BAB I KONSEP DASAR MEDIS A. Defenisi Hidronefrosis adalah obstruktif aliran urine yang terletak di sebelah proksimal dari vesika urinaria dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini saja sudah cukup untuk menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal. Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks pada salah satu atau kedua ginjal akibat adanya obtruktif. B. Etiologi Penyebab umum obstruktif adalah jaringan parut ginjal atau uretra, batu, neoplasma, hipertrofi prostat (sering ditemukan pada laki-laki dewasa di atas usia 60 tahun), kelainan kongenital pada leher vesika urinaria dan uretra, serta penyempitan uretra. C. Patofisiologi Obstruktif pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan ginjal meningkat. Jika obstruktif terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruktif terjadi di salah satu ureter akbiat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.
Obstruktif parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh tumor yang menekan ureter atau bekas jaringan parut akibat abses atau inflamsi dekat ureter dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruktif uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat. Apaun penyebabnya hidronefrosis, disebabkan adanya obstuktif baik parsial ataupun intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atofi ginjal terjadi kerkasalah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka
ginjal
yang lain
akan membesar secara bertahap
(hipertrofi
kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu. D. Tanda dan gejala Adapun tanda dan gejala hidronefrosis yang mungkin timbul adalah : 1. Darah di urin (hematuria) 2. Demam 3. Kebocoran urin, biasanya pada akhir buang air kecil 4. Kulit terasa gatal 5. Menderita diare 6. Muntah-muntah 7. Nyeri saat buang air kecil (disuria) 8. Panas dingin atau menggigil
9. Rasa sakit pada satu sisi tubuh di antasa perut bagian atas dan punggung 10. Sakit perut 11. Sakit punggung yang parah pada sisi ginjal yang terkena, yang menjalar ke daerah pangkal paha E. Pemeriksaan Diagnostik Dengan palpasi kita bisa merasaka adanya massa di daerah antar tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik ini Beberapa prosedur digunakan untuk mendiagosis hidfronefrosis : a. USG, memeberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih b. Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal c. Sistiskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung Gambaran radiologis dari hidronefrosis terbagi berdasarkan gradenya, ada 4 grade hidronefrosis antara lain : a. Hidronefrosis derajat 1 Dilatasi pelvis renalis tampa dilatasi kaliks. Kalis berbentuk blunting, alias tumpul. b. Hidronefrosis derajat 2 Dilatasi pelvis renalis dan kaliks mayor, kalik berbentuk flattening, alias mendatar.
c. Hidrnefosis derajat 3 Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kalik minor, tanpa adanya penipisan korteks, kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol. d. Hidronefrosis derajat 4 Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor, serta adanya penipisan korteks calices berbentuk ballooning alias menggembung F. Komplikasi Hidronfrosis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut : 1. Mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk gagal ginjal 2. Mungkin resiko yang lebih tinggi untuk sepsis 3. Batu ginjal 4. Hipertensi renovaskular 5. Nefropati obstruktif 6. Infeksi 7. Pielonefritis 8. Ileus paralitik G. Penatalaksanaan Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstuktif, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal. Untuk mengurangi obstuktif urine akan dialihkan melalui tindakan nefrostomiatau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti microbial karena sisa urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan
pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengankat lesi obstruktif (batu, tumor, obstruktif ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefroktomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan pada hidronefrosis akut Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri hebas, maka air kemih yan terkumpul diata penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum dimasukkan melalui kulit ) H. Prognosis Pembedahan pada hidronefrosis
akut biasanya jika infeksi dapat
dikendalikan dan ginjal berfungsi dengan baik. Prognosis untuk hidronefrosis kronik belum bisa dipastikan.
BAB II ASKEP A. Pengkajian 1. Identitas 2. Keluhan utama: nyeri yang luar biasa di daerah tulag rusuk dan tulang panggul (akut) 3. Riwayat kesehatan: a. Riwayat kesehatan keluarga: -
Pada keluarga adakah yang menderita penyakit ginjal atau kelainan-kelainan ginjal (BPH, BSK, gagal ginjal).
-
Pasien mengatakan nyeri daerah tulang rusuk dan tulang panggul, demam dan mual, muntah, uremia, pembesaran prostat pada lakilaki.
4. Aktivitas dan istirahat: kelelahan, kelemahan , malaise. 5. Integritas ego: faktor stres, perasaan tidak berdaya, menolak, cemas, marah. 6. Eliminasi: penurunan frekuensi urin, oliguri, nuri, perubahan warna urin. 7. Makanan/cairan: penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual dan muntah. 8. Nyeri/kenyamanan: nyeri tekan abdomen, nyeri tulang rusuk dan tulang panggul, gelisah, distraksi. 9. Interaksi sosial: tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasanya.
