Rita Herawati Skp Mkep - Asuhan Keperawatan 44x49

Asuhan keperawatan RITA Herawa+ SKp M.Kep

Mutu

Mutu adalah kepatuhan terhadap Standar yang telah ditetapkan

Regulasi rumah sakit

Sebagai dasar pelaksanaan asuhan Dokumentasi sebagai buk: dokumen

Pelayanan berfokus pada pasien

Regulasi Panduan SPO

Kebijakan

Dokumen buk:

Proses Asuhan Pasien Pasien care

Pengumpulan data & informasi pasien: pemeriksaan fisik, psikologis, sosial dan riwayat kesehatan

Analisa data & informasi, klinis, laboratorium , radiologik à iden:fikasi kebutuhan perawatan kesehatan pasien

Mengembangkan

Rencana keperawatan/ pengobatan

Standar Assesment Pasien 1. Pengkajian awal (Ini)al Assessments)

2. Pengkajian ulang (reassessed) secara periodik berdasarkan kondisi pasien & pengobatan 3. Petugas yang melakukan pengkajian harus kompeten 4. Tim kes bekerja kolaborasi & terintegrasi

5. Pelayanan Laboratorium

6. Pelayanan Radiologi diagnos+k

AP 1. PENGKAJIAN AWAL

1.1: Isi minimal asesmen ditetapkan o/ se:ap disiplin klinis, dilakukan o/ petugas yg kompeten, ditetapkan dalam kebijakan

1.2: asesmen awal melipu:: fisik, psikologis, sosial dan ekonomi

AP 1. PENGKAJIAN AWAL • 

Pengkajian awal terhadap Pengkajian Medis dan Pengkajian Keperawatan yg harus dilengkapi dalam waktu 24 jam

• 

Pengkajian Awal termasuk : 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  9.  10.  11. 

Alergi, Alasan masuk RS Riwayat kes, Hasil pem fisik, Status psikososial, Risiko jatuh, Status fungsional, Nyeri, Skrining gizi, Kebutuhan edukasi, Discharge planning

AP 1. PENGKAJIAN AWAL §  1.3: Pengkajian medik & kep emergency…. NEWSS §  1.4: Kerangka waktu ditetapkan: (Ada aturan /kebijakan tertulis)







Rawat Inap (<24 jam)



Rawat Jalan (<2 jam)



IGD (<30 menit )

§  1.5: Hasil pengkajian didokumentasikan dalam status / rekam medis dan dapat diakses oeh seluruh +m kesehatan §  1.5.1: pengkajian medik awal didokumentasikan sebelum anestesi dan pembedahan

PENGKAJIAN AWAL 1.6. skrining gizi, ases nutrisi lanjut, oleh staf kompeten asesmen status fungsional awal dan lanjut; Ø  Jika hasil screening terdapa masalah nutrisi perawat berkolaborasi dnegan ahli gizi Ø  Setiap makanan atau therapy harus ada instruksi dari dokter Ø  Edukasi nutrisi pasien, terasuk untuk makanan yang dibawa dari luar rumah sakit 1.7. Pengkajian awal nyeri pada seluruh pasien rawat inap & rawat jalan, monitoring dan tindak lanjut

SKRINING PASIEN DI IGD (TRIAGE) Routine Triage: Emergensi rumah sakit menggunakan sistem triage, : • EMERGENT • URGENT • NON URGENT • IMMEDIATE NEEDS -à untuk pasien infeksius, diprioritaskan untuk Transfer Disaster Triage: Merah : EMERGENT (kebutuhan pasien segera dilihat) Kuning : URGENT Hijau : NON URGENT Hitam : MENINGGAL

PENERIMAAN PASIEN DI IGD PASIEN

•  •  •  • 

Skrining / Triage (Physiologic Based) : Emergency Urgent Non Urgent Immediate Needs

Pengkajian Awal

OBSERVASI

RAWAT

PULANG

FORM TRIAGE IGD (TANDA VITAL) Peme riksaan

EMERGENT

URGENT

NON URGENT

FALSE EMER GENCY

JALAN NAFAS / airway

Sumbatan (obstruction)

