PEDOMAN AMBULAN UPT. PUSKESMAS MANGLI
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS MANGLI Jl. Otto Iskandardinata No. 82 Mangli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ambulance gawat darurat suatu alat transportasi yang digunakan oleh puskesmas ataupun pihak instansi
terkait untuk menolong masyarakat yang
membutuhkan segera dalam penangganan pasien ataupun membawa pasien ketempat yang lebih baik lagi. Ambulance adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang sakit atau cedera yang digunakan untuk membawanya dari satu tempat yang lain guna perawatan lebih lanjut. Istilah ambulance digunakan menerangkan kendaraan yang digunakan untuk membawa peralatan medis kepada pasien di luar puskesmas atau memindahkan pasien ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Kendaraan ini dilengkapi dengan sirine dan lampu berwarna merah agar dapat menembus kemacetan lalu lintas. Istilah Ambulans berasal dari bahasa Latin Ambulare berarti berjalan atau bergerak yang merujuk pada perawatan saat pasien dipindahkan dengan kendaraan. Istilah ini awalnya mengartikan rumah sakit bergerak yang dipakai dalam militer pada masa itu. Kendaraan ini merupakan salah satu prioritas di lalu lintas dan memiliki hak untuk melanggar peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah, melawan arah, dan melalui lajur bahu jalan, dan sudah dijelaskan dalam undang-undang perlalulintasan bahwa kendaraan seperti ambulance dan kendaraan gawat darurat yang lainnya harus diberi kenyamanan dan diberi lintasan untuk dijalan raya guna menyelamatkan nyawa. Kendaraan Puskesmas Keliling juga merupakan kendaraan Ambulans yang memiliki tugas dan kegunaan yang sama sebagai transportasi kendaraan medis kesehatan gawat darurat dan untuk mengangkut orang cedera atau sakit ke tempat perawatan. Mobil
Jenazah
pada
keadaan
membawa
jenazah
dan
membunyikan
sirine
dan menyalakan lampu-lampu darurat juga wajib di beri laluan selayaknya kendaraan darurat .Ini dikarenakan jenazah mempunyai prioritas utama untuk sampai kepada rumah duka atau kuburan dengan cepat. Semakin banyaknya kasus gawat darurat di Puskesmas Mangli maka perawatan dan pelayanan ambulance harus ditingkatkan. Ambulance gawat darurat juga harus memenuhi aspek hygiene dan ergonomic, selain itu ambulance gawat darurat juga harus dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan kondisi di puskesmas dan dioperasikan oleh petugas yang profesional di bidang gawat darurat. I.2
TUJUAN
a) Memberikan pelayanan bagi masyarakat umum di wilayah kerja Puskesmas Mangli dan sekitarnya yang membutuhkan pelayanan ke rumah sakit yang dituju. b) Memindahkan pasien dari Puskesmas Mangli ke rumah sakit yang memadai. c) Sebagai alat transportasi bagi pasien yang memerlukan tindakan medis. d) Sebagai transportasi kegiatan GADAR e) Sebagai transpotasi Puskesmas Keliling.
BAB II RUANG LINGKUP 2.1 RUANG LINGKUP 2.1.1 Pasien rawat inap yang memerlukan transportasi dari puskesmas kerumah sakit yang di
tuju dengan
tujuan
medis,rujukan
atau alih rawat.
pemeriksaan
penunjang, tindakan
2.1.2 Pasien yang berada di rumah dan memerlukan transportasi ke puskesmas. 2.1.3 Pasien korban kecelakaan lalu lintas yang berada di jalan untuk di evakuasi ke Puskesmas Mangli supaya mendapat pelayanan medis. 2.1.4 Puskesmas Keliling di wilayah kerja Puskesmas Mangli
BAB III TATA LAKSANA 3.1 JENIS AMBULANCE 3.1.1
Ambulan menurut area Operasinya :
3.1.1.1 Ambulance Darat ( Ground Ambulance ) 3.1.1.2 Ambulance Air ( Water Ambulance ) 3.1.1.3 Ambulance Udara ( Air Ambulance ) 3.1.2
Jenis Ambulance menurut jenis peralatan medisnya :
3.1.2.1 Transport Ambulance 3.1.2.2 Basic Ambulance 3.1.2.3 Advance Ambulance Di Puskesmas Mangli Surabaya Memiliki 1 ambulans darat yaitu merk suzuki APV untuk kegiatan Kegawatdaruratan dan untuk kegiatan operasional Puskesmas Mangli dan Puskesmas Keliling. 3.2 PERLENGKAPAN AMBULANS 3.2.1
Sirine
3.2.2
Lampu Rotator
3.2.3
Sabuk pengaman
3.2.4
Sumber listrik/stop kontak
3.2.5
Oksigen
3.2.6
Brankard
3.2.7
Dongkrak
3.2.8
Ban Serep
3.2.9
Kunci Ban
3.2.10 STNK 3.2.11 SIM Pengemudi
5
3.2.12 Tabung Oksigen 3.2.13 Kanul dan Masker Oksigen 3.2.14 Obat-obatan untuk life saving.
3.3 MENGGUNAKAN ALAT-ALAT PERINGATAN Pengoperasian ambulace yang aman dapat dicapai hanya jika alat-alat peringatan
dan
sirine
emergensi
digunakan
dengan
tepat
dan
dengan
mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-hati, karena perlu diingat bahwa sopir kendaraan lain bisa saja tidak melihat dan mendengar suara ambulans hingga
berada
dalam
jarak
50
sampai
100
kaki.
