Diagram 1. Perbandingan Jumlah Peserta Operasi Katarak Massal Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Peserta Katarak Massal
31%
69%
Laki-laki Perempuan
Dari Diagram 1 didapatkan bahwa jumlah peserta operasi katarak massal lebih banyak diikuti oleh jenis kelamin lak-laki yaitu sebanyak 69%, sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 31%. Komplikasi yang terjadi durante operasi
CV prolaps 6 Glaucoma 1 Afakia 5
Pengelompokkan Peserta Berdasarkan Umur
4% 3% <40
41-50
20% 51-60
11% 61-70
>70
Tidak ada data
27%
35%
Dia gram 2. Perbandingan Jumlah Peserta Operasi Katarak Massal Berdasarkan Umur
Dari Diagram 2 didapatkan bahwa jumlah peserta operasi katarak massal paling banyak yaitu pada kelompok umur 61-70 tahun sebanyak 35%, kemudian kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 27%, kelompok umur >70 tahun sebanyak 20%, kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 11%, dan paling sedikit yaitu kelompok umur <40 tahun yaitu sebanyak 3%.
Diagram 3. Perbandingan Jumlah Peserta Operasi Katarak Massal yang Menggunakan dan Tidak Menggunakan Lensa
Pemakaian Lensa Post Operasi 5% Afakia IOL 95%
Dari Diagram 3 didapatkan bahwa sebanyak 95% peserta operasi katarak massal menggunakan lensa (IOL), sedangkan hanya 5% dari peserta operasi katarak massal yang tidak menggunakan lensa (IOL).
Diagram 4. Perbandingan Jumlah Peserta Operasi Katarak Massal Berdasarkan Metode Operasi
Metode Operasi ECCE
Phaco
SICS
1% 26%
73%
Dari Diagram 4 didapatkan bahwa metode operasi ECCE paling banyak dilakukan yaitu sebesar 73%, sedangkan metode operasi Phacoemulsification sebanyak 26% dan metode operasi SICS hanya 1%.
Diagram 5. Perbandingan Visus Post-OP Peserta Operasi Katarak Massal dengan Metode Operasi ECCE dan Phacoemulsification
Perbandingan Hasil EKEK-Phaco
95% 77.00%
Visus Meningkat
11.50% 3% Visus Menurun EKEK
11.50% 3% Visus Menetap
PHACO
Dari Diagram 5 didapatkan bahwa pada metode operasi ECCE, sebanyak 94,5% peserta mengalami peningkatan visus, 2,7% peserta mengalami penurunan visus, serta 2,7% peserta visusnya menetap. Sedangkan pada 26 peserta yang menjalani operasi dengan teknik Phacoemulsifikasi didapatkan sebanyak 77% peserta mengalami peningkatan visus, 11,5% peserta mengalami penurunan visus, serta 11,5% peserta visusnya menetap. Pada metode SICS yang dijalani oleh 1 peserta didapatkan peningkatan visus.
Hasil operasi Setelah tindakan operasi pada tanggal 8 dan 9 Januari 2016, dilakukan follow up1 hari sesudah masing-masing operasi yakni tanggal 9 dan 10 Januari 2016. Adapun parameter keberhasilan yang dinilai adalah adanya peningkatan visus pada masing-masing teknik operasi. Baik teknik Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK) maupun teknik Phacoemulsifikasi, dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan visus atau visus menetap. Dari hasil yang diperoleh baik hari pertama maupun hari kedua terhadap 73 peserta yang menjalani operasi dengan teknik EKEK didapatkan sebanyak 69 peserta (94,5%) terjadi peningkatan visus, 2 peserta (2,7%) penurunan visus, serta 2 peserta (2,7%) visus menetap. Sedangkan pada 26 peserta yang menjalani operasi dengan teknik Phacoemulsifikasi didapatkan sebanyak
20 peserta (77%) terjadi peningkatan visus, 3 peserta (11,5%)
penutunan visus serta 3 peserta (11,5%) visus menetap. Pada metode SICS yang dijalani oleh 1 peserta didapatkan peningkatan visus. Selain itu, dari 100 peserta yang mengikuti katarak massal, terdapat 5 peserta yang mengalami komplikasi durante operasi. Sebanyak 5 peserta mengalami komplikasi berupa corpus vitreum prolaps dimana komplikasi ini didaptkan ketika menjalani operasi dengan teknik EKEK. Kemudian dari 100 peserta yang mengikuti operasi katarak, 5 peserta (5%) afakia. Adapun tindak lanjut yang dilakukan pada pasien dengan komplikasi corpus vitreum prolaps serta keadaan afakia, oleh pihak PERDAMI dirujuk ke RS Dokter Kariyadi.