disebut juga air demin. Air demin ini didinginkan dengan udara atmosfer dan jika telah mencapai suhu kamar maka air ini bisa langsung dipompakan ke unit
pembuatan gas hidrogen dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan gas hidrogen secara elektrolisa. -
Limbah cair dari blowdown cooling tower yang memiliki kandungan mineral yang sama dengan air bawah tanah, sehingga bisa langsung dibuang ke saluran pembuangan.
c. Limbah padat Limbah padat rumah tangga seperti sisa aktifitas kantin (bahan organik) dibuang ke tempat pembuangan umum.
1.3 Layout Pabrik
U
Skala 1:1000 Gambar 3 Layout Pabrik PT Samator Kendal
1.4 Layout Alat Gambar 4
U
Skala 1:750 Layout Alat pada Plant LONA PT Samator Kendal Keterangan gambar: 1. Air Filter (E-1) 2. Air Kompresor (E-5; E-6; E-7) 3. Reactivation Exchanger (E-8) 4. After Cooler (E-3) 5. High Level Freon Cooler (E-
11. Argon Dryer (E-33; E-34) 12. Low Level Freon Cooler (E4) 13. Turbin Expansi (E-26) 14. Cooling Tower (E-19; E-38; E-39)
2)
15. Moleculer Sieve Unit (E-41; E-40)
6. Water Separator (E-9) 7. Sunction Snubber (E-10; E12; E-13)
16. Vaporizer (E-42; E-43; E-44; E-45) 17. Tangki Liquid Oksigen (E-31; E-32)
8. Air Cooler (E-20) 9. Dust Filter (E-21)
18. Tangki Liquid Nitrogen (E27; E-30)
10. Deoxo Tower (E-22)
19. Tangki Liquid Argon (E-35; E-36) 20. Cold Box 1.4.1 Cold Box Cold box merupakan menara isolasi tertutup yang digunakan untuk mepertahankan temperatur dingin. Untuk mempertahankan temperatur tersebut pada dinding cold box diberi perlit. Perlit merupakan serbuk kaca yg
sangat
lembut
dan
sangat
ringan
sebagai
isolator
untuk
mempertahankan suhu agar tetap terjaga. Cold box di PT Samator memiliki ketinggian 35 meter yang berguna untuk menaruh alat – alat yang sangat reaktif terhadap panas, api, dan cahaya. Alat – alat yang berada pada cold box antara lain: 1. Air exchanger (E-20) 2. High Pressure Colomn (K-50) 3. Low Pressure Colomn (K-51) 4. Main Condensor (E-70) 5. Subcooler Rich Liquid (E-81)
6. Subcooler Reflux Nitrogen (E-82) 7. Subcooler Reflux Nitrogen Murni (E-83) 8. Subcooler Product Liquid Nitrogen (E-85) 9. Subcooler Product Liquid Oksigen (E-84) 10. Filter Liquid Oksigen (T-96) 11. Oksigen Separator (B-51) 12. Argon Colomn (K-55) 13. Argon Condensor (E-75) 14. Recycle Exchanger (E-32) 15. Argon Reboiler (E-66) 16. Pure Argon Colomn (K-56)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu 2.1.1 Bahan Baku Bahan baku pada Unit Pemisahan Udara ini adalah udara bebas dari lingkungan sekitar pabrik. Udara adalah campuran dari berbagai macam gas, antara lain adalah Nitrogen, Oksigen, Argon dan berbagai macam gas lainnya dalam jumlah kecil. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dihilangkan kandungan uap airnya atau disebut udara kering. Komponen-komponen gas penyusun udara kering disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4. Komposisi gas kering dalam udara Komponen Udara No. % Volume Kering 1.
Nitrogen (N2)
78,0840000
2.
Oksigen (O2)
20,9460000
3.
Argon (Ar)
0,9340000
4.
Hidrogen (H2)
0,0000500
5.
Neon (Ne)
0,0019210
6.
Helium (He)
0,0005239
7.
Kripton (Kr)
0,0001139
8.
Xenon (Xe)
0,0000087
9.
Karbondioksida (CO2)
0,0200400
10.
Debu dan kotoran
0,0133425
Jumlah
100,0000000
(George T.Austin,1996) Udara kering ini memiliki berat molekul 28,97 gr/mol. Komponen utama penyusun udara adalah gas Nitrogen dan Oksigen. Gas ini memiliki kadar tertinggi dalam udara. Berikut ini adalah sifat-sifat komponen penyusun udara : a. Nitrogen Sifat fisis : Tidak berwarna dan berbau. Berat molekul 28,0134 gr/mol. Specific Gravity (21,11°C ; 1 atm) 0,9669. Pada kondisi STP (standar) : -
Densitas (ρ) gas
: 1,2505 kg/m3
- Temperatur titik tripel : -210,002°C - Tekanan
: 0,1253 bar
- Panas laten
: 6,15 kcal/kg
Pada tekanan 1 atm : - Titik didih
: -195,003°C
- Panas laten
: 47,459 kcal/kg
- Densitas (ρ) cair
: 808,607 kg/m3
- Densitas (ρ) gas
: 4,475 kg/m3 (Wolfgang Gerhartz, 1991)
Pada kondisi kritis : - Suhu kritis
: -146,9°C
- Tekanan kritis
: 3,909 bar
- Densitas (ρ)
: 314,03 kg/m3
Sifat kimia : Merupakan gas inert. Tidak mudah terbakar. (Perry, 1984) b. Oksigen Sifat fisis : Tidak berwarna dan berbau. Tidak beracun. Berat molekul 31,9988 gr/mol. Specific Gravity (21,11°C ; 1 atm) 1,1053. Pada kondisi STP (standar) : -
Densitas (ρ) gas
: 1,4289 kg/m3
- Temperatur titik tripel : -218,799°C - Tekanan
: 0,00152 bar
- Panas laten
: 3,322 kcal/kg
Pada tekanan 1 atm : - Titik didih
: -182,97°C
- Panas laten
: 50,879 kcal/kg
- Densitas (ρ) cair
: 1141 kg/m3
- Densitas (ρ) gas
: 4,475 kg/m3 (Wolfgang Gerhartz, 1991)
Pada kondisi kritis : - Suhu kritis
: -118,574°C
- Tekanan kritis
: 50,43 bar
- Densitas (ρ)
: 436,1 kg/m3
Sifat kimia : Merupakan gas yang tidak dapat terbakar dengan sendirinya. Bersifat oksidator. Mempercepat proses pembakaran. Sedikit larut dalam air. (Perry, 1984) c. Argon Sifat fisis : Tidak berwarna dan berbau. Berat molekul 39,948 gr/mol. Specific Gravity (21,11°C ; 1 atm) 1,395. Pada kondisi STP (standar) : -
Densitas (ρ) gas
: 1,7836 kg/m3
- Temperatur titik tripel : -189,37°C - Tekanan
: 0,687 bar
- Panas laten
: 7,03 kcal/kg
Pada tekanan 1 atm : - Titik didih
: -185,86°C
- Panas laten
: 38,409 kcal/kg
- Densitas (ρ) cair
: 1392,8 kg/m3
- Densitas (ρ) gas
: 5,853 kg/m3 (Wolfgang Gerhartz, 1991)
Pada kondisi kritis : - Suhu kritis
: -122,29°C
- Tekanan kritis
: 48,9 bar
- Densitas (ρ)
: 537,7 kg/m3
Sifat kimia : Merupakan gas inert. Tidak mudah terbakar. (Perry, 1984) 2.1.2 Bahan Pembantu Bahan pembantu yang digunakan adalah : a. Molecular Sieve Molecular Sieve (MS) digunakan sebagai filter pada udara proses. Molecular Sieve ini ditempatkan didalam MS Adsorber. Molecular Sieve terdiri dari berbagai macam komponen seperti Silicon Oxide, Sodium Oxide, Aluminium Oxide (non fibrous) dan Magnesium Oxide. Molecular Sieve ini berfungsi sebagai penyaring molekul air dan Karbon Dioksida. Molecular Sieve memiliki pori-pori yang besar kecilnya dapat dibuat sesuai dengan zat apa yang akan diserap. Molekul gas/udara yang lebih besar dari pori-pori Molecular Sieve akan tertahan. Penyerapan tidak hanya dengan pori-pori, tetapi juga dengan gaya tarik molekul. Molekul polar dapat ditarik dengan mudah sehingga tidak dapat lolos. Sehingga Molecular Sieve hanya dapat dilewati oleh molekul gas Oksigen, Nitrogen dan Argon. Sedangkan air dan Karbon Dioksida yang memiliki molekul yang lebih besar akan tertahan. Molecular Sieve ini tidak hanya digunakan untuk menyerap air dan Karbon Dioksida tetapi juga impuritas udara lainnya.
b. Alumina Gel (Al2O3) Pada bagian dasar MS Adsorber terdapat lapisan tambahan Alumina Gel. Alumina Gel ini berfungsi menyerap air yang masih dapat lolos dari Molecular Sieve. c. Minyak Pelumas Pelumas yang digunakan adalah jenis ISO-46 dan ISO-36 dan Zerice S68. Pelumas ini digunakan pada mesin-mesin Air Compressor, Expansion Turbine dan Recycle Compressor. Pelumas ini disirkulasikan ke tiap mesin dengan bantuan pompa oli pada tiap mesin. d. Gas Hidrogen Gas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses pemurnian gas Argon.
(H.C. Van Ness,1984) 2.2 Tinjauan Proses
Gas Industri memiliki peran dan fungsi penting dalam dunia industri, diantaranya digunakan sebagai bahan baku proses seperti oksigen, nitrogen, argon dan gas-gas lainnya. Selain itu juga dibutuhkan di hampir seluruh industri seperti pengerjaan logam, metalurgi, industri kimia dan petrokimia, industri elektronik, kesehatan dan farmasi, industri makanan dan minuman, pengolahan air, pengolahan limbah, agribisnis dan lain sebagainya. Nitrogen merupakan komponen penyusun udara terbesar. Gas ini merupakan gas inert yang serba guna, contohnya digunakan untuk mempertahankan rasa makanan kemasan karena dapat mencegah reaksi
kimia yang lain. Selain itu digunakan juga dalam industri sebagai bahan baku atau sebagai gas inert untuk mencegah reaksi kimia. Beberapa gas sangat berguna dalam kesehatan, contohnya seperti oksigen. Selain berperan penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup, oksigen juga banyak digunakan dalam industri baja dan logam. Selain itu argon yang memiliki titik didih dan kelarutan yang hampir mirip dengan oksigen juga banyak digunakan dalam industri. Gas yang sangat inert ini banyak digunakan dalam industri elektronik sebagai pengisi bola lampu. Di lain pihak dengan berkembangnya industri modern, timbul pula suatu bidang baru dalam ilmu keteknikan, yaitu Kriogenika (Cryogenics) yang berasal dari Yunani yang berarti membuat dingin. Istilah ini mempunyai cakupan yang luas yang menyangkut pembuatan suhu yang sangat dingin di bawah -1000C misal hidrogen cair (-2530C), helium cair (2690C). Proses pembuatan oksigen, nitrogen dapat dibuat pada suhu rendah yaitu dibawah -1000C maka disebut proses Cryogenik (Kriogenik). Proses ini ditemukan oleh Carl von Linde pada tahun 1895 yang pada prinsipnya adalah dengan memurnikan udara bebas. Udara bebas atau udara atmosfer sebagai bahan baku harus dihilangkan pengotor-pengotornya supaya tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Pengotor itu antara lain debu, CO2, H2O dan hidrokarbon.
Cara menghilangkan pengotor-pengotor itu antara lain : 1. Cara mekanik, yaitu dengan menggunakan filter udara misalnya bag filter dengan bahan polimer 2. Cara kimia, yaitu dengan melewatkan udara pada NaOH sehingga CO2 terikat menjadi NaCO3. 3. Cara
adsorbsi,
yaitu
menggunakan
adsorber,
missal
menggunakan alumina gel untuk menyerap uap air dan molecular sieve untuk meyerap CO2. Proses Pemisahan Udara secara Kriogenik terdiri dari tiga langkah, yaitu : 1. Purifikasi udara yang masuk untuk menghilangkan partikel-partikel karbondioksida dan air. 2. Refrigerasi dan ekonomisasi dari nilai refrigerasi yang terkandung pada aliran produk dan waste. 3. Pemisahan dengan proses destilasi. Suhu kriogenik atau dingin lanjut (super cold) menyebabkan terjadinya perubahan fundamental dalam sifat-sifat beban bahan tinggi. Dalam bidang kimia, kriogenik terutama diterapkan pada pembuatan nitrogen untuk produksi ammonia, di dalam metalurgi dengan penggunaan oksigen dapat mempercepat (sebanyak 25 persen atau lebih), pembuatan baja dalam tanur terbuka (open hearth), converter dan bahkan dalam tanur tinggi dalam pembuatan besi corkasir. Suhu rendah Kriogenika, sudah sejak lama diterapkan prinsip fundamental dan akhir-akhir ini diterapkan dalam hal:
a. Kompresi uap dan likuidasi jika suhunya dibawah suhu kritis. b. Pertukaran kalor di dalam penukar kalor seperti pipa ganda, refrigerasi. c. Pendinginan gas kompresi dengan memaksa gas itu melakukan kerja di dalam mesin ekspansi atau turbin. d. Pemisahan gas menurut perbedaan tekanan uap pada titik didih campuran cair. e. Penyingkiran
kontaminan
(pengotor)
dengan
adsorbsi,
pembekuan di permukaan, pembekuan diiringi filtrasi zat cair Kriogenik dan mencucinya dengan zat cair yang semestinya. ( George T.Austin, 1996) 2.2.1 Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Gas dan NitrogenCair Udara dikompresi pada sebuah kompresor kemudian didinginkan dengan air dan air dingin pada down steam cooler, untuk menghilangkan air dengan kondensasi. Sesudah udara masuk condensate collector, lalu menuju zeolite adsorber , dimana uap air, karbondioksida, dan pengotor lain dihilangkan. Unit ini secara periodik mengalami pergantian adsorber menjadi regenerasi atau sebaliknya. Dalam heat exchanger, udara didinginkan secara lawan arah dengan produk gas nitrogen, gas residu dan sebagian dicairkan, kemudian masuk ke kolom rektifikasi dengan tekanan operasi 6,12 – 10,2 kg/cm2 ( 5,9 – 9,8 atm ). Produk bawah oksigen cair didinginkan dengan gas hasil residu pada subcooler dan umpan masuk menuju bagian low pressure dari kondensor pada bagian atas kolom rektifikasi.
Residual gas meninggalkan kondensor, kemudian masuk dalam ekspansi . Dengan kandungan 3 ppm O2 pervolume, produk nitrogen mengandung argon (tergantung kandungan yang ada dalam udara umpan), hidrogen, dan karbon monoksida. Konsumsi energi dari pemisahan udara untuk memproduksi gas nitrogen dari 0,15 Kwh/m3N2 (kapasitas 10.000 m3/jam) sampai 0,30 Kwh/m3 N2 (1500 m3/jam). Diagram alir dari Pemisahan Udara secara Kriogenik ini diperlihatkan pada gambar 5pemisahan udara ini cocok untuk memproduksi gas maupun nitrogen cair dengan mollecular sieve untuk menghilangkan air dan karbon dioksida. ( Wolfgang Gerhartz, 1991)
Gambar 5.Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Nitrogen (Wolfgang Gerhartz, 1991)
2.2.2 Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Gas dan Oksigen Cair Udara setelah difilter, kemudian dikompresi sekitar 612 – 714 kg/cm2 (592,45 – 691,19 atm), lalu didinginkan dan kontak langsung dengan water wash tower dan masuk plate fin dari reverse heat exchanger, di mana akan didinginkan lebih lanjut secara lawan arah untuk oksigen produk dan waste nitrogen. Karbon dioksida dan uap air dihilangkan dari udara dengan kondensasi pada heat exchanger ini. Beberapa menit, sebagian udara masuk dan waste nitrogen direverse agar deposit pengotor dapat dibuang dari heat exchanger. Keadaan plant dikonstruksi bersama unit adsorbsi mollecular sieve pada tempat reversing heat exchanger. Sesudah karbon dioksida dan uap air dihilangkan oleh mollecular sieve, kemudian didinginkan oleh waste gas yang dingin dalam heat exchanger secara lawan arah. Sebagian udara yang didinginkan dikembalikan melalui cold end dari heat exchanger sebelum diekspansi pada 0,13 kg/cm2 (0,12 atm) dalam turbin, kemudian masuk pada bagian atas low pressure coloumn rectifier . Sebagian udara masuk bagian bawah high pressure coloumn pada tekanan 0,51 – 60,612 kg/cm2 (0,49-58-67 atm) di mana disini akan dipisahkan menjadi gas nitrogen pada puncak dan oksigen cair yang diperkaya (38% O2) pada bottom. Gas nitrogen dikondensasi oleh liquid nitrogen dalam kondensor – reboiler . Bagian dari liquid nitrogen ini dikembalikan sebagai refluk pada tower coloumn, dan sebagian diekspansi masuk ke puncak kolom atas sebagai refluk liquid. Rich liquid dari kolom bawah diekspansi sebagai umpan dalam kolom atas pada heat exchanger untuk mengurangi sejumlah vaporasi liquid pada ekspansi.
Langkah untuk memproduksi gas ataupun oksigen cair ini diperlihatkan pada gambar 6. Pada kolom atas umpan dipisahkan menjadi oksigen murni (99,6%) pada bottom dan waste gas nitrogen dengan 1 – 2% oksigen pada puncak. Adsorber
terdiri dari silica gel untuk menghilangkan kandungan
hidrokarbon pada liquid oksigen di kondensor – reboiler dan pada rich liquid juga memastikan bahwa konsentrasi hidrokarbon yang berbahaya tidak terakumulasi pada proses ini. ( Wolfgang Gerhartz, 1991)
Gambar 6. Pemisahan Udara Secara Kriogenik Untuk Produksi Oksigen Keterangan gambar : 1. Water Wash Tower 2. Reserve Heat Exchanger 3. Turbin Ekspansi 4. Kolom Rektifikasi Ganda 5. Kondensor – Reboiler 6. Heat Exchanger
7. Adsorber 8. Kompresor 9. Filter (Wolfgang Gerhartz, 1991)
2.2.3 Proses Pendinginan dan Pencairan Udara Pencairan dihasilkan apabila gas didinginkan pada temperatur tertentu dan terjadi keseimbangan dua fase antara fase cair dan fase uap. Pendinginan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Dengan perpindahan panas pada tekanan konstan. Pada cara ini panas yang masuk temperaturnya lebih rendah daripada gas yang akan didinginkan, dan biasanya digunakan sebagai pendingin awal sebelum gas dicairkan dengan 2 metode lainnya. 2. Dengan ekspansi dalam turbin dan kerja yang dihasilkan. Ekspansi berlangsung dari tingkat keadaan campuran berkualitas tinggi.
Sedangkan
bagi
refrigerator
sederhana,
ekspansi
berlangsung dari satu tingkat keadaan cairan jenuh hingga ke tingkat keadaan campuran berkualitas rendah. 3. Dengan proses Throttling atau Ekspansi Valve. Ekspansi suatu campuran berkualitas rendah di dalam suatu katub Throttling dapat menghasilkan penurunan temperatur, terlihat bahwa proses ekspansi merupakan cara yang mudah untuk mendapatkan fluida yang bertemperatur rendah. (Sumber: H.C. Van Ness,1984)
2.2.4Proses Produksi Oksigen dan Nitrogen Pada proses produksi oksigen dengan kemurnian tinggi digunakan proses kriogenik dengan prinsip liquefaksi dan rektifikasi udara. Udara yang sudah disaring, dikompresi sampai tekanan 520 KPa di dalam kompresor sentrifugal dan kemudian didinginkan. Setelah air cair yang terdapat di dalamnya dipisahkan, udara itu dimasukkan ke dalam penukar kalor pembalik (reversing HE) dan didinginkan sampai mendekati titik embunnya melalui pertukaran kalor dengan produk gas yang akan keluar. Dengan mendinginkan udara tersebut, kelembaban yang ada pun mengalami kondensasi dan mencair melalui dinding-dinding alur penukar kalor tersebut. Pada suhu yang lebih rendah lagi, karbondioksida pun membeku dan mencair pula melewati dinding-dinding alur penukar kalor tersebut. Udara yang keluar dari penukar kalor pembalik (reversing HE) adalah udara kering dan lebih dari 99% karbondioksidanya sudah keluar. Untuk mengeluarkan sisa karbondioksida digunakan proses adsorbsi di dalam adsorber. Udara bersih kemudian dialirkan menuju ke piring terbawah kolom bawah suatu rektifikator kolom ganda. Rektifikator kolom ganda tersebut terdiri dari 2 buah kolom destilasi jenis piring, yang dihubungkan secara termal pada bagian tengah sebuah penukar kalor yang berfungsi sebagai kondensor dalam kolom bawah dan pendidih bagi kolom atas. Hal ini disebabkan karena nitrogen yang lebih mudah menguap daripada oksigen. Pada pendidih kolom atas terdapat suatu kolom oksigen cair yang mendidih dengan kemurnian tinggi.
Sedangkan pada kondensor kolom bawah, mengkondensasi nitrogen yang hampir murni. Nitrogen yang sudah terkondensasi, dibagi menjadi 2 pada waktu keluar dari kondensor utama. Sebagian dikembalikan sebagai refluk di kolom bawah dan sebagian lagi diarahkan ke kolom atas melalui pemanas lanjut nitrogen, juga digunakan sebagai refluk. Arus zat cair kaya oksigen yang keluar dari dasar kolom bawah dan setelah didingin-lanjutkan dalam pemanas lanjut nitrogen, lalu dijadikan arus umpan utama untuk kolom atas. Kedua arus zat cair yang masuk ke kolom
atas
didingin-lanjutkan
terlebih
dahulu
untuk
mengurangi
pengkilatan (flashing) apabila zat tersebut masuk ke dalam kolom atas yang bertekanan lebih rendah. Produk oksigen keluar sebagai uap jenuh dari kondesor utama dan produk nitrogen dengan kemurnian tinggi keluar sebagai uap jenuh dari puncak kolom atas. Gas yang tersisa dikeluarkan sebagai arus limbah nitrogen dengan kemurnian rendah dari kolom atas, beberapa piring di bawah piring teratas. Arus oksigen dan arus nitrogen tersebut dipanaslanjutkan sampai 100 K dalam pemanas-lanjutnya masing-masing dan diteruskan ke dalam penukar kalor pembalik untuk dipanaskan sampai suhu kamar dengan pertukaran kalor dengan udara masuk. ( George T. Austin, 1996)
2.2.5Jenis- Jenis Kolom Distilasi Pada Pemisahan Oksigen dan Nitrogen
2.2.5.1Kolom Tunggal Linde Sistem Linde kolom tunggal (gambar 7) mulai digunakan pada tahun 1902, merupakan sistem pemisahan udara yang paling sederhana. Uap air dan karbondioksida dihilangkan dari udara setelah dikompresi secara isothermal, kemudian udara dilewatkan melalui precooling heat exchanger. Udara dari precoling heat exchanger selanjutnya didinginkan lebih lanjut melalui bagian bawah coil, yang berfungsi sebagai reboiler. Pada proses selanjutnya, aliran udara diekspansikan dengan throttling valve Joule – Thompson sebelum dimasukkan ke dalam kolom. Jika diinginkan gas oksigen sebagai produk akhir, maka udara masukan harus dikompresi sampai tekanan 3 – 6 mpa. Jika produk akhir adalah oksigen cair, maka diperlukan kompresi sampai tekanan 20 mpa. Permasalahan utama dari sistem linde kolom tunggal ini adalah terlalu banyak oksigen yang hilang melaui sistem aliran buangan nitrogen.
