1.
HISTORIS
DUHAM Konsepsi Moral dan nilai-nilai hak asasi manusia dapat ditelusuri melalui sejarah keyakinan agama dan budaya di seluruh dunia. Abad Pencerahan Filsuf Eropa mengembangkan teori hukum alam yang mempengaruhi adopsi dokumen seperti Bill of Rights dari Inggris, dalam Bill of Rights di Amerika Serikat, dan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara di Perancis . Tekanan Nasional dan Internasional untuk rancangan undang-undang internasional hakhak telah membangun selama Perang Dunia II, 1941 Dalam Kenegaraan alamat
ASEAN HUMAN RIGHT CAIRO DEC. Kepala Negara/Pemerintahan Deklarasi Kairo tentang Hak Negara Anggota Asasi Manusia Islam Perhimpunan Bangsa-Bangsa dalam merupakan AsiaTenggara(ASEAN),pada deklarasi dari kesempatan Konferensi negara-negara anggota Tingkat TinggikeOrganisasi 21ASEAN di Konferensi Islam di Kairo pada PhnomPenh,Kamboja. tahun 1990 yang memberikan Menegaskan gambaran umum kembali komitmenASEAN pada Islam terhadap pemajuan dan tentang hak asasi manusia dan pelindunganhak asasi menegaskan syariah manusia dan kebebasan dasar Islam sebagai satta tujuan-tujuan dan satunya sumber. ini prinsip-prinsip yang tertuang Deklarasi menyatakan dalam Piagam ASEAN, tujuannya untuk termasuk prinsip-prinsip menjadi pedoman umum demokrasi, aturan hukum, bagi negara dan tata kelola yangbaik. anggota OKI di bidang hak asasi Para Anggota Asean manusia. mengakui pentingnya Komisi
UU 39/99 Dalam perspektif historis, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM lahir dari suatu kenyataan dan tantangan reformasi hukum di Indonesia. Tuntutan reformasi hukum menggariskan kepada negara untuk menjamin hak-hak dasar setiap warga negara dalam memperoleh persamaan perlakuan di depan hukum dan keadilan. UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM ini lahir dari sikap positif Pemerintah RI atas resolusi Komisi Tinggi HAM PBB bahwa setiap negara anggota PBB berkewajiban melindungi hak-hak dasar warga negaranya tanpa membedabedakan suku, bangsa, agama, bahasa, dan status sosial lainnya. Hukum HAM lahir pada tanggal 10 Desember
presiden AS Franklin Roosevelt meminta perlindungan dari apa yang diistilahkan sebagai Four Freedom: kebebasan berbicara, kebebasan hati nurani, kebebasan dari ketakutan dan kebebasan dari ingin, sebagai dasar tujuan perang. Hal ini telah dilihat sebagai bagian dari gerakan tahun 1940an yang berusaha untuk membuat hak asasi manusia bagian dari kondisi untuk perdamaian pada akhir perang. Piagam PBB "menegaskan kembali iman dalam hak asasi manusia, dan martabat dan nilai pribadi manusia "dan komitmen semua negara anggota
Antar pemerintah ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (AICHR), sebagai institusi penanggung jawab bagi
utama
pemajuan
pelindungan
dan
hak
asasi
manusia di ASEAN, yang berkontribusi
bagi
terbentuknya
Komunitas
ASEAN yang berorientasi kepada
masyarakat
sebagai
sarana
pembangunan keadilan
yang
pemenuhan
dan untuk
sosial
dan
progresif, martabat
manusia
dan
pencapaian
kualitas
kehidupan
yang
lebih baik untuk masyarakat ASEAN. Untuk itu Negara Anggota
ASEAN
menetapkan sebuah deklarasi yang
dinamai
1948 melalui sebuah konsensus internasional pada Sidang Majelis Umum PBB (Universal Declaration of Human Rights). Hukum HAM tersebut merupakan hukum perdata internasional dengan subyek hukum negara. Dalam perkembangannya UDHR diiukuti hukum internasional turunan lainnya, antara lain International Covenant on Civil and Political Rights (ICR) dan International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR), sebagai pedoman hukum internasional yang berkaitan dengan HAM. Selain itu, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM lahir dari suatu kenyataan bahwa banyak kasus tindak pelanggaran HAM yang tidak diungkap dan tidak pernah