Bebas (patent)

Bebas (patent)

Bebas (patent)

PERNAFASAN /breathing

Henti nafas

Frek napas (RR) 24 – 32 x /mnt

Normal

Normal

Normal

Normal

GCS 15

GCS 15

Frek > 32/mnt

Wheezing Frek < 10/mnt Wheezing inspirasi SIRKULASI

Henti Jantung (cardiact arrest) Nadi tdk teraba Frek nadi /HR < 50 x/mnt Frek nadi /HR > 150 x/mnt

Frek Nadi (HR) 120-150 x/mnt TD sist > 160 mmHg TD diast > 100 mmHg

Pucat Akral dingin CRT > 2 detik KESADARAN

GCS < 13

GCS > 13

IMMEDIATE NEED yaitu suatu kondisi dimana pasien harus segera ditransfer ke tempat lain yang aman (PASIEN INFEKSI ATAU PASIEN DENGAN IMMUNOCOMPROMISED)

Deteksi kondisi perburukan pasien

Deteksi kondisi perburukan Peran Perawat adalah : ü  Memeriksa perubahan kondisi pasien

ü  Mendeteksi perburukan kondisi pasien secara dini, dengan memo:tor tanda- tanda vital (Suhu tubuh, nadi, Frekwensi Pernafasan, tekanan darah ) Pemeriksaan tambahan Saturasi oksigen , kesadaran , nyeri dan urine out put ü  Melakukan pencegahan terhadap cedera dan kesalahan / kelalaian. (Rogers et al, 2008).

YANG SERING DITEMUKAN DALAM OBSERVASI TTV •  TTV :dak secara konsisten dikaji, dicatat •  Penyebab hal ini adalah: •  Tingginya beban kerja •  Menurunnya kesadaran thd pen:ngnya monitoring TTV •  Tidak jelasnya kewenangan dalam pengambilankeputusan (Rose, 2010)

Hal yang sering terjadi Sebagian dari kita

•  TTV diisi mengandalkan INGATAN •  TTV diisi sebelum waktunya •  TTV hanya dicatat TIDAK DILAKUKAN ANALISA

Temuan yang sering didapat : 1.  Kurangnya observasi di bangsal umum 2.  Kurang pengetahuan tentang penyakit kritis 3. Treatment yang tidak optimal pada pasien yang beresiko, keterampilan dan Pengetahuan yang tidak memadai dan tidak adanya tandar 4.  Standar penulisan dokumentasi asuhan keperawatan yang rendah ( tidak ada kesinambungannya, tidak jelasnya perubahan kondisi pasien)

Asuhan keperawatan

1.  Perawat harus dila:h untuk dapat mengenali dan berespon terhadap perubahan kondisi pasien 2.  RS mengembangkan pendekatan sistema:s prosedur deteksi dini perburukan kondisi pasien 3.  Pengembangan dan penerapan kriteria tsb harus menggambarkan tanda peringatan dini perburukan kondisi pasien 4.  Berdasarkan kriteria yg ada, perawat harus dapat mencari bantuan awal terhadap perburukan kondisi pasien 5.  Pasien dan keluarga harus di informasikan bagaimana mereka mencari bantuan ke:ka terjadi perburukan kondisi

SOLUSI •  SALAH SATU SOLUSI YANG DIKEMBANGKAN DI RUMAH SAKIT FATMAWATI Metoda Early Warning Score System •  Bekerja sama dengan - Tim KPK (Kelompok Perawat Klinik) - Bidang pelayanan keperawatan - Komite keperawatan

Modified Early Warning Score (MEWS)

J U M L A H K A N

1.  Jumlahkan skor dari seluruh parameter 2.  Berikan kode warna di lembar observasi sesuai dengan parameter dalam EWSS 3.  Jika hasil pengukuran tanda vital berada pada area yang berwarna, maka HITUNG skor EWSS dan melakukan tata laksana sesuai algoritme 4.  Penandaan area berwarna di grafik tanda vital bertujuan untuk memudahkan perawat menentukan waktu melakukan skoring EWSS BERIKUTNYA