Gambar 7. Sistem Linde Kolom Tunggal
Keterangan gambar : a. Kompresor
d. Boiler
b. CO2 dan Water Removal
e. Kolom Pemisah
c. Heat Exchanger
f. Valve Joule – Thompson
Umpan yang berupa udara ditekan oleh kompresor kemudian uap air dan karbondioksida yang ada dalam udara dihilangkan. Udara lebih lanjut didinginkan dalam heat exchanger (boiler d) yang diletakkan di bagian bawah kolom dan kemudian diekspansikan melalui valve Joule – Thompson. Pertukaran panas di dalam boiler menghasilkan uap yang kemudian naik keatas kolom. Liquid yang terbentuk masuk ke puncak kolom kemudian turun. Uap yang ada di puncak kolom akan dikembalikan melalui heat exchanger, kemudian digunakan untuk
mendinginkan umpan masuk. Dengan menggunakan prinsip destilasi pada sejumlah plate di kolom atas, maka liquid atau gas oksigen dapat dihasilkan. (Wolfgang Gerhartz, 1988) 2.2.5.2 Kolom Ganda Linde Sistem ini ditemukan pada tahun 1910, bertujuan untuk memecahkan permasalahan kehilangan oksigen dalam aliran buangan nitrogen pada sistem linde kolom tunggal. Pada sistem kolom ganda, ditempatkan 2 buah kolom yang disusun saling bertumpuk. Kolom bawah biasanya dioperasikan pada tekanan 0,5 – 0,6 Mpa, sedangkan kolom atas dioperasikan pada tekanan 0,13 – 0,14 Mpa. Perbedaan tekanan dalam kolom ini menyebabkan adanya perbedaan temperatur diantara 2 kolom yang memungkinkan pengoperasian kondensor – reboiler yang ditempatkan diantara kedua kolom tersebut. Dengan pengaturan ini, uap nitrogen dari kolom bawah akan terkondensasi pada temperatur -95 oC, sedangkan cairan oksigen di dalam kolom atas akan menguap pada temperatur -90 oC. Kondensat nitrogen dari kolom bawah ini akan dipakai sebagai refluk. Sistem linde kolom ganda (gambar 8) bekerja seperti pada sistem linde kolom tunggal, perbedaannya hanya terdapat pada adanya penambahan bagian rektifikasi. Dalam sistem linde kolom ganda, udara masuk dari bagian tengah kolom. Sebagian dari aliran produk nitrogen cair dari kolom bawah diekspansikan ke kolom atas sebagai refluk, sedangkan udara cair dari reboiler kolom bawah juga diekspansikan dengan throttling valve sebagai umpan ke bagian tengah kolom atas.
Gambar 8. Sistem Linde Kolom Ganda
Keterangan gambar : a. Kompresor b. CO2 dan Water Removal c. Heat Exchanger d. Boiler e. Kolom Pemisah f. Valve Joule – Thompson g. Kondensor – Reboiler h. Sub Cooler
Aliran umpan yang masuk ke dalam kompresor (a) kandungan air dan karbondioksida dihilangkan seperti pada kolom tunggal. Umpan melalui heat exchanger kemudian menuju ke boiler yang terdapat di kolom bawah, dimana aliran uap lebih lanjut akan didinginkan. Uap yang ada di kolom bawah adalah hasil dari cairan yang ada di dalam boiler umpan. Umpan kemudian diekspansikan melalui valve Joule – Thompson, kemudian masuk pada tengah kolom bawah dengan tekanan operasi 0,5 – 0,6 atm. Sebagian liquid yang ada dalam boiler pada kolom bawah diekspansikan melalui valve Joule – Thompson, kemudian masuk ke bagian tengah kolom atas, tekanan operasinya 0,13 – 0,14 atm. Komposisi liquid dalam boiler kira – kira 36 – 39 % oksigen. Pada tekanan 0,51 atm, titik didih liquid oksigen murni pada 0,13 atm adalah 92,7 K. Oleh karena, liquid oksigen diatas kolom dapat digunakan untuk mengkondensasi liquid oksigen di kolom bawah. (Wolfgang Gerhartz, 1988) 2.2.5.3 Packed Tower Packed Tower adalah alat pemisah berupa kolom yang bagian dalamnya berisi tumpukan packing sebagai alat kontak baik yang tersusun beraturan (regular packing) maupun yang tidak beraturan (random packing). Walaupun harganya relatif lebih mahal, regular packing banyak disukai
dibandingkan
dengan random packing, sebab regular packing memberikan kelebihan sebagai berikut : a. Pressure drop rendah b. Effisiensi lebih tinggi c. Kapasitas besar
141
Packed tower, lebih baik dan cocok digunakan sebagai alat pemisah jika : a. Diameter kolom kurang dari 3 feet b. Operasi dilakukan pada tekanan vacuum dengan pressure drop rendah. c. Campuran yang akan dipisahkan bersifat korosif, cenderung mudah membentuk buih dan cairan umpan tidak terdispersi padatan.
Gambar 9. Packed Tower Sebagai alat kontak, packing harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Luas permukaan bidang kontak tiap satuan volume packing cukup besar. b. Tumpukan packing dalam kolom harus memberikan rongga yang cukup. c. Permukaan packing mudah terbasahi d. Tahan terhadap bahan yang bersifat korosif e. Ringan, kuat dan tidak mudah pecah. Perbedaan yang cukup mendasar antara Tray tower dan Packed tower sebagai alat pemisah, setidaknya dilihat dari empat hal :
1. Alat kontak yang digunakan a. Pada tray tower digunakan tray atau plate. b. Pada packed tower digunakan packing (pall ring) atau bahan isian sebagai alat kontak. 2. Arah aliran kontak fase a. Pada tray tower, kontak fase terjadi karena arus silang (cross flow) b. Pada packed tower, kontak fase terjadi karena arus lawan arah (counter current) 3. Proses perpindahan massa a. Pada tray tower, perpindahan massa terjadi disetiap tray di sepanjang kolom. b. Pada packed tower, perpindahan massa terjadi disetiap titik permukaan bidang basah dari packing. 4. Kemungkinan terwujudnya kesetimbangan a. Pada tray tower, kesetimbangan terjadi disetiap tray di sepanjang kolom. b. Pada packed tower, kesetimbangan terjadi pada kolom packing. (Brown, 1978)
BAB III DESKRIPSI PROSES
3.1 Persiapan Bahan 3.1.1 Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam PT Samator adalah udara bebas yang didapat dari lingkungan pabrik. Bahan baku sebelum masuk ke proses terlebih dahulu dilakukan penanganan pendahuluan, yaitu dengan dilakukan filtrasi atau penyaringan menggunakan Filter udara. 3.1.2
Bahan Pembantu
1) Molecullar sieve Merupakan zeolit buatan dengan pori-pori yang sangat kecil digunakan sebagai adsorber CO2 (menyerap CO2 agar tidak terbentuk dry ice di pipa atau exchanger yang menyebabkan penyumbatan). Molecular Sieve terdiri dari berbagai macam komponen seperti Silicon Oxide, Sodium Oxide, Aluminium Oxide (non fibrous) dan Magnesium Oxide. Tipe molecular sieve yang terdapat di pasaran antara lain : 3A (potassium), 4A (sodium), 8A / 10 X (kalsium), serta 9A / 13 X (sodium), yang masing-masing memiliki fungsi serta ukuran yang berbeda. Molecular sieve yang digunakan adalah tipe 13 X dengan diameter pori-pori 10 Å (1 nm), tipe struktur kristalnya body center cubic dan warnanya beige. Molecullar sieve sebelum digunakan biasanya disimpan dalam drum. Pemasukan molecullar sieve dalam MS tower dilakukan hingga molecular sieve hampir memenuhi MS tower, setelah penuh waste nitrogen dialirkan
masuk MS tower untuk ihkan debu yang menempel pada molecullar sieve. 2) Alumina Gel (Al2O3) Alumina gel yang digunakan adalah actived alumina yang berbentuk kristal berpori. Alumina Gel ini berfungsi menyerap air yang masih dapat lolos dari Molecular Sieve. Macam-macam gas yang dapat dikeringkan : Udara, argon, helium, hydrogen, metana, etana, propane, asetilen, dan uap air. Alumina gel sebelum digunakan biasanya disimpan dalam drum yang didalamnya dilapisi plastik. 3) Perlite Perlite merupakan serbuk kaca yg sangat lembut dan sangat ringan sebagai isolator untuk mempertahankan suhu agar tetap terjaga pada coldbox dan Air Exchanger. Sebelum dipakai, perlite disimpan dalam karung– karung dan perlite harus dalam keadaan kering saat dipakai. 4) Minyak Pelumas atau oli Pelumas yang digunakan adalah jenis ISO-46 dan ISO-36 dan Zerice S-68. Pelumas ini digunakan pada Air Compressor, Expansion Turbine, dan Recycle Compressor. Pelumas ini disirkulasikan ke tiap mesin dengan bantuan pompa oli pada tiap mesin. 5) Gas Hidrogen Gas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses pemurnian gas Argon. Kebutuhan gas hidrogen diperoleh dari unit lain di PT Samator yaitu Unit Hidrogen. Proses pembuatan hidrogen di PT. Samator ini digunakan proses cracking atau steam reforming . Bahan baku utama yang digunakan adalah LNG (Liquified Natural Gas) dan demineralized water.
Salah satu keuntungan dari proses cracking atau steam reformer dari LNG (Liquified Natural Gas) adalah pemanfaatan waste gas untuk pembuatan CO2 liquid. 3.2 Tahapan Proses Secara garis besar pembentukan produk dalam pabrik Samator terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1.
Langkah persiapan bahan baku
2.
Langkah pembentukan produk
3.
Langkah pemurnian produk argon
3.2.1 Langkah Persiapan Bahan Baku Langkah persiapan bahan baku dilakukan dengan tujuan yaitu : Memfilter partikel debu yang terbawa oleh udara umpan Menyerap uap air, CO2 dan hidrokarbon pada udara umpan Mendapatkan kondisi udara jenuh siap mencair yang akan digunakan sebagai umpan di High Pressure Column (HPC). 3.2.1.1 Penekanan dan Pemurnian Udara dari atmosfer masuk ke filter udara (F10), karena adanya hisapan dari kompresor tiga tingkat. Filter udara berfungsi untuk menghilangkan partikel debu dari udara proses yang dapat mengganggu proses destilasi. Jika tidak difilter, debu akan terakumulasi menjadi lumpur dalam proses selanjutnya, sehingga akan menyebabkan penyumbatan pada alat proses dan penurunan kemurnian produk. Udara yang keluar dari filter udara, masuk dalam kompressor (C-10) dengan debit 10.000 Nm3/jam. Dalam kompresor sentrifugal ini udara
ditekan hingga tekanannya cukup untuk mencapai tekanan di High Pressure Column (K-50). Sekeluar dari kompresor, udara umpan mempunyai suhu 110oC dan tekanan 5,7 kg/cm2. Setelah keluar dari air kompresor udara umpan masuk ke reactivation exchanger (H-17). Di alat ini, panas dari udara umpan dengan suhu 110oC mengalami pertukaran panas dengan waste gas yang keluar dari cold box sehingga waste gas mengalami kenaikan suhu dari 22 – 27oC menjadi 100oC. Waste gas ini dipakai untuk meregenerasi/mereaktifikasi molekuler sieve unit (T18A/B). Udara umpan keluar dari reactivation exchanger mempunyai suhu 77oC kemudian masuk ke after cooler (H-13) untuk didinginkan dengan media air pendingin hingga mengalami penurunan suhu sampai 40oC. Langkah selanjutnya adalah pemurnian. Proses pemurnian dilakukan untuk ihkan udara dari impuritas berupa uap air, CO2 dan hidrokarbon yang masih terkandung di dalamnya. Pemurnian udara dilakukan secara bertahap. Terlebih dahulu udara didinginkan dengan melewati high level freon cooler (H-14). Alat ini adalah seperangkat alat penukar kalor dan sistem ekspansi untuk mengatur sirkulasi freon dalam high level freon cooler (H-14). Bahan pendingin yang digunakan adalah freon (R-22). Suhu udara umpan yang keluar dari high level freon cooler adalah 17oC dan tekanan 5,4 kg/cm2. Sebagian uap air yang ada dalam udara pada suhu tersebut telah mengembun. Uap air akan terpisah di water separator yang dilengkapi dengan penangkap kondensat, karena gaya berat sebagai kondensat dan udara keluar mengalir menuju molecular sieve unit. Uap air harus dipisahkan dan dikeluarkan untuk menghindari terbentuknya proses pembekuan uap air di dalam alat proses. Hal
ini dilakukan karena operasi pemisahan udara berlangsung pada suhu di bawah 0°C dan untuk mendapatkan kemurnian produk yang tinggi. Setelah keluar dari high level freon cooler proses pemurnian selanjutnya adalah adsorbsi CO2, sisa uap air dan hidrokarbon yang ada di udara umpan. Kandungan impuritas berupa CO2, sisa uap air dan hidrokarbon akan mengakibatkan
terbentuknya
hasil
samping
yang
dapat
mempengaruhi
kemurnian produk. Adsorbsi dilakukan di molecular sieve tower (T-18 A/B). Alat ini terdiri atas 2 unit berbentuk vessel yang bekerja secara bergantian dan mempunyai prinsip kerja adsorbsi secara fisis terhadap polutan. Sebagai adsorben ditempatkan zeolit tipe moleculer sieve dan alumina gel. Moleculer sieve ditempatkan di bagian atas sebagai pengadsorbsi CO2 dan hidrokarbon sedangkan alumina gel diletakkan di bagian bawah sebagai pengadsorbsi uap air. Di unit ini pori-pori dari adsorber dapat menangkap partikel CO2, uap air dan hidrokarbon yang ukurannya lebih kecil atau sama dengan pori-pori adsorber. Apabila unit I beroperasi, maka aliran udara umpan dari high level freon cooler masuk melalui valve A-4 dan valve A-3 ditutup. Pada saat unit I beroperasi, unit II direaktifasi oleh waste gas dari cold box. Waste gas masuk ke unit II melalui valve B-3 dan valve B-4 menutup. Waste gas sebelumnya dilewatkan ke reactivation exchanger (H-17) untuk melakukan pertukaran panas dengan udara umpan sampai suhu 100 0C. Pada suhu tersebut waste gas dapat menguapkan air dan CO2 yang telah diadsorbsi, dan dikeluarkan melalui valve A2 dan valve A-3 menutup. Kerja unit ini merupakan siklus sehingga bila unit I digunakan maka unit II direaktifasi begitu juga sebaliknya. Udara keluar dari unit ini mempunyai tekanan 5,3 kg/cm2 dan suhu 150C.
Mekanisme kerja molecular sieve tower sebagai pengadsorbsi dan diregenerasikan tiap sekitar 3,5 jam secara bergantian. Reaktifasi molecular sieve dapat dilakukan dengan heating, cooling, pressure rise, parrarel dan blowing. Adapun proses reaktifasi molecular sieve tower adalah sebagai berikut : 1. Heating Untuk membantu ihkan adsorber dari pengotor (CO2 dan H2O) dengan pemanasan dan penguapan menggunakan waste gas dari reactivation exchanger. Lama waktu proses ini adalah 75 menit. 2. Cooling Adsorber yang tersisa dikembalikan dalam keadaan semula dengan didinginkan sampai pada temperatur kerja 40oC dengan waste gas dari cold box. Lama waktu proses cooling ini adalah 105 menit. 3. Pressure rise Penambahan tekanan pada tower yang direaktifasikan dengan udara proses dari tower yang aktif (yang digunakan sebagai absorber udara proses), sehingga tekanan dalam tower yang direaktifasi berubah dari 0,3 kg/cm2 menjadi 5,3 kg/cm2 agar tower yang direaktifkan siap pakai. Lama waktu proses pressure rise adalah 30 menit. 4. Paralel Kedua tower bekerja bersama-sama agar tower yang direaktifasi dapat digunakan secara normal untuk mengolah udara proses dan tower yang telah digunakan agar siap direaktifasi. Lama proses paralel adalah 5 menit. 5. Blowing Apabila tower yang direaktifasi sudah dapat beroperasi dengan normal, maka tower lainnya siap untuk direaktifasi dengan membuang sisa udara proses ke luar, sehingga tekanan berkurang menjadi 0,3 kg/cm2g.
3.2.1.2 Pendinginan Pendinginan terhadap udara umpan bertujuan untuk memperoleh kondisi udara yang siap mencair. Pendinginan dilakukan dengan air exchanger (E-20) dengan prinsip pertukaran kalor. Suhu udara masuk sebesar 22 - 27oC dan sebagai media penukar kalor dimasukkan gas-gas yang keluar dari kolom destilasi. Gas tersebut antara lain : -
crude argon bersuhu –185oC
-
gas nitrogen dari atas Low Pressure Column dengan suhu –179oC
-
gas nitrogen dari atas High Pressure Column bersuhu –177oC
-
waste gas dengan suhu –175oC. Karena adanya perbedaan temperatur antara gas-gas dari kolom destilasi
dengan udara umpan, maka terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara turun menjadi –168oC dan tekanan dari 5,4 kg/cm2 menjadi 5,2 kg/cm2 sedangkan suhu gas-gas dari kolom destilasi berubah menjadi berkisar antara 22 – 27oC. Tahap proses pencairan menggunakan media pendingin nitrogen produk dari puncak High Pressure Column dengan suhu –177°C dan tekanan 5,1 kg/cm2. Sebagian nitrogen produk dari puncak High Pressure Column ada yang masuk menuju Air Exchanger (E20), sehingga suhunya naik dari -168oC menjadi 22 – 27°C. Sebagian lagi dengan suhu -1770C dan tekanan 4,9 kg/cm2 dialirkan menuju ke Recycle Exchanger (E30) dengan ditambahkan nitrogen yang keluar dari Turbin Ekspansi (D10) untuk melakukan pertukaran panas sehingga suhu keluar menjadi 35oC. Dari Recycle Exchanger (E30), nitrogen produk yang bersuhu 35oC ditambah dengan nitrogen produk yang dilewatkan dari Air Exchanger (E20) kemudian ditekan oleh Recycle Nitrogen Compressor (C60)
sehingga tekanannya naik dari 4,8 kg/cm2 menjadi 40,4 kg/cm2. Dari kompresor tadi aliran nitrogen terbagi menjadi dua yaitu arus pertama dilewatkan Low Level Freon Cooler (E32) sehingga mengalami penurunan suhu dari 40oC menjadi – 40oC kemudian dimasukkan Recycle Exchanger untuk dikembalikan lagi ke atas High Pressure Column dengan suhu –177oC. Arus kedua dimasukkan langsung ke Recycle Exchanger dan dilewatkan ke Turbin Ekspansi. 3.2.2 Langkah Pembentukan Produk Langkah ini bertujuan untuk memisahkan udara umpan sehingga didapatkan produk gas oksigen, gas nitrogen, oksigen cair, nitrogen cair, dan crude argon melalui kolom ganda. Kolom destilasi terdiri dari 2 tingkat yaitu High Pressure Colum/HPC (K50) dan Low Pressure Column/LPC (K51). Kedua kolom ini mempunyai prinsip kerja yaitu pemisahan komponen udara berdasarkan titik didih masing-masing komponen penyusun udara. Sebagai umpan pada HPC (K50), dimasukkan udara proses melalui bagian bawah kolom dengan suhu –168oC dan tekanan 5,2 kg/cm2. Sedangkan sebagai refluk ada 2 yaitu cairan nitrogen dengan suhu –177oC dari Recycle Exchanger (E30) dan nitrogen dari main kondensor (E70) dengan suhu –177oC. Refluk ini berfungsi untuk meningkatkan kadar kemurnian produk yang akan dihasilkan dari kolom distilasi. Dalam HPC terjadi proses rektifikasi yaitu kontaknya udara jenuh(udara umpan) dengan refluk nitrogen cair yang mengalir ke bawah sampai didapatkan kondisi yang mendekati kesetimbangan sehingga tahap pemisahan kedua fase dapat terbentuk. Adanya perbedaan titik didih antara nitrogen –195,9oC dengan oksigen –182,90C maka komponen oksigen yang lebih tinggi titik didihnya akan mencair terlebih dahulu. Cairan yang kaya akan oksigen (rich liquid) akan turun
menjadi down comer, terkumpul di bagian bawah kolom. Sedangkan gas nitrogen akan naik ke puncak kolom melalui perforated tray dan di bagian tengah kolom terdapat gas nitrogen tak murni (waste gas) bersuhu –177oC yang digunakan sebagai fluida pendingin bagi produk nitrogen cair di refluk N2 sub cooler (E82). Gas nitrogen yang terbentuk di atas kolom HPC, sebagian didinginkan dalam Main Kondensor (E70). Pendinginan diperoleh dari pertukaran panas dengan liquid oksigen produk bersuhu –178oC yang berasal dari bagian bawah kolom bertekanan rendah. Dari Main Kondensor liquid nitrogen sebesar 5660 Nm3/jam direfluk lagi keatas High Pressure Column dan 1000 Nm3/jam dimasukkan ke Liquid Nitrogen Subcooler (E85) kemudian dialirkan ke storage tank sebagai produk nitrogen dengan suhu –1910C.Sedangkan sebagian lagi gas nitrogen dari atas High Pressure Column sebesar 5100 Nm3/jamlangsung direfluk lagi ke High Pressure Column setelah dimasukkan dalam lingkaran pendinginan pada Recycle Exchanger (E30). Nitrogen dari cold box ditekan di kompressor (C60) sehingga nitrogen menjadi bertekanan tinggi yaitu 40,4 kg/cm2, kemudian didinginkan dengan nitrogen tekanan menengah4,9 kg/cm2 di recycle exchanger (E30).Nitrogen tekanan tinggi diekspansikan secara adiabatik di Turbin Ekspansi menghasilkan nitrogen dingin
dengan suhu –167
0
C. Nitrogen dari turbin
ekspansi digunakan untuk mendinginkan sisa nitrogen tekanan tinggi yang sebelumnya dimasukkan low level freon cooler (E32), kemudian nitrogen ini dimasukkan ke atas High Pressure Column. Rich liquid dari dasar High Pressure Column dengan suhu –172oC dan tekanan 5,2 kg/cm2 menuju ke Rich Liquid Subcooler (E81). Di Rich Liquid Subcooler, rich liquid melakukan pertukaran panas dengan waste gas dari Low Pressure Column bersuhu –1930C sehingga keluar dari subcooler ini, rich liquid
mempunyai suhu –1740C. Sebagian rich liquid dimasukkan ke bagian tengah Low Pressure Column sebagai umpan dan sebagian lagi dimasukkan ke Argon Kondensor (E75) sebagai penukar panas. Pemisahan tahap akhir terjadi di Low Pressure Column (K51). Gas nitrogen terbentuk pada puncak kolom, waste gas pada tengah bagian atas, crude argon pada tengah bagian bawah dan
oksigen pada bagian bawah.