untuk mempromosikan" penghargaan universal bagi, dan kepatuhan terhadap, hak asasi manusia dan kebebasan fundamental untuk semua tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama ". Ketika kekejaman yang dilakukan oleh Nazi Jerman menjadi pengetahuan umum di seluruh dunia setelah Perang Dunia II, konsensus dalam komunitas dunia bahwa Piagam PBB tidak cukup menentukan hakhak itu direferensikan. Sebuah deklarasi universal yang ditentukan hak-hak individu yang diperlukan untuk memberikan
dengan Deklarasi Asasi
Manusia
Hak ASEAN
yang ditetapkan pada 18 November 2012
dipertanggungjawabkan kepada publik, seperti kasus Trisakti, Semanggi I dan II, Penculikan Aktifis, Tanjung Priok, kasus Lampung, kasus Ambon, Kasus Poso, Kasus Sampit, Kasus Sambas, kasus Kedung Ombo Banyuwangi, Kasus Waduk Nipah dan sebagainya. Untuk menyelesaikan kasuskasus tersebut secara hukum, maka diperlukan suatu perangkat hukum yakni UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM.
dampak untuk Charter ketentuan mengenai hak asasi manusia.
2.
Ciri Khusus
Dalam Undang-undang ini, peraturan mengenai hak asasi manusia ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita, Konvensi Peserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-hak Anak, dan berbagai instrumen internasional lain yang mengatur mengenai hak asasi manusia. Materi Undang-undang ini
Di dalam Asean Human Right Declaration (Deklarasi HAM ASEAN), dijabarkan mengenai hakhak apa saja yang dilindungi oleh masyarakat ASEAN, antara lain hakhak sipil dan politik, hakhak ekonomi, sosial, dan budaya, hak atas pembangunan. Pengertian dari hak atas pembangunan adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dipisahkan dari pandangan bahwa setiap manusia dan
UNHCR lebih Ciri khas dari Deklarasi Kairo ialah lebih mengutamakan mengedepankan unsurmengenai hak-hak unsur agama Islam dalam penegakan hak asasi pengungsi. Karena manusia. Di dalam ada keterkaitan antara Deklarasi Kairo ditegaskan kembali pengungsi dengan hak peradaban dan peran asasi manusia di dunia historis dari umat Islam global. Pengabaian yang Allah membuat bangsa terbaik, yang hak minimum pada memberikan manusia pengungsi dan orangsuatu peradaban yang universal dan seimbang, orang yang di mana harmoni dipindahkan di dalam didirikan antara di negeri merupakan kehidupan ini dan akhirat, pengetahuan dimensi lain dari dikombinasikan dengan hubungan antara iman, dan peranan dari umat akan membimbing kedua masalah seluruh umat manusia
disesuaikan juga dengan kebutuhan hukum masyarakat dan pembangunan hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-undang ini secara rinci mengatur mengenai hak untuk hidup dan hak untuk tidak dihilangkan paksa dan/atau tidak dihilangkan nyawa, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman,hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, hak anak, dan hak atas kebebasan beragama. Selain mengatur hak asasi manusia, diatur pula mengenai kewajiban dasar, serta tugas dan
masyarakat ASEAN berhak untuk berpartisipasi, berkontribusi, menikmati, dan mendapatkan manfaat yang sama dan berkelanjutan dari pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Dicantumkan juga bahwa Deklarasi HAM ASEAN melindungi juga hak atas perdamaian, kerja sama dalam pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia, pemenuhan hak asasi manusia dan kebebasan dasar harus diimbangi dengan pelaksanaan kewajiban mengingat setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap individu lainnya,