HIJAU

A L G O R I T M E

•  Pasien dalam kondisi stabil

KUNING

•  Pengkajian ulang dilakukan oleh PP/ PJ Shib. Jika skor akurat, PP harus menentukan :ndakan thd kondisi pasien dan pengkajian ulang dilakukan :ap 2 jam. Pas:kan kondisi pasien tercatat di catatan perkembangan pasien

ORANGE

•  Pengkajian ulang harus dilakukan oleh PP/ PJ Shib dan diketahui oleh dokter jaga/PPDS. Dokter jaga/PPDS harus melaporkan ke DPJP dan memberikan instruksi tatalaksana pada pasien tersebut. Perawat harus memonitor tanda vital se:ap jam

MERAH

•  Ak:can code blue, TIM melakukan tata laksana kegawatan pada pasien, dokter jaga dan ATAU DPJP diharuskan hadir disamping pasien dan berkolaborasi untuk menentukan rencana perawatan pasien selanjutnya. Perawat pelaksana harus memonitor tanda vital se:ap jam (Duncan & McMullan, 2012)

PAIN ASSESSMENT / pengkajian nyeri 1.  Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) -à Neonatal 0 – 2 bulan 2.  FLACC Scale (Face,Legs,Activity,Cry,Consolability) For 2 bulan - 7 tahun 3.  VAS Pain Scale 4.  Behavioural Pain Scale (BPS) •  Untuk pengkajian pasien yang sedang tidak sadar dengan ventilasi atau pasien dengan sedasi •  Untuk > 7 tahun



PENGKAJIAN NYERI PADA PASIEN NEONATUS – NEONATAL INFANT PAIN SCALE (NIPS) Interpretasi : Ø  Ø 

Minimum score : 0 Maximum score : 7

Limitations : A falsely low score may be seen in an infant who is too ill to respond or who is receiving a paralyzing agent.

FLACC PAIN SCALE KATEGORI

SKORING 0

1

2 Sering cemberut konstan, rahang terkatup, dagu bergetar, kerutan yang dalam di dahi, mata tertutup, mulut terbuka, garis yang dalam di sekitar hidung / bibir

Face (wajah)

Tidak ada ekspresi tertentu atau senyum, kontak mata dan bunga di lingkungan

Kadang meringis atau mengerutkan kening, menarik diri, tidak tertarik, wajah terlihat cemas, alis diturunkan, mata sebagian tertutup, pipi terangkat, mulut mengerucut

Leg (kaki)

Posisi normal atau santai

Activity (Aktivitas)

Berbaring dengan tenang, posisi normal, bergerak dengan mudah dan bebas

Cry (Menangis)

Ti d a k a d a t e r i a k a n / erangan (terjaga atau tertidur)

Tidak nyaman, gelisah, tegang, tonus Menendang atau kaki disusun, meningkat, kaku, fleksi / ekstensi anggota hipertonisitas fleksi / ekstensi badan intermiten anggota badan secara berlebihan, tremor Menggeliat, menggeser maju mundur, M e l e n g k u n g , k a k u , a t a u tegang, ragu-ragu untuk bergerak, menjaga, menyentak, posisi tetap, tekanan pada bagian tubuh. goyang, gerakan kepala dari sisi ke sisi, menggosok bagian tubuh. Erangan atau rengekan, sesekali menangis, Terus menerus menangis, mendesah, sesekali mengeluh. menjerit, isak tangis, mengerang, menggeram, sering mengeluh

Consolability

Te n a n g , s a n t a i , t i d a k Perlu keyakinan dengan sekali-sekali Sulit untuk dibujuk atau dibuat memerlukan menyentuh sesekali, memeluk, nyaman menghibur atau 'berbicara'. Perhatian mudah beralih