Cairan oksigen akan jatuh menuju bagian dasar dari kolom ini. Sebagian cairan oksigen produk
sebesar 4000 Nm3/jam diambil sebagai produk oksigen cair
untuk dimasukkan ke Produk Liquid Subcooler (E84) sehingga mencapai titik didihnya untuk kemudian dimasukkan ke storage tank pada suhu –183oC. Produk oksigen cair ini mempunyai kemurnian 99,6 %. Sedangkan sebagian produk oksigen cair ini dikembalikan sebagai refluk setelah dilewatkan Oksigen Filter (T96) untuk menghilangkan kandungan acetylen dan hidrokarbon lainnya kemudian dilewatkan di Main Kondensor (E70). Refluk ini berfungsi sebagai penukar panas dengan nitrogen produk dan untuk meningkatkan kemurnian produk dari kolom. Gas nitrogen pada puncak Low Pressure Column diambil sebagai produk setelah dilewatkan di Air Exchanger (E20) dan crude argon dimasukkan dalam Kolom Argon(K55) untuk proses separasi selanjutnya. 3.2.3 Langkah Pemurnian Produk Argon Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memurnikan crude argon sehingga dihasilkan produk argon cair dengan kemurnian tinggi. Crude argon yang keluar sebagai produk pada bagian tengah Low Pressure Column masih memiliki kandungan impuritas oksigen sebesar 88 - 90% sehingga perlu tahap pemurnian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu produk argon cair dengan kandungan impuritas maksimal 1 ppm oksigen dan 1 ppm nitrogen.
Crude argon akan dipisahkan dari oksigen pada Kolom Argon (K55). Crude argon kontak dengan rich liquid dengan suhu yang lebih rendah sehingga terjadi
pertukaran
panas
yang
diikuti
terbentuknya
fase
kedua
atau
kesetimbangan. Tahap pemisahan akan terbentuk pada saat crude argon cenderung mengumpul di atas oksigen di dalam kolom argon, karena titik didih argon yaitu –185,9oC lebih rendah dibanding dengan oksigen yaitu –182,9oC. Sejumlah rich liquid bersuhu –174oC dari High Pressure Column dilewatkan melalui Argon Kondensor (E75) untuk membantu proses pendinginan dan sebagai refluk, dimana rich liquid yang yang teruapkan dikirim kembali ke bagian tengah dari Low Pressure Column. Sebagian besar crude argon akan terbentuk di puncak kolom dan didinginkan hingga cair dengan pertukaran panas dengan rich liquid yang diuapkan di Argon Kondensor (E75) kemudian dikembalikan ke Argon Kolom sebagai refluk. Sisa dari crude argon turun dari kolom argon dan cairannya dikembalikan ke Low Pressure Column (K51). Gas crude argon bersuhu –185oC yang keluar dari Kolom Argon (K55) dipanaskan hingga temperatur 22 – 27oC di Air Exchanger (E20) oleh pertukaran panas dengan udara umpan yang masuk dan menuju unit pemurnian untuk mendapatkan argon dengan kemurnian yang tinggi. Di unit pemurnian, gas crude argon masuk ke suction snubber kemudian ditekan di Argon Compressor (C70) hingga kira-kira 3,5 kg/cm2 dan setelah gas hidrogen ditambahkan dari hidrogen plant antara 2-5 Nm3/jam, gas crude argon ini masuk ke Dust Filter (F70) untuk menghilangkan impuritas yang terkandung didalamnya, kemudian menuju Deoxo Tower (T71). Crude argon setelah
ditambahkan gas hydrogen dan oksigen yang terkandung di dalamnya diubah menjadi uap air dengan reaksi katalitik.
Setelah keluar dari Deoxo Tower, gas crude argon yang telah dihilangkan oksigennya lalu didinginkan secara bertahap. Gas crude argon yang oksigennya telah dihilangkan disebut deoxo argon. Langkah pertama deoxo argon didinginkan di Air Cooler (V72) dengan media pendingin berupa udara hingga mencapai suhu 150oC. Tahap kedua didinginkan di Water Cooler (H72). Di sini deoxo argon melakukan pertukaran panas dengan cooling water hingga suhu turun menjadi 40oC. Setelah itu deoxo argon masuk ke Water Separator (B72) untuk memisahkan air yang terbentuk selama proses pendinginan di Water Cooler (H72). Tahap terakhir pendinginan dilakukan di Freon Cooler (H73) hingga suhu 17oC dan dilewatkan water separator (B73) untuk memisahkan air kondensasi yang terbentuk selama proses pendinginan. Dari water separator, deoxo argon menuju Argon Dryer (T78 A/B) untuk dimurnikan. Argon Dryer (T78 A/B) terdiri atas dua tower yang berisi alumina gel sebagai adsorber. Bila tower ini melakukan kerja maka tower yang lain diregenerasi atau direaktivasi dengan gas nitrogen. Prinsip kerja sama dengan Molecular Sieve Tower (T18 A/B). Argon dryer berfungsi untuk menghilangkan uap air yang masih terkandung di dalam deoxo argon sehingga argon yang dihasilkan diharapkan mempunyai kemurnian yang tinggi. Pemurnian argon lebih lanjut dilakukan dengan cara didinginkan dan dicairkan di Argon Reboiler (E66) dengan pertukaran panas oleh argon cair
produk yang dilewatkan. Argon reboiler yang bertipe shell and tube adalah alat penukar panas yang mempunyai prinsip kerja pertukaran panas. Suhu gas argon masuk reboiler adalah 25oC sehingga suhu keluar reboiler -179oC. Gas argon yang keluar dari Argon Reboiler masuk ke bagian tengah Pure Argon Colomn (K56) sebagai umpan. Pada puncak kolom, hidrogen dan nitrogen yang masih tersisa sebagai waste gas dibuang ke atmosfer sedangkan argon dengan kemurnian yang tinggi akan jatuh ke dasar kolom. Produk argon cair dengan debit 60 Nm3/jam sebelum masuk ke storage tank terlebih dulu dimasukkan ke Argon Reboiler (E66) sebagai media penukar kalor dengan gas argon yang akan masuk ke pure argon kolom. Pure Argon Kolom dilengkapi dengan Pure Argon Kondensor (E76) yang di dalamnya terdapat saluran untuk gas nitrogen tak murni dari bagian tengah High Pressure Column. Gas nitrogen yang tak murni ini berfungsi sebagai meda pendingin di Pure Argon Kondensor (E76). 3.2.4 Pengisian Produk ke Storage Tank, Lorry Tank dan Tabung Produk. a. Pengisian Produk LONA (Liquid Oksigen Nitrogen dan Argon) ke Storage tank Setelah liquid oksigen,liquid nitrogen, danliquid argon dihasilkan, maka akan ditampung dalam storage tank. Dimana untuk liquid oksigen dibutuhkan pompa karena oksigen cair ini dihasilkan pada kolom tekanan rendah. Untuk liquid nitrogen dan liquidargon tidak dibutuhkan bantuan pompa karena liquid nitrogen dan argon sudah bertekanan tinggi. (Tekanan untuk liquid argon adalah 2,7 kg/cm2g dan tekanan nitrogen cair adalah 5,1 kg/cm2).
b. Pengisian Produk LONA (Liquid Oksigen Nitrogen dan Argon) dari storage tank ke Lorry tank Produk LONA setelah masuk ke dalam storage tank akan dialirkan menuju lorry tank dengan menggunakan pompa. Untuk mengurangi tekanan atau menstabilkan tekanan dalam lorry tank, maka gas dalam lorry tank dikeluarkan. Untuk mengetahui bahwa lorry tank sudah penuh adalah dengan keluarnya liquid melalui trycock atau dengan penunjukkan level gauge. c.
Pengisian Produk LONA (Liquid Oksigen Nitrogen dan Argon) ke dalam tabung produk Produk LONA dimasukkan ke dalam tabung produk dalam bentuk gas bertekanan dimana diperlukan peralatan pompa high pressure dan vaporiser. Dengan vaporiser ini, produk LONA masuk kedalam tabung produk dalam bentuk gas, dimana sebelum dilakukan pengisian tabung diperiksa terlebih dahulu baik kondisi fisik untuk mengetahui kemungkinan adanya korosi yang dapat menimbulkan lubang-lubang pada permukaan silinder, maupun perubahan fisik seperti benjol, peot, bekas terbakar. Selain itu terhadap tabung juga dilakukan pemeriksaan hidrostatik test. Spesifikasi pengisian produk LONA (Liquid Oksigen Nitrogen dan Argon)
ke dalam Tabung gas antara lain: a). Gas Oksigen
Wujud
: gas
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa
Tekanan
: 150 kg / cm2
Kemurnian
: 99,1 %
b). Gas Nitrogen
Wujud
: gas
Kenampakan
: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Tekanan
: 150 kg / cm2
Standart
: Ultra High Purity max 3 ppm O2, 3 ppm H2O High Purity max 6 ppm O2, 5 ppm H2 Industrial grade max 10 ppm O2
c). Argon gas
Wujud
: gas
Tekanan
: 150 kg / cm2g
Standart
: Ultra High Purity max 3 ppm O2, 3 ppm H2O High Purity max 6 ppm O2, 5 ppm H2 Industrial grade max 10 ppm O2
BAB IV SPESIFIKASI PESAWAT
4.1
Spesifikasi Alat
4.1.1 Unit Penyediaan Udara Umpan 1.
Air Filter (F-10) Fungsi
: menyaring debu dan kotoran yang terdapat di udara umpan (feed air )
Tipe
: bag filter dari polyester (berupa kantung filter)
Jumlah
: 3 buah primary air filter dan 3 buah secondary air filter serta 1 buah pre filter
Medium penyaring Pre filter
: kasa
Primary Air Filter
: wire screen
Secondary Air Filter
: scrim cloth
Tekanan
: 1,033 kg/cm2
Bahan
: stainless steel
Ukuran
: Diameter = 116 mm Panjang = 2515 mm
Flow
: 10.000 Nm3 / jam pada 30oC
2. Air Compressor ( C-10 ) Fungsi
:
menekan
udara
proses
sampai
tekanan yang cukup untuk dikirimkan ke High Pressure Column
3.
Tipe
: Centrifugal 3 stage
Jumlah
: 1 set
Flow
: 10.000 Nm3 / jam
Tekanan udara masuk
: 1,033 kg/cm2
Temperatur udara masuk
: 36 o C
Tekanan keluar
: 5,7 kg/cm2
Temperatur keluar
: 110o C
Reactivation Exchanger ( H- 17 )
Fungsi
: Sebagai penukar panas antara udara umpan (panas) dengan waste gas (dingin)
Tipe
: vertical box
Jumlah
: 1 set
Bahan
: Aluminium
Pendingin
: Waste Gas
Temperatur masuk
: 22 – 27 o C
Temperatur keluar
: 100o C
Pemanas
: Udara Umpan
4.
Temperatur masuk
: 110 o C
Temperatur keluar
: 77o C
After Cooler ( H – 13 ) Fungsi
: mendinginkan dimurnikan
udara
di
umpan
Moleculer
sebelum
Sieve
Unit
dengan menggunakan media pendingin air yang berasal dari cooling tower Tipe
: shell and tube
Jumlah
: 1 set
Sebagai Pemanas
: udara umpan
Temperatur masuk
: 77o C
Temperatur keluar
: 40o C
Sebagai Pendingin Temperatur masuk
: 33o C
Temperatur keluar
: 39o C
Tekanan
5.
: cooling water
: 5,7 kg/cm2
High Level Freon Cooler ( H- 14 ) Fungsi
: suatu
pendingin
udara umpan Tipe kompresor
: Screw kompresor
Jumlah
: 1 set
Ukuran
: ID
: 4750 mm
Tebal : 2400 mm
untuk
mendinginkan
Tinggi : 3000 mm
6.
Tekanan masuk
: 5,7 kg/cm2
Tekanan keluar
: 5,4 kg/cm2
Media Pendingin
: freon
Temperatur masuk
: 40o C ( udara proses )
Temperatur keluar
: 17o C ( udara proses )
Kemampuan bersih
: 115.000 kcal/ jam
Tekanan masuk
: 5,7 kg/cm2
Moleculer Sieve Tower ( T 18 A / B ) Fungsi
: menyerap uap air dan CO2 di udara proses dengan adsorber (alumina gel untuk menyerap uap air dan molecular sieve untuk mengikat CO2)
Flow
: 10.000 Nm3 / jam
Jumlah
: 2 buah
Temperatur
: 22 – 27 o C
Tekanan masuk
: 5,4 kg/cm2
Tekanan keluar
: 5,3 kg/cm2
Ukuran
: diameter : 400 mm Tinggi
7.
: 2345 mm
Air Exchanger ( E – 20 ) Fungsi
: untuk mendinginkan udara umpan oleh laju alir produk dari kolom destilasi
Tipe
: Plate Fin
Jumlah
: 1 set
Bahan
: Aluminium
Tekanan masuk
: 5,4 kg/cm2
Tekanan keluar
: 5,2 kg/cm2
Temperatur masuk
: 22 - 27 o C
Temperatur keluar
: -168o C
Media Pendingin
: fluida dari kolom pemisahan
Waste Gas dari tengah atas Low Pressure Column Temperatur masuk
: -175oC
Temperatur keluar
: 22 – 27oC
Gas oksigen dari Oksigen Separator Temperatur masuk
: -179oC
Temperatur keluar
: 22 – 27oC
Gas nitrogen dari atas High Pressure Column Temperatur masuk
: -177oC
Temperatur keluar
: 22 – 27oC
Gas nitrogen dari atas Low Pressure Column Temperatur masuk
: -179oC
Temperatur keluar
: 22 – 27oC
Crude argon dari Argon Colomn Temperatur masuk
: -185oC
Temperatur keluar
: 22 – 27oC
Media Pemanas
: udara jenuh
Temperatur masuk
: 22 – 27oC
Temperatur keluar
: -168oC
4.1.2. Unit Pendingin 1. Recycle Nitrogen Compresor ( C- 60 ) Fungsi
: untuk mengkompresi recycle nitrogen
Tipe
: centrifugal
Jumlah
: 1 set
Flow
: 24.000 Nm3/ jam
Tekanan masuk
: 4,8 kg/cm2
Tekanan keluar
: 40,4 kg/cm2
Temperatur masuk
: 37o C
Temperatur keluar
: 40o C
Pemindahan tenaga
: kopel langsung dengan motor
2. Expansion Turbine ( D- 10 ) Fungsi
: Untuk menghasilkan pendinginan yang diperlukan pada pengoperasian plant
Tipe
: single oil bearing
Jumlah
: 1 set
Flow
: 18.900 Nm3 / jam
Tekanan masuk
: 40,2 kg/cm2
Tekanan keluar
: 4,9 kg/cm2
Temperatur masuk
: -100o C
Temperatur keluar
: -167o C
Pemindahan tenaga
: dikopel dengan kompresor (C-60)
3. Low Level Freon Cooler ( E- 32 ) Fungsi
: Untuk mendinginkan nitrogen dari kolom bertekanan tinggi (ditekan oleh Recycle Nitrogen Compresor)
Tipe kompresor
: screw
Jumlah
: 1 set
Flow
: 5100 Nm3 / jam
Temperatur masuk
: 40o C
Temperatur keluar
: -40o C
Tekanan
: 40,4 kg/cm2
4. Recycle Exchanger ( E- 30 ) Fungsi
: untuk mendinginkan nitrogen bertekanan tinggi oleh recycle nitrogen bertekanan menengah.
Tipe
: Plate fin
Jumlah
: 1 set
Flow
: 21.000 Nm3/ jam
Temperatur masuk
: -177o C
Temperatur keluar
: 35 0C
Tekanan
: 40,4 kg/cm2
Ukuran
: ID
: 5500 mm
Tebal : 1254 mm Tinggi : 900 mm
4.1.3. Unit Pemisah Udara Umpan 1. High Pressure Column ( K – 50 ) Fungsi
: kolom pemisah udara umpan menjadi nitrogen pada bagian atas dan Rich Liquid pada bagian bawah
Tipe
: vertical cylindrical
Jumlah
: 1 set
Bahan
: baja stainless steel (sheel) dan aluminium (tray)
Tekanan puncak
: 5,1 kg/cm2
Tekanan dasar
: 5,2 kg/cm2
Temperatur puncak
: -177o C
Temperatur dasar
: -1720C
Ukuran
: ID
: 1300 mm
Tinggi : 8754 mm Jumlah tray
: 60 buah
Kapasitas
: 12,2 m3
2. Low Pressure Column ( K – 51 ) Fungsi
: memisahkan rich liquid dari High Pressure Column menjadi oksigen murni, crude argon, waste gas, dan nitrogen murni.
Tipe
: vertical cylindrical
Jumlah
: 1 set
Bahan
: Cr – Ni stainless steel (shell) dan aluminium (tray)
Tekanan dasar
: 0,6 kg/cm2
Tekanan puncak
: 0,25 kg/cm2
Temperatur puncak
: -194 0C
Temperatur dasar
: -178 0C
Jumlah tray
: 127 buah
Ukuran
: ID tinggi
: 1250 mm : 19166 mm
jumlah tray : 127 buah Kapasitas
: 22 m3
3. Main Condenser ( E- 70 ) Fungsi
: mencairkan
gas
Nitrogen
dengan
pertukaran panas dengan cairan Oksigen yang diuapkan Tipe
: plate fin
Jumlah
: 1 set
Bahan
: Aluminium
Tekanan
: 5,1 kg/cm2
Temperatur
: -178o C sampai –171o C
4. Liquid Oksigen Filter ( T – 96 ) Fungsi
: untuk menyerap hidrokarbon di liquid oksigen dengan menggunakan silika gel
Tipe
: tabung silinder
Jumlah
: 1 set
Media adsorber
: silika gel
Bahan
: Aluminium
Flow
: 4760 Nm3 / jam
Ukuran
: diameter : 400 mm tinggi
: 2345 mm
5. Rich Liquid Subcooler ( E – 81 ) Fungsi
: untuk mendinginkan rich liquid di bagian bawah
kolom tekanan tinggi
bantuan
waste
gas
sebagai
dengan media
penukar kalor Bahan
: Aluminium
Tipe
: Plate fin
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 5,2 kg/cm2
Temperatur masuk
: -172o C
Temperatur keluar
: -189o C
6. Refluk Nitrogen Subcooler ( E- 82 ) Fungsi
: untuk mendinginkan nitrogen tak murni dari bagian tengah High Pressure Column dengan pertukaran panas dengan waste gas.
Bahan
: Aluminium
Tipe
: Plate fin
Jumlah
: 1 set
Temperatur masuk
: -177o C
Temperatur keluar
: -190o C
Tekanan
: 5,1 kg/cm2
7. Pure Nitrogen Subcooler ( E – 83 ) Fungsi
: untuk mendinginkan liquid nitrogen murni dari bagian atas High Pressure Column oleh
pertukaran
panas
dengan
gas
nitrogen bertekanan rendah dari bagian atas Low Pressure Column Bahan
: Aluminium
Tipe
: Plate fin
Jumlah
: 1 set
Temperatur masuk
: -177o C
Temperatur keluar
: -190o C
8. Product Liquid Oxygen Subcooler ( E – 84 ) Fungsi
: untuk mendinginkan produk liquid Oksigen oleh pertukaran panas dengan penguapan Nitrogen kotor dari High Pressure Column bagian tengah.
Bahan
: shell ( baja stainless) dan tube (tembaga )
Tipe
: shell and tube
Jumlah
: 1 set
Temperatur masuk
: -178o C
Temperatur keluar
: -183o C
9. Product Liquid Nitrogen Subcooler ( E – 85 ) Fungsi
: untuk
mendinginkan
produk
liquid
Nitrogen oleh pertukaran panas dengan
penguapan
Nitrogen
kotor
dari
High
Pressure Column bagian tengah. Bahan
: shell ( baja stainless ) dan tube (tembaga )
Tipe
: shell and tube
Jumlah
: 1 set
Temperatur masuk
: -177o C
Temperatur keluar
: -191o C
10. Argon Column ( K – 55 ) Fungsi
: memproduksi crude argon di kolom bagian atas.
Bahan
: Cr – Ni stainless steel
Tipe
: vertical cylindrical
Jumlah
: 1 set
Temperatur
: -185o C sampai –165o C
Tekanan
: 0,46 kg/cm2
Kapasitas
: 5,7 m3
Ukuran
: ID
: 850 mm
tinggi : 15570 mm Jumlah tray
: 80 buah
11. Pure Argon Column ( K – 56 ) Fungsi
: mengembunkan
argon
sebagai
refluk
liquid oleh perpindahan panas dengan menguapnya liquid nitrogen kotor. Bahan
: Cr – Ni stainless steel
Tipe
: shell and tube
Jumlah
: 1 set
Temperatur dasar
: -182o C
Temperatur puncak
: -179 0C
Tekanan
: 0,5 – 2,7 kg/cm2
Kapasitas
: 0,06 m3 ( shell ) dan 0,21 m3 ( tube )
Ukuran
: ID
: 220 mm
tinggi : 6804 mm 12. Argon Condensor ( E – 75 ) Fungsi
: mengkondensasi
crude argon dengan
perpindahan panas oleh rich liquid yang diuapkan. Bahan
: Aluminium
Tipe
: Plate fin
Jumlah
: 1 set
Temperatur
: -189 oC sampai –185 oC
Tekanan
: 0,45 kg/cm2
Kapasitas
: 1,8 m3
Ukuran
: ID
: 850 mm
tinggi : 15.570 mm 13. Pure Argon Condenser ( E – 76 ) Fungsi
: mengembunkan
argon
sebagai
refluk
liquid oleh pertukaran panas dengan menguapnya liquid nitrogen kotor. Bahan
: Cr – Ni stainless steel
Tipe
: shell and tube
Jumlah
: 1 set
Temperatur
: 40o C sampai –196o C
Tekanan
: 0,4 – 2,7 kg/cm2
Kapasitas
: shell Tube
Ukuran
: ID
: 220 m3 : 0,21 m3 : 220 mm
Tinggi : 6804 mm 14. Argon Reboiler (E-76) Fungsi
: menguapkan liquid argon oleh pertukaran panas dengan argon umpan
Bahan
: Cr – Ni Stainless Steel
Tipe
: Vertikal Silinder (shell and tube)
Jumlah
: 1 set
Temperatur
: -196 0C sampai 40 0C
Ukuran
: ID Tinggi
Kapasitas
: Shell Tube
: 400 mm : 2085 mm : 0,3 m3 : 0,03 m3
4.1.4 Unit Produksi Argon Murni 1. Suction Snubber ( B – 70 ) Fungsi
: menampung crude argon sebelum masuk ke kompressor argon
Bahan
: baja karbon
Tipe
: tabung silinder
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 0,05 kg/cm2
Temperatur
: 22 – 27o C
Flow
: 66 Nm3 / jam
2. Dust Filter ( F – 70 ) Fungsi
: untuk menyaring kotoran dari crude argon
Bahan
: stainless steel
Tipe
: tabung silinder
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 3,5 kg/cm2
Temperatur masuk
: 40o C
Flow
: 120 Nm3 / jam
Kapasitas
: 0,028 m3
3. Deoxo tower ( T – 71 ) Fungsi
: mereaksikan oksigen yang ada dalam argon
dengan
hidrogen
menjadi
dengan bantuan katalis paladium Tipe
: vertical silinder
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 4,5 kg/cm2
Temperatur
: 450o C
Kapasitas
: 0,056 m3
Ukuran
: ID
: 250 mm
tinggi : 1050 mm
air
4. Air Cooler ( V – 72 ) Fungsi
: untuk mendinginkan argon dengan media pendingin udara
Tipe
: tabung bersirip
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 3,5 kg/cm2
Design Press
: 5,0 kg/cm2
Temperatur masuk
: 450o C
Temperatur keluar
: 150o C
Kapasitas
: 0,014 m3
Bahan
: stainless steel
5. Water Cooler ( H – 72 ) Fungsi
: untuk mendinginkan deoxo argon dengan media pendingin Cooling Water
Tipe
: Horizontal Silinder (Shell and tube)
Jumlah
: 1 set
Temperatur masuk
: 150o C
Temperatur keluar
: 40o C
Kapasitas
: Shell Tube
Ukuran
: 0,059 m3 : 0,0071 m3
: 4750 mm x 2400 mm x 3000 mm
6. Water Separator ( B – 72 dan B – 73 ) Fungsi
: untuk memisahkan uap air dari argon yang terbentuk selama reaksi katalis dan dilengkapi dengan drain trap.