tersebut. Selama yang dibingungkan oleh kecenderungan dan dalam proses mencari ideologi yang bersaing suaka, jumlah orangdan memberikan solusi untuk semua masalah orang yang kronis pada peradaban menghadapi upayamaterialistik ini. Terdapat keinginan untuk upaya pembatasan, berkontribusi terhadap yang menyebabkan upaya umat manusia mereka tidak untuk menegaskan hak asasi manusia, untuk mempunyai akses melindungi manusia dari pada wilayah yang pemerasan dan penganiayaan, dan untuk aman, semakin menegaskan kebebasan bertambah. Pada dan hak untuk hidup sejumlah contoh, bermartabat sesuai dengan syariat Islam. pencari suaka dan Meyakini bahwa manusia pengungsi ditahan dan yang telah mencapai sebuah peningkatan dikembalikan dengan dalam ilmu materialistis paksa ke daerah di masih, dan akan tetap, mana jiwa, membutuhkan keimanan untuk mendukung kemerdekaan dan peradaban serta keamanan mereka memotivasi kekuatan diri untuk menjaga hakterancam. Beberapa di haknya. Percaya bahwa antara mereka hak fundamental dan
tanggung jawab pemerintah dalam penegakan hak asasi manusia. Disamping itu, Undang-undang ini mengatur mengenai Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sebagai lembaga mandiri yang mempunyai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi tentang hak asasi manusia. Dalam Undang-undang ini, diatur pula tentang partisipasi masyarakat berupa pengaduan dan/atau gugatan atas pelanggaran hak asasi manusia, pengajuan usulan mengenai perumusan kebijakan
komunitas, dan masyarakat tempat tinggalnya. Negara Anggota ASEAN mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memajukan dan melindungi seluruh hak asasi manusia dan kebebasan dasar.
diserang oleh kebebasan yang universal menurut Islam adalah kelompok bersenjata, bagian integral dari atau dimasukkan agama Islam dan bahwa tak seorang pun sebagai menjadi anggota sebuah unsur dasar yang angkatan bersenjata mempunyai hak untuk meniadakannya, baik dan dipaksa berperang seluruhnya atau untuk salah satu pihak sebagian, atau melanggar atau pihak lainnya atau mengabaikan mereka sebanyak yang dalam pertikaian sipil. mereka mengikat Pencari suaka dan perintah ilahi, yang terkandung dalam Kitab pengungsi juga Suci Tuhan dan yang menjadi korban dikirim melalui nabi-Nya serbuan berdasarkan yang terakhir untuk menyempurnakan Pesan ras. Para pengungsi Ilahi sebelumnya, dengan mempunyai hak yang demikian membuat ketaatan dan perbuatan harus dihormati mereka adalah tindakan sebelum, selama dan ibadah, sedangkan setelah proses kelalaian atau pelanggaran daripadanya pencarian suaka. adalah dosa keji, dan Penghormatan oleh karena itu setiap orang mempunyai terhadap hak asasi tanggung jawab individu manusia merupakan dan ummat mempunyai
yang berkaitan dengan hak asasi manusia kepada Komnas HAM, penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia. Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia ini adalah merupakan payung dari seluruh peraturan perundangundangan tentang hak asasi manusia. Oleh karena itu, pelanggaran baik langsung maupun tidak langsung atas hak asasi manusia dikenakan sanksi pidana, perdata, dan atau istrative sesuai dengan ketentuan peratturan perundang-undangan.
tanggung jawab secara kolektif untuk memberi perlindungan kepada mereka.
syarat yang penting untuk mencegah dan menyelesaikan masalah arus pengungsi saat ini. Dalam sambutan yang disampaikan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, Sadako Ogata mengatakan bahwa “masalah pengungsi harus disampaikan kepada seluruh pemerintah dan penduduk untuk menguji komitmen mereka terhadap hak asasi manusia”.
