Template Petrogas (autosaved) 1e3i3

1

LAPANGAN JANGKRIK PADA BLOCK MUARA BAKAU

2

DI SELAT MAKASSAR KALIMANTAN TIMUR

3

(ENI MUARA BAKAU BV) 1

4 5 6 7 8

Puspasari 1401207

1

Eltimeyanti Crisye Randanan ST, M.Si. ,STT Migas Balikpapan

Jl. Transad KM. 09, Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan Kalimantan Timur 76127, Indonesia 2

9 10 11

Puspasari, STT Migas Balikpapan Jl. Transad KM. 09, Karang Joang, Balikpapan Utara, Kota Balikpapan Kalimantan Timur 76127, Indonesia

12 13 14

E-mail : [email protected]

15 16

Abstract

17

In the last 20 years, the search for oil supplies has become increasingly important as the

18

existing sources of natural gas and crude oil are already running low, as they are use by

19

industrialized countries. At this moment it is difficult to find new oil fields on land. Added with

20

the new fact that much the continental edge of basins is a potential deposit of oil. Circumstances

21

like these that complement the initial conditions for the emergence of offshore technology.

22

The absolute equipment that should be in offshore operations is a platform where drilling

23

and production equipment are placed. Various platforms have been built, such as permanent

24

platform (fixed platform) standing on steel legs or reinforced concrete. This type is commonly

25

use in swallow sea and in the field of development so that it can simultaneously become a

26

drilling and production platform. Then a tender platform similar to barge or ship is equipped

27

with drilling equipment and other auxiliary equipment with anchor 4-8 depth 20 ft. in third and

28

fourth type platform, the legs or the based on the sea but not permanent, that is submesrsible

29

platform and jack-up platform.Then, the fifth type is a ship-shape floating unit and can operate in

30

the deep sea, that is semi-submersible platform. The sixth type of floating unit(drill ship) has a

1

large capacity but in conducting drilling operations must be in good weather. The last platform

2

type that is tethered buoyant units designed to operate on the northern sea.

3 4

Keyword : fixed flatform, tender platform, semi-submersible, jack-up, submersible,floating unit

5

(drill ship), tethered buoyant units

6

Abstrak

7

Didalam 20 tahun belakangan ini, pencarian persediaan minyak menjadi semakin penting

8

karena sumber-sumber gas alam dan minyak mentah yang ada sudah semakin menipis, karena

9

dipakai oleh Negara-negara industri. Pada saat ini kenyataannya sulit untuk menemukan

10

lapangan minyak baru didarat. Ditambah dengan fakta baru, bahwa banyak cekungan tepi benua

11

merupakan tempat endapan minyak yang potensial. Keadaan semacam ini yang melengkapi

12

kondisi awal bagi lahirnya teknologi lepas pantai. .

13

Peralatan mutlak yang harus ada pada operasi lepas pantai adalah sebuah anjungan

14

tempat meletakkan peralatan pemboran dan produksi. Berbagai macam anjungan telah dibuat,

15

seperti anjungan permanen (fixed platform) yang berdiri diatas kaki-kaki baja atau beton

16

bertulang. Jenis ini umumnya digunakan pada laut dangkal dan pada lapangan pengembangan

17

sehingga dapat sekaligus menjadi anjungan pemboran dan produksi. Kemudian, flatform tender

18

sejenis barge atau kapal ini dilengkapi dengan peralatan pemboran serta peralatan pembantu

19

lainnya dengan jangkar 4-8 pada kedalaman 20 ft. Platform Jenis ketiga dan keempat, kaki-kaki

20

atau bagian dasarnya menumpu didasar laut tetapi tidak permanen, yaitu submersible platform

21

dan jack-up platform. Kemudian, jenis kelima adalah unit terapung dapat berbentuk kapal dan

22

yang dapat beroperasi dilaut dalam yaitu semi submersible platform. Jenis keenam yaitu floating

23

unit (drill ship) memiliki daya tampung yang besar namun dalam melakukan operasi pemboran

24

harus pada cuaca yang baik. Jenis platform terakhir yaitu tethered buoyant units dirancang untuk

25

beroperasi pada laut bagian utara.