Tipe
: tabung silinder
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: aluminium
Tekanan
: 3,5 kg/cm2
Ukuran
: diameter : 369 mm Tinggi
Kapasitas
: 2345 mm
: 0,027 m3
7. Freon Cooler ( H – 73 ) Fungsi
: untuk menurunkan suhu argon dengan media pendingin freon
Tipe
: shell and tube
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 3 kg/cm2
Ukuran
: 4750 mm x 2400 mm x 3000 mm
Temperatur
: 17o C
8. Argon Dryer ( T – 78 A/ B ) Fungsi
: untuk menyerap uap air yang terbentuk oleh reaksi katalis dalam argon.
Tipe
: vertical silinder
Jumlah
: 1 set
Tekanan
: 3 kg/cm2
Ukuran
: diameter : 400 mm tinggi
Temperatur
: 65o C
Kapasitas
: 0,273 m3
: 2345 mm
Media penyerap
: Alumina gel
4.2 Gambar dan Cara Kerja Pesawat Utama 4.2.1 Unit Molecullar Sieve Adsorber ( T 18 A/B )
Prinsip : Molekular Sieve Unit sebagai tempat molekular sieve dan alumina gel
yang digunakan untuk mengadsorbsi sisa uap H2O dan CO2. Molekular Sieve Unit memiliki dua buah tabung vessel yang digunakan secara bergantian. Pada saat tabung vessel I digunakan maka tabung vessel II diregenerasi. Mekanisme kerja Molekular Sieve Unit sebagai pengadsorber dan diregenerasikan selama kurang lebih 3.5 jam. Reaktivasi Molekular Sieve Unit dapat dilakukan dengan heating, cooling, pressure rise, parralel, dan blowing.
Tujuan : Menyerap uap air dan CO2 di udara proses dengan adsorber (alumina
gel untuk menyerap uap air dan molecular sieve untuk mengikat CO2) 1.
Cara kerja:
Bila yang beroperasi vessel I maka umpan masuk melalui valve A1 dan secara otomatis valve A2 menutup. Vessel I dioperasikan selama 3,5 jam. Umpan yang telah diabsorbsi kandungan H2O dan CO2 lalu dikeluarkan melalui valve B4 dan keadaan B3 menutup.
2.
Pada saat vessel I dioperasikan, maka vessel II diregenerasikan 3,5 jam. Proses regenerasi menggunakan gas buang nitrogen (waste gas) dari kolom distilasi. Gas buang nitrogen dipanaskan oleh air exchanger sampai suhu 22ºC kemudian masuk ke vessel II melalui valve B2. Karena adanya pemanasan tersebut, H2O dan CO2 yang diabsorbsi oleh alumina gel dan
molecullar sieve menguap dan keluar bersama gas buang nitrogen melalui valve A3. Aliran udara yang keluar dari adsorber merupakan udara kering dengan suhu 27ºC dan tekanan 5,4 kg/cm2.
Gambar Alat :
Gambar 11. Molecullar Sieve Adsober ( M 07 A/B ) (Sumber : PT. Samator, 2011) Keterangan Gambar : 1. Udara keluar dari Moisture Separator 2. Waste Nitrogen yang dibuang setelah digunakan untuk meregenerasi Mollecular Sieve Adsorber 3. Molecullar Sieve 4. Alumina 5. Udara yang telah diadsorbsi sisa uap H2O dan CO2
6. Waste Nitrogen yang berasal dari Low Pressure Column 4.2.2 High Pressure Column (K-50)
Prinsip : Memisahkan komponen udara berdasarkan beda titik didih. Banyaknya
tray adalah 60 tray dan tray yang digunakan berjenis Sieve Tray.
Tujuan : Memisahkan nitrogen dan rich liquid, nitrogen akan naik keatas dan rich
liquid akan berada di bagian bawah (cairan yang kaya oksigen dan mengandung sedikit argon), sehingga akan dihasilkan nitrogen cair setelah dilewatkan pada Main Kondensor.
Cara kerja : Udara umpan masuk pada High Pressure Column (HPC) melalui bagian
bawah kolom dalam bentuk campuran liquid dan gas (udara jenuh), udara proses dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didih. Oksigen titik didihnya lebih tinggi dari gas lainnya (O2 = - 183ºC, N2 = - 191ºC dan Ar = - 185ºC), maka oksigen akan turun (b1). Adanya reflux Liquid Nitrogen dari unit nitrogen recycle menyebabkan terjadi pemisahan antara cairan (rich liquid) dan gas (nitrogen). Oksigen cair akan turun sebagai Rich Liquid Oxigen dan keluar menuju Rich Liquid Subcooler. Gas Nitrogen memiliki titik didih lebih rendah daripada Oksigen, maka Nitrogen akan naik keatas. Gas Nitrogen yang menuju Main Condensor selanjutnya keluar menuju Product Nitrogen Liquid Subcooler yang selanjutnya diambil sebagai produk dan sebagian lagi digunakan sebagai refluk pada HPC bagian atas.
Sebagian gas Nitrogen dari HPC bagian atas dilewatkan Air Exchanger dan selanjutnya digunakan sebagai media pendingin udara umpan.
Gambar Alat :
Gambar 12. Destilasi kolom bawah (High Pressure Column) (Sumber : PT. Samator, 2011)
Keterangan Gambar :
a. Udara umpan masuk HPC.
b1. Rich Liquid. b. Rich Liquid keluar dari HPC, masuk ke Main Condenssor. c.
Gas Nitrogen keluar dari HPC dan masuk ke Main Kondensor
d. Gas Nitrogen tak murni (masih bercampur dengan argon) keluar dari bagian tengah HPC menuju Reflux nitrogen Subcooler e. Reflux Nitrogen cair dari Unit Nitrogen Recycle f.
Gas nitrogen keluar menuju Air xchanger
g. Tray 4.2.3 Low Pressure Column (K-51)
Prinsip : Memisahkan komponen udara berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Pada Low Pressure Column tray yang digunakan sieve tray yang berjumlah 127.
Tujuan : Memisahkan Liquid Oksigen menjadi Nitrogen pada bagian atas, Crude
Argon pada bagian tengah, dan pada bagian bawah akan terbentuk Oksigen cair yang akan diambil sebagai produk setelah dilewatkan subcooler
Cara kerja : 1. Rich liquid (Oksigen 36%) dari High Pressure Column selanjutnya masuk ke Low Pressure Column (pipa J), disini terjadi proses pemisahan berdasarkan titik didih. Nitrogen yang mempunyai titik didih lebih rendah akan naik ke atas selanjutnya akan terjadi kontak dengan N2 reflux yang berasal dari high pressure column sehingga terjadi pemisahan antara Oksigen, Nitrogen, dan Argon. Pada proses rektifikasi ini akan dihasilkan Nitrogen gas murni
yang bertujuan agar efisiensi gas Nitrogen yang keluar mendekati temperatur lingkungan, maka gas Nitrogen tersebut dilewatkan HE untuk diambil dinginnya. 2. Oksigen yang mempunyai titik didih lebih tinggi akan turun ke dasar kolom. Oksigen yang murni (pipa H) akan keluar menuju Product Liquid Oksigen Sob Cooler sebagai Oksigen cair kemudian menuju ke Storage Tank tempat penampungan. 3. Kolom atas bagian tengah juga menghasilkan Waste Nitrogen (pipa K) yang digunakan untuk regenerasi Molecullar Sieve adsorber, sebelum digunakan sebagai reaksi Molecullar Sieve adsorber, Waste Nitrogen diambil dinginnya dengan melewatkan subcooler (untuk pendinginan Oksigen produk) dan dilewatkan HE (untuk pendinginan feed udara).
Gambar Alat:
Gambar 13. Destilasi kolom atas (Low Pressure Colume) (Sumber : PT. Samator, 2011)
Keterangan Gambar :
a. Rich Liquid dari HPC masuk ke LPC b. Gas oksigen keluar menuju Oksigen Separator kemudian dikembalaikan lagi sebagai refluk. c. Liquid Oksigen keluar dari LPC menuju subcooler d.
Crude Argon keluar dari LPC menuju Argon Column
e. Waste Nitrogen keluar dari LPC menuju Air Exchanger setelah melewati subcooler. Waste Nitrogen ini digunakan untuk regenerasi MS
f.
Nitrogen masuk ke LPC sebagai reflux dari Air Exchanger
g. Gas Nitrogen keluar dari LPC menuju Air Exchanger yang selanjutnya dibuang h. Tray 4.2.4 Air Exchanger
Prinsip : Air Exchanger yang digunakan adalah type plate and fin, yang beroperasi
dengan prinsip pertukaran kalor antara fluida bersuhu lebih tinggi dengan fluida bersuhu lebih rendah.
Tujuan : Untuk mendinginkan udara umpan oleh laju alir produk ( Oksigen,
Nitrogen, dan waste gas ) yang keluar dari cold box.
Cara Kerja : Udara umpan yang keluar dari Molekular Sieve Unit, selanjutnya
didinginkan dalam air exchanger dengan menggunakan media pendingin gas dari kolom pemisahan, antara lain: 1. Crude argon sebesar 66 Nm3/jam bersuhu –185 0C dari Argon Colom ( K55 ) 2. Gas nitrogen dari atas Low Pressure Column ( K51 ) sebesar 3000 Nm3/jam dengan suhu –179 0C 3. Gas nitrogen dari atas High Pressure Column ( K50 ) sebesar 3000 Nm3/jam bersuhu –177 0C 4. Waste gas dari tengah Low Pressure Column ( K51 ) sebesar 3934 Nm3/jam dengan suhu –175 0C 5. Gas oksigen dari Oksigen Separator ( B 51 ) bersuhu -1790C
Udara proses yang keluar dari molekular sieve merupakan input fluida dalam Air Exchanger dengan suhu yaitu sekitar 22 – 27oC mengalami pendinginan dan penurunan suhu yang sangat drastis menjadi -168oC.
Gambar Alat
:
Separator sheet
T2
T1 Fin
T4 T3
Gambar 14. Air Exchanger (Sumber : PT. Samator, 2011)
Keterangan Gambar :
T1 : Input fluida yang didinginkan (fluida panas), yaitu : Udara proses yang keluar dari proses pemurnian udara dengan suhu antara 22 - 27oC T2: Input fluida pendingin, terdiri dari: 1. Waste nitrogen dari subcooler bersuhu -175oC 2. Gas oksigen dari bawah Low Pressure Column bersuhu -179oC 3. Gas nitrogen dari bagian atas High Pressure Column bersuhu -177oC 4. Gas nitrogen dari bagian atas Low Pressure Column bersuhu -179oC 5. Crude argon dari Argon Colomn bersuhu –1850C T3 : Output fluida yang didinginkan, terdiri dari: Udara proses yang mencair, yang akan masuk ke bagian bawah High Pressure Column dengan suhu -168oC T4: Output fluida pendingin yang menjadi panas, terdiri dari: 1. Waste nitrogen untuk regenerasi molecular sieve dan alumina dalam adsorber bersuhu 22 - 27oC 2. Gas oksigen dari Low Pressure Column menjadi gas oksigen produk (GOX) atau untuk dibuang bersuhu 22 - 27oC 3. Gas nitrogen dari bagian atas High Pressure Column yang akan masuk ke Nitrogen Recycle Compressor (NRC) bersuhu 22 - 27oC 4. Gas nitrogen dari bagian atas kolom low pressure menjadi gas nitrogen produk (GAN) atau untuk dibuang bersuhu 22 - 27oC. 5. Crude argon yang akan digunakan untuk bahan pembentukan Liquid Argon bersuhu 22 - 27oC.
Udara proses yang keluar dari proses pemurnian udara merupakan input dalam Air Exchanger dengan temperatur paling tinggi yaitu 27oC mengalami pendinginan dan penurunan temperatur yang sangat drastis menjadi -168oC. Air Exchanger sendiri berprinsip yaitu untuk pertukaran panas dari fluida panas menjadi dingin dan sebaliknya. Pada heat exchanger (Air Exchanger) ini menggunakan tipe plat and fin yang bertujuan untuk mengubah suhu yang semula 22 - 270C menjadi -1680C. Pada input T1 fluida yang akan didinginkan atau fluida panas masuk melalui plate yaitu udara proses yang berasal dari unit pemurnian udara dengan suhu 22 - 270C. Fluida tersebut mengalami pendinginan dengan fluida dari T2 yang lewat di fin yaitu waste nitrogen dari subcooler yang setelah mendinginkan produk oksigen cair dengan suhu -1830C, gas oksigen dari Low Pressure Column dengan suhu -1780C, gas nitrogen dari High Pressure Column bagian atas dengan suhu -1770C, gas nitrogen dari Low Pressure Column dengan suhu -1790C, dan juga Crude argon dari Argon Colomn bersuhu –1850C. Pada heat exchanger ini terjadi pertukaran panas dari input yang masuk berupa fluida panas dengan fluida dingin yang masuk. Maka output yang dihasilkan akan berlawanan dengan input. Pada T3 output yang dihasilkan yaitu udara proses yang sudah sangat dingin yang akan menjadi umpan masuk High Pressure Column bagian bawah dengan suhu -1680C. Fluida dingin yang telah melepaskan dingin maka menjadi panas antara lain, waste nitrogen yang digunakan untul regenerasi Molekullar Sieve Unit bersuhu 22 - 27oC, gas oksigen dari Low Pressure Column yang akan dibuang atau dimanfaatkan sebagai produk gas oksigen bersuhu 22 - 27oC, gas nitrogen dari High Pressure Column yang selanjutnya akan menjadi umpan di Nitrogen Recycle Compressor dengan bersuhu 22 - 27oC, gas nitrogen dari Low Pressure Column yang akan dibuang
atau dimanfaatkan untuk produk gas nitrogen bersuhu 22 - 27oC, dan juga crude argon yang akan digunakan untuk bahan pembentukan Liquid Argon bersuhu 22 - 27oC.
BAB V NERACA MASSA DAN NERACA PANAS
5.1 Dasar Teori 5.1.1 Neraca Massa Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa massa suatu zat tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Hal ini mengarah pada konsep bahan, bahwa bahan dalam setiap proses adalah tetap. Jikapun terjadi perubahan, hal ini disebabkan karena energi dan massa dapat saling bertukar, sehingga jumlah keduanya tetap sama. Perubahan tersebut didefinisikan menurut hukum Einstein, yaitu :
∆E = ∆M . C2 Dimana : ∆E
= Perubahan energi (erg)
∆M
= Perubahan massa (gram)
C
= Kecepatan cahaya ( 3 x 1010 cm/detik )
Untuk mengetahui secara tepat komposisi umpan masuk dan bahan keluar dapat dihitung dengan neraca massa. Neraca massa merupakan perhitungan kuantitatif dari komposisi bahan masuk / keluar alat proses secara tepat dan merupakan perhitungan dasar dari satuan operasi dan satuan proses. Pemakaian dan kegunaan dari neraca massa adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengontrol bahan masuk dan bahan keluar.
2. Untuk
menghitung
kapasitas
dari
peralatan
proses
yang
digunakan. 3. Untuk mengetahui efisiensi dalam proses. Dalam reaksi kimia biasanya perubahan massa yang terjadi sangat kecil sehingga prinsip kekekalan massa dapat diberlakukan. Konversi massa mensyaratkan bahwa bahan yang masuk suatu proses akan terkumpul atau keluar meninggalkan proses tersebut. Bahan tersebut mungkin hilang atau bertambah. Input – Output = Akumulasi Dasar Perhitungan neraca massa dapat dibedakan menjadi dua tipe proses, yaitu : 1.
Tipe Static ( Proses Batch )
Proses batch yaitu pemasukan bahan baku ke dalam proses yang dilakukan setelah satu rangkaian proses selesai diambil hasilnya dan tergantung pada lamanya waktu tinggal dalam suatu proses. Pada proses batch pengaruh waktu tidak dimasukan dalam perhitungan, tetapi hanya umpan masuk dan produk keluar saja. Input = Output + Akumulasi 2.
Tipe Dinamic ( Proses Kontinyu )
Proses kontinyu yaitu suatu proses yang berlangsung dimana bahan dimasukan dan dikeluarkan secara terus menerus. Di dalam proses kontinyu memerlukan waktu tertentu, sedangkan bahan tinggal di dalam alat pada waktu tertentu pula.
Input Output Akumulasi = + Satuanwakt u Satuanwakt u Satuanwakt u
Neraca massa umum dibedakan menjadi dua macam, yaitu neraca massa overall dan neraca massa komponen. 1.
Neraca massa Overall ( Neraca massa total )
Neraca massa overall merupakan neraca massa dimana semua komponen bahan masukan dan bahan keluaran diperhitungkan dengan memandang suatu proses dari awal sampai akhir dan merupakan kesatuan unit. 2.
Neraca massa komponen
Neraca massa komponen merupakan neraca massa yang perhitungannya berdasarkan atas satu komponen bahan masukan saja. Dimana berlaku persamaan Komponen bahan masuk = komponen bahan keluar Untuk mempermudah Perhitungan dalam reaksi – reaksi kimia ditentukan suatu jumlah tertentu dimana input atau reaktan dan output atau hasil reaksi sebagai dasar perhitungan. 5.1.2 Neraca Panas Adalah bentuk khusus dari neraca tenaga, dimana perubahan energi kinetik, energi potensial dan kerja yang dilakukan oleh sistem diabaikan. Dalam suatu proses, neraca panas ini dapat digunakan untuk flow proses pada tekanan tertentu dan non flow pada tekanan konstan. 1. Flow proses ( Tekanan kontinyu )
Adalah arus material yang masuk dan keluar berlangsung terus – menerus selama operasi. Pada keadaan ini suhu, komposisi komponen dan kecepatan alir pada setiap titik adalah sama, jadi tidak tergantung pada waktu. Keadaan ini disebut keadaan Steady State. 2. Non flow proses Dalam hal ini proses operasinya bersifat berkala, susunan suhu berubah sesuai dengan waktu dan terjadi bila tidak ada arus masuk dan keluar secara kontinyu. Beberapa hal yang penting dalam penyusunan neraca panas adalah sebagai berikut : 1. Panas Sensible Merupakan panas yang dapat diserap atau dilepaskan berkaitan dengan kenaikan atau penurunan suhu. Qs = m . . dt
(Pada tekanan tetap)
Qs = m . Cv . dt
(Pada volume tetap)
Dimana : Qs = Panas sensible (kJ) m
= Massa bahan (kg)
= Kapasitas panas pada tekanan tetap (kJ/ kg K) Cv = Kapasitas panas pada volume tetap (kJ/ kg K) dt = Perbedaan suhu (K) Kapasitas pada tekanan tetap () dapat dihitung dengan : a. Persamaan fungsi suhu = p (t) = a + bT + cT2 Dimana : a, b, c = Konstanta yang ditetapkan
T
= Suhu mutlak (K)
b. mean (m) m = dQ/dT =
m.( a bT cT 2 ) m..dT = T2 T1 T2 T1
= m (aT)(T2/T1) + m b/2(T2)(T2/T1) + m c/3(T3)(T2/T1) 2
=
2
3
3
m.a (T2 T1 ) m.b / 2(T2 T1 ) m.c / 3(T2 T1 ) T2 T1
c. rata -rata =
1 2 ........ m n
d. dari tabel atau grafik 2. Panas Laten Merupakan panas yang dibutuhkan atau dilepaskan oleh suatu sistem pada saat perubahan fase. Hf = m.Hfo P2/P1 = H / R (1/T2 – 1/T2) Dimana : H
= Panas laten suatu zat ( kJ)
P1
= Tekanan 1 ( kg/m2 detik )
P2
= Tekanan 2 ( kg/m2 detik )
T1
= Temperatur 1 ( K )
T2
= Temperatur 2 ( K )
Beberapa macam panas laten:
a. Panas laten penguapan. Adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu sistem pada saat perubahan fase dari cair ke gas pada suhu tetap. b. Panas laten sublimasi. Adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu sistem pada saat perubahan fase dari padat ke gas. c. Panas laten peleburan. Adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu sistem pada saat perubahan fase dari padat ke cair. d. Panas laten pembekuan. Adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu sistem pada saat perubahan fase dari cair ke padat (Es). e. Panas laten transisi. Adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu sistem pada saat perubahan fase dari uap ke jenuh. 3. Suhu Jika reaksi masuk pada temperatur yang berbeda dengan zat hasil reaksi keluar, maka panas reaksi diperhitungkan berdasarkan panas reaksi standar. H = Hp + H25 - HR Apabila reaksi berlangsung adiabatis artinya tidak ada panas yang masuk maupun keluar dari sistem serta semua hasil reaksi tetap pada keadaan temperatur aliran, maka hasil reaksi ini adiabatis.
4. Massa Jika massa zat reaksi yang digunakan untuk reaksi lebih besar, maka berbanding lurus dengan panas yang dikeluarkan.
5. Tekanan Pada gas ideal, enthalpi tidak bergantung pada tekanan, demikian pula bila zat pereaksi padat atau cairan. 6. Panas reaksi a. Panas reaksi standar (Hf) Panas reaksi standar merupakan perubahan enthalpi sebagai hasil reaksi pada tekanan 1 atm. Dimana zat pereaksi dan hasil reaksi konstan (25oC). Untuk flow proses, maka panas yang ditambahkan atau dilepaskan sama dengan kenaikan enthalpi, sehingga Q = H. Untuk non flow proses, proses pada tekanan konstan Q = H, dan pada volume konstan Q = 0. Q = HStandar = m..dT b. Panas pembentukan standar (Hfo) Adalah jumlah panas yang terjadi atau panas yang dibutuhkan untuk pembentukan 1 mol zat tersebut dari unsur – unsurnya dengan satuan kJ/kg.mol. Jika Hfo = (-) berarti reaksi eksotermis. Jika Hfo = (+) berarti reaksi endotermis. c. Panas pembakaran standar (Hco)
Adalah jumlah panas yang diperlukan untuk pembakaran suatu senyawa secara sempurna pada temperatur 25oC tekanan 1 atm. Hco = Hco reaktan- Hcoproduk d. Panas penguraian( Hv ) Adalah panas yang diperlukan untuk menguraikan 1 mol zat terlarut menjadi unsur – unsurnya. Biasanya panas penguraian sama dengan panas pembentukan dengan tanda berlawanan arah. Hv = - Hf o e. Panas pelarutan Adalah panas yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol senyawa dilarutkan dalam pelarut berlebihan sampai keadaan dimana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepas lagi. f.