Penjelasan Prinsip-Prinsip Hak Asasi Manusia di dalam 4 Instrumen Hukum No
Prinsip HAM
UU No. 39 Tahun 1999
ASEAN Human Rights
Cairo Declaration
UNHCR (DUNHAM)
Semua orang dilahirkan
Seperti halnya Al-
Pasal 1 DUHAM
Qur’an yang hanya
menyatakan bahwa : “
mengenal satu criteria
setiap umat manusia
yang menjadikan
dilahirkan merdeka dan
Declaration 1
Kesetaraan
Dalam UU. No 39 Tahun
(Equality)
1999, kesetaraan atau
merdeka
equality adalah tidak
mempunyai
dan martabat
adanya pembedaan dalam dan hak yang sama. penegakan hak asasi
Mereka dikaruniai akal
seseorang lebih tinggi
sederajat dalam harkat
manusia. Prinsip ini erat
dan hati nurani serta
derajatnya, yaitu dengan
dan martabatnya”.
kaitannya dengan prinsip
harus bertindak terhadap
ketaqwaan. Perbedaan
Konsekuensipemenuhan
non-diskriminasi.
satu sama lain dengan
atas
persamaan hak-hak juga
semangat kemanusiaan.
dasar etnis, ras, bangsa,
menyangkut kebutuhan
dan negara tidak
dasar seseorang tidak
relevan. “Hai manusia!
boleh dikecualikan.
Telah kami ciptakan kalian dari seorang lakilaki dan seorang perempuan, dan telah Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia dalam pandangan Allah adalah yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Sadar.” – AlQur’an surat 49, ayat 13 2
Non-
Pasal mengenai
Setiap orang berhak
Dipahami sebagai hak
Prinsip Non-
Diskriminasi
kesetaraan dijelaskan di
untuk mendapatkan hak
untuk hidup
Diskriminatif ini
(Non-
dalam Pasal 3 UU No. 39
dan kebebasan yang
Menurut Al-Qur’an,
sederhana hanya
Discrimation)
Tahun 1999. Pada
tercantum dalam
nyawa seseorang itu
memastikan bahwa
intinya, semua orang
Deklarasi ini, tanpa
adalah fitrah atau suci.
tidak seorangpun dapat
yang hidup di Negara
pembedaan apapun,
“Kamu jangan
meniadakan hak asasi
Indonesia berhak untuk
seperti ras, jenis
membunuh jiwa yang
orang lain karena
mendapat perlindungan
kelamin, umur, bahasa,
telah dimuliakan Allah,
faktor-faktor luar,
atas hak asasi manusia
agama, pandangan
kecuali dengan sesuatu
seperti ras, warna kulit,
dan kebebasan manusia
politik atau pandangan
ebab yang adil.” – Al-
jenis kelamin, bahasa,
tanpa ada diskriminasi
lainnya,
Qur’an surat 17, ayat 33
agama, politik atau
ataupun perbedaan dalam
kewarganegaraan atau
“Barangsiapa
pandangan lainnya,
pelaksanaannya. Dengan
latar belakang sosial,
membunuh seseorang –
kebangsaan,
demikian, negara dan
status ekonomi,
selain karena membunuh
kepemilikan, status
pemerintah bertanggung
kelahiran, disabilitas,
orang lain atau karena
kelahiran atau lainnya.
jawab untuk
atau status lainnya.
membuat kekacauan di
Intinya dari manapun
menghormati,
atas bumi – ia seolah-
asalnya, apapun
melindungi, membela,
olah telah membunuh
agamanya seseorang
dan menjamin hak asasi
seluruh umat manusia;
atau sekelompok orang
manusia setiap warga
barang siapa
tidak boleh
negara dan penduduknya
memberikan kehidupan
mendiskriminasi atau
tanpa membedakan
kepada satu jiwa, ia
meniadakan hak
agama, ras, warna kulit,
seakan-akan telah
seseorang karena pada
dan factor-faktor luar
menghidupkan seluruh
dasarnya kita semua
lainnya.
manusia.” – Al-Qur’an
memiliki hak. Prinsip
surat 5 ayat 32
Non Diskrimansi ini berhubungan dengan prinsip kesamaan.
