RSUD BAYUNG LENCIR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
109/SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/4
TANGGAL TERBIT
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019
dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang PENGERTIAN
digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spectrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang akurat, interval dan lama pemberian yang tepat 1. Terlaksananya pemberian antibiotik yang bijak di Rumah Sakit
TUJUAN
Umum Daerah Bayung Lencir 2. Penurunan resistensi antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir
KEBIJAKAN
No. 109 /SOP/RSUD-BL/04/2019 tentang Pedoman Pelayanan PPRA
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
0
1/4
109/SPO/RSUD-BL/I/2019
1. Antibiotik empiris diberikan di RS Advent Antibiotik empiris PROSEDUR
diberikan di RS berdasarkan : 1.1.Penggunaan umum penggunaan antibiotik kemenkes 2011 1.2 Panduan praktek klinis dan clinical pathway yang sudah di tetapkan 1.3. Formularium RSUD Bayung Lencir
2
Antibiotik empiris di berikan setelah pengambilan spesimen untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik
3
Pemberian dengan indikasi,yaitu 3.1 Sudah di tegakkan diagnosis infeksi yang tepat dengan mengacu secara klinis, mikrobiologi, hematologi,kimia,serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya. 3.2 Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non infeksi dan infeksi non bakterial. 3.3 Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I dan spektrum sempit.
Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh dokter dan diberikan oleh farmasi, jika ada hsil kultur atau telah mendapat usulan dari spesialis mikrobiologi klinik ( mekanisme automatic stop order )
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
0
1/4
109/SPO/RSUD-BL/I/2019
3.4 antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam mengatasi PROSEDUR
kuman
resisten
atau
memicu
resistensi
seperti
vancomycin dan linezolid untuk MRSA, ceftazidime untuk pseudomonas MDRO, golongan carbapenem untuk MDRO, cephalosporin generasi III untuk kuman bentuk batang gram negatif dan tigecycline untuk acinetobacter MDRO. 3.5 Automatic stop order dilakukan dengan cara : 3.5.1 .Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik khusus, farmasi akan meminta hasil salinan kultur dan pola kepekaan antibiotik yang telah disetujui oleh spesialis mikrobiologi klinik. 3.5.2 . Salinan tersebut akan diteruskan ke komite farmasi dan dikonsultasikan ke tim PPRA ataupun komite PPI yang akan bekerja lewat IPCO (infection prevention control officer ) hasil konsultasi disampaikan ke dokter penanggung jawab pasien. 3.5.3 .Berkas akan diteruskan ke direktur medik dan pelayanan untuk mendapatkan pengesahan. 3.5.4 .Jika telah disetujui maka antibiotik dapat diberikan. 3.2 .Penggunaan antibiotik akan dievaluasi setiap 6 bulan menggunakan kriteria gyssens dan disusun peta medan kuman.
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
0
1/4
109/SPO/RSUD-BL/I/2019
4 PROSEDUR
Memelihara jenis antibiotik berdasarkan : 4.1 Pete medan kuman RSUD Bayung Lencir 4.2 Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik 4.3 Usulan spesialis mikrobiologi klinik
Unit Terkait
seluruh pelayana keperawatan Farmasi,Komite PPRA
RSUD
Bayung
Lencir,UGD,
RSUD BAYUNG LENCIR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
110/SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/3
TANGGAL TERBIT
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019
dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Penggunaan antibiotik rasional adalah suatu upayah otorisasi rumah PENGERTIAN
sakit dalam membuat suatu sistem terukur dan terstandarisasi dalam pengguaan antibiotik rasional rumah sakit. Kebijakan tersebut mengcakup : 1. Kebijakan
menejemen
rumah
sakit
dalam
standarisasi
penggunaan antibiotik yang rasional 2. Upaya untuk membuntuk keterpaduan dalam penggunaan antibiotik rasional berdasarkan keilmuan berbasis bukti 3. Stanarisasi penggunaan antibiotik untuk pelayanan pasien yang optimal berkorelasi dengan program pengendalian infeksi rumah sakit, terutama dalam menghadapi kasus MDR, Kebijakan penggunaan antibiotik di rumah sakit dilaksanakan untuk TUJUAN
optimalisasi pelayanan kesehatan di rumah sakit terutama dalam menejemen penyakit infeksi dari berbagai multidisiplin sehingga menjadi acuan dalam pengendalian infeksi dan keselamatan pasien.