Panas pengenceran Adalah kalor yang diserap atau dilepaskan ketika suatu larutan diencerkan dalam batas konsentrasi tertentu.
g. Panas netralisasi Adalah jumlah panas yang dilepas ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Untuk asam kuat atau basa kuat, harga panas reaksinya selalu tetap, sedangkan untuk asam lemah atau basa lemah harga panas reaksinya lebih kecil. 7. Perpindahan panas
a. Konduksi Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi antara dua buah benda yang mempunyai perbedaan suhu tanpa disertai dengan adanya perpindahan massa. Perpindahan panas ini tergantung pada konduktivitasnya.
Rumus yang berlaku adalah : q = -kA.T/x Dimana : Q
= Laju perpindahan kalor
T/x = Gradien suhu kearah perpindahan kalor k
= Konduktivitas atau hantaran intermal benda
b. Konveksi Konveksi adalah panas yang dipindahkan dari molekul yang suhunya tinggi kemolekul yang suhunya lebih rendah dan disertai perpindahan massa yang biasanya terjadi pada gas dan cairan. Rumus yang berlaku adalah : q = h.A.dT Dimana : Q
= Panas konveksi (kJ/hr)
H
= Koefisien perpindahan panas konveksi (kJ/hr.m.K)
A
= Luas penampang perpindahan panas (m)
dT
= Perpindahan suhu (K)
c. Radiasi Radiasi adalah perpindahan panas yang berlangsung secara radiasi
gelombang
elektromagnetik
dan
tidak
memerlukan
medium. Rumus yang berlaku adalah : q = A.. (T24 – T14) Dimana : q
= Panas radiasi (kJ/ hr)
T1
= Suhu awal (K)
T2
= Suhu akhir (K)
A
= Luas perpindahan panas (m2)
= Konstanta Stefen – Boltzman (5,669 . 10-8 W/m2K4) 5.2 Neraca Massa PT. Samator – Kendal Basis 1 jam operasi pada pukul 09.00 – 10.00, pada tanggal 25 dan 27Februari 2011, massa udara masuk = 12112,142 kg. Tabel 5. Neraca Massa pada Kompresor Udara (C – 10) Komponen
input kg
output kmol
kg
kmol
N2
8970,821
320,386
8970,821
320,386
O2
2760,253
86,258
2760,253
86,258
Ar
147,649
3,697
147,649
3,697
CO2
18,073
0,411
18,073
0,411
H2O
215,346
11,964
215,346
11,964
12112,142
422,716
12112,142
422,716
Total
Tabel 6. Neraca Massa pada High Level Freon Cooler (H – 13) Komponen
input
output
Kmol
Kg
Kmol
Kg
N2
320,386
8970,821
320,386
8970,821
O2
86,258
2760,253
86,258
2760,253
Ar
3,697
147,649
3,697
147,649
CO2
0,411
18,073
0,411
18,073
11,964
215,346
8,375
150,742
3,589
64,604
422,716
12112,142
H2O gas H2O liquid Total
-
-
422,716
12112,142
Table 7. Neraca Massa pada Molecular Sieve Tower (T – 18 A/B) Komponen
input Kmol
N2
320,386
O2
output Kg
Kmol
Kg
8970,821 320,386
8970,821
86,258
2760,253
86,258
2760,253
Ar
3,697
147,649
3,697
147,649
CO2
0,411
18,073
-
-
11,964
215,346
-
-
H2O gas CO2
-
-
0,411
18,073
H2O liquid
-
-
11,964
215,346
12112,142 422,716
12112,142
Total
422,716
Table 8. Neraca Massa pada High Pressure Column (H – 14) Input
Komponen
Kmol
output Kg
Kmol
Kg
GA: N2
247,785
6937,990
-
-
O2
66,711
2134,766
-
-
Ar
2,859
114,191
-
-
LA: N2
-
-
184,587
5168,437
O2
-
-
65,995
2111,855
Ar
-
-
2,859
114,191
126,351
3537,836
LN2: N2
134,036
3753
GN2: N2
-
-
70,883
1984,717
O2
-
-
0,716
22,912
Total
451,392 12939,947
451,392 12939,947
Table 9. Neraca Massa pada Low Pressure Column (K – 51) input Komponen
Kmol
output Kg
Kmol
Kg
LA : N2
184,587
5168,437
-
-
O2
65,995
2111,855
-
-
Ar
2,859
114,191
-
-
N2
112,833
3159,332
-
-
O2
1,143
36,582
-
-
Ar
1,486
59,357
-
-
LA (K-55):
GA: N2
111,005
3108,149
-
-
O2
1,133
36,247
-
-
Ar
2,265
90,481
-
-
126,351
3537,836
-
-
O2
338,207
10822,622
-
-
Ar
3,416
136,444
-
-
LN2: N2 LO2:
GO2: N2
-
-
114,135
3195,775
O2
-
-
1,277
40,870
Ar
-
-
1,974
78,835
O2
-
-
178,089
5698,852
Ar
-
-
0,536
21,403
N2
-
-
300,482
8413,498
O2
-
-
3,349
107,163
Ar
-
-
3,958
158,071
-
-
120,160
3364,481
O2
-
-
223,763
7160,420
Ar
-
-
3,559
142,163
LO2 produk:
WN:
GN2 produk: N2 GO2 produk:
Total
951,282
28381,532 951,282 28381,532
Table 10. Neraca Massa pada Argon Column input komponen
Output
Kmol
Kg
Kmol
Kg
N2
11,493
321,813
-
-
O2
22,987
735,572
-
-
Ar
195,386
7803,725
-
-
LA input:
LA output: N2
-
-
112,833
3159,332
O2
-
-
1,143
36,582
Ar
-
-
1,486
59,357
GA:
-
-
N2
-
-
111,005
3108,149
O2
-
-
1,133
36,247
Ar
-
-
2,265
90,481
GO2: N2
0,043
1,197
-
-
O2
146,139
4676,450
-
-
Ar
13,064
521,770
-
-
LO2: O2
-
-
146,138
4676,403
Ar
-
-
10,159
405,762
N2
-
-
0,043
1,197
O2
-
-
0,001
0,047
Ar
-
-
2,903
116,008
CRUDE Ar:
Total
389,112
14060,526 389,112 14060,526
Table 11. Neraca Massa pada Deoxo Tower (T – 71) input Kmol Kg
Komponen Cruide Argon N2 O2 Ar H2 input H2 H2O output H2O Total
output Kmol Kg
0,043 0,001 2,905
1,197 0,047 116,008
0,003
0,006
2,952
117,258
0,043 1,197 2,905 116,008 -
-
0,004 0,053 2,952 117,258
Table 12. Neraca Massa pada Pure Argon Column (K – 56)
Komponen Cruide Argon N2 Ar Gas Buang N2 Ar Liquid Argon Ar Total
Kmol
0,043 2,905 2,948
Tabel 13. Neraca Massa Total Komponen
input Kg
Kmol
output Kg
-
-
1,197 116,008 117,205
0,097 0,488
2,703 19,509
2,416 3,948
95,499 117,205
input
output
12112,142
-
N2
-
8970,821
O2
-
2760,253
Ar
-
147,649
CO2
-
18,073
H2O
-
215,346
AIR COMPRESSOR udara masuk
Total
12112,142 12112,142
HIGH LEVEL FREON COOLER udara masuk
12112,142
-
N2
-
8970,821
O2
-
2760,253
Ar
-
147,649
CO2
-
18,073
H2O buang
-
150,742
H2O sisa
-
64,604
Total
12112,142 12112,142
MOLEKULAR SIEVE udara masuk
12112,142
-
N2
-
8970,821
O2
-
2760,253
Ar
-
147,649
CO2
-
18,073
H2O sisa
-
215,346
total
12112,142 12112,142
HIGH PRESSURE COLUMN udara masuk
9186,947
-
Liquid Nitrogen
3753,000
3537,836
Waste Gas
-
2007,629
Rich Liquid
-
7394,483
total
12939,947 12939,947
LOW PRESSURE COLUMN Rich Liquid
7394,483
-
Liquid Nitrogen
3537,836
-
Rich Liquid dari Argon Column
3255,271
-
10959,066
-
3234,876
-
-
3364,481
Liquid Oksigen Udara Gas Gas Nitrogen Produk
Waste Gas
-
8678,732
Gas Oksigen Produk
-
7302,584
Liquid Oksigen Produk
-
5720,255
Gas Oksigen
-
3315,480
total
28381,532 28381,532
ARGON COLUMN Rich Liquid
8861,109
5626,233
Gas Oksigen
5199,417
-
Cruide argon
-
117,252
Liqiud Oksigen
-
5082,165
Udara Gas
-
3234,876
Total
14060,526 14060,526
DEOXO TOWER Cruide argon
117,252
117,205
H2 input
0,006
-
H2 output
-
0,053
Total
117,258
117,258
PURE ARGON COLUMN Cruide argon
117,205
-
Gas Buang
-
22,212
Liquid Argon
-
96,499
Total Subtotal
117,205
117,205
91952,893
91952,93
EFFISIENSI PRODUKSI =
jumlah produk x 100% jumlah bahan baku masuk
1. Produk oksigen =
jumlah produk oksigen x 100% jumlah bahan baku masuk
=
liquid oksigen produk + gas oksigen x 100% 12112.142
=
9035.735 x 100% 12112.142
= 74,6 % 2. Produk Nitrogen =
jumlah produk nitrogen x 100% jumlah bahan baku masuk
=
3364,481 x 100% 12112.142
= 27,78 % 3. Produk Argon =
jumlah produk argon x 100% jumlah bahan baku masuk
=
69,499 x 100% 12112.142
= 0,008 %
5.3 Neraca Panas Table 14. Neraca Panas pada Kompresor Udara (C – 10) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2 O2 Ar
2.099.172,195 616.088,407 87.171,896 4.294,165 49.615,638 4.755.614,330
5.247.930,487 1.565.063,293 661.762,260 11.223,385 125.977,207 -
CO2 H2O(g) Panas yang diserap Total
7.611.956,631
7.611.956,631
Table 15. Neraca Panas pada Reactivation Exchanger (H – 17) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2 O2 Ar
5.247.930,487 1.565.063,293 661.762,260 11.223,385 125.977,207
3.673.551,341 1.078.154,713 279.986,563 7.742,509 88.184,045
546.877,365 6.644,094 13.910,268 4.227.473,548
6.015.651,011 74.263,824 1.189.327,901 -
12.406.861,906
12.406.861,906
CO2 H2O(g) WN : N2 O2 Ar Panas yang dilepas Total
Tabel 16. Neraca Panas pada After Cooler (H – 13) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2 O2 Ar
3.673.551,341 1.078.154,713 279.986,563 7.742,509 88.184,045 -
2.449.034,227 718.769,809 117.203,677 5.085,766 57.884,911 1.779.640,780
5.127.619,170
5.127.619,170
CO2 H2O(g) Panas yang dilepas Total
Tabel 17. Neraca Panas pada High Level Freon Cooler (H – 14) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2
2.449.034,227 718.769,809 117.203,677 5.085,766 57.884,911
O2 Ar CO2
-
H2O(g)
-
874.655,081 256.703,503 21.925,858 1.762,126 14.471,228 6.201,955 333.678,592
H2O(l) Panas yang dilepas Total
3.347.978,390
3.347.978,390
Table 18. Neraca Panas pada Air Exchanger (E – 20) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2 O2
874.655,081 256.703,503 21.925,858
-9.817.666,88 -2.784.818,971 -3.289.808,889
-9.275.881,455 -110.645,596 -3.773.160,154
546.877,3647 6.644,093883 13.910,26785
-3.751.732,578
218.691,2542
Ar WN : N2 O2
Ar
-7.562.120,047 -3.628.774,803
443.946,0685 12.510,36938
GN2: -1.395,345 -51,498 -3.268.580,133
N2
77,818455 2,925195429 10.208,69378
GO2 : O2
116,728 17.227,171
Ar
12.499.497,353
-1.365,175142 -3.061.424,855 -
-17.702.215,91
-17.702.215,914
Cr.Ar (1) : N2 O2 Ar Cr.Ar (2) : N2 Ar Panas yang dilepas Total
Tabel 19. Neraca Panas pada Sub Cooler Panas (kkal) Komponen Input
Output
LA : N2 O2
-5.689.415,809 -2.143.110,067 -2.588.662,759
-6.154.058,325 -2.354.929,086 -3.427.235,290
-3.945.040,373
-4.323.942,555
Ar
LN2 : N2
-4.090.872,246
-3.688.143,890
-9.964.946,934 -118.864,983 -4.671.573,771
-9.275.881,455 -110.645,596 -3.773.160,154
104.490,593
-
-33.107.996,350
-33.107.996,350
GN2 : N2 WN : N2 O2 Ar Panas yang dilepas Total
Table 20. Neraca Panas pada High Pressure Column (K – 50) Panas (kkal) Komponen Input
Output
GA : N2 O2
-957.222.520,771 -258.988.164,274 -488.536.620,067
Ar
-
LA : N2 O2
-5.689.415,809 -2.143.110,067 -2.588.662,759
Ar -4.184.970,300 LN2 :
-3.945.040,373
N2
-
WG :
-
-3.751.732,578 -23.926,584 -
N2 O2
1.690.790.387,240
Panas yang dilepas Total
-18.141.888,171
-18.141.888,171
Tabel 21. Neraca Panas pada Low Pressure Column (K – 51) Panas (kkal) Komponen Input
Output
LA (T-222) : N2
-6.154.058,325 -2.354.929,086 -3.427.235,290
-
-3.761.816,696 -40.792,835 -1.781.491,716
-
-
O2
-3.642.128,566 -39.777,053 -2.590.044,893
Ar
-4.323.942,555
-
O2 Ar LA (T-241) : N2
GA :
-
-
-11.493.624,608 -3.541.548,103
N2
-
O2
-
Ar
-
LN2 :
N2
-
-
O2
-
-
Ar
-
-
LO2 :
GO2 : N2
-
O2
-
Ar
-6.018.557,597 -546.316,244
LO2 produk : O2
-3.624.008,603 -43.404,204 -2.046.253,163
-10.229.972,118 -122.026,286 -5.049.032,051
Ar WN :
-
N2
-
O2
-4.090.872,246
190.052,364 -7.562.120,047 -3.628.774,803
Ar GN2 produk :
-
N2 GO2 produk : O2 Ar Panas yang diserap Total
-42.961.337,361
-42.961.337,361
Tabel 22. Neraca Panas pada Argon Column (K – 55) Panas (kkal) Komponen Input
Output
LA : N2 O2
-383.182,211 -820.235,845 -234.214.748,217
Ar GO2 :
-
-1.357,633 -4.966.389,561 -13.543.067,340
N2
-
O2
-
Ar
-
LA : N2 O2
-6.584.921,150 -40.792,835 -1.781.491,716
Ar GA :
-3.642.128,566 -39.777,053 -2.590.044,893
N2 O2 -
-4.966.339,455 -10.531.966,705
Ar LO2 : O2
-1.395,345 -51,498 -3.268.580,133
Ar
-
Cr.Ar :
N2 O2
220.481.491,459
Ar Panas yang diserap Total
-33.447.489,348
-33.447.489,348
Tabel 23. Neraca Panas pada Pure Argon Column (K – 56) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Cr. Ar : N2
-1.365,175142 -3.061.424,855
Ar
-
WG : N2
-3.149,871 -549.673,265
Ar LAr :
-2.504.727,394 -
Ar
5.239,501
Panas yang diserap Total
-3.057.550,529
-3.057.550,529
Tabel 24. Neraca Panas Total Panas (kkal)
Nama Alat
Input
Output
Kompresor udara
2856342,301
7611956,631
Reactivation exchanger
8179388,358
12406861,906
After cooler
5127619,170
3347978,390
High level freon cooler
3347978,390
1175719,750
Heat exchanger
-30201713,267
1175719,750
Sub cooler
-33212486,943
-33107996,350
High pressure column
-1708932275,411
-16603313,943
Low pressure column
-43151389,725
-42961337,361
Argon column
-253928980,807
-33447489,348
Pure argomn column
-3062790,030
-3057550,529
Panas yang diserap
1949518856,861
total
-103459451,102
-103459451,102
Panas yang diserap = (total panas output alat) – (total panas input alat) = [-103459451,102 - (-2052978307,963)] kkal = 1949518856,861 kkal Artinya, panas yang diserap oleh pabrik sebesar 1949518856,861 kkal
Efisiensi Neraca Panas Total =
total panas keluar x 100% total panas masuk
−103459451,102 −2052978307,963 = 5,039 %
=
×
%
BAB VI UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
6.1 Utilitas Utilitas adalah suatu unit yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi, untuk menunjang kelancaran proses produksi. Utilitas yang ada di PT Samator, Kaliwungu, Kendal adalah sebagai berikut : 1. Penyediaan air, meliputi air minum, air pendingin 2. Penyediaanlistrik 3. Penyediaanrefrigerant 4. Penyediaanudaratekanuntukkebutuhan instrument 6.1.1 Penyediaan Air Sumberkebutuhanair
di
PT.
Samator
Kendal
diperolehdarisumurartesisdengankedalamankuranglebih 100 meter dan debit 12 m3 per jam. Alasandigunakan air artesisini, yaitu : a. Air artesismerupakansumber air yang bersihdanmurah b. Tingkat pencemaran air tidakterlalutinggi, karena air artesismerupakan air tanah c. Lokasisumberdekatdenganlokasipabrik, sehinggatidakmembutuhkanbiayapengangkutan yang besar 6.1.1.1 Penyediaan Air Minum Untuk kebutuhan air minum dan penyediaan makanan di kantin, PT Samator menyediaan air minumuntuk setiap harinya adalah 3 gallon per haridengancaramembeli air mineral (aqua gallon).Hal ini disebabkan air tanah disekitar pabrik merupakan air sadah sehingga tidak layak untuk digunakan
sebagai air minum dan untuk memenuhi keperluan air untuk MCK di plant, kebutuhan air di Mushola dan MCK di kantor, PTSamatormenggunakan air dari PDAM Kota Kendal sebesar 10 m3/hari. Tabel25.SyaratKualitas Air MinumSesuaiPeraturanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor : 01/BIRHUKMAS/I/1975 Unsur-unsur Satua Min. Max. Max.diperb keterangan n Diperbolehka dianjurka olehkan n n I. FISIKA 0 1. Suhu C Suhuudara *skalapt-co 2. Warna Unit* 5 50 3. Bau tidakberbau 4. Rasa tidakberasa 5. Kekeruhan Unit** 5 25 II. KIMIA 6. pH 6,5 9,2 7. Zatpadat mg/lt 500 1500 8. Zatorganik(KmnO4) mg/lt 10 9. CO2agresif(CO2) mg/lt 0,0 10. Kesadahan OD 5 10 11. Calsium(Ca) mg/lt 75 200 12. Magnesium (Mg) mg/lt 30 150 13. Besi(Fe) mg/lt 0,1 1,0 14. Mangan(Mn) mg/lt 0,05 0,5 15. Tembaga(Cu) mg/lt 0,05 1,5 16. Zink (Zn) mg/lt 1,00 15 17. Chlorida(Cl) mg/lt 200 600 18. Sulfat(SO4) mg/lt 200 400 19. Sulfida (H2S) mg/lt 0,0 20. Fluorida (F) mg/lt 1,0 2,0 21. Amoniak (NH4) mg/lt 0,0 22. Nitrat(NO3) mg/lt 20,0 23. Nitrit***(NO2) mg/lt 0,5 ***zatberacu 24. Phenol*** mg/lt 0,001 0,002 n 25. Arsen*** mg/lt 0,05 26. Timbal*** (Pb) mg/lt 0,1 27. Selesium*** mg/lt 0,01 28. Chromium*** mg/lt 0,05 martabat 6 29. Cyanida*** mg/lt 0,05 30. Cium*** mg/lt 0,01 31. Air raksa*** mg/lt 0,001 III.RADIO AKTIF 32.Sinar Alfa µC 109 32. Sinar Beta µC 108 IV. Mikrobiologi -
( Sumber : Manual Instruction Of Plant) Dari hasil analisa di atas,air baku untuk sanitasi di PT Samator Kendal sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 01/BIRHUKMAS/I/1975 tentang syarat kualitas air minum. Oleh karena itu,untuk air sanitasi ini tidak ada pengolahan air (water treatment) khusus sebelum digunakan dalam proses pabrik untuk memenuhi kebutuhan sanitasi para karyawan. 6.1.1.2 PenyediaanAir Pendingin Penyediaan air pendingin diperoleh dari air tanah. Syarat yang harus dipenuhi jika air digunakan sebagai pendingin proses adalah harus bersih, tekanan supply 3,5 kg/cm2g, tekanan kembalian 1,5 kg/cm2g, temperatur supply 320C (maksimal), temperature kembalian 500C (maksimal). Untuk dapat dijadikan sebagai air proses di Plant LONA , air bawah tanah harus memenuhi syarat untuk mencegah timbulnya kerak, korosi dan timbulnya lumut dan bakteri dengan pengaturan kepekatan air dan penambahan bahan anti lumut, serta anti korosi. Tabel . Syarat Baku Mutu Air Pendingin Parameter Satuan Nilai PH (pada 250C)
-
6-8
Konduktivitas Listrik (pada 250C)
s/cm
500
Total hardness (sebagai CaCO3)
ppm
150
Alkalinity (sebagai CaCO3)
ppm
100
Ion Klorida (sebagai Cl-)
ppm
200
Ion Sulfat (sebagai SO42-)
ppm
200
Ion Besi (sebagai Fe2+)
ppm
1
Ion Silika (sebagai SiO2)
ppm
50
Ion Amonium (NH4+)
ppm
Tak terdeteksi
Zat padat tersuspensi
ppm
10
Mangan (Batu Kawi)
ppm
50
Ion Belerang (S2-)
ppm
Tak terdeteksi
Stabilitas indeks
ppm
6-7
(Sumber: Manual Instruction of Plant) Air pendingin yang ada di PT Samator berasal dari air artesis (air tanah). Air tanah yang ada di PT Samator mempunyai kesadahan yang tinggi (200 ppm) yang sangat berbeda jauh dengan syarat baku mutu air pendingin (150 ppm) sehingga membahayakan proses produksi dan peralatan. Hal-hal yang sering terjadi akibat air pendingin yang kurang bersih adalah kerak, korosi, timbulnya lumut dan bakteri. Timbulnya kerak dalam pipa – pipa proses akan menyebabkan pertukaran panas yang terjadi dalam heat exchanger kurang sempurna karena luas area perpindahan panas yang berkurang. Adanya korosi pada pipa - pipa proses juga sangat membahayakan karena berakibat keroposnya pipa-pipa tersebut sehingga ketebalan diameter pipa menjadi tidak sama. Oleh karena itu sebelum digunakan sebagai air pendingin, air tanah harus proses pengolahan air (water traeatment) terlebih dahulu. 6.1.1.3 Proses Pengolahan Air Pendingin Air pendingin yang digunakan diambil dari sumur artesis. Air dari sumur artesis dipompa kemudian ditampung dalam bak penampungan I. Air ditampung dalam bak penampungan I ini untuk mengendap akan kotoran-kotoran yang terbawa bersama air artesis tersebut dari total zat padat yang tersuspensi dari air artesis ≤ 10 ppm menjadi tidak terdeteksi lagi. Kemudian air dari bak penampungan I dengan pH awal 6,5 – 9,5 dijaga kondisinya menjadi 6 – 7 dan
dialirkan masuk dalam softener. Dalam softener air tersebut mengalami demineralisasi dengan resin, tujuannya adalah untuk menghilangkan zat padat terlarut yang terikut dalam air. Resin yang digunakan adalah Resin Anion-Kation, resin ini berfungsi untuk menyerap mineral, logam, asam, serta kotoran yang terkandung dalam air sehingga akan mengurangi kesadahan air tersebut. a.
