SOAL KASUS DERMATITIS SEBOROIK
oleh: Kelompok 5 Yudha Bintang S. NIM 112310101045 Dewa Ayu Dwi C.Y.SNIM 112310101046 Dewa Ayu Eka C.M.S NIM 112310101047 Subaida NIM 112310101048 Aditya Wahyu K. NIM 112310101049 Nuriyah Halida NIM 112310101050 Andi Susanto NIM 112310101051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
Soal Kasus Dermatitis Seboroik 1. Perawat puskesmas menemukan seorang anak yang diperiksa merasa bagian kepala gatal, kemerahan, kulit terlihat bersisik dan anak tersebut merasa tidak nyaman dengan keadaannya (tanda dan gejala terlihat seperti gambar). Perawat puskesmas segera merujuk anak tersebut ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. Berdasarkan tanda dan gejala yang muncul, penyakit kulit yang di derita anak tersebut adalah..... a. Dermatitis seboroik b. Herpes tipe 1 c. Herpes tipe 2 d. Dermatomikosis e. Dermatitis Dishidrotik Pembahasan: Dermatitis seboroik merupakan kelainan kulit inflamasi di mana telah terbukti adanya peran kolonisasi jamur Malassezia pada kulit yang terkena. Selain itu, dermatitis seboroik adalah penyakitDermatitis seboroik merupakan kelainan kulit yang berlangsung kronik dan kambuhan. Dermatitis seboroik ditandai dengan kemerahan, gatal, dan kulit bersisik, paling sering mengenai kulit kepala (ketombe), tetapi juga dapat mengenai kulit pada bagian tubuh lainnya seperti wajah, dada, lipatan lutut, lengan dan lipat paha 2. Seorang bayi
dibawa oleh ibunya datang ke rumah sakit. Saat diperiksa
ditemukan bahwa di area kepala (bagian depan dan samping) muncul krusta tebal, pecah-pecah, berwarna kekuningan dan berminyak. Tanda ini disebut cradle cap karena bentuknya yang mirip topi menutupi kulit kepala. Di bagian tubuh yang lain dietmukan ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta berminyak yang menutupi permukaannya. Berdasarkan tanda yang ditemukan pada bayi tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak tersebut kemungkinan mengidap penyakit? a. Dermatitis seborotik b. Dermatitis dishidrotik
c. Dermatitis atopik d. Dermatitis kontak alergi e. Herpes tipe 1 Pembahasan : Dermatitis Seboroik relatif mudah dikenali karena tandanya yang khas, yakni dijumpainya krusta (bercak disertai semacam sisik) berminyak. Di area kepala (bagian depan dan samping) ditandai: krusta tebal, pecah-pecah, berwarna kekuningan dan berminyak. Tanda ini disebut cradle cap karena bentuknya yang mirip topi menutupi kulit kepala. Di bagian tubuh yang lain, ditandai: ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta berminyak yang menutupi permukaannya. 3. Ada seorang bernama bapak budi datang kerumah sakit dengan terjadi peradangan atau lesi pada kening, pangkal hidung, alis. bapak budi mengaku bahwa awalnya lesi yang terjadi pada kening itu kecil namun lama-lama semakin meluas. Bapak budi pun mengatakan bahwa terasa gatal pada lesinya. Terdapat pula bercak-bercak
yang beskuamosa dan berminyak disertai
eksudasi. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter mendiagnosis bahwa bapak budi terkena dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik tipe apa yang dialami bapak budi? a. Dermatitis seboroik ringan b. Dermatitis seboroik sedang c. Dermatitis seboroik berat d. Dermatitis atopic e. Kandidosis
Pembahasan: Dermatitis seboroik berat dimana pada dermatitis seboroik berat ini akan dapat terjadi radang atau lesi lebih dari satu tempat dan semakin lama meluas. dan tanda lain yang menunjukkan bahwa sudah dalam jenis berat yaitu adanya bercakbercak yang berskuamosa dan berminyak yang disertai eksudasi.
4. Pada salah satu desa tinggalah seorang anak remaja yang bernama Sebastian dia merasa gatal didaerah dadanya sehingga dia memeriksakannya ke pak mantrai deket rumahnya dia mengeluh gatal, terlihat warna kemerahan atau kekuningan disertai dengan adanya skuama, krusta, basah berminyak, dan bisa juga kering. Sebastian mengatakan bahwa jarantg mandi dang anti baju, kadang 3hari sehari dia ganti baju. Dilihat dari kasus diatas penyakit dermatitis seboroik Sebastian disebabkan oleh personal heygine yang kurang baik. Factor apa yang menyebabkan Sebastian terserang dermatitis seboroik? a. Hormon b. Jamur Pityrosporum ovale dan Lingkungan c. Neurologik d. Iklim e. Genetik stasus seboroik ( seborrhoeic state ) yang diturunkan secara gen. Pembahasan: Jamur Pityrosporum ovale. Penelitian lmenunjukan bahwa Pityrosporum ovale (Malassezia ovale), jamur lipofilik, dijumpai banyak pada penderita dermatitis seboroik. Pertumbuhan P. ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis maupun karena sel jamur itu sendiri melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. Yang disebabkan oleh factor lingkungan dan personal hygiene yang kurang baik. 5. Seorang anak umur 5 tahun timbul gejala pada daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabialis, dagu, dan lain-lain terdapat makula eritem, yang diatasnya dijumpai skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan. Dari kasus diatas menurut daerah lesinya, tanda geja yang timbul pada dermatitis seboroik diatas pada daerah … a. b. c. d. e.
Seboroik kepala Seboroik muka Seboroik kaki Seboroik Seboroik badan
Pembahasan :
Menurut daerah lesinya, dermatitis seboroik dibagi tiga: 1.Seboroik kepala Pada daerah berambut, dijumpai skuama yang berminyak dengan warna kekuning-kuningan sehingga rambut saling melengket; kadang-kadang dijumpai krusta yang disebut Pitriasis Oleosa (Pityriasis steatoides). Kadang-kadang skuamanya kering dan berlapis-lapis dan sering lepas sendiri disebut Pitiriasis sika (ketombe). Pasien mengeluhkan gatal di kulit kepala disertai dengan ketombe. 2.Seboroik muka Pada daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabialis, dagu, dan lain-lain terdapat makula eritem, yang diatasnya dijumpai skuama berminyak berwarna kekuning-kuningan. Bila sampai palpebra, bisa terjadi blefaritis. Sering dijumpai pada wanita. Bisa didapati di daerah berambut, seperti dagu dan di atas bibir, dapat terjadi folikulitis. Hal ini sering dijumpai pada laki-laki yang sering mencukur janggut dan kumisnya. 3.Seboroik badan dan sela-sela Jenis ini mengenai daerah presternal, interskapula, ketiak, inframama, umbilicus, krural (lipatan paha, perineum). Dijumpai ruam berbentuk makula eritema yang pada permukaannya ada skuama berminyak berwarna kekuningkuningan. Pada daerah badan, lesinya bisa berbentuk seperti lingkaran dengan penyembuhan sentral. Di daerah intertrigo, kadang-kadang bisa timbul fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder.