PEMBUATAN MATERI EDUKASI CETAK
No. Dokumen
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
No. Revisi
Halaman 1 dari 2
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Indra Paindrianto, MM Materi edukasi adalah media yang digunakan untuk menyampaikan bahan pembelajaran kepada individu, keluarga dan masyarakat. Materi ini bisa berupa leaflet, banner, stanbanner, poster. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur pembuatan materi edukasi. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 026/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Dalam Pemberian Informasi dan Edukasi di Rumah Sakit Umum Petukangan. 1. Bagian / unit / tenaga profesional (Dokter, perawat, psikolog dll) mengajukan pembuatan materi edukasi kepada PKRS dengan membuat blangko permintaan yang dilampiri bahan materi edukasi. 2. Petugas PKRS akan mendesign bahan materi tersebut sesuai permintaan unit/ bagian/ tenaga professional. 3. Setelah design jadi, petugas PKRS akan memintakan persetujuan kepada bagian / Unit/ tenaga professional yang meminta materi edukasi tersebut. 4. Kepala Bagian / Unit/ tenaga professional akan memberikan lembar persetujuan di materi yang akan dicetak dan diperbanyak pada blnagko permintaan bahan materi dan edukasi. 5. Bila belum ada persetujuan maka Petugas PKRS akan mendisgn ulang/ merevisi materi dan design dan mengajukan kembali kepada Bagian / Unit yang membutuhkan/ meminta.
6. Design yang telah disetujui unit/ bagian/ tenaga professional akan diajukan kepada Direksi untuk disetujui. 7. Bila belum ada persetujuan dari Direksi maka petugas PKRS akan mendesign ulang atau merevisi materi dan mengajukan kembali kepada Direksi. 8. Petugas PKRS akan mengajukan permintaan ke bagian logistik untuk mencetak dan memperbanyak. 9. Bila sudah bahan materi edukasi sudah jadi maka petugas logistik akan memberitahukan kepada PKRS. 10. Petugas PKRS akan mengambil barang tersebut dan akan mendistribusikan ke bagian / unit yang membutuhkanBagian / unit / tenaga profesional (Dokter, perawat, psikolog dll) mengajukan pembuatan materi edukasi kepada PKRS dengan membuat blangko permintaan yang dilampiri bahan materi edukasi. 11. Petugas PKRS akan mendesign bahan materi tersebut sesuai permintaan unit/ bagian/ tenaga professional. 12. Setelah design jadi, petugas PKRS akan memintakan persetujuan kepada bagian / Unit/ tenaga professional yang meminta materi edukasi tersebut. 13. Kepala Bagian / Unit/ tenaga professional akan memberikan lembar persetujuan di materi yang akan dicetak dan diperbanyak pada blnagko permintaan bahan materi dan edukasi. 14. Bila belum ada persetujuan maka Petugas PKRS akan mendisgn ulang/ merevisi materi dan design dan mengajukan kembali kepada Bagian / Unit yang membutuhkan/ meminta. 15. Design yang telah disetujui unit/ bagian/ tenaga professional akan diajukan kepada Direksi untuk disetujui. 16. Bila belum ada persetujuan dari Direksi maka petugas PKRS akan mendesign ulang atau merevisi materi dan mengajukan kembali kepada Direksi.
17. Petugas PKRS akan mengajukan permintaan ke bagian logistik untuk mencetak dan memperbanyak. 18. Bila sudah bahan materi edukasi sudah jadi maka petugas logistik akan memberitahukan kepada PKRS. 19. Petugas PKRS akan mengambil barang tersebut dan akan mendistribusikan ke bagian / unit yang membutuhkanBagian / unit / tenaga profesional (Dokter, perawat, psikolog dll) mengajukan pembuatan materi edukasi kepada PKRS dengan membuat blangko permintaan yang dilampiri bahan materi edukasi. 20. Petugas PKRS akan mendesign bahan materi tersebut sesuai permintaan unit/ bagian/ tenaga professional. 21. Setelah design jadi, petugas PKRS akan memintakan persetujuan kepada bagian / Unit/ tenaga professional yang meminta materi edukasi tersebut. 22. Kepala Bagian / Unit/ tenaga professional akan memberikan lembar persetujuan di materi yang akan dicetak dan diperbanyak pada blnagko permintaan bahan materi dan edukasi. 23. Bila belum ada persetujuan maka Petugas PKRS akan mendisgn ulang/ merevisi materi dan design dan mengajukan kembali kepada Bagian / Unit yang membutuhkan/ meminta. 24. Design yang telah disetujui unit/ bagian/ tenaga professional akan diajukan kepada Direksi untuk disetujui. 25. Bila belum ada persetujuan dari Direksi maka petugas PKRS akan mendesign ulang atau merevisi materi dan mengajukan kembali kepada Direksi. 26. Petugas PKRS akan mengajukan permintaan ke bagian logistik untuk mencetak dan memperbanyak. 27. Bila sudah bahan materi edukasi sudah jadi maka petugas logistik akan memberitahukan kepada PKRS.
Petugas PKRS akan mengambil barang tersebut dan akan mendistribusikan ke bagian / unit yang membutuhkan UNIT TERKAIT
Semua Unit Layanan, Bagian Logistik
PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN ( BARU / LAMA ) No. Dokumen
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
No. Revisi
Halaman 1 dari 1
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Indra Paindrianto, MM Proses penerimaan dan pencatatan data demografi pasien serta data kebutuhan pelayanan, pasien berobat jalan. 1. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pendaftaran pasien baru di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Ponorogo . 2. Memperoleh informasi data demografi dan kebutuhan layanan pasien dirawat jalan. 3. Memperlancar proses pelayanan . 4. Tertib istrasi dalam pengelolahan data RSU Aisyiyah Ponorogo Ponorogo 5. Mencegah terjadinya duplikasi nomor rekam medis 6. Sebagai salah satu proses skrining pasien Setiap pasien memiliki kartu berobat yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk berobat, baik rawat jalan maupun rawat inap Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 026/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Dalam Pemberian Informasi dan Edukasi di Rumah Sakit Umum Petukangan. Petugas Informasi Pasien (IP) : PASIEN BARU/ LAMA RAWAT JALAN KLINIK UMUM DAN SPESIALIS 1. Ucapkan salam, sebutkan nama dan peran anda. 2. Tanyakan kepada pasien atau keluarga - Pernah berobat di RSU’Aisyiyah atau belum. - Kartu berobat / member card untuk pasien lama. - Kartu / kepesertaan asuransi atau perusahaan yang ada kerjasama dengan RSU’Aisyiyah Ponorogo. 3. Untuk pasien baru anjurkan pada pasien atau keluarga untuk mengisi form data pasien sesuai dengan identitas ( KTP / SIM )
4. Untuk pasien umum sarankan langsung menekan tombol antrian pendaftaran 5. Untuk pasien Asuransi sarankan menuju Asuransi Center untuk dilakukan verivikasi selanjutnya baru menekan tombol antrian pendaftaran. 6. Selanjutnya pasien / keluarga disarankan duduk untuk menunggu panggilan dari bagian pendaftaran pasien. Petugas Tempat Pendaftaran (TP) PASIEN POLI UMUM / POLI SPESIALIS 1. Ucapkan salam, sebutkan nama dan peran anda. 2. Lakukan pendaftaran pasien dengan memasukkan identitas pasien sesuai dengan KTP / SIM atau kartu pengenal lainnya yang sah dan masih berlaku pada jaringan aplikasi SIM komputer. 3. Bila pasien tidak membawa KTP / SIM atau kartu pengenal lainnya yang sah dan masih berlaku maka pengisian data dilakukan dengan metode wawancara 4. Petugas menyiapkan berkas rekam medis rawat jalan dan mencetak kartu berobat untuk pasien baru. 5. Dokumentasikan identitas pasien pada berkas rekam medis rawat jalan. 6. Tulis nama klinik yang dituju dan Informasikan no urut klinik yang dituju untuk klinik bedah, urologi, paru, jantung, gigi, fisioterapi. 7. Catat data pasien masuk ke buku rawat jalan umum dan spesialis sebagai arsip manual 8. Persilakan pasien dan keluarga menuju klinik yang dituju ( klinik bedah, syaraf praktek sore, urologi, paru, jantung, gigi, fisioterapi ) 9. Persilakan pasien dan keluarga untuk menekan tombol antrian pada klinik yang dituju ( klinik akupungtur, umum, anak, syaraf praktek pagi, mata, obgin, dalam, THT ) 10. Persilakan duduk untuk menunggu panggilan klinik yang dituju. Penundaan Layanan 1. Jika dokter datang terlambat / tidak hadir / dokter pengganti dengan kondisi: a. Pasien belum datang, maka petugas pendaftaran segera menginformasikan tentang perubahan jadwal dokter yang praktek melalui telepon.
b. Jika pasien belum datang dan tidak dapat dihubungi melalui telepon, maka petugas pendaftaran menginformasikan perubahan jadwal dokter melalui SMS dengan mencantumkan no telepon RSU’Aisyiyah Ponorogo untuk konfirmasi ulang. c. Pasien sudah datang, maka petugas pendaftaran menginformasikan kepada pasien secara langsung tentang perubahan jadwal praktek dokter dan memberikan alternative layanan baik di dalam maupun di luar rumah sakit. 2.
Jika dalam proses menunggu kondisi pasien lemah dan membutuhkan penanganan segera, maka perawat poliklinik melakukan skrining terhadap pasien tersebut dan menginformasikan kepada pasien / keluarga pasien bahwa layanan akan dipindahkan ke IGD (Instalasi Gawat Darurat).
Jika pasien dalam kondisi tergesa - gesa, maka dapat disarankan untuk periksa ke dokter pengganti. 3. Jika pasien menolak ke dokter pengganti, maka petugas pendaftaran rawat jalan menawarkan untuk penjadwalan ulang. KONDISI BENCANA 1. Jika bencana eksternal, maka prosedur pendaftaran yang digunakan sama dengan prosedur pendaftaran kondisi normal dan pencatatan rekam medisnya menggunakan prosedur pencatatan rekam medis bencana 2. Jika bencana internal yang mengakibatkan kerusakan sistem informasi rumah sakit maka: -
-
-
Petugas pendaftaran mendaftar pada buku pasien. Isi buku mencakup semua item Index Utama Pasien (IUP). Petugas pendaftaran mengidentifikasi pasien/keluarga termasuk pasien lama/baru. Petugas pendaftaran menanyakan kartu identitas pasien (KTP/SIM) sebagai acuan petugas untuk mengisi form identitas. Petugas pendaftaran menyiapkan berkas rekam medis bencana. Nomor rekam medis saat bencana menggunakan nomor unit penerimaan pasien pada buku . Apabila sistem informasi sudah kembali normal,
petugas pendaftaran mengklasifikasi kembali pasien berdasarkan pasien lama dan baru dan mendata kembali keterangan kondisi bencana Apabila pasien lama, berkas bencana identitas pasien sebagaimana kondisi normal dengan penambahan.
UNIT TERKAIT
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Informasi Pasien Tempat Pendaftaran Rekam Medis
PENGELOLAAN PROFIL RINGKAS MEDIS RAWAT JALAN (PRMJ) No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN
TUJUAN
dr. Indra Paindrianto, MM Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) adalah suatu formulir yang berisikan ringkasan pasien yang ditemukan oleh pemeriksaan menyeluruh oleh dokter atau PPA lainnya di poliklinik dalam menunjang pelayanan kesehatan yang komprehensif 1. Sebagai koreksi terhadap system dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kepuasan pasien di unit rawat jalan. 2. Mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam pemberian pelayanan kepada pasien di unit tawat jalan
KEBIJAKAN
1. PRMRJ
hanya
diberikan
untuk
pasien
yang
mendapatkan pelayanan di poliklinik RSU Wiradadi Husada 2. Isi dari PRMRJ meliputi sebagai berikut : a. Identitas pasien b. Tanggal kunjungan c. Riwayat pasien d. Temuan klinis e. Temuan penunjang f. Riwayat alergi obat g. Pengobatan h. Diagnosis i. Rencana tindak lanjut j. Nama dokter 3. Kriteria diagnosis penyakit yang akan diberikan PRMRJ adalah :
a. Pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks yaitu ≥ 3 diagnosis. b. Diagnosis
penyerta
seperti
diabetes
melitus,
hipertensi grade II, gagal ginjal kronik, congestive heart
failure,
dan
tuberculosis
paru
dalam
pengobatan atau dinyatakan sembuh, post tindakan operasi besar c. Pasien yang mendapatkan ≥ 3 asuhan seperti : gizi, radiologi,
laboratorium,
rehabilitasi
medis,
kemoterapi, EKG, dan tindakan operasi. d. Pasien yang memiliki alergi obat atau multi drug resistance di unit rawat jalan 4. PRMRJ ditempatkan pada urutan teratas dalam data rekam medis pasien saat pasien berkunjung ke unit rawat jalan. 5. Evaluasi formulir PRMRJ akan dilakukan tim case manager pelayanan pasien setiap 3 bulan PROSEDUR
1. Petugas rekam medis menyiapkan formulir PRMRJ pasien di masing – masing unit poliklinik 2. Dokter dan PPA lainnya melakukan asessment kepada pasien di unit poliklinik 3. Petugas medis di poli klinik memasukan formulir profil ringkas medis rawat jalan pada bagian paling atas data rekam medis rawat jalan bila pasien masuk dalam kriteria sesuai kebijakan nomor 3. 4. Dokter penanggung jawab pasien menuliskan hasil temuan pada formulir profil ringkas medis rawat jalan sesuai kebijakan nomor 2.
UNIT TERKAIT
Tim manager pelayanan pasien/ Case Manager mengevaluasi formulir profil ringkas medis rawat jalan sesuai kebijakan nomor 5. Komite Medis Rekam Medis Manager pelayanan pasien
Instalasi Rawat Jalan
KREDENSIAL PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN LAINNYA No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 1 Ditetapkan oleh
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN
1.
2.
3.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
dr. Indra Paindrianto, MM Kredensial Profesional Pemberi Asuhan Lainnya (PPA) adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan gizi klinis, apoteker, tenaga teknis kefarmasian, radiografer, fisioterapis, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, rekam medik dan sanitarian untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan kerja klinis. Kewenangan kerja klinis adalah hak khusus seorang Profesional Pemberi Asuhan Lainnya untuk melakukan sekelompok pelayanan tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan kerja klinis Penugasan kerja klinis adalah penugasan direktur rumah sakit kepada seorang Profesional Pemberi Asuhan Lainnya untuk melakukan sekelompok pelayanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan kerja klinis yang telah ditetapkan baginya. Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang akan melakukan pelayanan di rumah sakit kredibel, Untuk mendapatkan dan memastikan Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang profesional dan akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit. Tersusunnya jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi setiap Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu yang ditetapkan oleh Kolegium Profesional Pemberi Asuhan Lainnya di Indonesia. Dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Profesional Pemberi Asuhan Lainnya untuk melakukan pelayanan di rumah sakit. 5. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para Profesional Pemberi Asuhan Lainnya dan institusi rumah sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan ( stakeholders ) rumah sakit lainnya. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 026/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Dalam Pemberian Informasi dan Edukasi di Rumah Sakit Umum Petukangan. 1. Direktur RSUD Puruk Cahu, melalui Komite Profesional Pemberi Asuhan Lainnya (PPA) meminta daftar kewenangan kerja klinis kepada petugas kesehatan yang bersangkutan dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan kerja klinis yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung. 2. Berkas permohonan petugas kesehatan lain yang telah lengkap disampaikan oleh Direktur RSUD Puruk Cahu kepada Komite PPA untuk dilakukan kredensial. 3. Komite PPA melakukan kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan kerja klinis yang telah diisi oleh pemohon. 4. Dalam melakukan kajian Komite PPA dapat membentuk atau panitia ad-hoc dengan melibatkan Kepala bagian dari disiplin yang sesuai dengan kewenangan kerja klinis yang akan diseleksi. Pengkajian meliputi elemen : a. Kompetensi : 1) berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk itu; 2) kognitif; 3) afektif; 4) psikomotor. b. kompetensi fisik; c. kompetensi mental/perilaku; d. perilaku etis (ethical standing) 5. Kewenangan kerja klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik 6. Daftar rincian kewenangan kerja klinis ( delineation of clinical privilege) diperoleh dengan cara : 1) Menyusun daftar kewenangan kerja klinis dilakukan dengan meminta masukan dari setiap kelompok profesional pemberi asuhan lainnya. 2) mengkaji kewenangan kerja klinis bagi
pemohon dengan menggunakan daftar rincian kewenangan kerja klinis ( delineation of clinical privilege ) mengkaji ulang daftar rincian kewenangan kerja klinis bagi profesional pemberi asuhan tersebut dilakukan secara periodik. 7. Rekomendasi pemberian kewenangan kerja klinis dilakukan oleh Komite PPA dan masukan dari Kepala bagian yang terlibat. 8. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan kerja klinis: 1. Pendidikan : a. lulus dari institusi pendidikan yang terakreditasi, atau dari sekolah luar negeri dan sudah diregistrasi; b. Menyelesaikan pendidikan keprofesian, dan terverifikasi 2. Perizinan : a. Memiliki STR sesuai dengan bidang profesi, dan terverifikasi b. Memiliki izin praktik dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku 3. Kegiatan penjagaan mutu profesi: a. Memiliki keanggotaan organisasi profesi yang melakukan penilaian kompetensi bagi anggotanya b. Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis 4. Kualifikasi personal a. Riwayat disiplin dan etik profesi b. Keanggotaan dalam himpunan profesi yang diakui c. Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat dalam penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien d. Riwayat tidak terlibat dalam tindakan kekerasan e. Memiliki asuransi proteksi profesi f. Pengalaman di bidang keprofesian g. Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi h. Riwayat tuntutan atau klaim oleh pasien selama menjalankan layanan/ profesi tertentu setelah dikredensial dan direktur RS dapat menyetujuinya 9. Komite PPA merekomendasikan seorang staf profesional pemberi asuhan lainnya untuk menerima kewenangan kerja klinis tertentu setelah dikredensial
dan direktur RS dapat menyetujuinya 10. Direktur RSUD Puruk Cahu menerbitkan suatu surat keputusan untuk menugaskan Profesional Pemberi Asuhan tersebut untuk melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penugasan staf profesional pemberi asuhan lainnya tersebut disebut sebagai penugasan kerja klinis. UNIT TERKAIT
Seluruh Instalasi, Sub bagian Kepegawaian, Komite PPA
PKRS No. Dokumen
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
No. Revisi
Halaman 1 dari 1
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN
TUJUAN KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Indra Paindrianto, MM Promosi kesehatan merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan kemampuan pasien dan kelompok masyarakat agar dapat mandiri dalam mempercepat kesebuhan dan rehabilitasnya Untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat yang optimal Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 026/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Dalam Pemberian Informasi dan Edukasi di Rumah Sakit Umum Petukangan. 1. Petugas membuat jadwal penyuluhan/ edukasi 2. Petugas berkoordinasi dengan edukator( tim edukasi) dan instalasi terkait untuk penyuluhan sesuai dengan jadwal yang disudah ditentukan 3. Petugas PKRS mempersiapkan bahan penyuluhan yang akan disampaikan
mempersiapkan brosur penyuluhan sesuai dengan topik yang akan disampaikan
mempersiapkan alat LCD, LCD, dan alat pengeras suara
mempersiapkan absensi
4. pelaksanaan:
petugas mengucapkan salam, membuka kegiatan dan memperkenalkan nara sumber
mengadakan pre test ( lisan/ tertulis)
pemberian materi edukasi
melakukan post test ( lisan/ tulisan)
petugas menarik kesimpulan, menutup acara dan mengucapkan salam
UNIT TERKAIT
petugas melakukan evaluasi kegiatan dan membuat laporan
Semua unit kerja
PENGAMBILAN BLANKO MAKANAN (DIIT PASIEN) No. Dokumen SPO-MED-GZI-01 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman 1 dari 1
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit 02 Januari 2019
Direktur
dr. Indra Paindrianto, MM Mengumpulkan blanko diit pasien (makanan) yang telah diisi oleh perawat ruangan sesuai instruksi dokter. Mencegah terjadinya kekeliruan pada saat penyajian diit (makanan) pasien Pengambilan blanko diit dilakukan setiap jam 05.30 WIB/sewaktu waktu oleh petugas dinas pagi. Cara kerja : 1. Lembar diit pasien sudah disiapkan oleh perawat pada lembaran diit rangkap 3 yang nanti akan diambil oleh anggota gizi. 2. Pengambilan blanko diit pasien oleh anggota gizi paling lambat pukul 06.00 WIB/sewaktu waktu 3. Anggota gizi langsung menjemput lembar diit pasien kesetiap lantai. 4. Tanyakan blanko diit yang akan diambil kepada perawat. 5. Periksa blanko diit sebelum dibawa ke instalasi gizi. 6. Jika sudah selesai ucapkan terimakasih dan salam kepada perawat. 7. Blanko 2 disimpan sebagai arsip diruangan oleh perawat ruangan. 8. Blanko 1 dibawa oleh anggota gizi. 9. Jika semua blanko sudah dikumpulkan, petugas gizi langsung memesan makanan. 10. Simpan semua blanko diit di file khusus kumpulan blanko pemesanan diit (makanan) pasien. Semua unit pelayanan
KOMUNIKASI EFEKTIF No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1 dari 2
Ditetapkan oleh