Resin Anion (penukar anion) Merupakan alat yang bertujuan untuk mereduksi anion. Alat ini terdiri dari
anion resin basa lemah dan anion resin kuat. Anion resin basa lemah untuk menangkap ion Sulfat (SO42-) kandungan awalnya adalah 205 ppm di make up menjadi 50 ppm dan Ion Klorida (Cl-) dari ≤ 300 ppm menjadi ≤ 50 ppm. Sedangkan anion resin basa kuat digunakan untuk menangkap Ion Silika (SiO2) yang kandungan awalnya ≤ 50 ppm hingga tidak terdeteksi dan ion CO32, seperti pada total hardness (CaCO3) yang kandungan awalnya ≤ 150 ppm menjadi≤ 50 ppm dan dari alkalinity (seperti CaCO3) dari ≤ 100 ppm menjadi ≤ 50 ppm. Reaksinya : H2SO4(l) + HCl(l)+
2 NaOH(l)
NaOH(l)
H2CO3(l)+ 2NaOH(l) H2SiO2(l) + NaOH(l)
Na2SO4(l) + 2H2O(l) NaCl (l)+H2O(l) Na2CO3(l)+ 2 H2O(l) Na2SiO2(l) +H2O(l)
b. Resin Kation (penukarkation) Merupakan alat penukar ion-ion positif dengan ion hidrogen (H+) dengan tujuan mereduksi kation – kation yang terkandung dalam air. Resin ini mempunyai 2 kolom terdiri dari dua resin yaitu kation resin asam kuat dan kation resin asam lemah.
Air yang telah difilter dikirim ke kation exchanger masuk kolom pertama berisi kation resin asam kuat yang akan mengganti semua kation dengan ion hidrogen (H+). Kemudian ke kolom kedua berisi kation resin asam lemah hanya akan mengganti Ca2+, Mg2+, Fe2+, dan Na+dengan ion Hidrogen (H+). Reaksinya : Ca2+ + 2 HCl(l)CaCl2(l) + 2H+ Mg2+ + 2HCl (l)MgCl 2(l) + 2H+ Na+ + HCl (l)NaCl(l)+ H+ Fe2+ + 2 HCl(l)
FeCl 2(l) + 2H+
Air proses dari softener kemudian ditampung dalam bak penampung II (basin) untuk mendapatkan treatment. Treatment tersebut meliputi : a.
Pemberian NALCO ST 40 Berbentuk cairan yang digunakan sebagai zat anti mikroorganisme dengan dosis pemakaian sebanyak 4 kg/hari.
b.
Pemberian NALCO 3 DT 165 NALCO 3DT165 merupakan zat anti korosi, NALCO 3 DT 165 ini merupakan zat untuk menaikkan phospat dalam basin. Kalau terlalu rendah maka akan mudah mengalami kerak. Dengan dosis pemakaian sebesar 37,5 kg tiap 2 minggu.
c.
Pemberian NALCO 7348 Digunakan sebagai biodispersan, NALCO 7348 mengandung senyawa Aluminium
Sulfat
yang
berfungsi
sebagai
koagulan
dengan
dosis
pemakaiannya 3kg tiap minggu. d.
Pemberian NALCO 2834 Berbentuk cairan yang mengandung Natrium Aluminat dan digunakan sebagai zat anti lumut (alga dan ganggang) dengan dosis pemakaian 15 kg tiap minggu. Air dari basin kemudian dipompa menuju Plant LONA dengan suhu 29–
300C dan air yang keluar dari plant LONA dengan suhu 500C yang kemudiaan disirkulasikan kembali menuju cooling tower untuk pendinginan. Dengan menggunakan 3 pompa, air dari cooling tower dipompa ke alat sebagai air pendingin. Air yang keluardari cooler didinginkan pada cooling tower dengan kontak langsung dengan udara sehingga ada sebagian air yang menguap ke atsmosfer. Karena adanya penguapan, maka kandungan air semakin pekat (tinggi) dan apabila masuk ke peralatan proses dapat mengakibatkan timbulnya kerak yang bisa menghambat aliran air sehingga air yang keluar dari peralatan proses sebagian air harus dibuang dulu sebagai blowdown. Adanya air yang menguap, ditiup angin, kebocoran dan blow down akan menyebabkan air dalam cooling tower akan berkurang. air yang hilang tersebut akan diganti dengan menambahkan air baru sebagai air make up yang berasal dari sand filter. Adapun tahap pengolahan air sebagai berikut:
1.Pompa Digunakan untuk memompa air untuk yang berasal dari sumur artesis dan dialirkan ke bak penampungan I. 2. Bak penampungan I Berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk menampung air artesis juga berfungsi sebagai bak pengendapan kotoran. 3. Bak penampungan II Berfungsi untuk menampung air yang berasal dari bak penampungan I dan juga air pendingin yang keluar dari proses setelah didinginkan dari cooling tower system dan juga berfungsi untuk menjaga agar aliran air make up berjalan lancar. Pada bak ini juga dilakukan treatment – treatment yang biasa dilakukan untuk air pendingin adalah penambahan bahan-bahan kimia.Setelah pemberian zat tersebut, air disalurkan ke alat-alat produksi sebagai media pendingin dan dikembalikan kebak penampungan cooling water untuk diproses kembali sehingga dapat digunakan sebagai air pendingin. Air artesis
plant
Bak penampung I
Bak penampung I
Bab penampungan II
Cooling tower
Zat kimia
Gambar 15.Blok Diagram Penyediaan Air Pendingin
Cara kerja Cooling tower adalah : Air bekas pendingin bersuhu sekitar 50 0C dari pabrik dipompa kembali ke kolam penampungan II (cooling water), kemudian air dipompa ke atas cooling tower dan ditujukan sirip-sirip. Uap yang terjadi dihisap keluar fan (kipas) yang ada di atas cooling tower. Dan ada sebagian uap yang terbawa oleh angin (wind loss). Air yang baru saja turun dari cooling tower akan bertemu dengan air yang berasal dari bak penampungan (make-up water), sehingga suhu akan turun menjadi sekitar 30 0C. Penambahan air ini juga berfungsi untuk mengurangi kadar impuritas air dan mengganti air yang hilang teruapkan di cooling tower, disamping itu juga perlu pengaturan blowdown untuk memperkecil impuritas yang ada di kolam penampungan II. 6.1.2 Penyediaan Tenaga Listrik Sumber tenaga listrik utama di PT Samator adalah tenaga listrik sebesar 4500 KVA yang ditransmisikan dari gardu PLN Kendal khusus untuk konsumen pabrik yaitu Polysindo, Samator, dan Tensindo. Jadi seluruh kegiatan pabrik tergantung distribusi PLN. Apabila sewaktu-waktu terjadi pemadaman dari PLN, maka kegiatan produksi akan berhenti. Produksi akan dimulai lagi saat aliran tinggi kembali normal. Selain itu digunakan generator dengan kapasitas 180 KW sebagai sumber arus cadangan (hanya dipakai untuk penerangan, pompa transfer liquid ke lorry tank, pompa botol dan hydrant). Di
lingkungan
PT
Samator
terdapat
sebuah
gardu induk
PLN
berkapasitas 2000 VA dan didukung oleh dua trafo milik perusahaan yang berkapasitas 6300 KVA dan 1600 KVA.
Sumber listrik yang digunakan PT Samator meliputi : 1. Tegangantinggi
= 3300 V, 50 Hz, 3 phase
2. Teganganrendah
= 380 V, 50 Hz, 3 phase
3. Instrumentasi
= 100 V, 50 Hz, 1 phase
4. Total pemakaian LONA
= 4200 KVA
6.1.3Penyediaan Refrigerant Refrigerant pendinginadalahfreon initidakdihasilkandari
yang
digunakan R-22
proses
di
PT.
Samatorsebagai
media
atauchlorodifluoromethane. plant
LONA,
sehinggafreon
Freon R-
22
inididapatdenganmembelinyadaripihakluar.Kondisi operasi freon pada high level adalah tekanan gas keluar 9-15 kg/cm2, tekanan gas masuk 600 mmHg sampai 6 kg/cm2, temperatur gas keluar 45-900C, temperatur gas masuk –50oC sampai 200C. Sedangkan pada low level tekanan gas keluar 0,5 − 6 kg/cm2, tekanan gas masuk 600 mmHg sampai 4,5 kg/cm2, temperatur gas keluar 55-700C dan temperatur gas masuk −60oC sampai 200C. 6.1.4 PenyediaanUdaraTekan Untuk keperluan instrumen sebelum proses dijalankan digunakan udara bertekanan dari nitrogen back-up dengan flow 150 m3/jam. Nitrogen cair yang keluar dari nitrogen back-up diubah menjadi gas nitrogen melalui vaporizer ke dalam control dan menjalankan alat-alat penunjuk dari kontrol . Apabila plant sudah mulai beroperasi maka supply udara tekan digantikan oleh air kompressor untuk menjalankan proses selanjutnya. Mekanisme penggunaan udara tekan :
Udara tekan masuk ke dalam aktuator akan menekan pegas dalam aktuator. Gerakan pegas dalam actuator akan menyebabkan plug pada valve bergerak sehingga flow pada valve dapat dikendalikan. 6.2 Pengolahan Limbah a. Limbah Gas Limbah gas ini berbentuk waste gas, dan ini tidak mengandung senyawa yang membahayakan. Komponen utama dalam waste gas adalah nitrogen. Waste gas yang terbentuk pada bagian puncak kolom destilasi tekanan rendah ini dipanaskan dalam Air Exchanger (E-20) dan digunakan untuk regenerasi dalam Molecular Sieve Unit pada proses heating setelah mengalami pemanasan sehingga temperaturnya mencapai 100 0C. Selanjutnya waste gas ini digunakan untuk menguapkan H2O dan CO2 yang terdapat pada molecular sieve tower. Sisa dari waste gas dibuang melalui stack / silencer. Stack ini berupa cerobong yang didesain tinggi agar waste gas yang banyak mengandung nitrogen ini tidak mengganggu lingkungan. d. Limbahcair Limbah cair ini berasal dari air buangan dari unit pemurnian pada Air Separation Plant LONA (Liquid oxygen, nitrogen dan argon). Air buangan ini tidak mengandung mineral disebut juga air demin. Air demin ini didinginkan dengan udara atmosfer dan jika telah mencapai suhu kamar maka air ini bisa langsung dipompakan ke unit pembuatan gas hidrogen dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan gas hidrogen secara elektrolisa. Limbah cair dari blowdown cooling tower yang memiliki kandungan mineral yang sama dengan air bawah tanah, sehingga bisa langsung dibuang ke saluran pembuangan.
e. Limbahpadat Limbah padat rumah tangga seperti sisa aktifitas kantin (bahan organik) dibuang ke tempat pembuangan umum.
BAB VII LABORATORIUM Di Laboratorium PTSamatordilakukanbeberapamacamanalisameliputi : 1. Analisabahanbaku 2. Analisabahansetengahjadi 3. Analisaproduk 7.1 Analisa Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pabrik ini adalah udara bebas yang didapat dari lingkungan pabrik. Bahan baku dari lingkungan pabrik sebelum masuk ke proses terlebih dahulu perlu dilakukan penanganan pendahuluan, yaitu dengan dilakukan penyaringan atau filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan partikel-partikel besar atau kotoran dari udara sehingga tidak masuk ke proses. Setelah udara dari partikel-partikel besar maka udara dialirkan ke unit proses. Untuk mendeteksi tercemar atau tidaknya udara sebagai bahan baku proses produksi nitrogen, oksigen, dan argon maka dapat dilihat dari alat manometer. Manometer ini menunjukkan bahwa filter masih dapat digunakan untuk menyaring udara atau harus diganti. Filter udara masih dapat digunakan jika manometer menunjukkan
1-55
mm of
air. Tetapi
apabila
manometer
menunjukkan >10 mm of air, maka filter harus segera diganti. 7.2 AnalisaBahanSetengahJadi Analisa ini dilakukan dalam control room dengan menggunakan peralatan digital yang sudah diprogram, sehingga dapat diketahui proses yang terjadi di setiap peralatan. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui purity nitrogen dan purity argon.
Peralatan untuk analisa yang digunakan pada proses produksi LONA oleh PT Samator adalah : 1. Oxygen in Nitrogen Analyzer ( Purity Nitrogen) Menggunakan peralatan Analyzer : Teledyne model 306 WA a. Tujuan : Untuk mengukur kandungan oksigen dalam nitrogen sehingga dapat diketahui purity nitrogen. b. Prinsip : Sensor alat ini berupa katoda (silver), anoda (lead) dan larutan elektrolitnya berupa potassium hidroksida. Gas yang akan dianalisa dialirkan di atas katoda ini. Reaksi elektrokimia terjadi dengan melepas elektron karena oksidasi anoda kemudian untuk mereduksi oksigen pada katoda.Aliran listrik yang terjadi menunjukkan konsentrasi oksigen, adanya amplifier untuk menggerakkan penunjuk skala. Mekanisme reaksi yang terjadi : Katoda
: 4e + O2 + 2H2O
4OH-
Anoda
: 2Pb + 4OH-
2PbO + 2H2O + 4e
O2 + 2Pb
2PbO
c. Metode ( carapenggunaan) :
Gas yang akan dianalisa dialirkan di atas katoda, maka akan menimbulkan reaksi elektrokimia dengan pelepasan empat electron oleh oksidasi anoda. Empat electron ini digunakan untuk mereduksi oksigen pada katoda.
Aliran elektroda diantara anoda dan katoda membuat aliran listrik, dimana langsung menunjukkan konsentrasi oksigen pada aliran gas yang akan dianalisa.
Aliran
yang
terjadi
diperkuat
oleh
amplifier
untuk
kemudian
menggerakkan jarum penunjuk skala. d. Hasil: Jarum penunjukkan skala akan menunjukkan kandungan oksigen dalam nitrogen sehingga kadar kemurnian nitrogen dapat dicari. (sumber: InstruksiKerja Teledyne 306 WA) 2. Nitrogen in Argon Analyzer ( Purity Argon ) Alat yang digunakan adalah Trace N2 Analyzer, PES 1000 a. Tujuan : Untuk mengukur kandungan nitrogen dalam argon. b. Prinsip : Pelucutan gas Argon yang mengandung sedikit Nitrogen menggunakan listrik tegangan tinggi. Nitrogen yang terlepas akan memancarkan spektrum, kemudian diuraikan menggunakan photo multyplier tube dengan penguatan amplifier untuk menunjukkan skala. c. Metode ( cara penggunaan ) :
Gas Argon yang mengandung Nitrogen dilewatkan melalui sel deteksi bertegangan tinggi digunakan untuk pelucutan
Karena adanya pelucutan tersebut, nitrogen dalam argon akan tereksitasi. Nitrogen ini akan memancarkan beberapa jenis spektrum yang kemudian akan diuraikan.
Spektrum gas ini dideteksi melalui filter optic untuk dipilih garis yang kuat pada 337,1 nm.
Photo multiplier tube (PMT) mendeteksi cahaya ini dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dikuatkan oleh amplifier dilanjutkan ke indicator jarum untuk menunjukkan skala.
d. Hasil : Angka pada jarum skala yang menunjukkan kandungan nitrogen dalam argon, dengan demikian purity argon dapat diketahui. (sumber: InstruksiKerjaYanaco PES 1000) 7.3 AnalisaProduk Analisa ini dilakukan setelah produk dihasilkan.Produk ini meliputi liquid oksigen, nitrogen dan argon dalam tangki induk (storage tank) sebelum dimasukkan ke dalam PGS atau dalam lorry tank. Alat analisa yang digunakan adalah : 1. Dew Point Meter a. Fungsi : Untuk mengetahui kadar uap air (kelembaban)
gas hasil produksi
sebelum dimasukkan storage tank. b. Prinsip : Sample dibersihkan dari kotoran terlebih dahulu, flow 5 – 10 liter/ menit biarkan selama 2 – 3 menit agar pipa bersih, tekan outlet head agar terbuka. Instrumen segera menunjukkan skala. c. Metode (cara penggunaan )
Menghidupkan instrument pada posisi on dan check kondisi baterai.
Membuka sample point yang akan dites untuk diperiksa kondensat. Bila ada kondensatnya sebelum dianalisa dibersihkan terlebih dahulu.
Menghubungkapipa sample PTFE dengan instrument.
Mengatur sample valve untuk memperoleh flow 5 – 10 liter per menit dalam kondisi ideal.
Sample dibiarkan mengalir selama 2–3 menit untuk ihkan pipa. Meletakkan jari pada outlet head instrument tekanan sample akan membuka head. Jari dilepaskan bila head sudah terbuka atau terangkat penuh.
Instrumen akan bergerak cepat menunjukkan kadar air (H2O) sample. Jika pembacaan mula-mula naik kemudian turun disebabkan pipa sample tidak cukup purging sebelum head dinaikkan.
Sesudah tes lengkap dan pembacaan continue tidak diperlukan, untuk tes selanjutnya, instrumen head ditutup.
d. Hasil: Tes dew point ini menunjukkan kadar uap air yang ditunjukkan skala. (sumber: Instruction Manual Shaw Moisture Meters)
2. Penentuan Trace Oksigen a. Fungsi : Untuk mengetahui kadar oksigen kotor dalam argon dan nitrogen. b. Prinsip : Flow sample 0,1 – 10 liter per menit, switch alat diatur sesuai dengan skala. Baca skala untuk menunjukkan impuritas. c. Metode (cara penggunaan) :
Mengatur flow sample 0,1 – 10 liter/ menit sebelum menghubungkan instrument dengan sample gas, kemudian sample dibiarkan ke udara.
Sambungan pembuangan (vent fitting) dipasang, lalu sample source fitting dan melakukannya dengan cepat untuk mengurangi difusi udara
Mengatur switch sesuai skala( x 1000, x 100, x 10, x 1 ).
Tombol switch dimatikan setelah pembacaan selesai.
Untuk melepas sambungan, lakukan prosedur berlawanan dari pemasangan.
d. Hasil: Dari hasil baca alat ini akan menunjukkan kadar oksigen kotor dalam argon maupun nitrogen. (sumber: IntruksiKerja Teledyne Model 311)
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan PT Samator pertama kali didirikan oleh Bapak Arief Harsono pada tanggal 22 Juli 1975 dengan membangun pabrik acetylen di Surabaya. PT. Samator merupakan produsen O2, N2, dan Argon baik dalam bentuk gas maupun liquid, dengan kapasitas produk yang dihasilkan untuk produk LOX (Liquid Oxygen) adalah 2000 Nm3/jam, LIN (Liquid Nitrogen) 1000 Nm3/jam, dan LAR (Liquid Argon) 60 Nm3/jam. Proses pembentukan produk dari udara bebas berdasarkan operasi pemisahan secara kriogenik yaitu proses pemisahan dibawah suhu 1000C. Untuk memperlancar proses produksi maka dibantu dengan unit utilitas meliputi penyediaan air, penyediaan listrik, penyediaan refrigerant dan penyediaan udara tekan untuk instrument. PT Samator Gas ini mempunyai kualitas produk yang bagus karena dilengkapi quality control pada produk yang dihasilkannya. Dengan tujuan agar tetap menjaga kepuasan konsumennya.
8.2 Saran Adapun saran-saran dari kami agar PT. Samator Gas dapat berkembang lebih bagus lagi, kami berikan saran diantaranya :
1. Pemberian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawan, 2. Perlunya pencarian alternatif lain dalam pemilihan jenis refrigerant yang keefektivitasan
pendinginan
mendekati
sama
tetapi
lebih
ramah
lingkungan, 3. Pengukuran dari data-data plant secara berkala untuk mengetahui tingkat keefektivan plant.
LAMPIRAN 1 NERACA MASSA DAN PANAS
1. Perhitungan Neraca Massa
Data di bawah ini berdasarkan data Log sheet PT.Samator Industri Cabang Kendal tanggal 25 dan 27Februari2011 Basis 1 Jam Operasi, massa udara masuk : 12112,142 Kg Diketahui : 1. Suhu feed udara
: 36°C
2. Kelembaban relative
: 85%
3. Densitas Gas
: 1,293 Kg/m3
4. Densitas Nitrogen
: 1,251Kg/m3
5. DensitasOksigen
:1,429 Kg/m3
6. Densitas Argon
:1,784 Kg/m3
7. Bahan baku
: udara lingkungan
8. Volume Udara Masuk
: 9200,925 Nm3x1,293 Kg/m3 =11896,796 Kg (Reff. Manual Instruction of Plant)
9. Komposisi udara kering (% mol) : Komponen Udara
% mol
Nitrogen
78
Oksigen
21
Argon
0,9
Karbondioksida
0,1
Total
100
Asumsi
: Udara masuk adalah udara basah
Keterangan
:
GA
: Udara gas
GAr
: Argon gas
LA
: Udara cair
LAr
: Argon cair
GO2
: Oksigen gas
Cr. Ar
: Crude Argon
LO2
: Oksigen cair
WN
: Waste Nitrogen
GN2
: Nitrogen gas
WG
: Waste Gas
LN2
: Nitrogen cair
Tekanan Udara dalam Proses : 5,7 Kg/cm2 Perhitungan jumlah uap air
:
Suhu udara masuk 36 °C = 96.8 °F Kelembaban relative = 85 % Dari grafik Psychrometric didapatkan data Humidity (Hm) Hm = 0,03 mol H2O/mol udara kering Jumlah udara kering
= 1/(1 + Hm) x mol udara basah
= 1/(1 + 0,03) x 410,752Kmol = 398,788Kmol
Jumlah uap air
= mol udara basah – mol udara kering = 410,752Kmol – 398,788Kmol
= 11,964Kmol Tabel Komposisi udara masukkompresor Komponen %mol Xmol
BM
BM rata
Kmol
Kg
%kg
N2
78 0,780
28
21,840
320,386
8970,821 75,405
O2
21 0,210
32
6,720
86,258
2760,253 23,202
Ar
0,9 0,009
39,94
0,359
3,697
147,649
1,241
CO2
0,1 0,001
44
0,044
0,411
18,073
0,152
Total
100
28,963
410,752 11896,796 100
Tabel Massa Udara Masuk Komponen
BM
Kmol
N2 O2 Ar CO2
28 32 39,94 44
320,386 86,258 3,697 0,411
8970,821 2760,253 147,649 18,073
18
11,964 422,716
215,346 12112,142
H2O Total
kg
Basis Operasi : 1 Jam Operasi, massa udara masuk : 12112,142 Kg 1. PerhitunganNeraca Massa pada Air Compressor (C-10)
GA1= 12112,142 Kg N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar = 147,649 Kg CO2 = 18,073Kg H2O =215,346Kg
KompresorUdara
GA2 = 12112,142 Kg N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar = 147,649 Kg CO2 = 18,073 Kg H2O =215,346 Kg
Keterangan:
GA1 udaradarilingkunganmasukkedalamkompresor
GA2 udarakeluardari Air Compressor masukkeHigh Level Freon Cooler
Neracamassapada Air Compressor (F– 10) input
Komponen
kmol
kg
kmol
N2
8970,821
320,386
8970,821
320,386
O2
2760,253
86,258
2760,253
86,258
Ar
147,649
3,697
147,649
3,697
CO2
18,073
0,411
18,073
0,411
H2O
215,346
11,964
215,346
11,964
12112,142
422,716
12112,142
422,716
Total
2.
kg
output
Perhitungan Neraca Massa pada High Level Freon Cooler (H – 14)
H2O= 64,064 kg
High Level Freon Cooler
GA2 = 12112,142 Kg
N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar= 147,649 Kg CO2 = 18,073Kg H2O =150,742 Kg
N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar= 147,649 Kg CO2 = 18,073Kg H2O =215,346Kg
Keterangan
GA3 = 12047,538 Kg
:
GA2 adalah Udara masuk dari High Level Freon Cooler (HLFC) Terjadi kondensasi uap air dalam udara
GA3 adalah udara keluar dari HLFC dan masuk ke Molecular Sieve Unit
Asumsi
:
Uap air dalam udara terkondensasi sebanyak 30 % (Reff. Manual Instruction of Plant)
Perhitungan jumlah uap air terkondensasi : H2O(l)
= 30 % x H2O(g) = 30 % x 11,964 Kmol
= 3,589 Kmol sisa H2O(g) = H2O(g) – H2O(l) = 11,964 Kmol –3,589Kmol = 8,375Kmol Neraca massa pada High Level Freon Cooler Komponen
input Kmol
output Kg
Kmol
Kg
N2
320,386
8970,821
320,386
8970,821
O2
86,258
2760,253
86,258
2760,253
Ar
3,697
147,649
3,697
147,649
CO2
0,411
18,073
0,411
18,073
11,964
215,346
8,375
150,742
3,589
64,604
422,716
12112,142
H2O gas H2O liquid Total
422,716
12112,142
3. Perhitungan Neraca Massa pada Molecular Sieve Tower (T18 A/B)
CO2= 18,073 kg H2O = 215,346 kg
Molecular Sieve GA in= 12047,538 Kg
GA out = 11814,119 Kg
N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar= 147,649 Kg CO2 = 18,073Kg H2O =150,742 Kg
N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar = 147,649 Kg
Keterangan
:
H2O dan CO2 diadsorbsi oleh Molecular sieve, terjadi reaksi fisis antara udara masukdengan Molecular sieve dan alumina gel.
