SINDROM ASHERMAN PENDAHULUAN Pada sindrom Asherman terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi akibat kuretase postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan perlengketan. Endometrium mungkin memiliki tekanan yang begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat mengalamai keluhan lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea. Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan kuretase untuk menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan histeroskopi dengan melisiskan adhesi dengan memotong dan membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding kuretase yang tidak terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya kembali perlengketan dengan memasang IUD. Dapat juga menggunakan folley kateter pediatrik dengan memasukan 3 cc dan baru dilepas setelah 7 hari. DEFINISI Sindroma (kumpulan gejala) Asherman adalah terbentuknya adhesi (perlengketan) pada bagian dalam rahim (endometrium), sebagai akibat dari jaringan parut yang timbul saat tindakan pembedahan. Pasien mengalami pengurangan menstruasi, meningkatnya kejang perut dan rahim, sampai tidak adanya haid (amenorrhea) dan sering menyebabkan kemandulan (infertilitas). Sindroma Asherman merupakan kondisi yang jarang. Pada kebanyakan kasus, terjadi pada wanita yang menjalani tindakan dilatation and curettage (D&C). Infeksi rahim juga bisa sebagai penyebabnya. Perlengketan yang timbul bisa mengakibatkan amenorrhea (tidak haid), keguguran yang berulang, dan infertilitas. Namun kondisi ini bisa juga disebabkan oleh hal lainnya, namun jika munculnya setelah menjalani kuret, maka kemungkinannya adalah sindroma ini. ETIOLOGI Rongga rahim dibatasi oleh endometrium. Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, lapisan fungsional yang dilepaskan selama menstruasi dan lapisan basal yang mendasari, yang diperlukan untuk regenerasi lapisan fungsional. Trauma pada lapisan basal, biasanya setelah dilatasi dan kuretase (D & C) dilakukan setelah, keguguran atau, persalinan atau untuk aborsi medis, yang berkembang menjadi bekas luka intrauterin mengakibatkan adhesi yang dapat
menghancurkan rongga uterus dalam
berbagai derajat. Dalam keadaan yang berat,
keseluruhan kavum uterus dapat terluka dan tersumbat. Bahkan dengan bekas luka yang relatif sedikit, endometrium mungkin gagal untuk merespon estrogen dan berhenti bekerja. Seringkali, pasien mengalami ketidakteraturan menstruasi sekunder ditandai oleh perubahan dalam aliran dan durasi pendarahan ( amenore , hypomenorrhea , atau oligomenore) dan menjadi infertil . Menstruasi tidak normal tapi tidak selalu berkorelasi dengan keparahan: adhesi dibatasi hanya leher rahim atau lebih rendah rahim dapat memblokir menstruasi . Penyumbatan juga ditandai dengan nyeri selama menstruasi dan ovulasi . Sindrom Asherman
juga bisa disebabkan dari operasi termasuk bedah caesar ,
pengangkatan tumor fibroid ( miomektomi ) dan dari penyebab lain seperti IUD , panggul iradiasi , schistosomiasis dan tuberkulosis genital . endometritis kronis dari TB kelamin adalah penyebab signifikan IUA parah di negara berkembang, sering mengakibatkan hilangnya sebagian besar dari kavum uterus yang sulit untuk diobati. Radiasi: Radioterapi diberikan di dalam atau sekitar rahim sebagai bagian dari pengobatan kanker juga dapat menyebabkan kerusakan dan pembentukan adhesi. GEJALA Kebanyakan
pasien dengan sindrom asherman
dengan amenore sekunder, infertilitas
sekunder . Beberapa pasien merasakan sakit pada perut saat mau menstruasi setiap bulan, nyeri ini mungkin menunjukkan bahwa menstruasi terjadi tetapi darah tidak dapat keluar karena serviks tertutup oleh adhesi atau obstruksi. Derajat Sindrom Asherman tergantung pada tingkat dan ketebalan adhesi, oleh karena itu Sindrom Asherman dapat dinilai menjadi ringan, sedang atau berat. •
Ringan : Pada tingkat ini, perlengketan yang terjadi tipis,lemah dan mudah dilepaskan dengan alat yang sederhana seperti histeroskopi. Kavum endometrium dapat tertutup sebagian atau total oleh perlekatan tersebut, namun tidak terjadi kerusakan yang luas pada endometrium.
•
Sedang : Perlengketan pada tingkat ini lebih tebal dengan untaian jaringan otot yang bercampur dengan jaringan fibrosus. Kavum endometrium dapat dipengaruhi sebagian atau seluruhnya. Perlengkatan tidak dapat dilepaskan dengan mudah dan dapat terjadi perdarahan saat prosedur dilakukan.
•
Berat : Perlengketan yang terjadi lebih tebal dibandingkan dengan stadium sedang dan kerusakan pada endometrium sangat luas. Dinding uterus ruptur.
DIAGNOSIS Pemeriksaan klinis biasanya normal dan diagnostik bantu berupa histeroskopi (melihat kedalam rahim) dan USG transvaginal atau dengan HSG (Histero-SalphyngoGraphy).
Gambar HSG
Gambar Laparoskopi PENATALAKSANAAN Sindrom Asherman
harus dirawat jika menyebabkan
infertilitas atau amenore.
Tujuan utama dari pengobatan adalah: Menghilangkan perlengketan
dengan prosedur
menghasilkan non-energi dan non-panas, bukan laser atau resectoscopes. Hal ini untuk mencegah
kerusakan endometrium lebih lanjut.Pembedahan termasuk memotong dan
menghilangkan adhesi atau jaringan parut di dalam rongga rahim. Biasa dilakukan dengan histeroskopi, menggunakan instrumen
kecil dan kamera ditempatkan ke dalam uterus
melalui serviks.Setelah jaringan parut dihilangkan , uterus harus tetap terbuka sementara untuk mencegah terjadinya adhesi. Dapat menempatkan balon kecil di dalam uterus selama beberapa hari, dan diberikan terapi penggantian estrogen. PROGNOSIS Prognosis tergantung dari pembentukan adhesi atau perlengketan. Ringan sampai sedang adhesi biasanya dapat diobati dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Obliterasi luas dari kavum uteri atau pembukaan tuba fallopi ( ostium ) dan trauma yang dalam pada endometrium atau
miometrium
mungkin memerlukan intervensi bedah beberapa kali
dan/atau terapi hormon atau bahkan sulit dikoreksi.
DAFTAR PUSTAKA 1. Klein SM, Garcia C-R (1973). "Asherman's syndrome: a critique and current review".
Fertility and Sterility 24 (9): 722–735.. PMID 4725610. 2.
Netter AP, Musset R, Lambert A Salomon Y (1956). "Traumatic uterine synechiae: a common cause of menstrual insufficiency, sterility, and abortion". Am J Obstet Gynecol. 71 (2): 368–75. PMID 13283012.
3. Stillman RJ, Asarkof, N (1985). "Association between mullerian duct malformations
and Asherman syndrome in infertile women". Obstet Gynecol 65 (5): 673–7. PMID 3982744. 4. http://www.healthline.com/blogs/pregnancy_childbirth/2008/06/ashermans-
syndrome.html?blog=pregnancy_childbirth&post=2008%2F06%2Fashermanssyndrome.html 5. http://www.idoub.com/doc/44272099/Asherman-Syndrome 6. http://en.wikipedia.org/wiki/Asherman%27s_syndrome