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Indra Paindrianto, MM Komunikasi efektif SBAR adalah suatu cara untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis, ruangan, peralatan, permintaan dll, kepada seseorang (dokter, perawat, kepala bagian/ kepala ruangan, atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara lisan yang dilakukan secara efektif, jelas, akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi efektif dilakukan dengan metode SBAR (Situation, Background, Assessment, dan Recommedation) dan metode TBAK (Tulis, Baca, Konfirmasi). Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan komunikasi efektif dengan menggunakan metode SBAR di Rumah Sakit Umum Petukangan. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 026/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Dalam Pemberian Informasi dan Edukasi di Rumah Sakit Umum Petukangan. 1.
2. 3. 4.
Perawat/ bidan/ dokter jaga telah melakukan pemeriksaan fisik, anamnesa (pengkajian), dan membaca rekam medis pasien; Perawat/ bidan/ dokter jaga menekan nomor telepon sesuai dengan tujuan; Perawat/ bidan/ dokter jaga mengucapkan salam; Perawat/ bidan/ dokter jaga melaporkan kondisi pasien sesuai dengan metode SBAR, meliputi: a. Situation dengan menyebutkan nama penelepon, dari unit mana, melaporkan hal yang berkaitan tujuan menelepon (pasien baru , hasil pemeriksaan, perubahan kondisi).
b.
UNIT TERKAIT
Background berisi informasi yang mendukung kondisi pasien seperti masuk rumah sakit dengan keluhan apa, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi, laboratorium/ pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan, obat yang dikonsumsi, keadaan umum, kesadaran dan Tanda vital saat lapor (tensi, nadi, suhu, RR, sat O2, nyeri), pemeriksaan fisik lengkap (Head To Toe), terapi yang didapat saat ini. c. Asessment merupakan hasil pengkajian kondisi pasien terkini dan masalah saat ini yang menjadi penyebab. d. Recommendation merupakan usulan (ekstra terapi, pindah ruang, pemeriksaan penunjang), tindakan yang harus dilakukan (konsul ke dokter lain, apakah perlu lapor kembali, bisa datang untuk memeriksa pasien). 5. Dokter yang ditelepon akan memberikan instruksi dan instruksi tersebut dicatat oleh perawat/ bidan/ dokter jaga (tulis); 6. Setelah dicatat perawat/ bidan/ dokter jaga akan membacakan ulang instruksi dokter dan meminta dokter untuk mengulangi instruksi tersebut (baca); 7. Dokter akan mengulang instruksi yang diberikan (konfirmasi); 8. Petugas mengucapkan salam; 9. Petugas melakukan pendokumentasian di catatan perkembangan pasien terintegrasi; 10. Perawat memberikan verifikasi Readback (+), dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi; 11. Verifikasi di catatan perkembangan terintegrasi dilakukan dalam 1 x 24 jam dengan tanggal, tanda tangan dan nama dokter; 12. Apabila dokter cuti maka verifikasi ditulis dokter cuti. Instalasi Gawat Darurat Rawat Jalan Rawat Inap Kamar Bayi Kamar Bedah Kamar Bersalin Perawatan Intensif (HCU)
PELAYANAN CODE BLUE No. Dokumen
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
No. Revisi
Halaman 1 dari 2
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
dr. Indra Paindrianto, MM Pelayanan Code Blue adalah pelayanan kondisi gawat darurat yang terjadi di rumah sakit atau institusi dimana terdapat pasien yang mengalami cardiopulmonary arrest dan merupakan kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondisi gawat darurat.. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk : 1. Memastikan bahwa semua kondisi darurat medis kritis tertangani dengan Resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin; 2. Memberikan sistem koordinasi terintegrasi dalam penanganan kegawatdaruratan. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 100/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Panduan Pelayanan Resusitasi di Rumah Sakit Umum Petukangan 1. Pada awal shift, Petugas Ruangan mengecek kelengkapan Trolley Emergency; 2. Hasil skining (NEWSS) Pasien dengan NEWSS merah yang disertai dengan henti Napas, aktifasi Sistem Code Blue: a. Telepon nomor 808; b. Petugas Informasi yang menerima telepon langsung memanggil Tim Code Blue melalui microfon khusus “CODE BLUE….CODE BLUE….CODE BLUE….sebut lokasi”; c. Tim Code Blue yang merespon adalah Tim Code Blue sesuai pembagian area: 1) Area 1: Berpusat di ruangan IGD, menangani Code Blue di Poliklinik Kebidanan, Poliklinik Anak, Fisioterapi, Radiologi, Laboratorium, Farmasi Kebidanan, Farmasi Anak, istrasi Rawat Inap, istrasi Rawat Jalan, Rekam Medis Rawat Jalan, dan lingkungan luar rumah sakit;
3.