Neraca massa pada Molecular sieve Tower (T18A/B)
Komponen
input Kmol
N2
320,386
O2
output Kg
Kmol
Kg
8970,821 320,386
8970,821
86,258
2760,253
86,258
2760,253
Ar
3,697
147,649
3,697
147,649
CO2
0,411
18,073
-
-
11,964
215,346
-
-
H2O gas CO2
-
-
0,411
18,073
H2O liquid
-
-
11,964
215,346
12112,142 422,716
12112,142
Total
422,716
4. Perhitungan Neraca Massa pada High Pressure Column (K – 50)
LN2 out = 3537,836 kg
High Pressure Column
LN2 in = 134,036 Kg
GN2= 2007,629 kg N2 = 1984,717 kg O2 = 22,912 kg
GA = 11814,119 Kg N2= 8970,821 Kg O2= 2760,253 Kg Ar = 147,649 Kg
LA = 7394,483 Kg N2= 5168,437 Kg O2= 2111,855 Kg Ar = 114,191 Kg
Keterangan: Mulai terjadi proses pemisahan udara
Perhitungan: Input: GA input
Massa = 11878,723 Kg Komposisi dalam GA
N2 = 247,785 Kmol O2 = 66,711 Kmol Ar = 2,859Kmol Total mol = 317,356Kmol LN2 input
Massa = 3753,000 Kg Jumlah mol N2 = 3753,000 Kg/28 Kg/Kmol = 134,036 Kmol
Total mol input
= 3753,000Kmol +134,036 Kmol = 451,392 Kmol
Total N2 input
= 247,785Kmol+134,036 Kmol
= 381,821Kmol Output : LN2 output
Flow =2828,006 m3 Komposisi 100% N2
Mol N2= 126,351 Kmol GN2 output
Flow = 1602,530 m3 Komposisi 99% N2dan 1% O2(Reff. Manual Instruction of Plant)
Mol N2
=70,883 Kmol
Total mol
= 100/99 x 70,833 Kmol
= 71,599 Kmol MolO2
= 71,599 Kmol – 70,883 Kmol
= 0,716 Kmol LA output Flow = m3
Mol N2 dalam LA=184,587 Kmol Total O2dalam LA = 65,955 Kmol Komposisi LA output N2
= 184,587 Kmol
O2
= 65,955 Kmol
Ar
= 2,859 Kmol
Neraca massa pada High Pressure Column (K – 50) Komponen
Input Kmol
output Kg
Kmol
Kg
GA: N2
247,785
6937,990
-
-
O2
66,711
2134,766
-
-
Ar
2,859
114,191
-
-
LA: N2
-
-
184,587
5168,437
O2
-
-
65,995
2111,855
Ar
-
-
2,859
114,191
126,351
3537,836
LN2: N2
134,036
3753
GN2: N2
-
-
70,883
1984,717
O2
-
-
0,716
22,912
Total
451,392 12939,947
451,392 12939,947
5. Perhitungan Neraca Massa pada Low Pressure Column (K – 51) GN2 = 3364,481 kg GA = 3234,814 kg
LN2 = 3537,836 kg GO2 = 19489,679 kg N2 = 3915,775 kg O2 = 40,870 kg Ar = 78,835 kg
Low Pressure Column
LA = 7394,483 Kg N2= 5168,437 Kg O2= 2111,855 Kg Ar = 114,191 Kg
WN = 8678,732 kg
LA (K-55) = 4388,208 kg
LO2 = 5476,886 kg GO2 produk = 19489,679 kg
LO2 produk = 5720,255 kg
Keterangan
:
Rich liquid masuk dari high pressure column (LA) Rich liquid masuk dari argon column (LA dari K-55) Nitrogen cair masuk dari high pressure column (LN2) Liquid oksigen masuk dari argon column (LO2) Udara gas masuk dari argon column (GA)
Perhitungan: Input : LA
komponen
kg
kMol
N2
5168,437
184,587
O2
2111,855
65,995
Ar
114,191
2,859
7394,483
253,442
Total
LA dari Argon Column
Komponen
kg
kMol
N2
3159,332
112,833
O2
36,582
1,143
Ar
59,357
1,486
3255,271
115.463
total GA input
Komponen
Kg
kmol
N2
3108,149
111,005
O2
36,247
1,133
Ar
90,481
2,265
3234,877
114,403
total
LN2 input
Massa = 3537,836 Kg Jumlah mol
N2
=126,351Kmol
LO2 input Flow = 7650,064m3 persen O2 = 99% persenAr = 1%
(Reff. Manual Instruction of Plant)
totalmol = 341,623Kmol
Komponen
mol
O2
338,207
Ar
3,416
Total
341,623
total N2 input
= 534,777Kmol
total O2 input
= 406,478Kmol
totalAr input
= 10,027Kmol
totalmol input = 951,282Kmol Output GO2 output Flow = 2598,755m3 totalmol = 116,109 kmol
Komposisi
Mol
N2
114,135
O2
1,277
Ar
1,974
Total
117,386
LO2produk
Flow = 4000 m3 persen O2 = 99,7 % persenAr = 0,3 %
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Komposisi
mol
O2
178,089
Ar
0,536
total
178,625
WN Flow = 6814 m3 persen N2 = 98,7 % persen O2 = 1,1 % persenAr = 0,2 %
(Reff. Manual Instruction of Plant)
totalmol = 304,440kMol
komposisi N2 O2 Ar Total
mol 300,482 3,349 3,958 307,789
GN2Produk Flow = 5659 m3 persen N2 = 99% total N2 input = total N2 output mol N2dalam GN2produk = 120,160Kmol GO2produk total O2 input = total O2 output
mol O2dalam GO2produk = 223,763Kmol totalAr input = total Ar output molArdalam GO2produk = 3,559Kmol totalmol output = 347,483Kmol Neraca massa pada Low Pressure column (K – 51)
input Komponen
Kmol
output Kg
Kmol
Kg
LA : N2
184,587
5168,437
-
-
O2
65,995
2111,855
-
-
Ar
2,859
114,191
-
-
N2
112,833
3159,332
-
-
O2
1,143
36,582
-
-
Ar
1,486
59,357
-
-
N2
111,005
3108,149
-
-
O2
1,133
36,247
-
-
Ar
2,265
90,481
-
-
126,351
3537,836
-
-
O2
338,207
10822,622
-
-
Ar
3,416
136,444
-
-
LA (K-55):
GA:
LN2: N2 LO2:
GO2: N2
-
-
114,135
3195,775
O2
-
-
1,277
40,870
Ar
-
-
1,974
78,835
LO2produk:
O2
-
-
178,089
5698,852
Ar
-
-
0,536
21,403
N2
-
-
300,482
8413,498
O2
-
-
3,349
107,163
Ar
-
-
3,958
158,071
-
-
120,160
3364,481
O2
-
-
223,763
7160,420
Ar
-
-
3,559
142,163
WN:
GN2produk: N2 GO2 produk:
Total
6.
951,282
28381,532 951,282 28381,532
Perhitungan Neraca Massa pada Argon Column (K – 55)
GA = 3234,814 kg
LA in = 8861,110 kg LA out =3255,271 kg
Argon Column
GO2 = 3315,480 kg
LO2 = 10959,066 kg
Cr.Ar= 117,252 kg N2 = 1,197 kg O2 = 0,047 kg Ar = 116,008 kg
Keterangan : Pada Crude Argon Column dipisahkan antara oksigen dengan argon dengan umpan gas oksigen kaya argon dari Low Pressure Column
Perhitungan
:
Udara :
LA input Flow = 5144,885 m3 Persen N2 = 5% PersenO2 = 10% PersenAr = 85%
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Total mol = 229,866Kmol
komponen N2 O2 Ar Total
mol 11,493 22,987 195,386 229,866
GA output
Komponen
Mol
N2
111,005
O2
1,133
Ar
2,265
Total
114,403
LA output
Komponen
Mol
N2
112,833
O2
1,143
Ar
1,486
Total
115,463
Total mol udara output = 229,866 Kmol Output
Crude Ar Flow66 m3 PersenN2 = 1,45% PersenO2= 0,05% PersenAr = 98,5%
(Reff. Manual Instruction of Plant)
Total mol = 2,949 Kmol
komponen
Mol
N2
0,043
O2
0,001
Ar
2,905
Total
2,949
LO2 output Flow = 3500 m3 Persen O2= 93,5% PersenAr = 6,5% Total mol = 156,297Kmol
(Reff. Manual Instruction of Plant)
komponen
mol
O2
146,138
Ar
10,159
Total
156,297
GO2 input = (Crude Ar + LO2) output
GO2 input
Flow = 3566 m3 komponen
mol
N2
0,043
O2
146,139
Ar
13,064
Total
159,246
Neraca massa pada Argon Column (K – 55)
input komponen
Output
Kmol
Kg
Kmol
Kg
N2
11,493
321,813
-
-
O2
22,987
735,572
-
-
Ar
195,386
7803,725
-
-
LA input:
LA output: N2
-
-
112,833
3159,332
O2
-
-
1,143
36,582
Ar
-
-
1,486
59,357
GA:
-
-
N2
-
-
111,005
3108,149
O2
-
-
1,133
36,247
Ar
-
-
2,265
90,481
GO2: N2
0,043
1,197
-
-
O2
146,139
4676,450
-
-
Ar
13,064
521,770
-
-
LO2: O2
-
-
146,138
4676,403
Ar
-
-
10,159
405,762
N2
-
-
0,043
1,197
O2
-
-
0,001
0,047
Ar
-
-
2,903
116,008
CRUDE Ar:
Total
7.
389,112
14060,526 389,112 14060,526
Perhitungan Neraca Massa pada Deoxo Tower (T – 71)
H2 input = 0,01 kg
Cr.Ar input = 117,252
Deoxo Tower
H2O9l) = 0,05 kg
Cr Ar out = 117,205 kg
Keterangan
:
Proses yang terjadi dalam Argon Purification Unit adalah pemurnian Cr.Ar dengan menghilangkan oksigen Pengikatan oksigen dilakukan dengan reaksi antara oksigen dalam crude argon dengan gas hidrogen Perhitungan: Input Cruide Argon
komponen
Kmol
Kg
N2
0,043
1,197
O2
0,001
0,047
Ar
2,903
116,008
Total
2,947
117,252
H2 input Reaksi pengikatan O2 (asumsi reaksi sempurna) 2H2
+
O2
2H2O
M:
0,003
0,0015
-
R:
0,003
0,0015
0,003
S:
-
-
0,003
Dari reaksi diatas dapat diketahui kebutuhan gas hidrogen adalah sebesar 2kali jumlah mol O2 dalam Cr.Argon yaitu 0,003 Kmol. Output :
Cr.Argon output Flow 149 m3 Komposisi Cruide.Argon output
N2= 0,043Kmol Ar = 2,903Kmol
H2O(l) output H2O(l) = 0,003 Kmol
Neraca massa pada Deoxo Tower (T – 71)
Komponen Cruide Argon N2 O2 Ar H2 input H2 H2O output H2O Total 8.
input Kmol Kg 0,043 0,001 2,905
1,197 0,047 116,008
0,003
0,006
2,952
117,258
output Kmol Kg 0,043 1,197 2,905 116,008 -
-
0,004 0,053 2,952 117,258
Perhitungan Neraca Massa pada Pure Argon Column (K – 56)
Crude Argon = 117,205 kg
liq Argon produk = 95,499 kg Pure Argon Column
Keterangan
:
Gas Buang = 19,993 kg
Proses pemurnian Argon terjadi di Pure Argon Column Argon Cair Produk masuk ke tangki penampung,sedangkan gas buang di buang ke lingkungan
Perhitungan : Input
Cruide Argon
komponen N2 Ar
kg 1,197 116,008
kmol 0,043 2,905
Output : Gas Buang Flow = 13,093 m3 Komposisi N2 (16,5%) = (16,5% x 13,093 m3 x 1,251 Kg/m3) : 28 Kg/Kmol = 0,097 Kmol Total mol = 100/16,5 x 0,097 Kmol = 0,585 Kmol Ar (83,5%) = 0,585 Kmol - 0,097 Kmol = 0,448 Kmol Liquid Argon Produk Komposisi Liquid Argon Produk = 100% Ar Ar input = Ar output 2.905 Kmol = 0,488 Kmol + mol Ar dalam Liquid Argon (X) X = 2.416 Kmol
Neraca massa pada Pure Argon Column (K -55)
Komponen Cruide Argon N2 Ar Gas Buang N2 Ar Liquid Argon Ar Total
Kmol
0,043 2,905 2,948
input Kg
Kmol
output Kg
-
-
1,197 116,008 117,205
0,097 0,488
2,703 19,509
2,416 3,948
95,499 117,205
Neraca Massa Over All
Komponen
input
output
12112,142
-
N2
-
8970,821
O2
-
2760,253
Ar
-
147,649
CO2
-
18,073
H2O
-
215,346
AIR COMPRESSOR udaramasuk
Total
12112,142 12112,142
HIGH LEVEL FREON COOLER udaramasuk
12112,142
-
N2
-
8970,821
O2
-
2760,253
Ar
-
147,649
CO2
-
18,073
H2O buang
-
150,742
H2O sisa
-
64,604
Total MOLEKULAR SIEVE
12112,142 12112,142
udaramasuk
12112,142
-
N2
-
8970,821
O2
-
2760,253
Ar
-
147,649
CO2
-
18,073
H2O sisa
-
215,346
total
12112,142 12112,142
HIGH PRESSURE COLUMN udaramasuk
9186,947
-
Liquid Nitrogen
3753,000
3537,836
Waste Gas
-
2007,629
Rich Liquid
-
7394,483
total
12939,947 12939,947
LOW PRESSURE COLUMN Rich Liquid
7394,483
-
Liquid Nitrogen
3537,836
-
Rich Liquid dari Argon Column
3255,271
-
10959,066
-
3234,876
-
Gas Nitrogen Produk
-
3364,481
Waste Gas
-
8678,732
Gas OksigenProduk
-
7302,584
Liquid OksigenProduk
-
5720,255
Gas Oksigen
-
3315,480
Liquid Oksigen Udara Gas
total
28381,532 28381,532
ARGON COLUMN Rich Liquid
8861,109
5626,233
Gas Oksigen
5199,417
-
Cruide argon
-
117,252
LiqiudOksigen
-
5082,165
Udara Gas
-
3234,876
Total
14060,526 14060,526
DEOXO TOWER Cruide argon
117,252
117,205
H2 input
0,006
-
H2 output
-
0,053
Total
117,258
117,258
PURE ARGON COLUMN Cruide argon
117,205
-
Gas Buang
-
22,212
Liquid Argon
-
96,499
Total Subtotal
117,205
117,205
91952,893
91952,93
EFFISIENSI PRODUKSI =
jumlah produk x 100% jumlah bahan baku masuk
4. Produkoksigen =
jumlah produk oksigen x 100% jumlah bahan baku masuk
=
liquid oksigen produk + gas oksigen x 100% 12112.142
=
9035.735 x 100% 12112.142
= 74,6 % 5. Produk Nitrogen =
jumlah produk nitrogen x 100% jumlah bahan baku masuk
=
3364,481 x 100% 12112.142
= 27,78 %
6. ProdukArgon =
=
jumlah produk argon x 100% jumlah bahan baku masuk
69,499 x 100% 12112.142
= 0,008 %
2.1 Perhitungan Neraca Panas Data hasil perhitungan neraca massa kemudian digunakan untuk perhitungan neraca panas. Rumus yang digunakan : Q = m . . ∆T Dimana : Q
= Jumlah kalor (kkal)
M
= Massa bahan (kg)
= Kalor jenis (kkal /kg0C)
∆T
= Perbedaan suhu (0C)
Perhitungan menggunakan persamaan fungsi suhu pada tabel 17 yang diambil dari Hougen Watson, “Chemical Proces Princip Vol I”. ∫[ +
]
=
+
[ +
]
=
( 1 − 0) +
[ +
]
=
( 1 − 0) +
2
2
( 1 − 0)
( 0 −2 1 0+ 1
Dimana : = 6,457 + 0,6945. 10
− 0,023.10 2
( 1 − 0) +
( 0 −2 1 0
+ 1 ) = 6,117 + 1,5835. 10
( 1 − 0) +
− 1,335. 10 2
( 0
−2 1 0+ 1 ) = 4,993 − 3,853. 10
0,413. 10 2
( 0
−1,138.10 2
( 0
( 1 − 0) +
−2 1 0+ 1 ) = 6,339 + 5,07. 10
( 1 − 0) +
−2 1 0+ 1 )
= 6,386 + 0,881. 10
( 1 − 0) +
− 0,0885.10 2
( 0 −2 1 0
+ 1 ) DanT0 merupakan suhu pada saat keadaan standar (T298 = T25). Dari hasil perhitungan didapat data sebagai berikut : (Kkal/Kg oC)
Suhu (°C)
N2
O2
Ar
H2O
CO2
-194
6,3
-
-
-
-
-193
6,3
5,9
165,5
-
-
1.
-192
6,3
-
-
-
-
-189
6,3
5,9
158,8
-
-
-188
6,3
5,9
157,2
-
-
-186
6,3
5,9
153,9
-
-
-185
6,3
5,9
152,3
-
-
-181
6,3
-
145,8
-
-
-180
-
5,9
144,2
-
-
-179
6,3
5,9
142,6
-
-
-177
6,3
-
-
-
-
-175
6,3
5,9
136,4
-
-
-174
6,3
-
-
-
-
-172
6,4
5,9
131,8
-
-
-171
6,4
5,9
130,3
-
-
-169
6,4
-
-
-
-
-101
6,4
-
-
-
-
-54
6,4
-
-
-
-
10
6,5
6,2
8,8
-
-
15
6,5
6,2
9,9
6,4
6,5
31
6,5
-
-
-
-
35
6,5
-
-
-
-
36
6,5
6,2
16,4
6,4
6,6
40
6,5
-
-
-
-
42
6,5
6,2
18,9
6,4
6,7
63
6,5
6,2
30,1
6,5
6,8
90
6,5
6,3
49,8
6,5
6,9
110
6,5
6,3
68,4
-
-
Perhitungan Neraca Panas pada Kompresor Udara GA T1 = 36 °C
Air Compressor Kompresor Udara
GA T2 = 90 °C
Perhitungan
:
a. Input Pada T = 36 °C N2
:
6,5
kkal/kg °C O2
Ar
:
kkal/kg °C : 6,2 kkal/kg °C
CO2
: 6,6 kkal/kg °C
H2O
: 6,4 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada Kompresor Udara Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
N2
8.970,821
O2 Ar
Komponen
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
36
2.760,253
6,2
36
147,649
16,4
36
2.099.172,195 616.088,407 87.171,896 4.294,165 49.615,638
18,073
6,6
36
215,346
6,4
36
Udara :
CO2 H2O(g) Total
16,4
12.112,142
b. Output Pada T = 90 °C N2 O2 Ar CO2 H2O
: 6,5 kkal/kg °C : 6,3 kkal/kg °C : 49,8 kkal/kg °C : 6,9 kkal/kg °C : 6,5 kkal/kg °C
2.856.342,301
Jumlah panas yang keluar pada Kompresor Udara Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 215,346
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
90
6,3
90
49,8
90
5.247.930,487 1.565.063,293 661.762,260 11.223,385 125.977,207
CO2
6,9
90
H2O(g)
6,5
90
Komponen
Udara : N2 O2 Ar
Total
12.112,142
Panas yang diserap
7.611.956,631
= (7.611.956,631– 2.856.342,301) kkal
= 4755614,330kkal
Neraca panas pada Kompresor Udara Panas (kkal)
Komponen
Input
Output
Udara : N2 O2 Ar
2.099.172,195 616.088,407 87.171,896 4.294,165 49.615,638 4.755.614,330
5.247.930,487 1.565.063,293 661.762,260 11.223,385 125.977,207 -
7.611.956,631
7.611.956,631
CO2 H2O(g) Panas yang diserap Total
2.
Perhitungan Neraca Panas pada Reactivation Exchanger WN T1 = 10 °C
Reactivation Exchanger
GA T1 = 90 °C
WN T2 = 110 °C Perhitungan
:
a. Input Pada T = 90 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
GA T2 = 63 °C
O2
: 6,3 kkal/kg °C
Ar
: 49,8 kkal/kg °C
CO2
: 6,9 kkal/kg °C
H2O
: 6,5 kkal/kg °C
Pada T = 10 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
O2
: 6,2 kkal/kg °C
Ar
: 8,8 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada Reactivation Exchanger Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 215,346
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
90
6,3
90
49,8
90
5.247.930,487 1.565.063,293 661.762,260 11.223,385 125.977,207
6,9
90
6,5
90
N2
6,5
10
O2
6,2
10
Ar
8,8
10
Komponen
Udara : N2 O2 Ar CO2 H2O(g)
8.413,498 107,163 158,071
546.877,365 6.644,094 13.910,268
WN :
Total
20.790,874
8.179.388,358
b. Output Pada T = 63 °C N2
:
6,5
kkal/kg °C O2
: 6,2 kkal/kg °C
:
6,5
kkal/kg °C O2
: 6,3 kkal/kg °C
Ar
:
kkal/kg
:
30,1
kkal/kg °C
Pada T = 110 °C N2
Ar
68,4 °C
CO2
: 6,8 kkal/kg °C
H2O
: 6,5 kkal/kg °C
Jumlah panas yang keluar pada Reactivation Exchanger Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 215,346
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
63
6,2
63
30,1
63
3.673.551,341 1.078.154,713 279.986,563 7.742,509 88.184,045
6,8
63
6,5
63
N2
6,5
110
O2
6,3
110
Ar
68,4
110
Komponen
Udara : N2 O2 Ar CO2 H2O(g)
8.413,498 107,163 158,071
6.015.651,011 74.263,824 1.189.327,901
WN :
Total
20.790,874
Panas yang dilepas
12.406.861,906
= (12.406.861,906– 8.179.388,358) kkal
= 4.227.473,548kkal
Neraca panas pada Reactivation Exchanger Panas (kkal)
Komponen
Input
Output
Udara : N2 O2 Ar
5.247.930,487 1.565.063,293 661.762,260 11.223,385 125.977,207
3.673.551,341 1.078.154,713 279.986,563 7.742,509 88.184,045
546.877,365 6.644,094 13.910,268 4.227.473,548
6.015.651,011 74.263,824 1.189.327,901 -
12.406.861,906
12.406.861,906
CO2 H2O(g) WN : N2 O2 Ar Panas yang dilepas Total
3.
Perhitungan Neraca Panas pada After Cooler GA T1 = 63 °C
Perhitungan
Air Compressor After Cooler
:
a. Input Pada T = 63 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
GA T2 = 42 °C
O2 : 6,2 kkal/kg °C Ar
: 30,1 kkal/kg °C
CO2
: 6,8 kkal/kg °C
H2O
: 6,5 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada After Cooler Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 215,346
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
63
6,2
63
30,1
63
3.673.551,341 1.078.154,713 279.986,563 7.742,509 88.184,045
CO2
6,8
63
H2O(g)
6,5
63
Komponen
Udara : N2 O2 Ar
Total
12.112,142
b. Output Pada T = 42 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
O2
: 6,2 kkal/kg °C
Ar
: 18,9 kkal/kg °C
CO2
: 6,7 kkal/kg °C
H2O
: 6,4 kkal/kg °C
5.127.619,170
Jumlah panas yang keluar pada After Cooler Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 215,346
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
42
6,2
42
18,9
42
2.449.034,227 718.769,809 117.203,677 5.085,766 57.884,911
CO2
6,7
42
H2O(g)
6,4
42
Komponen
Udara : N2 O2 Ar
Total
12.112,142
Panas yang dilepas
3.347.978,390
= (5.127.619,170– 3.347.978,390) kkal
= 1.779.640,780 kkal
Neraca panas pada After Cooler Komponen
Panas (kkal) Input
Output
Udara : N2 O2 Ar CO2 H2O(g)
3.673.551,341 1.078.154,713 279.986,563 7.742,509 88.184,045 -
2.449.034,227 718.769,809 117.203,677 5.085,766 57.884,911 1.779.640,780
Panas yang dilepas Total
5.127.619,170
5.127.619,170
4. Perhitungan Neraca Panas pada High Level Freon Cooler GA T1 = 42 °C
GA T2 = 15
Compressor High Air Level Freon Cooler
°C
Perhitungan
:
a. Input Pada T = 42 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
O2
: 6,2 kkal/kg °C
Ar
: 18,9 kkal/kg °C
CO2
: 6,7 kkal/kg °C
H2O
: 6,4 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada High Level Freon Cooler
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 215,346
T
Q
(°C)
(kkal)
6,5
42
6,2
42
18,9
42
2.449.034,227 718.769,809 117.203,677 5.085,766 57.884,911
Udara : N2 O2 Ar
CO2
6,7
42
H2O(g)
6,4
42
Total
12.112,142
3.347.978,390
b. Output Pada T = 15 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
O2
: 6,2 kkal/kg °C
Ar
: 9,9 kkal/kg °C
CO2
: 6,5 kkal/kg °C
H2O
: 6,4 kkal/kg °C
Jumlah panas yang keluar pada High Level Freon Cooler Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649 18,073 150,742
6,5
15
6,2
15
9,9
15
64,604
6,5
15
H2O(g)
6,4
15
H2O(l)
6,4
15
Komponen
T
Q
(°C)
(kkal)
Udara : N2 O2 Ar CO2
Total
12112,142
874.655,081 256.703,503 21.925,858 1.762,126 14.471,228 6.201,955
1.175.719,750
Panas yang dilepas = (3.347.978,390– 1.175.719,750) kkal = 333.678,592 kkal Neraca panas pada High Level Freon Cooler Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2
2.449.034,227 718.769,809 117.203,677 5.085,766 57.884,911
O2 Ar CO2
-
H2O(g)
-
874.655,081 256.703,503 21.925,858 1.762,126 14.471,228 6.201,955 333.678,592
H2O(l) Panas yang dilepas Total 5.
3.347.978,390
3.347.978,390
Perhitungan Neraca Panas pada Heat Exchanger (H – 211) GA in WN out GN2 out
6.
GA out
GO2 out Cr. Ar out (1) Cr.Ar in(2)
Heat Exchanger
WN in GN2 in
Perhitungan
:
a. Input Pada T = 15 °C
GO2 in Cr. Ar in (1) Cr.Ar out (2)
N2
: 6,5 kkal/kg °C
O2
: 6,2 kkal/kg °C
Ar
: 9,9 kkal/kg °C
Pada T = -174 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Pada T = -175 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:136,4 kkal/kg °C
Pada T = -177 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Pada T = -179 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:142,6 kkal/kg °C
Pada T = -185 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:152,3 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada Heat Exchanger
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649
6,5
15
6,2
15
9,9
15
T
Q
(°C)
(kkal)
Udara : N2 O2 Ar WN :
8.413,498 107,163 158,071
N2
874.655,081 256.703,503 21.925,858
-9.275.881,455 -110.645,596 -3.773.160,154 6,3
-175
5,9
-175
-3.751.732,578
136,4
-175
-7.562.120,047 -3.628.774,803
6,3
-174
5,9
-179
142,6
-179
N2
6,3
-185
O2
5,9
-185
Ar
152,3
-185
N2
6,5
15
Ar
9,9
15
O2
3.364,481
Ar GN2:
7.160,420 142,163
N2 GO2 :
1,197 0,047 116,008
O2 Ar
1,197 116,008
Cr.Ar (1) :
Cr.Ar (2) :
-1.395,345 -51,498 -3.268.580,133 116,728 17.227,171
Total
31.458,977
-30.201.713,267
b. Output Pada T = 10 °C N2
: 6,5 kkal/kg °C
O2
: 6,2 kkal/kg °C
Ar
: 8,8 kkal/kg °C
Pada T = -171 °C N2
: 6,4 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:130,3 kkal/kg °C
Pada T = -181 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Ar
:145,8 kkal/kg °C
Jumlah panas yang keluar pada Heat Exchanger
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
8.970,821 2.760,253 147,649
6,4
-171
5,9
-171
130,3
-171
T
Q
(°C)
(kkal)
Udara : N2 O2 Ar 8.413,498 107,163
-9.817.666,880 -2.784.818,971 -3.289.808,889
546.877,365 6.644,094
WN :
158,071
N2
13.910,268 6,5
10
6,2
10
7.160,420 142,163
8,8
10
443.946,068 12.510,369
1,197 0,047 116,008
6,5
10
77,818 2,925 10.208,694
6,2
10
8,8
10
N2
6,5
10
O2
6,2
10
Ar
8,8
10
N2
6,3
-181
Ar
145,8
-181
3.364,481 O2 Ar
218.691,254
GN2: N2 GO2 : O2 1,197 116,008
Ar
-1.365,175 -3.061.424,855
Cr.Ar (1) :
Cr.Ar (2) :
Total
31.458,977
Panas yang dilepas
-17.702.215,91
= (-17.702.215,91– (-30.201.713,267))
kkal = 12.499.497,353 kkal
Neraca panas pada Heat Exchanger Panas (kkal) Komponen Input
Output
Udara : N2
874.655,081 256.703,503 21.925,858
-9.817.666,88 -2.784.818,971 -3.289.808,889
-9.275.881,455 -110.645,596 -3.773.160,154
546.877,3647 6.644,093883 13.910,26785
O2
-3.751.732,578
218.691,2542
Ar
-7.562.120,047 -3.628.774,803
443.946,0685 12.510,36938
O2 Ar WN : N2
GN2: N2
-1.395,345 -51,498 -3.268.580,133
GO2 : O2
116,728 17.227,171
Ar
12.499.497,353
Cr.Ar (1) : N2 O2 Ar Cr.Ar (2) : N2 Ar
77,818455 2,925195429 10.208,69378
-1.365,175142 -3.061.424,855 -
Panas yang dilepas Total
6.
-17.702.215,91
-17.702.215,914
Perhitungan Neraca Panas pada Sub Cooler GN2 T1 = -193 °C
WN T1 = -188 °C LN2 T2 = -194 °C
LN2 T1 = -177 °C LA T2 = -189 °C
LA T1 = -172 °C
GN2 T2 = -174 °C
Perhitungan
WN T2 = -175 °C
:
a. Input Pada T = -172 °C N2
: 6,4 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:131,8 kkal/kg °C
Pada T = -177 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Pada T = -188 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:157,2 kkal/kg °C
Pada T = -193 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:165,5 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada Sub Cooler
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
5.168,437 2.111,855 114,191
6,4
-172
5,9
-172
131,8
-172
T
Q
(°C)
(kkal)
LA : N2 O2 Ar 3.537,836
-5.689.415,809 -2.143.110,067 -2.588.662,759
-3.945.040,373
LN2 : N2
3.364,481
6,3
-177
-4.090.872,246
8.413,498 107,163 158,071
6,3
-193
-9.964.946,934 -118.864,983 -4.671.573,771
N2
6,3
-188
O2
5,9
-188
GN2 : N2 WN :
Ar
157,2 Total
22.975,531
b. Output Pada T = -174 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Pada T = -175 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:136,4 kkal/kg °C
Pada T = -189 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
:158,8 kkal/kg °C
Pada T = -194 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
-188 -33.212.486,943
Jumlah panas yang keluar pada Sub Cooler
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
5.168,437 2.111,855 114,191
T
Q
(°C)
(kkal)
6,3
-189
5,9
-189
-6.154.058,325 -2.354.929,086 -3.427.235,290
158,8
-189
LA : N2 O2 Ar 3.537,836
-4.323.942,555
LN2 : N2
3.364,481
6,3
-194
-3.688.143,890
6,3
-174
-9.275.881,455 -110.645,596 -3.773.160,154
N2
6,3
-175
O2
5,9
-175
Ar
157,2
-175
GN2 : 8.413,498 107,163 158,071
N2 WN :
Total
22.975,531
33.107.996,350
Panas yang dilepas = (-33.107.996,350– (-33.212.486,943)) kkal = 104.490,593kkal
Neraca panas pada Sub Cooler Komponen
Panas (kkal) Input
Output
LA : N2 O2
-5.689.415,809 -2.143.110,067 -2.588.662,759
-6.154.058,325 -2.354.929,086 -3.427.235,290
-3.945.040,373
-4.323.942,555
-4.090.872,246
-3.688.143,890
-9.964.946,934 -118.864,983 -4.671.573,771
-9.275.881,455 -110.645,596 -3.773.160,154
104.490,593
-
-33.107.996,350
-33.107.996,350
Ar LN2 : N2 GN2 : N2 WN : N2 O2 Ar Panas yang dilepas Total
7.
Perhitungan Neraca Panas pada High Pressure Column
High Pressure Column
LN2 out T = -177 °C
LN2 in T = -177 °C WG T = -177 °C
GA T = -171 °C
LA T = -172 °C Perhitungan
:
a. Input Pada T = -171 °C N2
:
6,4
kkal/kg °C O2
kkal/kg °C : 5,9 kkal/kg °C
Pada T = -177 °C N2
Ar
: 6,3 kkal/kg °C
:
130,3
Jumlah panas yang masuk pada High Pressure Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
T
Q
(°C)
(kkal)
6,4
-171
5,9
-171
-957.222.520,771 -258.988.164,274 -488.536.620,067
130,3
-171
GA : N2
874.655,081 256.703,503 21.925,858
O2 Ar
3.753,000
-4.184.970,300
LN2 : N2
6,3 Total
-171
1.157.037,442
1.708.932.275,411
b. Output Pada T = -172 °C N2
:
6,4
kkal/kg °C O2
kkal/kg °C : 5,9 kkal/kg °C
Pada T = - 177 °C N2 O2
Ar
: 6,3 kkal/kg °C : 5,9 kkal/kg 0C
:
131,8
Jumlah panas yang keluar pada High Pressure Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
5.168,437 2.111,855 114,191
T
Q
(°C)
(kkal)
6,4
-172
5,9
-172
-5.689.415,809 -2.143.110,067 -2.588.662,759
131,8
-172
LA : N2 O2 Ar 3.537,836
-3.945.040,373
LN2 : N2
3.364,481 22,912
6,3
-177
N2
6,3
-177
O2
5,9
-177
-3.751.732,578 -23.926,584
WG :
Total
14.319,711
18.141.888,171
Panas yang dilepas = (-18.141.888,171– (-1.708.932.275,411)) kkal = 1.690.790.387,240kkal Neraca panas pada High Pressure Column Panas (kkal) Komponen Input
Output
GA : N2 O2 Ar
-957.222.520,771 -258.988.164,274 -488.536.620,067
-
LA :
-
N2
-
O2
-
-5.689.415,809 -2.143.110,067 -2.588.662,759
Ar -3.945.040,373 LN2 :
-4.184.970,300
N2
-
WG :
-
-3.751.732,578 -23.926,584 -
N2 O2
1.690.790.387,240
Panas yang dilepas Total
8.
-18.141.888,171
-18.141.888,171
Perhitungan Neraca Panas pada Low Pressure Column GN2 produk T = -193 °C
LN2 T = -194 °C WN T = -193 °C
Low Pressure Column
GA T = -186 °C LA (T-241) T = -189 °C
LA (T-222) T = -189 °C
GO2 T = -180 °C
GO2 produk T = -179 °C
LO2 T = -180 °C
LO2 produk T = -179 °C
Perhitungan
:
a. Input Pada T = -180 °C O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 144,2 kkal/kg °C
Pada T = -186 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 153,9 kkal/kg °C
Pada T = -189 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 158,8 kkal/kg °C
Pada T = -194 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada Low Pressure Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
5.168,437 2.111,855 114,191
6,3
-189
5,9
-189
3.159,332 36,582
158,8
-189
T
Q
(°C)
(kkal)
LA (K-50) : N2 O2 Ar
-6.154.058,325 -2.354.929,086 -3.427.235,290 -3.761.816,696 -40.792,835
LA (K-55) :
59,357
N2
-1.781.491,716 6,3
-189
O2
3.108,149 36,247 90,481
5,9
-189
-3.642.128,566 -39.777,053 -2.590.044,893
Ar
3.537,836
158,8
-189
-4.323.942,555
GA :
10.822,622 136,444
-11.493.624,608 -3.541.548,103
N2
6,3
-186
O2
5,9
-186
Ar
153,9
-186
6,3
-194
O2
5,9
-180
Ar
144,2
-180
LN2 : N2 LO2 :
Total
28.381,532
b. Output Pada T = -179 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 142,6 kkal/kg °C
Pada T = -180 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
-43.151.389,725
Ar
: 144,2 kkal/kg °C
Pada T = -193°C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 165,5 kkal/kg °C
Jumlah panas yang keluar pada Low Pressure Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
3.159,775 40,870 78,835
T
Q
(°C)
(kkal)
6,3
-180
5,9
-180
-3.624.008,603 -43.404,204 -2.046.253,163
144,2
-180
GO2 : N2 O2 Ar LO2 produk :
5.698,852 21,403
-6.018.557,597 -546.316,244
O2
8.413,498 107,163 158,071
5,9
-179
Ar
3.364,481
142,6
-179
WN :
7.160,420 142,163
N2
6,3
-193
O2
5,9
-193
Ar
165,5
-193
6,3
-193
10.229.972,118 -122.026,286 -5.049.032,051
-4.090.872,246
GN2 produk : N2
-7.562.120,047 -3.628.774,803
GO2 produk : O2
5,9
-179
Ar
142,6
-179
Total
28.381,532
Panas yang diserap
42.961.337,361
= (-42.961.337,361– (-43.151.389,725))
kkal = 190.052,364 kkal
Neraca panas pada Low Pressure Column Komponen
Panas (kkal) Input
Output
LA (T-222) : N2
-6.154.058,325 -2.354.929,086 -3.427.235,290
-
-3.761.816,696 -40.792,835 -1.781.491,716
-
-
O2
-3.642.128,566 -39.777,053 -2.590.044,893
Ar
-4.323.942,555
-
O2 Ar LA (T-241) : N2
GA :
-
-
-11.493.624,608 -3.541.548,103
N2
-
O2
-
Ar
-
LN2 :
-
N2
-
LO2 :
-
O2
-
-
Ar
-
GO2 :
-
N2 O2
-
Ar
-
LO2 produk :
-
-
-3.624.008,603 -43.404,204 -2.046.253,163
-6.018.557,597 -546.316,244
O2 -
-10.229.972,118 -122.026,286 -5.049.032,051
N2
-
-4.090.872,246
O2
-
Ar WN :
Ar
190.052,364
GN2 produk :
-7.562.120,047 -3.628.774,803 -
N2 GO2 produk : O2 Ar Panas yang diserap Total
-42.961.337,361
-42.961.337,361
9.
Perhitungan Neraca Panas pada Argon Column GA T = -186 °C
LA in T = -189 °C
Argon Column
LA out T = -189 °C
GO2 T = -180 °C
LO2 T = -180 °C
Perhitungan
:
a. Input Pada T = -180 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 144,2 kkal/kg °C
Pada T = -189 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 158,8 kkal/kg °C
Cr.Ar T = -185 °C
Jumlah panas yang masuk pada Argon Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
321,813 735,572 7.803,725
T
Q
(°C)
(kkal)
6,3
-189
5,9
-189
-383.182,211 -820.235,845 234.214.748,217
158,8
-189
LA : N2 O2 Ar GO2 :
1,197 4.676,450 521,770
N2
6,3
-180
O2
5,9
-180
Ar
144,2
-180
Total
14.060,526
b. Output Pada T = -180 °C O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 144,2 kkal/kg °C
Pada T = -185 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 152,3 kkal/kg °C
-1.357,633 -4.966.389,561 -13.543.067,340
253.928.980,807
Pada T = -186 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 153,9 kkal/kg °C
Pada T = -189 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
O2
: 5,9 kkal/kg °C
Ar
: 158,8 kkal/kg °C
Jumlah panas yang keluar pada Argon Column Berat Komponen
Komponen
(kkal/kg
(kg.)
°C)
T (°C)
Q (kkal)
LA : N2 O2 Ar GA : N2 O2 Ar LO2 : O2 Ar
5.530,294 36,582 59,357 3.108,149 36,247 90,481 4.676,403 405,762 1,197 0,047 116,008
6,3
-189
5,9
-189
158,8
-189
6,3
-186
5,9
-186
153,9
-186
5,9
-180
144,2
-180
6,3
-185
Cr.Ar : N2
-6.584.921,150 -40.792,835 -1.781.491,716 -3.642.128,566 -39.777,053 -2.590.044,893 -4.966.339,455 10.531.966,705 -1.395,345 -51,498 -3.268.580,133
O2
5,9
-185
Ar
152,3
-185
Total
14.060,526
33.447.489,348
Panas yang diserap
=
(-33.447.489,348–
(-
253.928.980,807)) kkal = 220.481.491,459 kkal Neraca panas pada Argon Column Panas (kkal) Komponen Input
Output
LA : N2 O2
-383.182,211 -820.235,845 -234.214.748,217
Ar GO2 :
-
-1.357,633 -4.966.389,561 -13.543.067,340
N2
-
O2
-
Ar
-
LA : N2 O2
-6.584.921,150 -40.792,835 -1.781.491,716
Ar GA :
-3.642.128,566 -39.777,053 -2.590.044,893
N2 O2
-
Ar
-
LO2 : O2
-
Ar
-
Cr.Ar :
-
-4.966.339,455 -10.531.966,705
-1.395,345 -51,498 -3.268.580,133 -
N2 O2
220.481.491,459
Ar Panas yang diserap Total
-33.447.489,348
-33.447.489,348
10. Perhitungan Neraca Panas pada Pure Argon Column Pure Argon Column
Cr.Ar T = -181 °C
Perhitungan
WG T = -185 °C
LAr produk T = -180 °C
:
a. Input Pada T = -181 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Ar
: 145,8 kkal/kg °C
Jumlah panas yang masuk pada Pure Argon Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
T
Q
(°C)
(kkal)
6,3
-181
-1.365,175142 -3.061.424,855
145,8
-181
Cr. Ar : N2
1,197207 116,0078839
Ar Total
117,2050909
b. Output Pada T = -180 °C Ar
: 144,2 kkal/kg °C
Pada T = -185 °C N2
: 6,3 kkal/kg °C
Ar
: 152,3 kkal/kg °C
-3.062.790,03
Jumlah panas yang keluar pada Pure Argon Column
Komponen
Berat
Komponen
(kkal/kg
(kg)
°C)
T
Q
(°C)
(kkal)
WG : N2
2,703 19,509
Ar LAr :
6,3
-185
152,3
-185
96,499
Ar
-2.504.727,394 145,8
Total
Panas yang diserap
-3.149,871 -549.673,265
-180
177,205
-3.057.550,529
= (-3.057.550,529– (-3.062.790,03)) kkal
= 5.239,501 kkal Neraca panas pada Pure Argon Column (T – 242) Panas (kkal) Komponen Input
Output
Cr. Ar : N2
-1.365,175142 -3.061.424,855
Ar
-
WG : N2 -
-3.149,871 -549.673,265
Ar LAr :
-2.504.727,394 -
Ar
5.239,501
-
Panas yang diserap Total
-3.057.550,529
-3.057.550,529
Neraca Panas Total Panas (kkal)
Nama Alat
Input
Output
Kompresor udara
2856342,301
7611956,631
Reactivation exchanger
8179388,358
12406861,906
After cooler
5127619,170
3347978,390
High level freon cooler
3347978,390
1175719,750
Heat exchanger
-30201713,267
1175719,750
Sub cooler
-33212486,943
-33107996,350
High pressure column
-1708932275,411
-16603313,943
Low pressure column
-43151389,725
-42961337,361
Argon column
-253928980,807
-33447489,348
Pure argomn column
-3062790,030
-3057550,529
Panas yang diserap
1949518856,861
total
-103459451,102
-103459451,102
Panas yang diserap = (total panas output alat) – (total panas input alat) = [-103459451,102 - (-2052978307,963)] kkal = 1949518856,861 kkal Artinya, panas yang diserap oleh pabrik sebesar 1949518856,861 kkal
Efisiensi Neraca Panas Total =
total panas keluar x 100% total panas masuk
−103459451,102 −2052978307,963 = 5,039 %
=
×
%
LAMPIRAN 2 GRAFIK PSYCROMETRIC