B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan obstruksi akut. 2. Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih. 3. Perubahan nutrisi kurang dar kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah. 4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. C. Rencana/Intervensi Keperawatan Tujuan dan Diagnosa
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil Gangguan
Tujuan:
nyeri 1. Catat
rasa
nyaman berkurang sampai
skala,
nyeri
hilang.
nyeri.
berhubungan
Kriteria hasil:
dengan
- Pasien tampak
obstruksi akut
rileks
berkurang
penyebab nyeri
dan
5. Kolaborasi
Nyeri
panggul
sering menyebar ke
paha,
lipat genitalia
sehubungan dengan
nyeri 4. Berikan kompres
punggung
obstruksi.
punggung,
distraksi
hangat
mengevaluasi tempat
2. Beri penjelasan
relaksasi
mengungkapka rasa
durasi
3. Ajarkan
- Pasien
n
lokasi, 1. Membantu
pada
proksimitas
saraf
pleksus dan pem. darah
yang
menyuplai area lain.
pemberian
2. Memberikan
analgetik
kepahaman
serta
mengurangi kecemasan
pasien
dan keluarga. 3. Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot, dan meningkatkan koping. 4. Menghilangkan ketegangan otot dan menurunkan refleks spasme. 5. Analgetik
dapat
mengurangi
rasa
nyeri Gangguan
Tujuan:
dapat 1. Awasi
1. Memberikan
perubahan
berkemih dengan
pemasukan dan
infomasi
eliminasi
jumlah normal
pengeluaran dan
fungsi
urine
Kriteria hasil:
karakteristik
adanya komplikasi.
berhubungan
- Intake dan out
urine.
Perdarahan
tentang ginjal
dan
dapat
dengan obstruksi
put seimbang - Tidak
2. Observasi
mengindikasikan
perubahan status
peningkatan
saluran
mengalami
mental, perilaku
obstruksi atau iritasi
kemih.
tanda obstruksi
atau
ureter.
tingkat
kesadaran. 3. Dorong
2. Akumulasi
sisa
uremik
dan
meningkatkan
ketidakseimbangan
pemasukan
elektrolit
cairan.
menjadi toksik pada
4. Awasi pemeriksaan
dapat
SSP. 3. Peningkatan hidrasi
laboratorium,
membilas
ureum, kreatinin
darah
bakteri dan
membantu lewatnya batu. 4. Peningkatan ureum, kreatini mengindikasikan disfungsi ginjal. Perubahan
Tujuan:
nutrisi 1. Kaji/catat
nutrisi kurang terpenuhi. dar kebutuhan Kriteria hasil: berhubungan
- Masukan
pemasukan. 2. Berikan makanan sedikit
1. Membantu mengidentifikasi defisiensi kebutuhan diet.
dan
dengan mual,
peroral
tapi sering.
muntah
meningkat
3. Berikan pasien/
- Berat
badan
orang
dalam
rentan
daftar
normal - Mual
2. Meminmalkan
terdekat
berkurang
yang
berhubungan dengan status uremik.
makanan/cairan muntah
anoreksia dan mual
diizinkan
dan
dorong
terlibat
pada
pilihan menu. 4. Timbang
berat
badan tiap hari
3. Memberikan pasien tindakan kontrol dan pembatasan
diet.
Makanan dari rumah dapat meningkatkan nafsu makan. 4. Pasien puasa/katabolik akan secara
normal
kehilangan
0,2-0,5
kg/hari.
Perubahan
kelebihan
0,5
kg
dapat menunjukkan perpindahan keseimbanga cairan. Hipertermi
Tujuan:
setelah 1. Monitor TTV
berhubungan
diberikan asuhan 2. Beri
dengan proses keperawatan infeksi.
kompres
air hangat
diharapkan suhu 3. Jaga lingkungan
1. Memantau
suhu
setiap saat apakah normal, atau terjadi peningkatan.
tubuh
klien
kembali normal.
sekitar pasien 4. Kolaborasi
Kriteria hasil:
pemberikan
- Suhu
obat
tubuh
normal ( 36,537,5oC)
nyaman
suhu
tubuh sampai batas normal
penurun 3. Pasien tetap nyaman dengan
mengatur
suhu ruangan
- Klien tampak segar
panas
2. Menurunkan
dan
4. Akan
meredakan
hipotalamus sebagai pusat
mengatur
panas
sehingga
panas
tubuh
berangsur-angsur turun.
DAFTAR PUSTAKA