4.
5. 6.
7. 8.
2) Area 2 : Berpusat di Kamar Bersalin, menangani Code Blue di Kamar Bedah, Kamar Bersalin, Ruang Perawatan Intensif, Laboratorium, dan Kasir Rawat Inap; 3) Area 3: Berpusat di Perawatan Ibu Lantai 2 menangani Code Blue di Kamar Bayi dan Ruang Perawatan Ibu; 4) Area 4: Berpusat di Perawatan Anak Lantai 3 menangani Code Blue di Perawatan Anak, Farmasi Rawat Inap, dan Ruang Manajemen Lantai 5. Tim Code Blue yang terjadwal segera menuju lokasi kejadian code Blue. Setelah menerima informasi ada pasien Code Blue, Tim Code Blue segera menuju ke tempat kejadian Code Blue (5 – 10 menit). Perawat Intensif atau Perawat IGD yang bertugas dalam tim membawa kit emergency (area 1); Tim ini terdiri dari; a. Satu dokter berperan sebagai pemimpin sekaligus ventilasi; b. Satu perawat sebagai kompresor sekaligus defibrilasi; c. Satu perawat berperan sebagai sirkulasi,obat,akses vena; d. Satu petugas dapat menjalankan 2 (dua) tugas dan peran sekaligus serta tugas dan peran dapat bergantian. Pemimpin : seorang Dokter Spesialis Anestesi atau Spesialis Jantung, tetapi karena keterbatasan SDM tersebut maka bisa ditunjuk Dokter Umum. Petugas ruangan (tempat kejadian) membawa trolley emergency menuju lokasi; Tim Code Blue melakukan resusitasi sesuai SOP Resusitasi yang sudah ada.petugas ruangan membantu tim code blue; Perawat PJTJ rangan mendokumentasikan semua kejadian dan tindakan yang sudah dilakukan; Leader Tim Code Blue mengevaluasi semua tindakan yang sudah dilakukan. Bila pasien berhasil diselamatkan,tentukan tindakan selanjutnya,apakah perlu perawatan lanjutan di Ruang Perawatan Intensif. Bila tidak berhasil, leader akan memutuskan untuk
menghentikan tindakan,menyatakan kematian dan memberikan penjelasan pada keluarga; 9. Tim Code Blue membuat Laporan Resusitasi di Rekam Medis. UNIT TERKAIT
Semua Unit Pelayanan
PENUNDAAN PELAYANAN DAN ATAU PENGOBATAN
No. Dokumen
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
No. Revisi
Halaman 1 dari 2
Ditetapkan oleh Tgl. Terbit
Direktur
02 Januari 2019 dr. Indra Paindrianto, MM PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Penundaan/perubahan jadwal adalah penundaan atau perubahan jadwal pelayanan diagnostik dan pengobatan yang mencakup : penundaan pelayanan dokter, penundaan pelayanan operasi dan penundaan pelayanan penunjang medis 1. Pasien mendapatkan informasi yang jelas penyebab penundaan/perubahan jadwal pelayanan diagnostik dan pengobatan, serta penjelasan mengenai alternatif yang tersedia sesuai keperluan pasien 2. Untuk menghindari terjadinya komplain pasien. 3. Pelayanan di RS Sari Asih Karawaci dapat berjalan dengan lancar.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Petukangan Nomor 026/SK/DIR/RSUP/I/2019 Tentang Panduan Penundaan Pelayanan PENUNDAAN PELAYANAN DOKTER : A. Penundaan pelayanan dengan pemberitahuan 1. Petugas registrasi menghubungi pasien untuk menginformasikan bahwa akan terjadi penundaan pelayanan yang dikarenakan dokter cuti (berhalangan lainnya). 2. Petugas registrasi menawarkan alternatif pelayanan yang dibutuhkan pasien saat itu. 3. Bila pasien setuju maka petugas registrasi langsung mendaftarkan pasien. 4. Bila pasien tidak setuju maka petugas registrasi langsung menawarkan penjadwalan ulang 5. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan dalam rekam medis pasien B. Penundaan pelayanan tanpa pemberitahuan 1. Pada saat pasien menanyakan kedatangan dokter, petugas segera mencari tahu keberadaan dokter yang bersangkutan.