26 27

Keyword : fixed flatform, tender platform, semi-submersible, jack-up, submersible,floating unit

28

(drill ship), tethered buoyant units

1 2

PENDAHULUAN

3 4

Dimulai pada tahun 1900 operasi pemboran dilakukan dilepas pantai California,

5

kemudian akhir tahun 1930 dimulailah industri perminyakan dirawa-rawa Teluk Meksiko. Saat

6

itu teknologi yang digunakan masih relative sangat sederhana, berupa modifikasi sekedarnya

7

pada peralatan pemboran daratan. Pembuatan suatu platform pertama kali dimulai pada tahun

8

1869 oleh ROESLAND PATENT, yaitu jack-up drill ship dan early drilling tender patent (4

9

Mei 1869).

10

Ketika konsumsi dan harga minyak bumi semakin meningkat, serta kemajuan teknologi

11

konstruksi memungkinkan pembangunan unit lepas pantai mencapai laut Artic dilingkaran kutub

12

yang terkenal beralam ganas. Berbagai hambatan alam yang harus diatasi bagi pengoperasian

13

unit lepas pantai. Hambatan tersebut antara lain : angin, ombak, arus, dan badai. Khusus unit

14

terapung yang amat peka terhadap kondisi laut, maka menciptakan dua peralatan khusus, yaitu

15

peralatan peredam gerak oscilasi vertical akibat ombak dan peralatan pengendalian posisi relatif

16

terhadap lubang bor terhadap lubang bor akibat ombak dan arus, serta angin. Untuk pengendalian

17

posisi pada unit terapung, dikenal ada dua sistem, yaitu : sistem penambatan dengan tali dan

18

jangkar yang dikenal dengan mooring system, serta sistem pengendalian posisi dinamik yang

19

terus berkembang dengan teknologi computer. Sedang untuk mengatasi respon gerak vertical ke

20

atas dan ke bawah dari unit terapung, pada operasi pemboran umumnya digunakan Drill String

21

Compensator (DSC).

22

Seperti diketahui, proyek Jangkrik merupakan pengembangan terintegrasi dua lapangan

23

gas di lepas pantai cekungan Kutai dengan kedalaman air mencapai 400 meter. Gas dari

24

lapangan ini diolah oleh kilang Jangkrik, yang memiliki kapasitas hingga 450 juta standar kaki

25

kubik per hari (MMSCFD) dan kondensat sebanyak 4.100 barel per hari. Kilang terapung

26

berbentuk kapal berukuran 200 x 46 x 40 meter ini diklaim pemerintah sebagai fasilitas

27

pengolahan minyak dan gas terbesar di Indonesia. Operator dari proyek ini adalah Eni Muara

28

Bakau B.V. (55%) bekerja sama dengan ENGIE (33.3%) dan PT Saka Energi Muara Bakau

29

(11.7%). Eni resmi menjadi operator Blok Muara Bakau pada tahun 2002. Blok Muara Bakau

1

terletak di lepas pantai cekungan Kutai sekitar 70km dari garis pantai Kalimantan Timur.

2

Penemuan cadangan gas pertama terjadi pada tahun 2009 di Sumur Jangkrik-1.

3

Berjarak sekitar 20 km dari Lapangan Jangkrik pada blok yang sama terdapat sumur

4

Jangkrik North East yang ditemukan pada tahun 2011 dan kemudian diintegrasikan dalam satu

5

rencana pengembangan lapangan (POD). Pemerintah Indonesia menyetujui POD Lapangan

6

Jangkrik pada tahun 2011 dan Lapangan Jangkrik North East pada tahun 2013. Persetujuan

7

Lapangan Jangkrik North East melingkupi penggabungan pengembangan Lapangan Jangkrik

8

yang dinamakan “Jangkrik Complex Project” (Proyek Jangkrik).

9 10 11 12

METODA PENELITIAN i.

Type-type Platform

13 14 15 16 17 18 19

a. Fixed Platform

20

Penggunaan fixed platform biasanya terbatas hanya sampai beberapa puluh meter

21

kedalaman air saja, walaupun mampu sampai 300m secara teknik. Harganya sangat

22

mahal yaitu sekitar 300 juta US$, menggunakan struktur penunjang yang

23

dipancangkan kedasar laut untuk menjaga kestabilan anjungan. Umumnya dipasang

24

pada lapangan pengembangan. Fungsinya sekaligus sebagai anjungan pemboran,

25

anjungan produksi dan anjungan pemrosesan, beberapa jenis mempunyai tangki

26

penyimpanan minyak berkapasitas banyak. Adapun 4 jenis perkembangan jenis ini

27

yaitu :

1

 Anjungan dengan tiang pancang

2

 Anjungan berdasarkan gravitasi

3

 Anjungan dengan guyed wire

4

 Anjungan hybrid

5 6

b. Platform Tender

7

Tender sejenis barge atau kapal yang dilengkapi dengan peralatan pemboran serta

8

peralatan pembantu lainnya. Biasanya Tender dijangkar dengan menggunakan 4-8

9

jangkar, yang ditambatkan sekitar 20 feet dari platform.