Jadi
jangan pernah
beranggapan bahwa anda berada dalam keadaan aman jika sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine. Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak di gunakan dalam praktek
ambulans
dan
sering
di
salahgunakan.Saat
menyalakan
sirine,pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara bermotor lainnya,pasien dalam ambulans maupun pengemudi ambulans itu sendiri.Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans gawat darurat. 3.3.1 Gunakan sirine secara bijak,dan gunakan hanya ketika perlu.Sirine hanya digunakan jika pengemudi dalam respon emergency,suara sirine yang dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien,dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai stres 3.3.2 Pengemudi kendaraan bermotor lainnya cenderung untuk tidak memberikan jalan pada dinyalakan.Beberapa
ambulans
jika
sirine
terlalu
sering
pengemudi menganggap bahwa ambulans
seringkali menyalahgunakan sirine dalam keadaan non emergency. 3.3.3 Selalu waspada meski sudah menbunyikan sirine.Jangan pernah beranggapan bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal anda.Adanya bangunan pepohonan dan semak belukar,radiotape dalam mobil dapat manghalangi suara sirine. 3.3.4 Bersiaplah
terhadap
manuver
aneh
pengemudi
lain,karena
beberapa pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine.
6
3.3.5 Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba.Hal ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan anda tidak bisa berhenti tepat pada waktunya. 3.3.6 Gunakan klakson ketika anda berada di dekat dengan kendaraan di dekat anda. 3.3.7 Jangan menggunakan sirine sembarangan dan jangan digunakan untuk menakuti orang lain 3.4 PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN AMBULANS 3.4.1
Persiapan Ambulance Gawat Darurat Sebuah
ambulance
modern
yang
dilengkapi
dengan
berbagai
perlengkapan canggih sekalianpun tidak akan bernilai apa-apa kecuali jika selalu dalam keadaan siap untuk memberikan pelayanan kapanpun dan dimanapun
terjadi
kasus emergency. Suatu program preventif yang
terencana pasti mencakup perbaikan ambulans secara periodik. 3.4.2
Pemeriksaan Ambulance Ketika Mesin Mati Berikut ini adalah langkah-langkah pemeriksaan ambulans ketika
mesin ambulance mati : 3.4.2.1 Periksa seluruh badan ambulans,cari kerusakan yang dapat mempengaruhi jalannya pengoperasian yang aman. 3.4.2.2 Periksa roda dan ban.Periksa adanya kerusakan atau robeknya pelek roda dan bagian luar ban. 3.4.2.3 Periksa spion dan jendela. Cari kaca yang pecah dan longgar dan periksa apakah ada bagian yang hilang.Pastikan spion bersih dan diposisikan dengan tepat sehingga di dapatkan lapang pandang maksimum. 3.4.2.4 Periksa fungsi setiap pintu dan kunci. 3.4.2.5 Periksa jumlah cairan kendaraan, termasuk minyak mesin dan pelumas rem,air aki,dan pelumas setir. 3.4.2.6 Periksa aki jika jenisnya aki basah yang bisa di isi ulang,periksa jumlah cairanya.Jika aki tipenya aki kering nilai keadaannya dengan memeriksa portal indikator. 3.4.2.7 Periksa kekencangan hubungan antar kabel dan tanda-tanda korosi.