2. Petugas menghubungi dokter yang bersangkutan untuk mengetahui dimana lokasi dokter dan pukul berapa sampai di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci. 3. Jika dokter terlambat sampaikan maaf atas ketidaknyamanan pasien dan sarankan : a. Jika pasiennya gawat, untuk segera ke IGD b. Jika pasiennya waktunya terbatas, sarankan untuk
ke dokter lainnya c. Jika pasien tidak mau ke dokter lainnya, sarankan untuk di daftar ulang (langsung daftarkan)
4. Jika dokter nya membatalkan untuk praktik di RS Sari Asih Karawaci, sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien dan sarankan : a. Untuk daftar ulang b. Jika pasien tidak mau daftar ulang karena tidak ada waktu, sarankan ke dokter lainnya. c. Jika kondisi fisik pasien lemah, sarankan ke IGD 5. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan PENUNDAAN PELAYANAN OPERASI 1. Jika dokter yang bersangkutan masih diluar RS Sari Asih Karawaci, petugas menginformasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa dokter masih dalam perjalanan ke RS Sari Asih Karawaci dan sampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya. 2. Jika dokter yang bersangkutan masih di Poliklinik rawat jalan, petugas menginformasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa dokter masih ada pasien di poliklinik rawat jalan dan sampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya 3. Menawarkan kepada pasien alternatif dokter digantikan dengan dokter yang lain yang sesuai bidang dan kompetensinya 4. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan PENUNDAAN PENUNJANG MEDIS 1. Penundaan pemberian obat di farmasi : Jika obat tidak tersedia/stok digudang habis : petugas menginformasikan bahwa jenis obat yang di resepkan stoknya habis di farmasi dan akan diambil di logistik farmasi hari ini dan segera diberikan ke pasien. Sarankan pasien bayar dahulu setelah itu berikan estimasi waktu untuk menunggu atau diantar (jika wilayah Tangerang dan sekitarnya). Jika resep dalam waktu tertentu ramai. Petugas menginformasikan kepada pasien perkiraan kemungkinan pasien dapat mengambil obat Sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien 2. Penundaan hasil di radiologi Penundaan dikarenakan jaringan helix bermasalah dan dokter on site. Petugas menginformasikan bahwa adanya kendala teknis dan menginformasikan hasil secepatnya apabila sudah selesai. Sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien 3. Penundaan hasil di laboratorium : Penundaan dikarenakan hasil yang diperoleh membutuhkan konsultasi dan penanggung jawab laboratorium. Petugas menginformasikan bahwa hasil yang diperoleh memerlukan konsultasi lebih lanjut kepada penanggung jawab lab, sehingga hasil yang seharusnya selesai, akan mengalami penundaan. Penundaan hasil dikarenakan alat error. Petugas menginformasikan bahwa ada kendala teknis pada alat medis yang menyebabkan hasil menjadi tertunda untuk beberapa jam Penundaan hasil dikarenakan kesalahan petugas dalam
mengambil spesimen darah. Petugas menginformasikan bahwa kurangnya darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium sehingga harus melakukan pengambilan darah ulang. Sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan
UNIT TERKAIT
Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan, Rekam Medik, CS dan istrasi Pasien