VAS à Numerical Rating Pain Scale UNTUK PASIEN LEBIH DARI 7 TAHUN

à WONG BAKER FACES PAIN SCALE ( VAS ) UNTUK PASIEN LEBIH DARI 7 TAHUN

Behavioural Pain Scale (BPS) UNTUK PENGKAJIAN NYERI PASIEN DENGAN VENTILASI, PASIEN TIDAK SADAR/ TIDUR KATEGORI

PENILAIAN

SKOR

Ekspresi wajah

Tenang/relaks

1

Sebagian diperketat (misalnya penurun alis)

2

Sepenuhnya diperketat (misalnya penutupan kelopak mata)

3

Meringis

4

Tidak ada pergerakkan

1

Sebagian ditekuk

2

Sepenuhnya ditekuk dengan felksi jari-jari

3

Retraksi permanen

4

Pergerakkan yang dapat ditoleransi

1

Batuk dengan pergerakkan

2

Melawan ventilator

3

Tidak dapat mengontrol ventilasi

4

Anggota badan sebelah atas

Kepatuhan dengan ventilasi

MANAJEMEN NYERI (PAIN MANAJEMEN) 1.  2.  3.  4. 5. 6. 7. .

Penilaian nyeri oleh perawat Bila penilaian nyeri > 4 lapor DPJP Evaluasi 2 jam kemudian Bila penilaian nyeri < 4 evaluasi setiap shif sesuai evaluasi vital sign Bila evaluasi 2 jam penilaian nyeri > 4 perawat konsul dokter anesthesi on site Evaluasi 2 jam kemudian bila penilaian nyeri < 4 evaluasi setiap shif sesuai evaluasi vital sign Bila evaluasi 2 jam penilaian nyeri > 4 perawat konsul tim nyeri yang punya kompentensi Evaluasi nyeri setiap shif sesuai evaluasi

Apa yang harus dilaporkan perawat terkait keluhan nyeri pada pasien Perawat akan melaporkan hal-hal berikut kepada Dokter dan mendokumentasikannya. • Nyeri yang :dak terkontrol • Pemberian terapi yang :dak menurunkan keluhan nyeri • Nyeri yang baru dikeluhkan atau nyeri yang semakin memburuk • Dampak buruk akibat pemberian obat nyeri mis. Depresi / gangguan pernafasan • Perubahan status mental, mual atau muntah, retensi urin, kons:pasi, gatal-gatal, perubahan sensorik / motorik Uncontrolled pain

PENILAIAN RESIKO JATUH PADA PASIEN DEWASA ( MORSE FALL SCALE) Keterangan : Skor resiko jatuh : 1. Skor 0 – 24, :dak beresiko. 2. Skor 25 – 50 ,Resiko rendah. 3. Skor > 51 : Resiko :nggi Pengecualian : Pasien pos operasi dinyatakan sebagai pasien resiko :nggi jatuh

NO

PARAMETER

Nilai

Skor

1

Apakah ada riwayat jatuh dalam waktu 3 bulan sebab apapun

Ya :dak

25 0

2

Apakah mempunyai penyakit penyerta ( diagnose scunder)

Ya :dak

15 0

3

Alat bantu berjalan §  Dibantu perawat/:dak menggunakan alat bantu.

ya

0

§ 

Menggunakan alat bantu kruck, walker, kursiroda

Ya

15

§ 

Merambat dengan berpegangan dengan kursi, meja

Ya

30

4

Terpasang infuse , pemberian an: koagulan, anesthesia,dan obat lain yang mempunyai efek jatuh

Ya :dak

20 0

5

Mobilisasi §  Normal/ bed rest/immobilisasi

ya

0

6

§ 

Lemah

ya

10

§ 

Ada keterbatasan berjalan

ya

20

Status mental §  Menyadari kelemahannya

ya

0

Ya

15

§ 

Tidak menyadari kelemahannya TOTAL SCORE

Nama&paraf petugas yang melakukan penilaian

Skor 1 Tanggal

Skor 2 Tanggal.