3
Ketergantungan
Prinsip-prinsip yang
Pemenuhan hak asasi
Dipahami sebagai hak
Pemenuhan dari satu
(Independency)
dicantumkan di dalam
manusia dan kebebasan
memperoleh keadilan
hak sering kali
UU No. 39 Tahun 1999
dasar harus diimbangi
Seperti halnya yang
bergantung kepada
ini saling berkaitan satu
dengan pelaksanaan
telah dicontohkan oleh
pemenuhan hak lainnya,
sama lainnya. Misalnya
kewajiban mengingat
Nabi Muhammad SAW
antara prinsip non-
setiap orang memiliki
saat ditugaskan menjadi
baik secara keseluruhan
diskriminasi berkaitan
tanggung jawab
seorang Rasul,
maupun sebagian.
dengan prinsip
terhadap individu
menegakkan keadilan
kesetaraan. Tidak bisa
lainnya, komunitas, dan
adalah salah satu tugas
dijalankan salah satu
masyarakat tempat
utama beliau, dan ini
prinsip saja karena
tinggalnya. Merupakan
pula yang harus menjadi
keduanya berkaitan. Hak-
kewajiban utama
tanggungjawab negara,
hak asasi manusia akan
Negara Anggota
khususnya negara
terpenuhi jika semua
ASEAN untuk
anggota OKI yang
prinsipnya dijalankan
memajukan dan
mayoritas penduduknya
tanpa dipisahkan satu
melindungi seluruh hak
adalah Muslim dalam
sama lain..
asasi manusia dan
badan-badan
kebebasan dasar.
pemerintahan dan kebijakan publik. “Hai orang-orang yang beriman, berdiri teguhlah untuk Allah, sebagai saksi dalam keadilan dan jangan sampai rasa permusuhan suatu golongan terhadap kamu menjadikan kamu
bertindak tidak adil. Selalu bertindak adil, karena hal itu lebih dekat kepada taqwa. Dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentang apa yang mereka lakukan” – Al-Qur’an surat 5, ayat 8 4
Tidak bisa
Prinsip tidak bisa dibagi-
Hak-hak perempuan,
Dipahami sebagai hak
Pemahaman prinsip atas
dibagi-bagi
bagi dalam UU No. 39
anak-anak, orang lanjut
memperoleh kebebasan
hak yang tidak bisa
(Indivisiblity)
Tahun 1999 ini
usia, penyandang
dan perlindungan
dipindahkan, tidak bisa
maksudnya ialah hak-hak
disabilitas, pekerja
Hal ini menjadi acuan
dirampas atau
yang tercantum di
migran, serta kelompok
bagi negara-
dipertukarkan dengan
undang-undang ini tidak
rentan dan terpinggirkan
negara OKI untuk
hal tertentu, agar hak-
dapat diabaikan salah
merupakan bagian dari
menjamin kebebasan
hak tersebut bisa
satunya. Semuanya harus
hak asasi manusia dan
bagi rakyatnya, tanpa
diperkecualikan. Hak-
terpenuhi. Undang-
kebebasan dasar yang
terkecuali, khususnya
hak individu tidak dapat
undang ini juga
melekat, menyatu, dan
dalam kebebasan
direnggut, dilepaskan
menjelaskan bahwa
tidak terpisahkan.
beragama, karena tidak
dan dipindahkan.
semua manusia berhak
ada kekuasaan yang bisa
mendapatkan hak untuk
memaksa ataupun
menikmati hidup yang
memperbudak orang lain
layak, hak memeluk
atas dasar apapun. (lihat
agama, hak untuk
Al-Qur’an surat 3, ayat
berkumpul, dan hak-hak
79) Begitupun dalam hal
lainnya tanpa terpisah.
keyakinan beragama, rakyat harus dibebaskan, bahkan termasuk dibebaskan dalam memilih pembimbing spiritual. “Tidak boleh ada paksaan dalam hal agama. Sesungguhnya itu telah nyata bedanya dari yang tidak benar…” – Al-Qur’an surat 2, ayat 256 Konsekuensi langsung dari kebebasan beragama adalah negara harus menjamin keselamatan dan memberikan
perlindungan 1kepada setiap pemeluk agama. (lihat Al-Qur’an surat 6, ayat 108 dan surat 5, ayat 48 5
Tidak dapat
Undang-undang ini
Pasal 4
dipertukarkan
menegaskan bahwa tidak
Hak untuk hidup, hak
(Inalienablity)
ada satu pun hak yang
untuk tidak disiksa, hak
boleh dirampas dari
kebebasan pribadi,
setiap orang yang hidup
pikiran dan hati nurani,
di dunia ini. Segala hak
hak beragama, hak
asasi manusia yang
untuk tidak diperbudak,
tercantum, harus
hak untuk diakui
dipenuhi.
sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun dan oleh siapapun. 6
Universilitas
UU No. 39 Tahun 1999
Semua hak asasi
Dipahami sebagai hak
Prinsip Universal
(Universality)
jelas menganut prinsip
manusia adalah
berbicara dan
merupakan Prinsip
universilitas jika dilihat
universal, tidak
menyatakan kebenaran
yang tertinggi dimana
dari ketentuannya yang
terpisahkan, saling
Keberanian untuk
HAM itu berlaku secara
mencantumkan kalimat
tergantung, dan saling
mengungkapkan
Keseluruhan dimana
“semua orang”, yang
terkait. Semua hak asasi
pendapat dan kebenaran
pun seseorang berada
berarti penegakkan hak
manusia dan kebebasan
dalam adalah sebuah
didunia ini. Prinsip
asasi manusia menjadi
dasar dalam Deklarasi
pembuktian dalam
HAM yang satu ini
kewajiban serta hak bagi
ini harus diperlakukan
keimanan, oleh karena
dibagi menjadi dua
semua orang yang ada di
secara adil dan setara,
itu demokrasi yang
pemahaman, universal
dunia ini tanpa ada
dalam kedudukan yang
menjami kebebasan
dan tidak dapat dicabut.
perbedaaan khusus siapa
sama dan dengan
seseroang untuk
saja orang yang
penekanan yang sama.
berbicara dan
dimaksud.
Pada saat yang sama,
berpendapat selayaknya
pemenuhan hak asasi
selaras dengan Islam.
manusia harus
(lihat Al-Qur’an surat 4,
diletakkan dalam
ayat 135)
konteks kawasan dan nasional, mengingat latar belakang politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya, sejarah, dan agama yang berbedabeda. 7
Martabat
Negara Indonesia
Hak asasi merupakan
Kemanusiaan
menegakkan hak asasi
hak yang melekat, dan
(Human
manusia dengan tujuan
dimiliki setiap manusia
Dignity)
salah satunya ialah
di dunia. Prinsip HAM
meningkatkan martabat
ditemukan pada pikiran
kemanusiaan,
setiap individu, tanpa
kesejahteraan, serta
memperhatikan umur,
kecerdasan dan keadilan.
budaya, keyakinan,
Hal ini tercantum di
etnis, ras, jender,
dalam Bab II Pasal 2
orientasi seksual,
yang menerangkan asas-
bahasa, kemampuan
asas dasar yang dianut di
setiap manusia.
dalam UU No. 39 Tahun 1999. 8
Kewajiban
Kewajiban Negara atau
Pemenuhan hak asasi
Negara (State
Pemerintah dijelaskan
manusia dan kebebasan
Obligation)
dalam Pasal 71 dan 72
dasar harus diimbangi
yang berbunyi :
dengan pelaksanaan
pemerintah wajib dan
kewajiban mengingat
bertanggung jawab
setiap orang memiliki
menghormati,melindungi,
tanggung jawab
menegakkan, dan
terhadap individu
memajukan hak asasi
lainnya, komunitas, dan
manusia yang diatur
masyarakat tempat
dalam undang-undang
tinggalnya. Merupakan
ini, peraturan perundang-
kewajiban utama
undangan lain dan hukum
Negara Anggota
internasional tentang hak
ASEAN untuk
asasi manusia yang
memajukan dan
diterima oleh negara
melindungi seluruh hak
Republik Indonesia.
asasi manusia dan
Kewajiban tersebut
kebebasan dasar.
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan negara, dan bidang lain.