PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA A. Alasan perlunya Pancasila menjadi ideologi terbuka Ideologi berasal dari bahasa latin, yaitu ‘idea’ berarti daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan ‘logos’ berarti ilmu. Ideologi juga diartikan sebagai falsafah hidup dan pandangan dunia. Dalam pengertian sehari- hari ideology disamakan artinya dengan cita-cita yang merupakan dasar, pandangan,atau paham. Unsur-unsur Ideologi ; a. Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis. b. Pedoman tentang cara hidup. c. Tatanan yang hendak dituju oleh suatu masyarakat. d. Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya . Ideologi Terbuka yaitu ideologi yang didalamnya mengandung unsur fleksibelitas, yaitu unsur yang mau menerima interpretasi baru yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Unsur ini mencerminkan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Ciri-ciri ideology terbuka ; 1) Merupakan kekayaan rohani,moral,dan budaya masyarakat (falsafah). Bukan merupakan keyakinan ideologi sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat. 2) Tidak diciptakan oleh Negara, tapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia adalah milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka. 3) Isinya tidak langsung operasional. 4) Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab sesuai dengan falsafah itu. 5) Menghargai prulalitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang, budaya, dan agama.
Menurut Dr.Alfian, ideologi akan bersifat terbuka dan kuat apabila didalamnya mengandung tiga(3) dimensi; 1) Dimensi idealisme yaitu kadar/kualitas idealisme yang terkandung didalamnya mampu menggugah harapan, optimisme dan motivasi para pendukungnya hingga gagasan pokok (vital) yang terkandung didalamnya benar-benar diyakini dengan pasti sehingga dapat diwujudkan dalam kenyataan. 2) Dimensi Realitas yaitu kemampuan ideologi untuk mencerminkan realita yang hidup dalam masyarakat 3) Dimensi fleksibilitas yaitu kemampuan suatu ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya. Pancasila sebagai Ideologi terbuka karena telah memenuhi ketiga dimensi ,yaitu dimensi idealisme, dimensi realitas,dan dimensi fleksibilitas. Beberapa alasan perlunya Pancasila menjadi Ideologi terbuka,yaitu; 1) Ideologi Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi zaman yang terus mengalami perubahan. 2) Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia. 3) Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu memberikan orientasi kedepan bangsa Indonesia terutama dalam menghadapi globalisasi dan keterbukaan. 4) Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dalam wadah NKRI.
B.Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan Pancasila sebagai sumber nilai
Dalam pandangan filsafat,nilai sering dihubungkan dengan masalah kebaikan.Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna,bermanfaat,benar(nilai kebenaran),Indah(nilai estetika),religious(nilai religi),dan baik bagi kehidupan manusia Prof.Dr.Notomegoro,SH,menggolongkan nilai kedalam tiga bagian,yaitu; 1) Nilai material,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia. 2) Nilai vital,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. 3) Nilai Kerohanian,yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jiwa/rohani manusia .Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam; a) Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber dari unsure akal manusia (rasio,budi,dan cipta) b) Nilai Keindahan yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan dan estetika) c) Nilai Moral/Kebaikan yang bersumber dari unsur kehendak/kemauan (karsa dan etika) d) Nilai Religius,yaitu nilai yang bersumber dari keyakinan/kepercayaan manusia. Pancasila sebagai sumber nilai berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat,bangsa,dan Negara menggunakan Pancasila sebagai dasar Moral atau norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap,perbuatan,dan tingkah laku bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan Paradigma Penbangunan adalah suatu model,pola berpikir sebagai upaya perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik Konsekuensi Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional adalah ;
a. Pembangunan di Indonesia tidak boleh bersifat pragmatisikan ,yang mementingkan tindakan nyata menafikan pertimbangan etis b. Pembangunan di Indonesia tidak boleh bersifat Ideologis,mementingkan ideology tertentu c. Pembangunan Nasional menghormati hak asasi manusia d. Pembangunan nasional dilaksanakan secara Demokratis (melibatkan partisipasi masyarakat) e. Prioritas pelaksanaan pembangunan nasional pada penciptaan taraf minimum keadilan social
Cara-cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka ; 1. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa a) Melaksanakan kewajiban dalam keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemnusiaan yang adil dan beradab. b) Membina kerja sama dan tolong menolong dengan pemeluk agama lain sesuai situasi dan kondisi dilingkungan masing-masing. c) Mengembangkan toleransi antar umat beragama menuju terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras,dan seimbang. d) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
2. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab;
a) Memperlakukan manusia/orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa b) Mengakui persamaan deraajad,hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku,keturunan,agama,jenis kelamin,kedudukan sosial c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia,tenggang rasa,dan tidak sewena-wena terhadap orang lain d) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan,seperti menolong orang lain,member bantuan kepada yang membutuhkan,menolong korban banjir
3. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila persatuan Indonesia; a) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara Indonesia b) Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa dan Negara Indonesia c) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika d) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa 4. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan a) Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama b) Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis(merusak) kepada orang/barang milik orang lain jika tidak sependapat c) Mengakui bahwa setiap warga Negara Indonesia kedudukan,hak,dan kewajiban yang sama d) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya
5. Sikap dan perilaku positif terhadap nilai sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia;
a) Mengembangkan sikap gotong-royong dan kekeluargaan dengan lingkungan masyarakat sekitar b) Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang lain/umum seperti;corat-coret tembok /pagar sekolah orang lain,merusak sarana/fasilitas sekolah/umum c) Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atas masalah-masalah pribadi,masyarakat,bangsa dan Negara d) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social melalui karya nyata,seperti melatih tenaga produktif untuk terampil dalam sablon,perbengkelan,teknologi tepat guna membuat pupuk kompos