RSUD BAYUNG LENCIR PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL
KEBIJAKAN
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
110/SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/3
Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bayung Lencir No. 110/ SOP/RSUD-BL/042019tentang Pedoman Pelayanan PPRA
1. Pemeriksaan kuman secara periodik PROSEDUR
2. Melaksanakan kewaspadaan universal 3. Pencegahan MDR antibiotik dengan pemantauan pasien berat yang dirujuk dengan penggunaan antibiotik sebelumnya 4. Pemeriksaan kultur kuman dengan metode yang terukur 5. Tersedianya pemeriksaan untuk MDR pseudomonas dan MDR klebsiella karbapenemase 6. Isolasi pasien pada tempat khusus untuk MRSA 7. Melaksankan prinsip pencegahan MDR antibiotik dengan : a. Pemeriksaan spesimen mikrobiologi, spesimen diambil dari darah,
urine,
sputum,pus
atau
cairan
serebrospinalis
tergantung diagnosis yang dicurigai b. Jika di curigai bakteri diberikan antibiotik emperik berdasarkan pertimbangan klinis, pola kultur dan resistensi lokal c. Setelah ada hasil pemeriksaan mikrobiologid diberikan diberikan antibiotika definitif sesuai kultur dan resistensi 8. Melaksanakan strategi kebijakan MDR antibiotik dengan : a. Menangani patogen sebagai infeksi bukan kolonisasi b. Memberikan terapi berdasarkan data lokal mengenai kepekaan kuman
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RASIONAL
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
110/SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/3
c. Menggunakan PROSEDUR
antimikroba
sebagai
monoterapi
atau
kombinasi d. Mengoptimalkan terapi berdasarkan farmakokinetik dan farmakodinamik e. Mempertimbangkan komorbiditas dan fungsi organ f. Mencegah transmis g. Mempersingkat durasi terapi h. Memperkuat sistem pengawasan rumah sakit mengenai penggunaan antibiotik i. Paradigma pemberian antibiotik secara emprik pasien rawat inap dengan deeskalasi antibiotik
Seluruh pelayanan keperawatan RSUD Bayung Lencir,Farmasi, Komite UNIT TERKAIT PPRA
RSUD BAYUNG LENCIR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
111//SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/1
TANGGAL TERBIT
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019
dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Pemberian antibiotik adalah cara pemberian anti bakteri ( bakteriostatik PENGERTIAN
maupun bakterisid ) yang sesuai dengan kemungkinan jenis bakteri penyebab penyakit yang diberikan sebelum dilakukan tindakan operasi. Sebagai tindakan preventif terhadap infeksi yang terjadi pada tindakan
TUJUAN
operasi. Pedoman pengendalian resistensi antibiotik RSUD Bayung Lencir
KEBIJAKAN
Permenkes No. 8 tahun 2015 tentang PPRA 1. Lakukan edukasi kepada pasien dan keluarga terhadap pemberian antibiotik sebelum dilakukan operasi melalui informed consent 2. Lakukan test alergi / skin test terlebih dahulu
PROSEDUR
3. Lakukan test terlebih dahulu dengan antibiotik yang telah di tentukan oleh RS dan jika terjadi alergi dapat digunakan antibiotic lagi yang disetujui Rumah Sakit . 4. Bila tidak ada alergi dapat diberikan sesuai dosis yang direncanakan dan diberikan 1 jam sebelum tidakan operasi. Pada Pada pasien cito / emergensi pemberian ini tetap dilakukan
UNIT TERKAIT
Seluruh pelayanan keperawatan RSUD Bayung Lencir, UGD, Farmasi
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGHITUNGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS
NO. DOKUMEN 112/SPO/RSUD-BL/I/2019
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NO.REVISI
HALAMAN
0
TANGGAL TERBIT
1/1
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019 dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Suatu tindakan menghitung penggunaan antibiotik dengan metode PENGERTIAN
tertentu untuk mrngetahui kualitas dan kuantitas Mengetahui dan mengevaluasi pemahaman dan kepatuhan penggunaan
TUJUAN
antibiotik yang sesuai Pedoman pengendalian resistensi antibiotic RSUD Bayung Lencir
KEBIJAKAN
permenkes No.8 tahun 2015 tentang PPRA pedoman penggunaan antibiotik 1. Penghitungan kuantitas antibiotic dengan DDD / Defined Daily
PROSEDUR
Dose. DDD adalah asumsi dosis rata –rata perhari penggunaan antibiotik untuk indikasi tertentu pada orang dewasa. Data diperoleh melalui rekam medis secara retrospektif. Data dihitung untuk 2000 kasus pasien setahun sekali 2. Penghitungan kualitas dengan metode gyssen, kualitas penggunaan antibiotik dapat di nilai dengan melihat rekam medis pasien. UGD, Rawat Inap,ICU, Rawat Jalan, Komite PPRA,Farmasi
UNIT TERKAIT