10

Semua peralatan seperti mud line, jaringan daya listrik, air bahkan saluran bahan

11

bakar yang menghubungkan antara tender dan platform menggunakan pipa/saluran

12

secara fleksibel, sehingga mempunyai kemampuan gerak yang di sebabkan oleh

13

gelombang, angina dan arus laut. Tender harus mempunyai kestabilan yang tinggi

14

sehingga mempunyai kemampuan terhadap gerakan gelombang. Tender sejenis barge

15

atau kapal yang dilengkapi dengan peralatan pemboran serta peralatan pembantu

16

lainnya.

17 18

c. Jack Up Platform Jack up merupakan unit pemboran yang konstruksinya menyerupai badan kapal

19

atau barge, dan mempunyai kaki-kaki penyangga yang dapat diatur ketinggiannya,

20

sesuai dengan kedalaman laut di lokasi pemboran. Jumlah kaki bervariasi dari 3

21

sampai 14 buah. Bentuk penampang horizontal badannya bermacam-macam, antara

22

lain bentuk kapal, triangular, rectangular dan irregular. Jumlah kaki bervariasi dari 3

23

sampai 14 buah. Bentuk penampang horizontal badannya bermacam-macam, antara

24

lain bentuk kapal, triangular, rectangular dan irregular.

25

Pemindahan lokasinya diawali dengan mengangkat kaki-kakinya, sampai badan

26

kapal turun dan menyentuh permukaan air dan mengapung. Selanjutnya unit ini

27

ditarik dengan kapal tunda ke lokasi baru, dan ada juga beberapa unit dilengkapi

28

dengan propeller sehingga mampu bergerak dengan tenaga sendiri, dengan demikian

29

sekaligus mempunyai mobilitas dan stabilitas yang cukup.

30

Kedalaman air untuk operasinya sampai 150 meter, bentuknya hampir Sama dengan

31

fixed platform, harganyaTljuta US $, dan ongkos sewanya 40-80 ribu US $/ha.

1

Jack up platform terbagi menjadi :

2

• Independent jack up

3

• Mat ed jack up

4 5

d. Submersible Platform Disebut juga “fixed-deck units” karena jarak antara badan bagian bawah dengan

6

deck drilling bagian atas tetap. Unit submersible setelah mencapai lokasi maka

7

langsung menambah berat atau melakukan “ballast” dengan air laut sehingga bagian

8

bawahnya menempel di dasar laut.

9 10

e. Semi-submersible Platform Semi-submersible adalah perkembangan dari submersible, yang dirancang untuk

11

operasi pada laut yang lebih dalam. Keuntungan dari semi-submersible ini, yaitu

12

dapat digunakan untuk kedalaman lebih dari 500 meter, dan sangat aman.

13

Mempunyai karakteristik gerakan yang sangat baik (1110 - 12115 dari gerak ombak),

14

karena pusat gaya berat terletak rendah di bawah air, dan ada kemingkinan

15

dikembangkan pemasangan mesin penggerak sendiri, sehingga tidak perlu alat tarik

16

untuk mobilitasnya.

17

Kerugian dari penggunaan platform jenis ini harganya relatif mahal, sekitar 130

18

juta US $, dan ongkos sewanya B0 - 150 ribu US $/hari. Disamping itu mempunyai

19

daya angkut yang lebih kecil, dan untuk operasi pemborannya diperlukan riser

20

sebagai pengganti conductor casing.

21

Strukturnya tersusun dari ponton atau badan kapal yang menyangga beberapa

22

kolom vertikal stabilizer yang berfungsi menyangga deck beserta peralatan rig.

23

Kemampuan operasi dibatasi oleh panjangnya kabel jang kar, d an d enga n metod e

24

pengendalian posisi dinamik maka kemampuan operasinya dapat ditingkatkan sampai

25

3 kali lebih dalam. Ada 2 jenis yang umum dari tipe semi-submersible ini yaitu tipe

26

pontocn dan tipe twin-hu.

27 28 29 30 31 32 33

Terdapat 3 keuntungan utama pemakaian unit semi-submersible yaitu : a. Mempunyai kemampuan respon antisipasi yang lebih besar terhadap beban eksternal, sehingga memiliki righting moment dan ketinggian metcentric yang lebih rendah dibandingkan jenis-jenis barge standard b. Memiliki top side cargo capacity yang lebih rendah, sehingga kestabilannya terjamin c. Pengontrol ballast lebih mudah karena terdapat bagian yang tenggelam

1 2 3 4 5

Jika air dipompa keluar, bagian badan bawah akan mengapung dan megangkat seluruh unit di atasnya. Dalam keadaan terapung unit ini mudah dipindahkan dengan cara ditarik oleh kapal lain. Dapat beroperasi pada kedalaman laut sekitar 10-100 feet dan kedalaman membornya dapat sampai kedalaman 25000 ft. f. Floating Unit (drill ship)

6

Berbeda dengan konstruksi kapal biasa, pada kapal pemboran tepat pada pusat

7

titik beratnya dibuat lubang pada dasar kapal sebagai jalan masuk pipa bor, kemudian

8

disekeliling lubang dibuat dinding vertikal ke atas lubang. Lubang ini disebut dengan

9

drilling slot atau moon pool. Derick lengkap dengan peralatannya dibangun tepat

10

diatas moon pool ini.

11

Dapat digunakan sampai dengan kedalaman laut 2000 meter air. Dynamic

12

positioning dapat dipasang, sehingga tidak perlu dipasang kawat dan mooring.

13

Menggunakan alat dorong (gerak) sendiri untuk mobilitasnya, harganya relatif murah

14

dari yang lain, yaitu sekitar 75 juta US $, dan harga sewanya 60 - g0 ribu US $/hari.

15

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 59. Mempunyai daya angkut yang

16

besar, sehingga dapat lebih lama di offshore dan tidak perlu suplay tambahan dari

17

darat, dan mempunyai daya simpan yang besar sehingga cement, lumpur dapat

18

disimpan dalam jumlah yang banyak.

19

Kerugian penggunaan jenis platform ini adalah gerakannya jelek, tidak sebaik

20

semi-submersible, dan dalam melakukan operasi pemborannya menunggu cuaca baik.

21

Kapal-kapal pemboran merupakan unit pemboran yang hanya mengandalkan apungan

22

di permukaan laut, seperti terlihat pada garnbar 60 dan gambar 6'1. Kapal Pemboran

23

harus didesain tegar dengan pusat gaya berat di bagian paling bawah untuk menjamin

24

kestabilan badan kapal terhadap lingkungan laut. Pada umumnya mempunyai baling-

25

baling sendiri akan tetapi terdapat beberapa yang hanya bentuk dan ukurannya

26

menyerupai kapal, misalnya barge drilling unit. Semua unit kapal pemboran selalu

27

dilengkapi dengan sistem mooring untuk menjaga agar tetap berada pada posisi yang

28

sama selama operasi pemboran berlangsung.

29

g. Tethered Bouyant Unit

30

Unit ini hampir sama dengan semi submersible, dan konstruksinya terbuat dari

31

beton bertulang ringan atau baja. Komponennya meliputi suatu ruangan apung,

32

konstruksi penyangga dan deck besarta perlengkapan dia atasnya

Kemudian

1

serangkaian kabel mengikat tegang seluruh unti dengan landasan beton yang

2

tertancap di dasar laut, sehingga anjungan ini menerima beban stress lebih kecil dari

3

anjungan fixed. Bedanya dengan unit terapung lain, pada unit ini dirancang untuk

4

sumur pengembangan, dan terus berada pada satu lokasi selama masa produksi. Unit

5

ini dibangun cukup besar sehingga mampu menampung fasilitas pemboran, produksi,

6

pemrosesan dan akomodasi.

7

Dirancang untuk beroperasi di laut utara, dan atas pertimbangan ini struktur

8

penyangganya dibuat lebih tinggi dari puncak badai terbesar agar di seluruh fasilitas

9

terlindung dari jangkauan ombak.

10

ii.

Material Konstruksi Struktur Offshore

11

Material utama yang digunakan untu k membangun konstruksi lepas pantai

12

adalah baja (steel) dan concrete. Perusahaan konstruksi harus bertanggung jawab

13

terhadap pembangunan dan kualitas bahan yang dipergunakan.