Sekor 3 Tanggal

Sekor 4 Tanggal

Sekor 5 Tanggal

Sekor 6 Tanggal

Sekor 7 Tanggal

PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN DEWASA SKALA MORSETanggal SCALE (LANJUTAN) Nama Pasien : Lahir : No RM : No 1

2

3

4

5

6

Risiko Mempunyai riwayat jatuh, baru atau dalam 3 bln terakhir a. Tidak b. Ya Diagnosis sekunder > 1 a. Tidak b. Ya Ambulasi berjalan a. Bedrest / dibantu perawat b. Penyangga / tongkat / walker / threepot / kursi roda c. Mencengkeram Furniture Terpasang IV line / Pemberian anti koagulan (Heparin) / obat lain yang digunakan mempunyai side effects jatuh a. Tidak b. Ya Cara berjalan / berpindah a.  Normal / bedrest / immobilisasi b.  Kelelahan dan lemah c.  Keterbatasan / terganggu Status mental a. Normal / sesuai kemampuan diri b. Lupa keterbatasan diri / penurunan kesadaran TOTAL SKOR Nama & paraf petugas yang melakukan penilaian

Skala

Skor ke 2 Tgl ........

Skor ke 3 Tgl .....

Skor ke 4 Tgl ...

Ruang Rawat : Skor ke 5 Tgl ........

Skor ke 6 Tgl .......

0 25 0 25 0 15 30

0 20 0 10 20

0 15

Tingkat Risiko : Skor 0 - 24 Tidak berisiko, Perawatan yang baik Skor 25 - 50 Risiko Rendah, Lakukan intervensi jatuh standar Skor ≥ 51 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi 30

PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN ANAK HUMPTY DUMPTY (LANJUTAN) Nama Pasien : Parameter Umur

Jenis Kelamin

Diagnosis

Gangguan Kognitif

Faktor Lingkungan Respon terhadap operasi/obat penenang/efek anestesi

Tanggal Lahir : Kriteria

Kurang dari 3 Thn 3 – 7 Thn 7 – 13 Thn 13 - 18 Thn Laki-laki Perempuan Kelainan Neurologi Gangguan Oksigenisasi (Gangguan pernafasan, Dehidrasi, Anemia, Anoreksia, Sinkop, Sakit Kepala dll) Kelemahan fisik / Kelainan psikis Diagnosis Lain Tidak memahami keterbatasan Lupa Keterbatasan Orientasi terhadap kelemahan Riwayat Jatuh dari tempat tidur saat bayi - anak Pasien menggunakan alat bantu atau menggunakan boks atau mebel Pasien berada di tempat tidur Pasien berada di luar area Ruang perawatan Kurang dari 24 jam Kurang dari 48 jam Lebih dari 48 jam

Penggunaan obat sedative (kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), Hipnotik, Penggunaan obat barbitural, phenothiazines, antidepresan, laksatif/ diuretik, narkotik / metadon Salah satu obat diatas Pengobatan Lain TOTAL SKOR Nama & paraf petugas yang melakukan penilaian

No RM : Skor

Ruang Rawat

Skor ke 2 Skor ke 3 Skor ke 4 tgl ….. tgl …. Tgl …..

Skor ke 5 Tgl …..

4 3 2 1 2 1 4 3 2 1 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1 3

2 1

Tingkat risiko : Skor 7-11: Risiko Rendah Untuk Jatuh Skor ≥ 12: Risiko Tinggi Untuk Jatuh Skor Minimal : 7 Skor Maksimal : 23

31

DISCHARGE PLANNING • 

1.  2. 