RSUD BAYUNG LENCIR PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RETRIKSI
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
113/SOP/RSUD-BL/I/2019
0
1/1
TANGGAL TERBIT
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019 dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Antibiotik retriksi adalah antibiotik yang digunakan dengan sangat
PENGERTIAN
terbatas Penggunaan antibiotik secara rasional mencegah resistensi mikroba
TUJUAN
Pedoman pengendalian resistensi antibiotik RSUD Bayung Lencir KEBIJAKAN
permenkes No.8 tahun 2015 tentang PPRA pedoman penggunaan antibiotik 1. DPJP menulis resep antibiotic retriksi ( meropenem doripenem,
PROSEDUR
imipenem, vancomycin, tigecycline, moxifloxacin, piperancillin taazaobactam ) di rawat inap dengan persetujuanketua tim PPRA dan sesuai hasil kultur antibiotikn 2. Penggunaan antibiotik retriksi di HCU dapat digunakan tanpa persetujuan ketua Tim PPRA 3. Penggunaan antibiotic retriksi di HCU harus sesuai dengan hasil kultur. UGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, Komite PPRA
UNIT TERKAIT
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK EMPIRIS
NO. DOKUMEN 114/SPO/RSUD-BL/I/2019
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NO.REVISI
HALAMAN
0
1/2
TANGGAL TERBIT
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019
dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum di ketahui jenis PENGERTIAN
bakteri penyebabnya. Eradikasia atau penghambatan pertumpahan bakteri yang digunakan
TUJUAN
menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan mikrobiologi . Pedoman pengendalian resistensi antibiotik RSUD Bayung Lencir
KEBIJAKAN
permenkes No.8 tahun 2015 tentang PPRA pedoman penggunaan antibiotik 1. Dokter jaga UGD / DPJP menegakkan diagnosa penyakit infeksi
PROSEDUR
yang disebabkan oleh bakteri dan memberikan antibiotik sesuai keilmuannya de ngan mengacu pada antibiogram RSUD Bayung Lencir dan pedoman penggunaan antibiotik RSUD bayung Lencir 2. Penggunaan antibiotik empiris maksimal 72 jam dan dapat diperpanhang 2 x 24 jam jika hasil pemeriksaan kultur belum ada 3. Evaluasi empiris hasil kultur klinis sensitivitas tindak lanjut +membaik sesuai lakukan deeskalasi, +membaik tidak sesuai evaluasi diagnose dan terapi
RSUD BAYUNG LENCIR
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK EMPIRIS
NO. DOKUMEN 114/SPO/RSUD-BL/I/2019
NO.REVISI
HALAMAN
0
1/2
+ tetap memburuk /sesuai evaluasi diagnose dan terapi PROSEDUR
+tetap / memburuk tidak sesuai evaluasi diagnose dan terapi -membaik / tetap o evaluasi diagnose dan terapi -memburuk o evaluasi diagnose dan terapi UGD,Rawat Inap, HCU, Komite PPRA
UNIT TERKAIT
RSUD BAYUNG LENCIR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TERAPEUTIK/DEFINITIF
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
115/SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/1
TANGGAL TERBIT
Ditetapakn Direktur
02 Januari 2019
dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Pengunaan antibiotik pada kasus infeksi yang sudah diketahui jenis PENGERTIAN
bakteri penyebab dan pola resistensinya Eradikasi atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang menjadi
TUJUAN
penyebab infeksi, berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi Pedoman pengendalian resistensi antibiotik RSUD Bayung Lencir
KEBIJAKAN
permenkes No.8 tahun 2015 tentang PPRA
DPJP menggunakan antibiotik terapeutik sesuai dengan hasil kultur PROSEDUR
antibiotik setelah menerima hasil kultur
UNIT TERKAIT UGD,Rawat Inap, HCU, Komite PPRA
RSUD BAYUNG LENCIR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERMINTAAN PEMERIKSAAN KULTUR ANTIBIOTIK
NO. DOKUMEN
NO.REVISI
HALAMAN
116/SPO/RSUD-BL/I/2019
0
1/1
TANGGAL TERBIT
Ditetapkan Direktur
02 Januari 2019
dr. Diyanti Novitasari,MARS NIP. 198103132010012015 Kultur antibiotik adalah tindakam pemerksaan jenis kuman pada PENGERTIAN
specimen baik darah, urin, sputum ,luka terhadap antibiotik Untuk menentukan jenis antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman
TUJUAN
sehingga diperoleh terapi antibiotik yang tepat Pedoman pengendalian resistensi antibiotik RSUD Bayung Lencir
KEBIJAKAN
permenkes No.8 tahun 2015 tentang PPRA
1. Dokter UGD / DPJP menegakkan diagnose penyakit infeksi yang PROSEDUR
disebabkan bakteri yang berpotensi sepsis dan penyakit terdiagnosa sepsis 2. Setelah diagnosa tegak, dilakukan pengambilan specimen yang sesuai untuk dilakukan pemeriksaan kultur sebelum pemberian antibiotik empiris UGD,Rawat Inap, HCU,Rawat Jalan, Komite PPRA
UNIT TERKAIT