14

Material-material yang dipergunakan harus mampu menghadapi kondisi lingkungan

15

yang ganas, tahan terhadap korosi dan erosi akibat hantaman air laut yang dinamis,

16

serta tahan terhadap perubahan temperatur yang cukup besar

17

a. Baja (steel)

18

AMERTCAN PETROLEUM INSTITUT standard API-RP2A telah membagi baja

19

dalam grup-grup berdasarkan kekuatan (strength) dan dibagi dalam klas-klas

20

berdasarkan nocth toughness characteristic dan kemampuan aplikasi pada bidang-

21

bidang tertentu serta ketahanan terhadap tempera

22 23



Material Baja

24

Struktur baja grup I ditunjukkan dengan milds steel, dengan spesifikasi yield

25

strength 280 Mpa (40000 psi) atau kurang dengan carbon equivalent 0.40To.

26

grup ini dapat dilas dengan berbagai metoda yang terdapat dalam AWS D1.1.

27

Grup ll ditunjukkan dengan intermediate-strength steel, dengan spesifikasi

28

minimum yield strength 280-360 Mpa (40000-52000 psi) atau kurang dengan

29

carbon equivalent 0.45%. System pengelasan menggunakan low hydrogen sYstem.

1

Grup lll ditunjukkan dengan high-strength steel, dengan spesifikasi minimum

2

yield strength 360 Mpa (52000 psi). Grup ini memerlukan spesifi kasi teknik

3

pengelasan tertentu.

4



5

Fabrikasi dan Pengelasan Prosedur pengelasan harus disesuaikan dengan kondisi dan jenis baja yang

6

digunakan. Fabrikasi X-t dua atau lebih baja sangat susah dilaksanakan.

7 8 9 10 11 12 13 14

Proses Fabrikasi

15

Cara Fabrikasi :

16



Semen

17



Coarse Aggregate

18



Fine Aggregate

19



Pozzolanic

20



Air

21



Water-cement ratio maksimum 0.42

22



Jangan menggunakan GaGl2 sebagai accelerator pada beton bertulang

23 24

(reinforce) dan beton pra-tekan(prestressed concrete 

Coating dan Corrsion Protection

25

Pengecatan dan coating adalah prosedur utama dalam melindungi suatu

26

benda dari pengaruh lingkungan sekitar sehingga akan memperlambat terjadinya

27

proses korosi. Coating biasanya dilakukan pada permukaan baja terutama yang

28

berada pada zone splash dan bersentuhan langsung dengan udara luar serta zone

29

antara/daerah yang berada di antara air laut dan udara bebas (atmosfer).

30

Sacrificial Anode biasanya dipergunakan untuk melindungi struktur yang berada

31

di bawah permukaan air. Sacrificial anode harus dipasang dengan hati-hati

1

sehingga tidak rusak pada saat transportasi, pelu ncu ran/pemasangan d an

2

servis-servis

3

digunakan sebagai pengganti dad sacrificial anode. Coating juga diperlukan

4

untuk zone di bawah permukaan air laut yaitu untuk meminimkan keperluan dari

5

sacrificial anode atau impressed current.

6

b.

selanjutnya.

Sedangkan

impressed

current

kadang-kadang

Goncrete

7

Concrete telah digunakan dalam desain beberapa struktur lepas pantailebih

8

dari 20 tahun untuk platform-platform di Laut Utara. Concrete dibuat dari material

9

composite seperti agregat, semen mortar matrix, reinforcing steel dan presstressing

10

tendons. Concrete juga telah banyak digunakan untuk bang u nan-bang u nan sipil

11

seperti jembatan d an reactor-reaktor nuklir. Untuk memperkuat konstruksi suatu

12

struktur concrete (beton) diperkuat dengan kerangka besi. Untuk pembangunan

13

konstruksi lepas pantai, konsentrasi penambahan kerangka penguat dalam concrete

14

ini, umumnya melebihi jumlah penambahan kerangka baja untuk bengunan di darat.

15

Hal iidisebabkan oleh besarnya beban dinamik yang akan diterima secara terus

16

menerus oleh struktur, baik berupa beban angin, gelombang ataupun arus laut.

17

Concrete dibuat dengan bahan-bahan berikut :

18 19 20 21 22 23 24 25

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

26

Hasil penelitian ditulis dengan menggunakan font Times new roman dan ukuran 12, blod.

27

Bagian ini akan sama halnya dengan Metoda penelitian, akan memiliki beberapa sub pokok dan

28

sub bab. Penulisannya sama seperti sebelumnya. Hasil Penelitian bisa terpisah dengan

29

Pembahasan. Tergantung dari hasil penelitian yang diperoleh.

30 31

Sub Pokok

1

Tulis sub pokok dengan Times new roman, ukuran 12, dan bold.