7
3.4.2.8 Periksa kebersihan permukaan bagian dalam ambulans termasuk dashboard dan periksa adanya kerusakan. 3.4.2.9 Periksa
fungsi
jendela.Pastikan
bahwa
permukaan
dalam
setiap jendela bersih 3.4.2.10 Tes fungsi klakson. 3.4.2.11 Tes fungsi sirine untuk jark dengar maksimum. 3.4.2.12 Periksa sabuk pengaman.Pastikan sabuk pengaman tidak rusak . 3.4.2.13 Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin sehinggga bisa mengendalikan setir dan pedal dengan optimal. 3.4.2.14 Periksa jumlah bahan bakar.Isi bahan bakar setelah setiap kali habis dipakai. 3.4.3
Pemeriksaan Ambulance Ketika Mesin Menyala Nyalakan mesin terlebih dahulu untuk memulai pemeriksaan sebagai berikut :
3.4.3.1 Tes fungsi indikator apakah
lampu
yang terletak di dashboard untuk melihat
indikator dapat
menyala
dengan
baik
untuk
menunjukkan adanya kemungkinan masalah yang terjadi pada tekanan oli,suhu mesin atau sistem elektrik ambulans lainya. 3.4.3.2 Periksa meteran yang terletak di dashboard untuk pengoperasian ambulans yang optimal. 3.4.3.3 Tes fungsi rem, injak rem kaki, catat apakah fungsi pedal rem sudah tepat atau berlebihan.Periksa tekanan udara rem kaki jika dibutuhkan. 3.4.3.4 Tes fungsi rem parkir (rem tangan). Pindahkan perseneling ke posisi mengemudi. Pindakan kembali perseneling ke posisi parkir segera setelah anda memastikan bahwa rem parkir berfungsi dengan baik. 3.4.3.5 Tes fungsi setir. Putar setir ke berbagai arah. 3.4.3.6 Periksa fungsi alat penyapu kaca ( wiper ) depan dan alat pencucinya (Washer). Kaca harus bisa disapu bersih setiap kali alat penyapu digerakkan. 3.4.3.7 Tes lampu peringatan (warning lights) ambulance. Minta rekan anda berjalan mengitari ambulans dan memeriksa fungsi setiap lampu kilat (flashing light) dan lampu putar (revolving light)
8
3.4.3.8 Tes fungsi lampu ambulance lainnya. Minta rekan anda berjalan lagi mengitari dan memeriksa ambulance. Pada kesempatan ini periksa lampu depan (sinar jauh dekat) nyalakan lampu sinyal/waser (signal light),lampu kilat perempatan (four way flasher) lampu rem (brake light) lampu samping (side light) dan lampu belakang (rear light) untuk penerangan tempat kejadian. 3.4.3.9 Periksa cairan perseneling 3.4.3.10
Periksa
pasien,
persediaan
dan
perlengkapan
kompartemen
periksa persendiaan dan perlengkapan perawatan serta
perlengkapan
life
.
Pastikan
bahwa
telah
dilakukan
pemeriksaan atas setiap peralatan yang harus dibawa dalam ambulance,
dengan
mencatat
setiap
temuan
pada
laporan
pemeriksaan. Peralatan tersebut tidak sekedar diidentifikasi,namun harus diperiksa pula kelengkapan,keadaan dan fungsinya. Diakhir pemeriksaan,
bersihkan
kemungkinan
adanya
unit
ambulans
infeksi
dan
untuk untuk
mengendalikan memperbaiki
tampilannya.Menjaga kondisi ambulans juga akan menambah kesan positif ambulans di mata masyarakat. 3.5 PERSYARATAN TRANSPORTASI SELAMA MERUJUK PASIEN Syarat-syarat merujuk pasien : 3.5.1
Pasien sudah dalam keadaan yang stabil.
3.5.2
Petugas medis yang mengantar pasien harus duduk mendampingi pasien.
3.5.3
Keluarga pasien yang ikut dimintai untuk duduk di sebelah
pengemudi. 3.5.4
Perawat harus memonitor keadaan pasien selama dalam perjalanan sampai ketempat tujuan.
3.5.5
Sewaktu menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu rotator
3.5.6
Selama mengangkut pasien hanya boleh menggunakan lampu
rotator 3.5.7
Semua peraturan lalu lintas harus ditaati
9
3.5.8
Kecepatan kendaraan setinggi 40km di jalan biasa dan 80km di jalan bebas hambatan (TOLL).
3.6 KETENAGAAN DAN PELAPORAN 3.6.1
SYARAT PENGEMUDI AMBULANCE
Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans harus 3.6.1.1 Sehat secara fisik tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat dalam mengoperasikan ambulance 3.6.1.2 Sehat secara mental 3.6.1.3 Emosi terkontrol, mengemudikan ambulance bukanlah pekerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine. 3.6.1.4 Bisa mengemudi di bawah tekanan 3.6.1.5 Tidak dalam pengaruh obat-obatan yang berbahaya, seperti alkohol obat terlarang, obat penenang lainya. 3.6.1.6 Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku 3.7 JUMLAH TENAGA Jumlah tenaga supir ambulance di Puskesmas Mangli ada 1 petugas. Jika supir berhalangan biasanya perawat atua petugas puskesmas lainya yang merujuk. 3.8 PELAPORAN Untuk pelaporan penggunaan ada buku tersendiri yang disimpan di ambulance dan di isi tiap ambulance selesai digunakan isi pelaporan ambulans terdiri dari : 3.8.1
Penggunaan ambulans seperti nama pasien,tujuan rujuk ,nama supir dan perujuk.
3.8.2
Kebersihan ambulance
3.8.3
Kelengkapan ambulance
3.8.4
Servis ambulance
10
BAB IV PENUTUP Pelayanan ambulance merupakan pelayanan yang sangat penting di Puskesmas Mangli karena sebagai transportasi pasien yang membutuhkan di kirim ketempat / rumah sakit lain yang memadai untuk pasien tersebut, selain itu ambulance juga sangat di butuhkan untuk evakuasi pasien dari tempat kejadian ke fasilitas kesehatan, maka dari itu perawatan ambulance harus selalu dilakukan agar kapanpun dibutuhkan ambulans sudah siap. Pelayanan ambulans harus mengupayakan keselamatan pasien,dan pelayanan ambulans harus siap 24 jam secara efektif dan efisien.
Plt. Kepala UPT Puskesmas Mangli
Sopir Ambulan
dr. LUTFIYANI Penata Muda Tk I NIP. 19830125 201101 2 011
Buang Hartono
11