Suatu pengkajian yang dilakukan untuk membuat perencanaan pemulangan pasien, yang dilakukan bersamaan dengan pengkajian awal pasien yang akan masuk rawat inap (terdokumentasi dalam Pengkajian Awal Dokter di Rekam Medis), yang bertujuan untuk : Melakukan iden:fikasi kebutuhan pasien saat pemulangannya dari rumah sakit. Memberikan waktu yang cukup untuk mempersiapkan pasien saat keluar rumah sakit

AP 2.1: PENGKAJIAN ULANG (RE-ASSESSMENT) Seluruh pasien dilakukan pengkajian ulang secara periodik berdasarkan kondisi pasien dan pengobatan yang diperoleh pasien, untuk memonitor respon pasien terhadap pengobatan dan menyusun rencana untuk pengobatan/ perawatan selanjutnya

AP 3: Staf yang kompeten melakukan asesmen awal dan asesmen ulang

•  RS menetapkan petugas yang kompeten melakukan asesmen awal dan ulang •  Petugas yg ditunjuk harus memiliki lisensi atau ser:fikasi •  Asesmen gawat darurat dilakukan oleh petugas yang kompeten •  Dabar petugas ditetapkan secara tertulis

PERAN KOMITE KEPERAWATAN

K O M P E T E N

- SUB KOMITE KREDENSIAL: -  Apakah kredensial dan rekredensial sudah berjalan - sudah dievaluasikah kewenangan klinisnya - SUB KOMITE MUTU: -  Apakah berjalan audit keperawatan - Adakah pengembangan profesional berkelanjutan -  - SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI -  Apakah terpapar kode e:k profesi keperawatan - - apakah sudah merekomendasikan pencaputan kewenangan klinis

AP 4: KOLABORASI ANTAR PROFESI

Dokter, perawat dan :m kesehatan lain yang bertanggung jawab merawat pasien BERKOLABORASI untuk melakukan analisa dan mengintegrasikan hasil pengkajian.

Kebijakan penggunaan form catatan perkembangan terintegrasi

AP 5: PELAYANAN LABORATORIUM

•  Program laboratorium yg aman tersedia, diikuti dan terdokumentasi. •  Tes di laboratorium dilakukan oleh individu yg kompeten & hasilnya diinterpretasi oleh tenaga yg qualified. •  Hasil lab selesai sesuai waktu yg ditetapkan oleh organisasi •  Untuk pemeriksaan cito < 1 jam.

MENERIMA LAPORAN HASIL TES KRITIS DAN NILAI KRITIS DENGAN TBAK v  Tes kritis dilaporkan oleh petugas Lab, Ro, Cardiologi v  Tes kritis (critical tes) / pemeriksaan cito, contoh: - Tes / pemeriksaan diagnostik (x-ray, CT Scan, EKG) - Tes / pemeriksaan walaupun hasilnya NORMAL / ABNORMAL harus dilaporkan SEGERA v  Nilai / Hasil kritis (critical test result) Hasil abnormal yang harus dilaporkan segera < 1 jam ke dokter peminta pemeriksaan / perawat untuk dilaporkan ke dokter.

PELAPORAN HASIL TEST KRITIS Petugas Laboratorium Petugas Radiologi Yang merekam EKG

HASIL KRITIS

Catat tanggal, jam, nama penelepon, TBaK

Catat tanggal, jam, nama yang dihubungi, nama penelepon Penyampaian hasil sesuai SPO

TINDAKAN Kabid Pelay Dir Med

PETUGAS PENERIMA di Unit Kerja

15 menit I: DPJP 15 menit II : DPJP

15 menit IV : Ka SMF

15 menit III : Koord Pelay SMF

CONTOH DAFTAR NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM No Jenis Pemeriksaan

Nilai Rendah

Nilai Tinggi

Satuan

HEMATOLOGI 1

Hemoglobin

< 5

> 20

g/dl

2

Leukosit

< 1.000

> 50.000

/ul (kasus baru)

3

Trombosit

< 20.000

> 800.000

/ul (kasus baru)

HEMOSTASIS 1

Waktu Perdarahan (BT)

-

> 15

menit

2

Protrombine Time (PT)

-

> 30

de:k

3

INR

-

>3.6

-

4

APTT

-

> 70

de:k

5

Fibrinogen

< 100

-

mg/dl

KIMIA KLINIK 1

Ureum

-

> 214

mg/dl

2

Crea:nin

-

> 10

mg/dl

3

Bilirubin (bayi)