2 3

Sub bab bagian 1

4

Hasil penelitian dijelaskan secara terorganisir, jelas, dan secara berurut sesuai dengan sub

5

bab yang ada pada Metoda Penelitian. Apabila ada singkatan yang belum pernah disebut di

6

dalam pendahuluan atau pada Metoda Penelitian, harus ditulis secara jelas terlebih dahulu

7

kemudian diberi singkatannya di dalam kurung, sehingga untuk selanjutnya singkatan tersebut

8

yang akan digunakan untuk kalimat-kalimat selanjutnya, contohnya Scanning Electron

9

Microscopy (SEM).

10 11

Sub bab bagian 2

12

Untuk gambar dan tabel dapat dilihat contoh dibawah cara pembuatan dan penulisannya.

13

Tabel dan gambar dapat di Copy Paste dari Excel. Untuk bagian Horizantal maupun vertical

14

ditulis dengan menggunakan ukuran 10 dan bold.

15 16 20

Concentration (mM)

18

KB-1.1 LP-7

16 14 12 10 8 6 4 2 0 Oxalate WRB

17 18 19

Malonate

Oxalate WRBG

Oxalate WRBM

Media

Gambar 1. Organic acids produced by I. lacteus KB-1.1 and L. tigrinus LP-7 on different media during maximal MnP activity.

8 7 6

pH

5 WRB

4

WRBG WRBM

3 2 1 0 0

3

6

9

12

15

18

21

Time (days)

1 2

Gambar 2. Culture pH of KB-1.1

3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tabel 1. Contoh pembuatan tabel.

12 Biomaterials In Parameter A * Parameter B (kg) 0.0 8.3 0.2 30.2 9.7 99.3 35.8 10-point Arial here -46.8 42.6 6.1 5.0 52.6 7.3 0.1 * This parameter normalized according to the procedure of Mallouk (2004b)

13 14 15

Bioproduct Out (kg) 0.0 0.5 0.6 0.7 0.7

1

KESIMPULAN

16

Kesimpulan ditulis dengan menggunakan paragraph dan ditulis sesingkat mungkin dan

17

sejelas mungkin. Dalam kesimpulan dijelaskan bagaimana hasil penelitian ini berjalan, sesuai

18

dengan hipotesa atau sebaliknya.

1 2

UCAPAN TERIMA KASIH

3

Ucapan terima kasih diberikan kepada orang-orang yang telah membantu dalam

4

penelitian ini tetapi tidak termasuk “Author” atau juga bisa mengucapkan terima kasih kepada

5

lembaga yang telah membiaya penelitian ini.

6 7

DAFTAR PUSTAKA

8

Penulisan daftar pustaka berdasarkan abjad.

9 10

Adams, B. A., and Spencer, P. G. (2001). Textbook of Miscellaneous Information, B. S. Peesley (ed.), McGraw Hill, New York. Contoh Untuk penulisan buku.

11 12 13

Archibald, F.S. (1992) Lignin peroxidase activity is not important in biological bleaching and delignification of unbleached kraft pulp by Trametes versicolor. Appl. Environ. Microbiol. 58(9):3101-3109. Contoh untuk penulisan Jurnal.

14

Brown, B., Aaron, M. (2001) The politic of nature. In Smith, J. (Ed) The rise of modern genomics, 3rd

15 16 17 18 19 20 21 22 23

edn. Wiley, New York, 230-257. Contoh dari “Book Chapter” Faison, B.D., Kirk, T.K. (1985) Factor involved in the regulation of a ligninase activity in Phanerochaete chrysosporium. Appl. Environ. Microbiol. 49(2):299-304. Contoh untuk penulisan Jurnal. Finnish Forest Industries Federation (2007) Finland Sources. In: Forest industry production. Available via DIALOG. http://www.lfpdc.lsu.edu/unece/Marketing/documents/2007July/3aE_03.pdf Contoh untuk penulisan website/blog. Fujita. K., Kondo, R., Sakai, K. (1991) Biobleaching of kraft pulp using white-rot fungi IZU-154. TAPPI J. 74(11):123-127. Contoh untuk penulisan Jurnal.

24 25

Stamets, P. (2000) Growing gourmet and medicinal mushrooms. TEEN SPEED PRESS Berkeley, Toronto. Contoh Untuk penulisan buku.

26

Technical Association of the Pulp and Paper Industry (TAPPI) (1996) TAPPI test methods 1996-1997.

27 28 29 30 31

TAPPI Press, Atlanta, USA. Trent, J.W. (1975) Experimental acute renal failure. Dissertation, University of California. Contoh dari Thesis (Tugas akhir).