-

> 15

mg/dl

4

Glukosa darah (dewasa)

< 40

> 500

mg/dl

CONTOH.DAFTAR NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM (la No Jenis Pemeriksaan

Nilai Rendah

Nilai Tinggi

Satuan

KIMIA KLINIK 5

Glukosa darah (bayi)

< 40

> 325

mg/dl

6

Calsium total darah

< 6

> 13

mg/dl

7

Calsium ion

< 0.78

> 1.58

mmol/l

8

Natrium / Na

< 120

> 160

meq/l

9

Kalium / K

< 2.5

> 6

meq/l

10

Chlorida / Cl

< 80

> 115

meq/l

11

Magnesium / Mg

< 1

> 4

meq/l

12

Phosphat / P

< 1

-

meq/l

13

Laktat (anak)

-

> 4.1

mmol/dl

14

Laktat (dewasa)

-

> 3.4

mmol/dl

15

Troponin T -

Posi:p

ASTRUP / ANALISA GAS DARAH 1

pH

< 7.25

> 2.55

mmHg

2

pCO2

< 20

> 60

mmHg

3

pO2

< 40

-

mmHg

AP 6: DAFTAR NILAI KRITIS PEMERIKSAAN RADIOLOGI Anatomi Kepala

Spine Abdomen

Ekstremitas Thorax

Kategori Merah

Kategori Orange

( Hasil 1 – 2 jam )

( Hasil 24 jam)

-  Perdarahan Intra cerebral/ intra cranial e.c Stroke/ trauma -  Infark akut -  Fraktur Impresi -  Hydrocephalus dengan peningkatan TIK -  Fraktur vertebra dengan penekanan pada medula spinalis - Perdarahan - Trauma Abdomen dengan perdarahan dan laserasi organ. -  Ileus obstruk:f/ toxic mega colon -  Invaginasi -  Pneumoperitonium - . Fraktur pelvis dan ekstremitas dengan curiga robekan pada pembuluh darah besar - . Dislokasi caput femoris / caput humerus - . Trauma thorax dengan perdarahan (contusio paru dan hemato thorax ) - - .Fraktur costal yang menekan jaringan paru atau dengan perdarahan - - . Effusi Pleura massif - - . Tension Pneumo thorax, Edema Paru - -. Tension Hydropneumo thorax

-  Brain tumor -  Infeksi (Meningi:s dan Encephali:s)

HNP Tumor - . Tumor abdomen - . Peritoni:s - . Ileus Parali:k Fraktur dan dislokasi tulang lain yang :dak dicurigai adanya robekan pembuluh darah besar. -. Effusi pleura minimal / :dak masif - . Pneumothorax - . Pneumonia - . TB -. Tumor paru

PEMULANGAN / DISCHARGE DPJP mengisi Resume Medis / Discharge Summary yang berisi: 1.  2.  3.  4.  5.  6.  7. 

Alasan isi / MRS, Diagnosa dan penyakit penyerta Tanda-tanda fisik dan Temuan lain yang signfikan Hasil Prosedur diagnostik dan / Tindakan Terapetik Obat-obatan selama perawatan termasuk obat saat pulang Kondisi / keadaan pasien saat pulang Instruksi lanjut / Follow-up / Discharge Instruction

DISCHARGE INSTRUCTION / INSTRUKSI PULANG / FOLLOW UP Discharge Instruction : a. 

Waktu untuk Kontrol lagi

b. 

Kapan harus segera kembali jika terjadi keadaan emergency

c. 

Instruksi perawatan selama di rumah

• 

Untuk memberikan informasi tertulis kepada pasien/keluarga saat pasien akan dipulangkan dari RS terkait data dan obat untuk diminum setelah pulang

• 

Discharge Instructions harus ditulis agar pasien/keluarga mengerti informasi yang diberikan. Jangan gunakan singkatan atau istilah medis.



Pelayanan yang berkualitas bukan hanya tersenyum saat bekerja Akan tetapi bagaimana membuat pelanggan kita selalu tersenyum